Tidak seperti namanya yang berarti Ratu, Queen selalu menjadi wanita yang tidak pernah diratukan oleh pria yang dicintainya. Daniel, cinta pertamanya yang sudah empat tahun ia perjuangkan cintanya tidak pernah membalas cintanya. Begitu pun dengan Kevin yang sudah berstatus sebagai suaminya. Bahkan Kevin dengan teganya merencanakan pernikahan di saat dirinya masih mengandung anak mereka walau status pernikahan mereka hanyalah sementara.
Tak ingin hatinya semakin terluka akibat pernikahan mereka yang akan berujung perpisahan membuat Queen memilih pergi meninggalkan Kevin sebelum melahirkan. Kepergian Queen dari hidup Kevin berhasil membuat Kevin menyadari arti hadirnya Queen dalam hidupnya selama ini dan membuat Kevin menyesal karena terlambat menyadari perasaannya.
Penyesalan Kevin pun tiada guna karena Queen telah pergi dari hidupnya bersama pria yang siap memberikan seluruh hati dan hidupnya hanya untuk Queen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merindukan Daddy?
Queen pun mematikan layar ponselnya lalu meletakkannya di atas meja sofa. "Kenapa aku merasa ada sesuatu hal yang ingin Kak Mirza sampaikan kepadaku." Tebak Queen. "Agh, sudahlah, mungkin hanya perasaanku saja." Ucap Queen kemudian. Tak ingin larut dalam pemikirannya Queen pun memilih menghidupkan laptopnya lalu mencari informasi tentang perkembangan perusahaan keluarganya saat ini. Walau tidak lagi membantu Papa Adam di perusahaan, namun Queen tetap memantau kinerja pengganti dirinya saat ini.
Dua jam berlalu, Queen dikejutkan dengan suara tangisan Boy yang terdengar cukup keras dari dalam kamar. "Boy..." ucap Queen lalu segera bangkit dari duduknya. Queen pun berjalan dengan sedikit berlari ke arah kamar. "Boy..." ucap Queen lagi saat sudah masuk ke dalam kamarnya.
"Daddy..." Boy kini nampak duduk di atas ranjang dengan mata tertutup sambil menyebutkan nama Daddy. "Hua... Daddy... Daddy!" Ucapnya dengan keras seraya menangis.
"Ada apa, Boy?" Queen segera mengambil tubuh Boy lalu memeluknya erat.
"Daddy... Daddy..." Boy terus memanggil-manggil nama Daddynya dengan mata yang masih tertutup. "Mommy... Daddy..." Tangisan Boy terdengar semakin keras hingga membuat Queen menjadi cemas.
"Boy..." Queen memilih turun dari ranjang sambil menggendong Boy. Ia menepuk-nepuk bokong Boy berharap Boy mulai tenang. Namun bukannya tenang Boy justru menangis terisak-isak. "Ada apa ini? Kenapa Boy semakin menangis." Queen berusaha tenang dengan terus menimang Boy.
"Hua... Daddy..." perlahan tangisan Boy pun mulai menyurut. Namun tidak dengan isakan tangisannya yang masih terdengar keras.
Entah inisiatif dari mana, Queen pun berjalan ke arah dinding lalu mengambil foto pernikahan mereka. "Lihatlah ini, Boy, ini Daddy..." Queen menunjukkan foto pernikahan mereka pada Boy yang masih berada digendongannya. Walau terasa susah karena menggendong Boy dengan sebelah tangannya dan tangannya yang bebas memegang foto pernikahannya namun Queen tetap melakukannya.
"Daddy..." kedua kelopak mata Boy pun mulai terbuka. Tangan mungilnya berusaha menggapai foto namun Queen dengan cepat menjauhkannya.
"Hua... Daddy..." Boy kembali menangis. Queen pun memilih duduk di atas ranjang agar Boy dapat memegang foto pernikahannya. Dan benar saja, setelah foto itu beralih ke tangan Boy, Boy mulai tenang walau isakannya masih terdengar jarang.
"Daddy..." ucap Boy pelan.
"Apa kau begitu merindukan Daddymu, Nak?" Queen tak kuasa menahan tangisannya melihat putranya yang kini tengah mengusap foto wajah Kevin. Queen pun membiarkan Boy terus mengusap foto Kevin hingga tanpa ia sadari jika kini kedua kelopak mata Boy sudah kembali tertutup.
"Apa yang harus aku lakukan?" Gumam Queen. Queen pun mengambil foto pernikahannya yang terjatuh di atas ranjang lalu meletakkannya di atas nakas. "Kau membuat Mommy semakin bingung, Nak..." lirih Queen menatap wajah Boy yang masih basah oleh air mata. Setelah membaringkan Boy di atas ranjang, Queen segera kembali ke ruang tamu lalu mematikan laptopnya yang masih hidup. Setelahnya ia pun kembali ke kamar dan mendekap tubuh Boy berharap Boy bisa nyaman dalam tidurnya dan tak lagi terjaga.
"Mom sangat menyayangimu." Gumam Queen lalu mengecup kening Boy.
*
Keesokan harinya, pukul tujuh pagi Mirza nampak memasuki rumah Queen setelah Bi Sarni membukakan pintu untuknya.
"Dimana Queen, Bibi?" Tanya Mirza karena tidak melihat keberadaan Queen di sekitarnya.
"Nona Queen masih berada di kamarnya, Tuan. Tadi Nona Queen berpamitan untuk memandikan Tuan kecil lebih dulu." Jawab Bi Sarni.
Mirza mengangguk paham lalu mendaratkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu.
"Kalau begitu saya pamit kembali ke dapur dulu, Tuan." Ucap Bi Sarni.
"Baiklah, terimakasih, Bibi." Ucap Mirza dan Bi Sarni mengangguk sebagai jawaban.
Tak lama menunggu, Queen nampak turun dari tangga sambil menggendong Boy.
"Kak Mirza, Kakak sudah datang?" Queen berjalan ke arah Mirza sambil tersenyum.
Mirza turut tersenyum. "Ya, aku baru saja sampai." Jawabnya.
Queen mengangguk paham lalu mendaratkan bokongnya di atas sofa yang berhadapan denga Mirza.
"Hai Boy." Sapa Mirza pada Boy. Bukannya menjawab ucapan Mirza, Boy justru semakin mendekap erat tubuh Queen.
"Ada apa dengannya?" Tanya Mirza merasa aneh dengan sikap Boy.
"Boy sedang tidak enak badan. Beberapa hari ini tidurnya tidak nyaman dan sering terjaga." Jawab Queen.
"Kenapa bisa begitu? Tumben sekali." Tanya Mirza.
Queen menghembuskan nafas kasar di udara. "Entahlah... namun Boy sering terjaga sambil menyebut nama Daddynya." Jawab Queen.
Mirza terdiam sambil menatap wajah Boy lekat. "Apa Boy sedang merindukan Daddynya?" Tanya Mirza kemudian.
***
Lanjut? Jangan lupa berikan vote, like, gift dan komennya dulu, ya.
Sambil menunggu Queenara update, silahkan mampir di novel shay yang lagi on going juga berjudul Kita Harus Menikah!🖤
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui informasi update.
kepin bakal balik lagi ke Quee