Instagram: @blueskyma_1
Perjodohan yang dilakukan oleh dua perusahaan besar yaitu, Perusahaan Elang Group dan Perusahaan Mawardi Utama menjodohkan putra dan putri nya.
Seperti apakah jika dua anak dari konglomerat bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ema, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kegundahan masing-masing
sesampainya di rumah, Aris langsung ke ruang kerja Elang untuk membereskan pekerjaanya sedangkan Elang menuju kamarnya tapi tidak melihat Mila disana , ia menyusuri seluruh rumahnya tapi tidak menemukan Mila
Elang berteriak memanggil Aris . .
"ris kamu panggilkan semua orang yang bekerja dirumah ini"
tanpa bertanya Aris melaksanakan perintah Elang.
kini semua sudah berkumpul di teras rumahnya
"kemana ibu?" tanya Elang dengan sedikit membentak
tetapi mereka semua saling berpandangan dan tidak tahu soal itu lalu salah satu satpamnya memberanikan diri untuk berbicara "tadi pagi-pagi ibu meminta pada supir bapak untuk mengantarnya "
"kemana!!"
"ti tidak tahu pak , ibu membawa kopernya"
Elang mengacak-acak rambutnya
"ris apa mungkin dia kabur, nomor nya dari tadi tidak aktif"
"sepertinya tidak pak, saya akan menyuruh orang untuk mengecek penerbangan hari ini" sahut Aris
"tapi ris bisa saja dia kabur , atau dia marah karena aku meninggalkan nya sendiri dirumah"
"sebenarnya ibu kemaren menelfon pak dan menanyakan apa yang terjadi dengan bapak"
"lalu kamu menjawabnya" ucap Elang kesal
Aris mengangguk
duggggg...
satu pukulan melayang diwajah Aris , tapi Aris sudah kebal dengan itu karena majikannya akan lebih lega kalau ia sudah melampiaskannya.
"tapi ibu bertanya tepat pada saat sesudah saya menelpon bapak , jadi kalau ibu marah pada bapak menurut saya dia akan pergi pada saat itu juga".
beberapa saat terlihat mobil memasuki rumahnya dan mobil ternyata mobil Mila Elang segera menghampirinya tapi Mila tidak ada disitu hanya supir pribadinya yang kemudian keluar dari mobil.
"dimana ibu" tanya Elang emosi
"i itu pak ibu hanya bilang mau keluar negeri ada urusan"
"penerbangan kemana?". tanya Aris
"ke negara singa pak, tadi ibu bersama seorang laki-laki" ucap supir itu yang segera membungkam mulutnya karena takut salah bicara.
Aris "sebutkan ciri-cirinya"
"*orang nya tinggi putih berkaca mata dan kelihatannya masih muda"
"itu pasti Dimas pak , assisten ibu*" kata Aris
Elang dengan wajah kesal meninggalkan mereka diikuti oleh Aris dibelakangnya.
sedangkan didalam pesawat . .
"kenapa ibu tidak diantar pak Elang"
tanya dimas penasaran
"ah itu suami saya sedang sibuk " Mila mencoba mencari alasan agar Dimas tak berfikir yang tidak-tidak.
tak lama kemudian Mila tertidur sedangkan Dimas yang berada disampingnya hanya memandang kagum ke arah Mila
"kenapa wanita ini secantik ini dilihat dari arah manapun tidak ada yang kurang, kenapa seleraku sekarang jadi tante-tante" ucap Elang lirih ,
tapi meskipun usia mereka terpaut beberapa tahun tidak kelihatan pada wajah Mila yang putih berseri itu.
.
.
.
sedangkan Elang hanya berdiam diri di mobil.
"apakah saya harus menyusul Bu Mila kesana pak" tanya Aris yang sambil mengemudi.
Elang hanya menggelengkan kepalanya entah apa yang ia pikirkan tapi moodnya sangat buruk hari ini entah rasa bersalah pada Mila entah ia tidak suka melihat nya bersama assistennya itu.
"yasudah pak sebentar lagi saya akan coba menghubungi ibu, seharusnya ibu sudah sampai setengah jam lagi" ucap Aris mencoba menenangkan Elang
waktu sudah sore tapi Aris belum bisa juga mendapatkan informasi tentang mila.
sementara itu Mila yang sudah kelelahan dan lapar setelah melakukan pameran gaun di negara itu ia mengajak Dimas untuk mengisi perutnya.
mereka makan berdua disebuah restoran mewah.
"kenapa ibu tidak mengaktifkan ponsel dari tadi , kalo pak Elang mencari ibu gimana" tanya Dimas sambil makan karena ia tidak melihat Mila memegang ponsel dari tadi.
"bapak pasti paham kalo saya lagi sibuk kok"
Mila sedikit tersenyum canggung karena lagi-lagi ia harus berbohong.
"oh iya Bu , tumben reservasi hotel nya atas nama saya saya "
"mulai sekarang reservasi apapun harus atas nama kamu ya dim"
Dimas mengangguk
Mila tidak ingin ada yang melacaknya , ia hanya penasaran saja Elang akan khawatir atau tidak atau mungkin Elang tidak mencarinya sama sekali karena sibuk dengan Sasa, pikiran Mila terus kemana-mana...