SELINGKUH DI MALAM PERTAMA

Seorang warga tidak sengaja membaca pesan yang masuk ke smartphone milik suaminya. Pesan tersebut dikirim oleh Novia yang berisikan ucapan terima kasih pada suaminya, karena sudah mau membelikan Novia makanan kesukaannya.

Mungkin terkesan biasa, tapi keluar rumah hanya untuk membeli makanan adalah pekerjaan yang sangat tidak disukai oleh suaminya. Ditambah stiker bibir merah yang dikirimkan Novia, membuat hatinya terbakar.

Untuk membuktikan kecurigaannya, dia membayar seseorang untuk mengawasi suaminya dan juga Novia. Entah dari mana, orang bayaran tersebut mengetahui rencana Bintara dan Nilam yang akan menangkap basah Novia dan Angga. Dia pun melaporkan rencana tersebut pada warga yang membayarnya.

Warga tersebut menyebarkan berita ini pada warga yang lain, meminta bantuan untuk menyeret Novia diberikan sanksi sosial. Begitupun dengan suaminya sendiri, sehingga mereka sepakat untuk ikut menangkap basah Novia.

Bukan hanya warga saja yang berkumpul, mereka juga mengundang beberapa media online. Mereka tidak tahu jika pasangan selingkuh Novia adalah Angga, seorang cucu pemilik pesantren yang cukup dikenal. Mereka juga tidak tahu suami Novia adalah Bintara, calon pimpinan perusahaan Anderson Group, pengembang perumahan yang mereka tempati ini.

Warga hanya ingin berita ini viral dan dijadikan pelajaran. Mereka ingin memberitahu para istri diluar sana agar berhati-hati pada perempuan seperti Novia. Tuntutan mereka hanya ingin Novia diberikan sanksi sosial. Karena kehadiran Novia di kompleks tersebut cukup meresahkan warga, khususnya para istri. Suami mereka yang sebelumnya suami baik-baik, bisa jadi tidak baik setelah mengenal Novia.

Melihat suasana yang tidak kondusif, Wildan memutuskan untuk menemui perwakilan warga yang berkumpul. Karena mereka terus memaksa untuk masuk dan ingin ikut mengadili Novia.

"Izinkan kami masuk," ucap seorang wanita pada Wildan. Dia adalah warga yang membayar orang untuk mengawasi Novia.

"Maaf, di dalam masih ada rapat keluarga. Kalau boleh Saya tahu, kenapa warga di sini ingin mengadili Novia?" Wildan berusaha bicara dengan tenang agar tidak memancing amarah ibu tersebut dengan menanyakan alasan mereka.

Ibu tersebut menceritakan kecurigaan dia terhadap suaminya yang diam-diam memiliki hubungan dengan Novia. Dia terlambat mengetahui hal ini. Namun akhir-akhir ini, suaminya sering sekali hilang dari rumah, hanya untuk membelikan Novia makanan yang diinginkan wanita itu.

Sebenarnya Wildan sudah tahu mengapa warga berkumpul saat ini. Orang yang dia minta mengawasi kediaman Bintara, sudah melaporkan istri Bintara itu bukan hanya menerima Angga yang datang ke rumahnya. Tapi ada pria lain yang datang ke rumah Novia dan Bintara. Dan pria itu adalah tetangga satu komplek.

Karena fokus Bintara untuk menangkap basah Novia dan Angga, mereka tidak terlalu disibukkan dengan hubungan Novia dengan pria lain itu. Karena tidak terlalu sering seperti Angga, yang datang hampir setiap hari.

Namun siapa sangka, yang tidak sering itulah yang sebenarnya berhasil menanamkan benihnya pada Novia. Karena mereka melakukan hubungan tanpa pengaman. Novia sudah menyadari hal itu, saat Angga menyangkal anak itu sejak pertama kali.

Tapi Novia tetap memilih Angga untuk menjadi ayah dari anaknya. Karena dia senang saja, saat Nilam tahu dan merasakan sakitnya. Sepertinya Novia sangat membenci Nilam. Tidak mungkin kan, hanya karena Bintara sangat menyayangi Nilam? Mungkinkah ada sesuatu yang terjadi di masa lalu?

Pantas saja Angga sangat yakin jika dia tidak ada hubungannya dengan bayi tersebut. Sepertinya Angga sudah tahu hal ini, tapi dia tetap saja datang setiap kali Novia memintanya datang. Keduanya sama-sama orang yang hiper sepertinya, dan mudah merasa bosan dengan pasangannya.

Setelah mendengarkan penjelasan wanita tersebut, Wildan meminta maaf tidak bisa membawa mereka ikut menyaksikan persidangan keluarga. Wildan pun mengajukan kesepakatan

Kesepakatan yang Wildan ajukan adalah meminta warga untuk menunggu sampai Novia selesai disidang oleh keluarganya. Setelah itu, mereka mempersilakan warga untuk memberikan sanksi sosial terhadap Novia.

Warga pun setuju dan sepakat dengan kesepakatan yang diajukan Wildan, karena itu mereka tetap berada di depan pagar kediaman Bintara. Menunggu dengan sabar sampai orang-orang di dalam sana keluar.

Wildan memberitahukan masalah ini pada Bintara. Sebelumnya dia memberikan pengarahan pada orang-orang yang menjaga keamanan kediaman Bintara.

"Kita tidak bisa menahan mereka yang jumlahnya cukup banyak. Tapi kamu tenang saja, aku tidak akan biarkan nama kamu dan nama Nilam diangkat dalam pemberitaan mereka." Wildan memberitahu Bintara.

"Terima kasih Wildan," balas Bintara. Dia berhutang banyak pada sahabatnya ini.

"Tapi Tara, aku tidak bisa lama-lama di sini. Mama baru saja memberikan kabar, terjadi sesuatu pada Adela."

Bintara tidak mungkin menahan Wildan jika itu adalah hubungannya dengan Adela. Sejak adik Wildan pergi dan menitipkan Adela pada Wildan, semua perhatian pria itu tertuju pada putri adiknya itu.

Setelah Wildan pamit Bintara diajak bicara oleh ayah Novia. Tidak ada kata maaf untuk istrinya itu. Apalagi sekarang dia hamil anak dari pria lain.

"Jadi apa keputusan kamu Bintara?" Ayah Novia bertanya pada menantunya itu.

"Dulu Papa yang memaksa Saya harus menikahi Novia, karena berada satu kamar dengan Saya. Padahal saat itu Saya sudah sampaikan, tidak terjadi apapun antara Saya dan Novia. Putri Papa itu yang sengaja menjebak Saya. Sekarang dia sudah bosan dengan Saya. Jadi Saya kembalikan Novia pada Papa. Itu keputusan Saya."

"Papa terima keputusan kamu itu. Sampaikanlah pada Novia, dan jatuhkan lah talak padanya. Setelah itu, serahkan semuanya pada Papa."

Bintara dan ayah Novia berjabat tangan atas kesepakatan tersebut. Bintara pun menjatuhkan talak pada Novia, seperti yang dia rencanakan sebelumnya. Itu berarti setelah ini, semua yang terjadi pada Novia menjadi urusan orang tuanya.

Bukan Novia namanya jika langsung menerima kesepakatan antara ayahnya dengan Bintara. Dia pergi meninggalkan ayahnya untuk mencari Bintara yang sedang memantau keadaan di luar rumah. Disaat yang bersamaan, kakek Angga dan keluarganya pamit pada kakek Mahendra dan paman Ilham.

Warga melihat ada orang yang di dalam rumah keluar. Itu berarti mereka boleh masuk untuk membawa Novia ke aula komplek. Tempat yang sudah mereka siapkan untuk memberikan sanksi sosial pada Novia dan juga para pria yang berhubungan dengannya, seperti Angga.

"Ada apa ini Nak Tara?"

Kakek Angga bertanya karena, orang-orang yang sebelumnya berkerumun di luar pagar kediaman Bintara, kini sudah memenuhi halaman.

"Warga ingin Novia dan Angga mendapatkan sanksi sosial." jawab Bintara.

"Sanksi sosial apa" Novia menimpali.

"Siapa yang ingin memberikan Saya sanksi sosial?" Novia kembali bicara.

Dasar Novia bodoh, dia justru keluar dan menantang para warga. Dan itu semakin memicu kekesalan warga. Dari pada ribut di tempat ini, mereka akhirnya menggiring Novia ke aula.

Karena apa yang Novia lakukan butuh partner kerja, pasangan Novia dalam berbagi peluh itu pun ikut di giring warga ke aula komplek.

Kakek Angga tidak bisa berbuat apa-apa saat cucunya itu ikut dibawa warga sebagai pasangan yang melakukan zina. Dia terpaksa mengorbankan Angga demi nama baik pesantren. Anggap saja ini sebagai salah satu hukuman yang harus Angga terima dari keluarga mereka, karena perbuatannya sudah merusak nama baik keluarga.

Hanya ibu Hanum yang peduli pada putranya itu. Ayah Angga pun tidak ikut campur, biarkan ini menjadi pelajaran untuk Angga dan ibunya. Mereka hadapi saja sendiri untuk mempertanggung jawabkan apa yang sudah mereka perbuat.

Nilam tidak ikut ke aula, dia duduk manis bersama Nurma sambil melihat apa yang akan terjadi di aula melalui live streaming salah satu warga. Dan dia sangat terkejut saat seorang wanita membeberkan kelakuan Novia dengan suami wanita itu.b

"Jadi anak dalam kandungan Novia itu bukan anak Angga?" Nurma reflek bergumam. "Luar biasa sekali mantan istri Abang itu," ucapannya lagi.

Nilam menepuk punggung kakaknya untuk menjaga ucapannya. Ada Bintara bersama mereka saat ini, jangan sampai salah bicara. Berbeda dengan Nilam yang tidak peduli orang mau bicara apa tentang Angga, karena hubungannya dengan suaminya itu tidak menggunakan perasaan.

Berita Novia menjadi Viral. Seperti janji Wildan, yang diangkat hanyalah keramaian saat di aula saja. Tidak ada satupun berita tentang Novia dan Angga menyebut nama Bintara dan Nilam.

Di tempat yang tidak jauh dari kediaman utama Mahendra, bibi Hesti baru saja tiba di tempat tujuannya. "Hanum berkhianat," ucapannya melaporkan.