NovelToon NovelToon
Pembalasan Mafia Kejam

Pembalasan Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Beda Usia / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lovleyta

Raffaele Matthew, seorang Mafia yang memiliki dendam pada Dario Alexander, pria yang ia lihat telah membunuh sang ayah. Dengan bantuan ayah angkatnya, ia akhirnya bisa membalas dendamnya. Menghancurkan keluarga Alexander, dengan cara membunuh pria tersebut dan istrinya. Ia juga membawa pergi putri mereka untuk dijadikan pelampiasan balas dendamnya.
Valeria Irene Alexander, harus merasakan kekejaman seorang Raffaele. Dia selalu mendapatkan kekerasan dari pria tersebut. Dan harus melayani pria itu setiap dia menginginkannya. Sampai pada akhirnya ia bisa kabur, dan tanpa sadar telah membawa benih pria kejam itu.
Lalu apakah yang akan dilakukan Valeria ketika mengetahui dirinya tengah berbadan dua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lovleyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Bersalah Seumur Hidup

"Sepi sekali, kemana mereka?" Gumam Valeria.

Wanita itu hendak ke dapur, untuk mengambil air minum. Tetapi ada yang aneh, biasanya di setiap sudut mansion ini ada para penjaganya.

"Nona mau kemana?" Valeria terkejut, ada seorang penjaga yang menghampirinya.

"Astaga! Kamu mengagetkanku." Ujar Valeria mengelus dadanya.

"Aku mau ke dapur ambil minum. Di mana dapurnya?" Lanjut Valeria.

Lalu sang anak buah Raffaele itu mengangguk. Ia bergegas berbalik. Berniat mengambilkan air minum untuk wanita milik tuannya itu. Namun, baru beberapa langkah, Valeria menghentikannya.

"Tunggu! Aku sedang bertanya. Di mana dapurnya?" Ucap Valeria.

"Nona tunggu saja di kamar. Biar saya ambilkan." Balas anak buah Raffaele.

"Aku mau ambil sendiri. Antarkan aku saja ke sana." Titah Valeria, ia menolak pelayanan dari anak buah Raffaele.

Jadilah sekarang ia diantar ke dapur di mansion ini. Sesuai tujuannya tadi, Valeria meminum hingga tandas air di dalam gelas yang ia pegang sekarang ini. Rasa dahaganya karena lelah berteriak sebab hukuman yang diberikan oleh Raffaele, membuat tenggorokannya terasa kering.

Valeria melirik pria yang masih berdiri sedikit berjarak dengannya. Apakah hanya minum air saja ia harus ditunggu?

"Kamu boleh pergi. Saya hanya ingin minum saja dan duduk di ruang tamu." Ujar Valeria.

"Baik Nona. Jika Nona membutuhkan sesuatu panggil saja saya." Balas pria itu.

Valeria mengangguk. "Eh! Tunggu sebentar!"

"Kenapa mansion ini sepi sekali? Kemana mereka?" Tanya Valeria.

Pria anak buah Raffaele hanya diam. Enggan untuk memberikan jawabannya. Matanya liar menatap sekeliling.

"Nona sebaiknya tidak usah penasaran. Dan duduk saja di ruang tamu seperti tujuan Nona di awal tadi." Jawab anak buah Raffaele, lalu pergi begitu saja tanpa kejelasan yang benar.

Valeria memperhatikan gerak-gerik pria tadi yang cukup aneh. Seperti tengah menyembunyikan sesuatu. Pandangan wanita itu ikut menerawang. Di tengah dirinya yang sedang fokus ke sekitar. Telinganya menangkap sebuah suara teriakan seorang wanita.

Lantas Valeria berdiri. Ia mencari arah suara, dan mengikuti secara instingnya. Tak salah dengar lagi, ia mendengar suara teriakan ketakutan tadi. Apakah ada seorang wanita lagi di mansion ini?

Langkahnya membawanya ke sebuah lorong yang sedikit gelap dan sempit. Ketika akan melanjutkan lagi jalannya. Valeria mengurungkan niatnya, wanita tersebut kembali mundur dan bersembunyi di balik tembok.

"Ternyata mereka berjaga di sini. Ada apa ini? Apa yang membuat mereka semua berkumpul?" Ucap Valeria pada dirinya sendiri.

"Tolong! Tolong aku!" Lalu jeritan dari wanita yang baru saja dibawa masuk menuju ke sebuah ruangan membuat Valeria memicingkan matanya.

Bukankah dia wanita jurnalis itu? Kenapa diperlakukan begitu? Dan penampilannya begitu acak-acakan. Bajunya robek dan wajah yang penuh lebam. Valeria menutup mulutnya dengan telapak tangan.

"Kumohon ampuni aku tuan." Eliza langsung bersimpuh di bawah kaki Raffaele yang baru saja sampai dengan kemeja berwarna serba hitam.

Pria itu membungkuk dan mengangkat dagu Eliza. Memandangnya rendah. Dengan senyuman miringnya.

Tiba-tiba semua itu berubah menjadi cengkraman di kedua sisi pipi wanita yang bersimpuh itu.

"Tidak ada kata ampun ketika seseorang sudah berani masuk tanpa ijin di wilayahku. Aku akan menghabismu." Ucap Raffaele.

...****...

Dari balik tembok, Valeria gemetar ketakutan. Ia akan melihat lagi pria kejam tersebut melenyapkan seseorang. Pria itu benar-benar monster.

Karena takut, Valeria tak merasa jika saat ini dirinya tengah bergeser mundur. Karena tak hati-hati, wanita tersebut tersandung kakinya sendiri dan membuatnya jatuh. Hingga menimbulkan suara tak keras. Namun, masih bisa didengar oleh beberapa orang di sana.

"Siapa di sana?" Suara Raffaele terdengar meninggi.

"Ya Tuhan aku ketahuan." Batin Valeria, ia berdiri dan berusaha pergi dari tempat tersebut.

"Valeria." Namun, langkahnya terhenti saat suara yang sangat dikenalnya itu memanggil dirinya. Seketika itu ia gemetar ketakutan dan berbalik badan.

Helaan napas beratnya keluar. Mereka berdua berhadap-hadapan sekarang ini.

Terjebak dengan semua ini membuat Valeria merasa tercekat. Pemandangan di depannya sangat menyayat hati dan sangat enggan untuk dirinya lihat. Ini benar-benar buruk sekali.

Eliza, badannya diikat pada kursi. Wanita tersebut sedari tadi hanya menangis meminta tolong. Andai Valeria bisa menolong, ia akan menolongnya. Tapi nasibnya searang ini sama seperti Eliza. Sebagai tawanan pria kejam itu. Ia tak bisa melakukan apa-apa.

"Sebelum pergi, adakah kata-kata wasiat?" Ujar Raffaele mengejek.

"Tuan Raffaele aku mohon lepaskan aku. Aku minta maaf tuan." Sahut Eliza.

"Itu bukan sebuah wasiat. Sayang sekali waktumu habis. Tidak ada kesempatan lagi untuk berbicara."

"Selamat menikmati hukuman nona Eliza." Ucap Raffaele, memberikan satu kali tembakan pada wanita di depannya saat ini.

Pekikan menggema, baik berasal dari Eliza maupun dari Valeria.

"Cukup, jangan habisi dia. Dia salah apa denganmu?" Kali ini Valeria yang menyahut.

"Diam! Kamu tidak perlu ikut campur urusanku!" Peringatan dari Raffaele.

Pada batas kesadarannya itu, Eliza masih bisa tersenyum. Jika kali ini memang tak ada ampun untuknya, maka ia akan memberikan perkataan terakhirnya yang harapannya bisa menjadi doa. Dan berimbas pada pria itu.

"Dengar...kamu, ka...kamu akan mendapatkan balasan atas kekejamanmu ini. Suatu saat nanti...kamu akan menderita dan dihinggapi perasan bersalah seumur hidupmu tu..tuan Raffaele." Ucap Eliza tersendat-sendat.

Raffaele hanya tertawa mendengarnya. Tak peduli dengan omongan wanita tersebut. Ia lebih meremehkan perkataan Eliza.

Lalu tatapan Eliza berpindah ke Valeria. "Dan ka...kamu...aku berharap kamu bisa bebas dar..ri pria ib..lis ini."

Dor!

Murka, membuat Raffaele langsung mengakhiri Eliza. Membuat wanita itu tak bisa berbicara lagi seumur hidupnya.

"Akhh! Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu membunuh dia?!" Teriak Valeria. Mencengkram kemeja Raffaele dengan tangan gemetarnya. Di dalam matanya ada ketakutan sekaligus kemarahan.

"Dia layak mendapatkannya karena sudah berani menantangku." Balas Raffaele, menarik pergi Valeria dari ruangan bawah tanah.

Sementara, Valeria terus meihat ke arah belakang. Wanita tadi sudah tak bernyawa, dan yang menghabisinya adalah pria yang saat ini menyeretnya.

"Kita mau kemana?" Valeria panik saat Raffaele membawanya masuk ke dalam mobil.

"Kita balik sekarang juga." Jawab Raffaele, yang kini sudah berada di dalam mobil juga. Kali ini pria itu sendiri yang mengendarainya.

"Kenapa? Kamu takut aku bunuh juga seperti si jurnalis tadi?" Kata Raffaele, sembari tangannya memainkan rambut Valeria.

Tatapannya kembali dingin. "Kamu tenang saja, aku tidak akan membunuhmu karena aku masih membutuhkanmu sebagai budak dan pelayanku."

Nyeri sekali dada Valeria mendengarnya. Apakah ia akan terus terjerumus dalam belenggu pria kejam ini?

"Ya Tuhan, kapan sekiranya aku bisa kabur dari pria ini. Ku mohon beri aku petunjukmu Tuhan." Batin Valeria dalam hati. Fokusnya hanya pada pemandangan di luar jendela.

1
Putri Sahara
lanjut thor
partini
kalau sampai bisa kabur dan bibi membantu nya ,wah bisa di eksekusi kamu bisa
Mia Camelia
lanjut thor😁
Risnanyabudi
aku rasa Raffaele itu hnya dimanfaatkan oleh Daddy angkat nya papinya mungkin dibunuh sama Daddy angkat Raffaele 🙄klo kebenaranya terungkap pasti bakal nyesel tu raffaele
TRI FAA
lanjut thorr
partini
setalah kabur semoga Rafael stres karena sudah ada rasa di hati nya biar nyesek orang ko jaharaaa sekali
Raquel Leal Sánchez
Wahhh!!
lord ivan
Satu kata buat cerita ini: keren abis!
Dear_Dream
Jalan ceritanya bikin penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!