AKU SARANIN BACA DULU Si DUKU MATENG YA BIAR TAHU ASAL USULNYA CERITA INI
HAPPY READING
Penghulu menikahkan itu memang sudah tugasnya, lalu bagaimana kalau Penghulunya yang dinikahkan
Alkan Arthama Syarief, si Penghulu tampan berlesung pipi, yang bisa membuat para calon pengantin wanita berpaling dari calon suami mereka.
Dipertemukan dengan Grecia, si gadis apa adanya, yang sangat jauh dari tipe Alkan. Bahkan Cia rela menjadi stalker dari seorang Alkan, si Penghulu tampan, kapan pun dan dimana pun.
Hidup, sikap, penampilan, bahkan gaya berbicara pun mereka bagaikan langit dan kerak bumi. Alkan yang begitu sederhana dan lembut, Grecia yang begitu glamor dan bar bar serta emosian, didukung dengan segala kemewahannya.
Akankan mereka bisa saling melengkapi, disaat banyak yang menentang, karena perbedaan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengganggu
"Pantai?" tanya Cia, kedua matanya berbinar kala melihat deburan ombak saling mengejar, bahkan suara burung laut menambah suasana ramai ditempat ini.
"Ayo! jangan lupa bawa makanannya." seru Lovy, yang sudah berlari menuju pantai.
Si Mami sudah melepaskan sepatu, lalu tanpa ragu menginjak pasir basah nan lembut, membuat kedua matanya terpejam erat.
"ABANGG! VY KANGENNNNN!" Lovy berteriak sekuat mungkin, dengan sekali tarikan napas.
Cia yang ada dibelakang, hanya menggelengkan kepala dramatis. Sang Mami memang tidak berbeda dengannya, tengah menahan rindu.
"Mi?" panggil Cia.
"Ya!" sahut Lovy, tanpa mengalihkan pandangan dari arah laut.
"Si Papi nelpon!" teriak Cia, kala mendengar ponsel Lovy berdering keras.
Lovy tersenyum, sepertinya Tuhan secepat itu menyampaikan rasa rindu, pada sang suami.
"Mami datang!" seru Lovy.
Dengan cepat ibu dari dua orang anak itu berlari, setelah cukup dekat dengan Cia, Lovy segera meraih ponsel yang tengah diulurkan Cia padanya.
"Holla, Abang sayang." sapa Lovy, sembari berlalu menjauh dari Cia, yang terlihat mengernyit geli, mendengar obrolan kedua orang tuanya.
"Bucinnya gak kenal waktu dan usia, mantap." gumam Cia.
Melihat sang Mami masih sibuk melepas rindu dengan Papinya, Cia berinisiatif untuk berjalan menuju bibir pantai. Kedua sandal rumahnya sudah Cia lepas, kedua kaki telanjangnya bergidik kala pasir basah dan halus menyapa telapak kaki.
Kedua tangan dia rentangkan, Cia menghirup dalam aroma lautan siang ini, walaupun masih siang hari, namun cuaca tidak menjadi penghalang untuk Cia.
"Hai," sapa seseorang dari sebelahnya.
Kedua mata Cia yang masih tertutup, langsung terbuka seketika. Dahi gadis itu berkerut, kala melihat seorang pria asing tengah tersenyum padanya.
"Kau sendirian?" tanya si pria lagi.
Cia menghela napas pelan, kala pria yang ada disebelahnya ini terlihat sok kenal sok dekat.
"Menurut mu? apa aku terlihat berdua disini?" balas Cia cuek.
Gadis itu semakin mengernyitkan dahi, kala melihat si pria terkekeh. Entah apa yang sedang dia tertawakan, apa ucapannya tadi ada yang salah?
"Gadis unik, aku suka." ucapnya sembari terkekeh.
Bahkan kedua mata si pria terlihat menatap liar pada Cia, berkali kali si pria asing membasahi bibirnya sendiri, kala melihat penampilan gadis yang ada dihadapannya saat ini.
Saat ini Cia hanya memakai celana jeans selutut, di padukan dengan cardian dan tangtop hitam didalamnya.
"Pergilah! sebelum kau mendapat masalah nanti!" usir Cia secara langsung, bahkan ucapan pelannya itu mengandung peringatan.
"Kalau aku tidak mau." balas pria asing itu tidak mau kalah.
"Terserah!" ucap Cia cuek.
Gadis itu lebih memilih untuk menjauh, dan berjalan menyusuri pantai. Meninggalkan si pria asing, yang diam diam mengikuti.
Bukan Cia tidak tahu, kalau si pria asing tengah mengikutinya, namun Cia tidak peduli. Dia lebih memilih menatap kearah lautan luas. Kedua kakinya perlahan basah kala air laut mulai mendekat.
Cia menghela napas kasar, kala merasakan seseorang sudah berada didekatnya, dia yakin kalau si pria asing itu sudah berada dibelakang tubuhnya saat ini.
Si gadis berambut panjang, terlihat memejamkan kedua mata. Menetralkan emosi yang tengah membakar didalam dada, dia datang kemari karena ingin mendapatkan ketenangan, bukan malah mendapat gangguan.
"Bukankah sudah aku bilang, untuk pergi! kenapa kau masih mengikuti dan menggangguku, sampai kesi...," ucapan Cia terhenti saat dia membalikan tubuhnya.
Bahkan Cia sampai mundur beberapa langkah kebelakang, saat melihat siapa orang yang tengah menatapnya saat ini. Sumpah demi pisang rajanya Berliana, saat ini Cia ingin sekali menceburkan diri kedalam laut.
Ternyata orang yang saat ini, tengah tersenyum tipis padanya, bukanlah si pria asing tadi.
"Pa-Pa-Pa," bahkan Cia menjadi gagu dadakan, saat melihat senyuman tipisnya.
"Hai, apa aku sudah mengganggumu, Cici?" tanyanya lembut.
Astaga dragon ball, harap tolong Cia saat ini juga. Rasanya, dia tidak sanggup untuk menopang tubuh sendiri, kala mendengar suara serta panggilan manis, dari orang yang selama dua hari ini membuatnya patah arang.
BAYANGIN AJA CICI PAKE CARDIAN, CELANA SELUTUT DAN TANGTOP HITAM
lama2 author nya tak jak bkin kolak ini....