Insha dan Hanafi akhirnya melangsungkan pernikahan. Pernikahan mereka sangat bahagia, tentu saja karena Insha sangat mencintai suaminya begitu pula dengan Hanafi. Hari-hari mereka isi dengan canda tawa, cinta dan kasih sayang yang tulus dari kedua nya. Sampai pada suatu hari Insha sangat menyesal telah mencintai seorang laki-laki yang salah dan telah ingkar janji terhadapnya. Ya,..Hanafi menikah lagi dengan seorang perempuan yang tidak lain adalah kakaknya sendiri Salma. Hidupnya bagai neraka dengan derita dan luka yang tiada habisnya. Akankah Insha sanggup menjalani kehidupan berdampingan dengan Salma yang berstatus sebagai istri muda sekaligus kakaknya. yuk..ikuti kelanjutan kisah hidup Insha,jangan lupa vote dan tinggalkan komennya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cawica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan part 2
Wijaya Group
Hari ini kantor libur, karna pimpinan perusahaan tersebut
Hanafi Abqari Agam melepas masa lajangnya dengan mempersunting seorang wanita
cantik bernama Insha Humairah. Tapi hari ini para karyawan kantor berkumpul di halaman
perusahaan Wijaya group, mereka akan datang di pernikahan tuan mudanya di
daerah pinggiran kota.
Mereka berangkat bersama menuju pernikahan Hanafi memakai
mobil dan bus sewaan yang sudah disewa tuan mudanya untuk memfasilitasi
karyawan pergi ke pesta pernikahannya. Semua staff perusahaan di undang tanpa
terkecuali. Hanafi berharap mereka semua bisa memeriahkan pernikahannya, tak
terhitung jumlahnya. Yang Hanafi pikirkan setidaknya dengan kehadiran seluruh
karyawannya pestanya akan cukup ramai mengingat ia tak mempunyai keluarga lagi.
Mereka semua sudah seperti keluarga Hanafi, tanpa mereka juga ia tak akan
menjadi orang yang cukup berpengaruh sekarang.
Di perjalanan menuju pernikahan,di mobil berwarna putih yang
cukup besar di isi dengan karyawan-karyawan perempuan. Seseorang mencoba memecah keheningan.
‘’Seperti apa ya istri tuan Hanafi, apa dia sangat cantik,
sampai-sampai lelaki dingin sepertinya bisa jatuh hati padanya’’ celetuk salah
satu karyawan wanita ia sekretaris Hanafi bernama Lina, dia cukup cantik dengan
rambut hitam lurus yang indah
‘’Tentu saja pasti ia wanita idaman tuan muda’’jawab rosa
yang tampak acuh.
‘’Apa aku ini kurang cantik ya, Tuan Hanafi saja tak pernah
memandangku lama, ia selalu memalingkan wajahnya saat aku didepannya..’’gerutu
Lina kesal
‘’Hei, apa kau ini memang wanita paling bodoh di dunia ini,
semua orang tau tuan Hanafi itu sangat menjaga harga diri wanita. Tentu saja
dia tak akan melihatmu jika pakaian yang kau kenakan setiap hari dihadapannya
seperti ini‘’ Rosa menghembuskan nafas panjang sebelum melanjutkan perkataannya.
‘’Tuan Hanafi adalah orang yang tak pernah lalai menunaikan
ibadahnya, tentu saja dia tak mau mengotori pandangannya dengan melihat tubuhmu
seperti itu’’
Lina memandang temannya itu dengan gemas, apa benar yang di katakan rosa? Ahh tapi tentu saja aku sudah
terlambat karna tuan Hanafi pun sudah punya istri sekarang..
‘’aah entah lah..lagi pula Tuan Hanafi sudah menikah
sekarang, hilang sudah harapanku’’
‘’Tuan Hanafi tak kan mau dengan wanita sepertimu’’
‘’Kau ini bukannya menghiburku karna patah hati malah
menghinaku seperti itu’’
''Hahahaha''
Rosa tertawa bahagia melihat wajah cemberut Lina. Lina
memandang temannya yang sedari tadi menggodanya dengan perkataan menusuk itu
tampak puas dengan jawabannya. Lina dengan wajah cemberutnya mencubit temannya
itu yang membuat Rosa tanpak kesakitan dengan mimik wajah yang lucu,tentu saja
itu membuatnya puas dan tertawa lepas. Mereka pun tertawa lepas, mobil yang di
penuhi karyawan wanita itu saling bergurau sampai tak terasa mereka telah tiba
di tempat pernikahan, disusul dengan rombongan lainnya.
Jejeran mobil dan bus yang datang dari perusahaan Wijaya
Group memenuhi jalanan kampung, tak ada tempat parkir khusus, disamping kanan kiri jalan banyak terdapat
rumah dan persawahan. Satu persatu karyawan turun dari kendaraan mereka,
berjalan bersama menuju tempat pernikahan tuan Hanafi. Terlihat sebuah tulisan
ukiran indah yang sudah di pesan khusus ‘’ Selamat datang’’ berwarna biru
terang dibawahnya juga terdapat nama ‘’Hanafi dan Insha’’ dengan warna merah
muda yang di beri aksen bunga-bunga dan gambar hati berwarna merah.
Mereka sudah sampai tepat di depan rumah, halamannya yang
cukup luas dengan rumput hijau yang terawat di depannya juga beberapa pohon
kecil yang membatasi rumah dengan persawahan di sampingnya. Rumah itu tampak
sederhana khas rumah pedesaan, catnya berwarna putih dan hijau tua pada
beberapa pintu dan jendelanya. Didepan rumah ada 2 unit tenda, dibawah tendanya
terdapat banyak makanan dan beberapa pramusaji juga banyak kursi-kursi tanpa meja yang cukup menutupi
halaman rumahnya
Tak ada dekorasi indah khas gedung mewah di sana ataupun lampu-
lampu gemerlap yang menyilaukan mata, semua nampak sederhana dengan udara yang
cukup sejuk karna banyak terdapat persawahan di sana.
‘’Apa ini benar-benar perta pernikahan tuan muda?’’tanya
salah seorang karyawan pada Rosa, apa kita tidak salah tempat?’’
‘’Apa kau tak bisa membaca tulisan disana’’ menunjuk ukiran
nama Hanafi dan Insha dengan jarinya ’’jelas-jelas itu nama tuan muda’’
‘’Iya itu nama tuan muda, tapi apa sesederhana ini
pernikahannya dia kan orang kaya’’
‘’Apa kau masih belum mengerti, meski tuan muda memiliki banyak uang ia tak
akan menghabiskannya dengan hal-hal seperti ini, dia pasti lebih memilih
memberikan uangnya kepada orang-orang yang membutuhkan dari pada harus menyewa
gedung mewah yang selangit harganya untuk pesta pernikahannya..’’
‘’ya..ya mungkin itu yang membuatnya semakin kaya.. karna
sering membantu orang-orang yang tidak mampu’’
‘’ ya memang dirimu, yang pelitnya minta ampun, jangankan buat
membantu orang lain mentraktirku saja tidak pernah’’
‘’hehe ros.. kamu juga harus mengerti dong, kebutuhan
adik-adikku kan banyak, terlebih lagi kebutuhanku sendiri, aku kan juga harus
nabung buat masa depan biar gak kayak gini trus ros hidupku..,’’jawabnya sambil
memeluk pundak rosa yang memandang kesal
‘’pantas saja kamu gak kaya-kaya..pelit sihh..’’sambil
terkikik pelan
‘’iya..iya kapan-kapan aku traktir deh’’
‘’yapp.. aku tunggu loh traktirannya’’
‘’ya tapi bayar sendiri’’tertawa lepas sambil berjalan cepat
meninggalkan rosa di belakang.
‘’Dasar pelitt...’’ Rosa yang kesal dengan jawaban itu
berusaha mengejar temannya dengan berlari kecil dan menarik bajunya. Mereka pun
saling bergurau sampai berada tepat di depan rumah Insha, tiba- tiba keadaan
hening tak ada yang berbicara.
Didepan rumah teryata sudah ada Hanafi yang berdiri dan
tampak sangat tampan dengan setelan jas hitam dan bunga melati di lehernya.
Wajah Hanafi cukup menghipnotis para karyawan yang berada disana khususnya
karyawan perempuan. Memang hanafi biasanya juga memakai setelan jas rapi saat
berada di kantor, tapi sekarang ia tampak berbeda di hari pernikahannya, tampak
semakin tampan dan rupawan.
‘’Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh..selamat pagi
semuanya..saya sangat berterima kasih kepada kalian atas waktunya untuk datang
di pernikahan saya. Kedatangan kalian disini merupakan kebahagiaan tersendiri
untuk saya hari ini. Saya tak mengharap hadiah apapun dari kalian, saya hanya
meminta doa semoga kehidupan saya kedepannya lebih baik lagi, untuk perusahaan Wijaya group kita maupun kehidupan pribadi saya.’’Hanafi menoleh ke belakang mengulurkan tangannya menggapai
tangan Insha yang sedari tadi berdiri di belakang tak jauh darinya.
‘’Insha kemarilah’’ gumam Hanafi pelan,
Insha yang sedari tadi diam melihat betapa banyaknya
undangan yang datang, gugup sekaligus malu bercampur dari satu. Banyak sekali karyawan mas Han, semua wanita dan laki-lakinya juga tampak rupawan dengan gaya masing-masing. Lalu kenapa mas
Han malah memilihku sebagai istrinya? Bukankah mereka lebih cantik dariku, aku
bukan siapa-siapa dibandingkan mereka...
Hatinya menciut saat melihat wanita-wanita cantik dengan
pakaian modis gaya perkotaan di depannya. Apa yang akan mereka katakan saat tau istri mas Han sepertiku, aku hanya akan membuatmu malu mas..
Lamunan insha seketika buyar saat tangan Hanafi mengulur
padanya, dia tak segera meraihnya dengan ragu dia malah selangkah mundur
menjauhinya. Hanafi pun yang seakan mengetahui kecemasan yang ada di wajah
istrinya ia mendekatinya dan meraih tangannya dengan lembut.’’ Ayolah mereka
keluargamu juga’’ sambil menarik dan berjalan ke tempat Hanafi tadi.
Bersambung...
😡😡😡
Dari omongan Salma, apakah mungkin Pras cinta sama Insha???
Terus kenapa bisa mencintai Salma juga?!
MEMBINGUNGKAN!!!
😡😡😡
Hanafi dengan dalih demi kebaikan insha, menuruti hawa nafsu menikah dengan salma, berhubungan dengan Salma
sayang banget ya, karma buat Salma langsung dibuat meninggal, harusnya sengsara dulu di dunia.