Gaharu Raga Argantara, harus pasrah menerima hukuman dari Papinya. Raga harus tinggal di desa tempat tinggal Kakek Nenek nya selama 6 bulan.
Dan ternyata disana ia terpikat oleh gadis cantik, sekaligus putri dari supir keluarga nya di kota.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebun
Hari pertama tinggal di rumah Kakek Nenek nya masih belum terbiasa, walaupun sudah beberapa menginap tapi sekarang entah kenapa Raga merasakan ada perbedaan.
Semalam Kakeknya sudah memberitahu, kalau Raga harus bangun sebelum adzan subuh dan ikut Shalat subuh berjamaah di masjid.
Seperti sekarang, Raga sudah siap dengan pakaian Koko dan sarung nya. Ia bangun saat mendengar suara orang sholawatan di masjid, padahal sudah bikin alarm, tapi ternyata lebih ampuh suara orang di masjid.
Raga keluar kamar yang ternyata sangat sepi, seperti masih pada tidur atau sudah bangun tapi tetap diam di kamar.
Cklek
“Udah siap ternyata.” ucap Kakek nya.
“Cuma kita berdua?” tanya Raga saat tidak melihat keberadaan Abang dan Papi nya.
“Papi sama Abang kamu juga, kita tunggu sebentar.” jawab Kek Dani, melangkahkan kakinya menuju ruang tamu.
Mereka menunggu di ruang tamu, setelah terdengar suara adzan, baru Pak Bara dan Raka keluar kamarnya masing-masing.
“Lama banget.” omel Raga.
“Wajar lama juga, kamar mandinya gantian sama Papi. Enak kamar kamu udah ada kamar mandinya di dalam.” balas Raka.
Di rumah Kakek nya memang ada sekitar 4 kamar, dua kamar ada kamar mandinya di dalam. Sementara yang lainnya tidak ada.
Kalau kamar Kakek nenek nya memang sudah dari dulu, tapi untuk kamar yang sekarang ditempati Raga, baru tahun lalu di bangun, itu juga permintaan Raga dan ia langsung memberikan uang untuk pembangunan nya, kamar tersebut memang khusus untuk dirinya. Masing-masing sudah punya kamar, jadi saat berkunjung tidak rebutan kamar.
“Suda jangan pada ribut, mending kita berangkat.” ucap Papi nya.
Ini pertama kali nya Raga ikut Shalat Subuh berjamaah, biasanya ia akan membuat alasan. Semalam ia juga ingin membuat alasan, tapi keburu di ancam Kakeknya membersihkan kandang sapi.
.
Raga pikir kalau sudah selesai shalat nya akan langsung pulang, ternyata tidak. Para Bapak-bapak dan para pemuda berkumpul di teras masjid untuk membahas soal kerja bakti renovasi rumah-rumahan yang sudah tidak layak huni.
“Ini kita gak bisa balik duluan apa?” bisik Raga kepada Abang nya.
“Kalau mau balik ya sana.”
Entah sudah berapa kali Raga menghela nafasnya, ia sudah bosan, sebenarnya bisa saja ia pulang duluan. Tapi tidak berani untuk Izin pulang duluan nya.
Setelah hampir satu jam, akhirnya Raga bisa bernafas lega. Para Bapak-bapak dan para pemuda membubarkan diri.
“Kek, itu uang dari mana buat renovasi rumah nya?” tanya Raka.
“Ada donatur dari luar negri, tapi Kakek juga ikut nyumbang.” jawab Kek Dani.
“Kalau ikut nyumbang jangan bilang-bilang, gak baik itu.” ucap Raga.
“Kakek tadi cuma Jawab, lagian gak ada yang tahu selain yang pegang sama kalian.” balas Kakenya.
.
Di jam Sembilan Pagi, Raka Serta Istri dan anak bungsunya pamit pulang duluan ke Jakarta. sementara orang tua dan putri pertama nya baru akan pulang besok.
Sasa sudah di minta untuk pulang sekarang, tapi Sasa kekeh tidak mau. ia ingin pulang nya nanti bersama Oma Opa nya.
“Mih, benar ya besok pulang. soalnya Sasa harus sekolah.” ucap Raka kepada Maminya.
“Iya, tapi gak janji sih.” balas Bu Lena sambil terkekeh.
Kemudian Raka menatap Putrinya. “Kak, besok harus pulang. kalau masih gak mau pulang nanti kakak gak akan lulus TK tahun ini.”
“Ih gak mau Papa, Kakak mau cepat-cepat lulus terus masuk SD.”
“Nah Makanya jangan sering-sering ijin nya.”
Mereka mengantarkan Raka dan Istrinya sampai teras, tidak lupa Nek Intan memberikan beberapa makanan untuk dibawa ke Jakarta.
Setelah Mobil Raka sudah jalan, mereka tidak kembali masuk rumah. tapi mereka berkumpul di teras depan.
“Mau belajar di kebun dulu atau mau langsung ke kandang?” tanya Kek Dani.
“Kalau di kebun ngapain? terus kalau di kandang ngapain juga?” Bukannya jawab pertanyaan Kakek nya, Raga malah tanya balik.
“Di kebun lagi panen Jagung, kamu bisa bantu-bantu disana. kalau ke kandang paling bersihin kandang, ngasih makan sapi, sama ambil susu nya yang sudah waktunya.” jawab Kek Dani.
“Ke kebun aja kalau gitu.” ucap Raga.
“Kalau gitu kita berangkat sekarang, pasti yang kerja sudah pada mulai.”
Yang pergi ke kebun bukan hanya Raga dan Kakeknya saja, tapi yang lainnya juga ikut. sampai Nek Intan yang biasanya tidak ikut sekarang malah ingin ikut juga.
*
Raga terkejut ketika sudah sampai di kebun milik Kakek nya itu, ia kira kebun jagung nya hanya dua atau tiga lahan saja. eh ternyata ada 6 lahan.
“Kakek udah nyiapin satu lahan khusus cuma Kamu yang ngerjain.” ucap Kek Dani.
Raga menatap Kakek nya dengan wajah yang memelas. “Kek, tega banget sih. Mana lumayan luas lagi.”
“Berdua ya.” mohon Raga.
“Kalau berdua nanti sore harus ke kandang.”
Raga menghela nafasnya. “Yaudah sendiri, daripada ke kandang.” ucap Raga.
Raga mulai mengambil karung agak besar, dengan rasa malas Raga mulai memetik jagung nya.
“Lupa bawa topi lagi, bisa-bisa kulit gue jadi gelap.” gumam Raga.
Entah sudah berapa kali Raga mengelap keringat nya, cuaca hari ini cukup terik. rasa haus mulai terasa. tapi ia malas kalau harus ke Sawung dulu, tadi ia melihat Maminya tidak hanya membawa air putih saja, tapi air yang berwarna juga bawa.
Setelah Beberapa menit kemudian Raga sudah menyelesaikan nya, ada tiga karung besar yang isinya jagung. dari yang ukurannya besar sampai kecil ia masukan.
Biar nanti yang kerja pilih yang besarnya untuk di jual. kata Kakeknya sebagian di jual sebagian dibagikan kepada para tetangga nya.
Sudah menjadi kebiasaan kalau lagi panen, Makanya setiap panen hasil nya selalu banyak dan tidak pernah gagal, mereka percaya keberhasilan nya itu karena selalu berbagi.
Raga masih punya tenaga, sehingga ia sendiri mengangkat satu persatu karung yang sudah di isinya dan di taruh dekat yang lainnya.
.
Di jam sebelas siang, mereka semua makan bersama. art di rumah Kakek Dani barusan membawa hasil masakan nya untuk mereka semuanya.
“Itu jagung nya langsung di bawa ke orang atau ada yang ambil?” tanya Raga.
“Ada yang ngambil, tapi kalau kamu mau antar sih boleh.” jawab Kek Dani.
Raga langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Gak mau, aku mau tidur siang.” tolak Raga.
Setelah menyelesaikan Makan siang nya, Raga langsung pamit pulang duluan, sementara yang lainnya mau nunggu mobil pick up yang akan mengangkut jagung ke rumah kek Dani.
Raga memilih untuk jalan kaki daripada harus ikut naik Mobil, katanya Raga ingin melihat-lihat suasana di sana dan ingin mengingat setiap jalannya.
Di saat Raga sedang melirik sana sini, matanya tidak sengaja melirik ke arah Bulan yang baru saja lewat mengendarai motor nya.
“Kayaknya baru balik ngajar.” ucapnya pelan.
Raga bisa melihat dari pakaian yang dipakai Bulan.
Raga melanjutkan langkahnya, beberapa kali ia berpapasan dengan warga. banyak yang menyapa nya.
paling bener sih raga sama bulan