Penakluk Dewa Naga

Sementara untuk teknik Cakar Naga, Jari Pedang dan Teknik Hujan Pedang. Zhu Yuan baru menguasainya di tingkat tinggi, atau tingkat 3 akhir, Jika sudah dikuasai sampai tingkat 3 puncak, maka teknik itu sudah dikatakan sempurna, terutama jari pedang juga hujan pedangnya.

"Kekuatanku dalam setahun lebih ini sudah sangat tinggi. Tinju Sembilan Matahati sudah berada di lapis kedua puncak, karena aku baru berhasil menciptakan matahari satu lagi baru baru ini"

"Kultivasiku sudah semakin tinggi. Kekuatan tubuhku pun sudah semakin kuat, begitu juga dengan kekuatan jiwaku"

"Sekarang kultivasiku sudah berada di ranah pembentukan inti tingkat 5, yang semula berada di memurnikan Qi tingkat 6"

"Sementara kekuatan tubuhku sudah berada di pelatihan inti tingkat 10. Sebentar lagi akan naik menjadi pelatihan tubuh transformasi tingkat 1"

"Sedangkan kekuatan jiwaku sekarang sudah berada di tingkat 8 akhir. dan sepertinya, sebentar lagi akan menerobos ke tingkat puncak"

"Jika itu terjadi, maka kultivator yang lebih kuat dariku tidak ada apa apanya di mataku"

"Sekarang aku sudah menjadi semakin sombong, karena kekuatanku dalam usia 13 tahun 10 bulan ini, aku rasa sudah sangat tinggi, dan keberadaanku, sulit dicari tandingannya di dunia. jika dihadapkan pada anak seusiaku" serunya sangat senang, karena tidak sia sia selama satu tahun lebih ini, terus memperdalam ilmunya.

Sementara itu di kota zhang Yan, selama Zhu Yuan kembali berlatih di Hutan Larangan, kasus yang sempat menggemparkan kota tersebut secara perlahan menghilang, dan mereka sudah melupakan kejadian itu.

Pada awalnya mereka menganggap, bahwa ada sekelompok orang yang ingin menguasai kota tersebut, bahkan ada yang mengatakan, beberapa sekte iblis dan sekte golongan hitam ingin menghancurkan Klan Zhang.

Jadi mereka bersiap siap memperketat penjagaan. Namun ditunggu dalam beberapa bulan, tidak ada serangan satupun yang datang. Oleh karena itu lama kelamaan berita itu menghilang, dan sekarang kehidupan mereka sudah kembali tenang.

Namun tanpa mereka sadari, bahaya yang lebih besar akan segera datang, karena dendam orang yang disakiti akan menghancurkan mereka sampai tidak tersisa.

Kraaaacckk! Kraaaacckk! Slash! Klaaappp! Dhuuuaaaar! Dhuuuaaaar! Booooommm!

Dari kejauhan terlihat fenomena yang sangat menakutkan. Kilat dan petir saling sambar menyambar, mengguncang bumi bagai ingin dihancurkannya.

Suara ledakannya sangat terasa, sampai terdengar dari radius 100 kilometer. Suaranya sangat memekakkan telinga. Menyambar apa saja yang ada di bawahnya.

Pohon pohon besar bertumbangan, hancur dan hangus terbakar. Bongkahan batu yang tertanam di tanah pun, tak luput dari kemarahan petir itu. Dampaknya sangat terasa, hanya menyisakan tanah gersang, dan menciptakan cekungan sebesar danau, kotor dan berdebu pula.

Di tengah ledakan, berdiri seorang pemuda yang sangat tampan, dibalut energi yang sangat kuat, tenang bagai aliran laut yang tidak bergelombang.

Matanya tajam, batinnya mengembara, dan aura intimidasinya menguar tenang, tapi cukup menakutkan bagi siapa saja yang melihatnya. Menciptakan simponi permainan bianglala yang memabukkan, teduh serta menghanyutkan.

Tapi yang orang lain tidak tahu, aura tenang seperti itu, bisa membunuh siapa saja yang mencoba memprovokasinya. Jadi jangan coba coba untuk mengganggunya.

Di sebelahnya, terbaring sesosok makluk astral yang sedang menahan sakit. Dia adalah mahluk keabadian, berasal dari dunia bawah, yang datang dengan niat ingin menggagalkan rencana Zhao Xian, untuk menerobos ke alam Dewa.

Tapi usahanya tidak berhasil, karena kedatangannya sudah terlambat. Lagi pula hukuman langit segera datang, dan menyambar ke arah tubuh mereka berdua. Akibatnya, tubuh makhluk astral tersebut terluka parah, tidak bisa bergerak sama sekali.

Sekarang dia tidak bisa bangun, karena semua anggota tubuhnya lumpuh total. Sebagian besarnya sudah hancur. Hanya tinggal menunggu kematiannya saja.

Sedangkan Zhou Xian, saat ini sedang baik baik saja, karena dia tidak terpengaruh dengan sambaran puluhan petir surgawi tersebut.

Lagi pula sekarang kultivasinya sudah berada di tahap Dewa, dan sudah mampu menahan sambaran petir yang mengarah padanya.

Tubuh rentanya pun ikut berubah, tidak tua lagi, tapi kembali muda seperti pemuda berusia 25 tahun, matang dan sangat berwibawa.

Zhu Yuan yang melihat fenomena dari kejauhan itu, langsung terbang menuju tempat kejadian. dan menemukan pemandangan yang sangat luar biasa.

Dia segera memindai areal sekitar, dan mendapati hanya ada dua sosok mahluk yang ada di dalam cekungan dalam itu.

Dia juga memindai areal luas yang tercipta di sana, dampak dari sambaran petir tadi. Diperkirakan luasnya mencapai 30 hektar.

Setelah memastikan areal itu tidak berbahaya, Zhu Yuan langsung memindai tubuh pemuda itu, dan langsung mengenali, bahwa itu adalah sosok gurunya, yang telah berubah menjadi muda, dan dia tidak akan lupa, bagaimana aura kuat dari gurunya tersebut.

Setelah memastikan bahwa itu benar, maka Zhu Yuan langsung berkata. "Guru! Apakah itu engkau?" teriaknya cukup lantang, dan tanpa menunggu jawaban dari gurunya, Zhu Yuan langsung terbang menuruni cekungan tersebut, untuk menemui gurunya.

Zhu Yuan tidak takut salah orang, karena dia sudah hafal aura dari gurunya. Jadi saat melihat pemuda tampan tersebut, dia langsung mengenalinya.

"Guru! Apakah kau sudah menerobos ke tahap Dewa? Kalau ya, selamat guru. akhirnya apa yang guru inginkan itu tercapai, dan guru sudah bisa naik ke langit!" respon Zhu Yuan sangat senang, dan langsung memeluk tubuh gurunya begitu saja.

Tapi dia lupa, bahwa sebentar lagi, gurunya akan segera pergi.

"Kau juga sangat luar biasa muridku. Dalam waktu singkat, kekuatan spiritualmu sudah cukup tinggi. Kekuatan tubuh dan jiwamu juga ikut naik. Kau memang benar benar anak yang diberkati dewa" sambut Zhou Xian merasa bangga.

Swiiisshh!

Boooommm!

Tiba tiba dari atas langit, meluncur seberkas sinar putih selebar 10 meter, turun menuju kedalaman cekungan, dimana ketiga sosok itu berada. Jaraknya hanya sepuluh meter dari mereka.

Tak lama kemudian, dari atas langit, terdengar suara membahana, dengan aura yang sangat mengintimidasi.

Zhu Yuan yang mendengar itu langsung tersadar, bahwa inilah saat yang paling ditakutkan, berpisah dengan gurunya untuk waktu yang sangat lama.

"Bocah nakal! Sudah waktunya kau naik ke langit, untuk menggantikan tugas tugas ku yang sangat menyebalkan itu!"

"Aku sudah lama menunggumu. Hari ini kau sudah bisa naik ke langit, dan menjadi abadi disana" ucap suara itu mengandung kekesalan.

"Mohon maaf guru! Ijinkan aku menyelesaikan tugas dan tanggung jawabku sebagai guru disini terlebih dahulu"

"Bocah bau ingus ini belum menguasai semua ilmu ilmu ku, karena aku belum menurunkan semua ilmu itu padanya" jawab Zhou Xian pada gurunya.

"Tidak perlu! Aku akan menggantikan tugas mu untuk mendidiknya. Sekarang masuklah ke dalam lingkaran cahaya itu. dan kau akan ditarik ke sana" balas orang itu.