[⚠️Disclaimer ⚠️
Jangan singgah kalau tak sungguh. Jangan buka bab kalau sekadar kepo di awal, apalagi cuma boom like doang. Ikuti cerita ini sampai tamat, rasakan sensasi punya bestie yang cetar membahana badai.]
.
Popoy, Gilang dan Lele adalah sahabat satu geng yang membagongkan. Masuknya Gilang sebagai anak baru memunculkan gonjang-ganjing dunia persilatan.
Lele, pewaris Uchiha yang adalah jelmaan Sarada akan membawa kalian semua ke dalam cerita anak SMA terdahsyat sedunia menembus universe alam khayal hingga alam barzah.
Bacalah, maka kalian akan menemukan teori konspirasi di dalamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bulan Separuh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gilang jadi Ustad
Keesokan harinya.
Hari ini udah Senin lagi. Saatnya kembali ke rutinitas biasa, 'bersekolah'.
Pagi ini adalah hari yang cerah. Jam 7.15 kami sudah rapi berbaris di lapangan untuk mengikuti upacara bendera. Kadang-kadang kalau hari lagi hujan atau lagi terik banget akibat pergerakan semu matahari, upacara bendera mingguan pun dilaksanakan secara indoor di hall.
Drama anak-anak yang telat selalu mewarnai hari senin kami. Yang membuat gue dan anak-anak lain cemburu adalah anak-anak OSIS yang lagi berjaga sebagai seksi keamanan. Mereka bisa dengan angkuh misahin anak-anak yang datang telat untuk nantinya dihukum sama guru-guru, sementara mereka sendiri ga ikut upacara.
Mereka kaya security gitu, tapi pas lagi ga diperhatiin mereka kerjanya cuma duduk-duduk sambil ngobrol nungguin upacara selesai. Mereka bisa sok galak gitu ke anak-anak yang datang telat. Mirip penghianat yang join jadi tentara-tentara bentukan penjajah yang menjilat ke penjajah dan menyiksa sesama kaum pribumi.
Untuk masuk jadi pengurus OSIS ga bisa sembarangan. Harus cerdas, berprestasi secara akademik atau non akademik, lolos tes mental dan kedisiplinan yang dipilih oleh guru-guru killer dan senior-senior bagian pengkaderan. Bagusnya di sekolah kami untuk lolos seleksi itu ga berlaku yang namanya KKN alias Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Gue meliput itu semua. Gue udah pernah bilang kan kalau gue adalah paparazi profesional? Gue sering masukin artikel ke bagian dokumentasi dan penyiaran sekolah. Tapi sebenarnya ga semua yang gue liput gue tulis jadi artikel. Banyak hal yang gue simpan sendiri untuk konsumsi pribadi. Gue sering menghibur diri dengan menonton aib anak-anak lain yang ga gue publikasi, hahaha...
Wah gue jago ya, terus apakah gue masuk jadi pengurus? Jawabannya, enggak! Gue pingin bebas, ga dikekang dan ga ada yang boleh nyuruh-nyuruh gue dalam membuat artikel pemberitaan. Lu pada tahu ga sih diperluin pihak-pihak eksternal yang kontra biar sistem yang berjalan itu ada yang ngawal dengan cara mengkritik? Itu gue, gue ada di luar pengurus biar gue bisa bebas mengkritik lingkungan di sekolah gue.
Puyeng ga lu sama ocehan-ocehan gue itu? Hahaha...
Kata bokap gue upacara bendera adalah hal yang bakal dikangenin banget karena setelah lulus dari SMA, ga semua kampus masih nyelenggarain upacara bendera mingguan. Terus, setelah bekerja nanti umumnya cuma pegawai negeri sipil yang masih nyelenggarain upacara bendera mingguan.
Kalau gue pribadi sih gue nikmatin-nikmatin aja. Setiap upacara bendera gue selalu baris di 'tempat istimewa' yaitu tempat yang paling praktis buat evakuasi ke UKS kalau ada anak yang tiba-tiba pingsan atau ga kuat karena mengidap penyakit tertentu. Ga tahu deh dengan mereka yang bener-bener ngikutin upacara secara normal. Ada banyak kali yah, yang ngeluh-ngeluh, hihi.
Gimana dengan sohib gue, Puput? Puput paling jarang jadi pengurus untuk pengamanan upacara. Dia langganan jadi komandan upacara, pengibar bendera atau ketua pleton barisan. Gimana dengan Gilang? Dia adalah rakyat jelata, sama kaya gue yang cuma berdiri di barisan doang. Bedanya, Gilang berdiri di barisan orang-orang normal, ga kaya gue yang istimewa dan slay 💅.
Kali ini gue bakal ceritain prosesi upacara bendera di sekolah gue.
Para ketua pleton ngebarisin anak-anak dan ada juga yang di bagian barisan para guru dan staf lainnya.
"Komandan upacara memasuki lapangan upacara," kata MC alias pembawa acara. Suara anak ini bulat banget dan formal banget kaya pembaca berita di TV, keren.
Setelah komandan upacara dipanggil, Puput pun masuk dan berhenti menghadap ke barisan, membelakangi tiang bendera. Ketua pleton yang barisannya paling kanan memimpin hormat, "KEPADA KOMANDAN UPACARA HORMAAAT GRAK! ... TEGAAAK GRAK!"
"PIMPINAN SAYA AMBIL ALIH. ISTIRAHAT DI TEMPAAAT GRAK! ... SIAAAP GRAK!" kata Puput. Terus, Puput pun balik badan jadi menghadap ke tiang bendera dan membelakangi barisan orang-orang.
"Inspektur upacara memasuki lapangan upacara," kata MC lagi. Nah, ini giliran kepsek masuk. "Penghormatan kepada inspektur upacara."
"KEPADA INSPEKTUR UPACARA HORMAAAAT GRAK! ... TEGAAAAK GRAK!" Puput lagi-lagi bersuara super lantang.
"Laporan komandan upacara," kata MC lagi. "Lapor, upacara siap dilaksanakan," kata Puput. "Lanjutkan," kata kepsek.
Tiba-tiba...
"AAAAAAAAAAA..."
Ada seorang siswi yang menjerit dari barisan tengah. Setelah dia menjerit, semua perhatian orang-orang tertuju pada sumber suara. Beberapa orang di dekat cewek yang teriak itu nangis, ada yang panik. Gue ga tau gimana kejadian jelasnya, kenapa mereka nangis dan panik.
Ga lama dari kejadian tadi barisan lain pun ada yang ikut berteriak dan saling susul menyusul sampai berjumlah tujuh orang dari barisan yang berbeda.
Seketika tim pengamanan upacara datang buat menggotong dan mengevakuasi mereka yang tiba-tiba gila itu untuk dibawa ke UKS. Upacara pun dilanjutkan.
Karena status keberadaan gue di sini lebih longgar dari peserta lainnya, gue berinisiatif jadi pura-pura pusing, aslinya gue cuma kepo sama anak-anak yang tiba-tiba gila itu.
Gue pun akhirnya ke UKS, ternyata mereka ketujuh orang itu kesurupan. Eh, ada Gilang loh di situ! Gilang dengan percaya diri mengusap muka anak-anak itu dengan air sambil melantunkan doa-doa. Ih, gue baru tahu Gilang bisa sekeren itu.
Gue dengan jiwa paparazi gue yang meronta-ronta pun langsung merekam kejadian aneh yang sebelumnya cuma gue lihat di film-film doang. Mental gue syok ngelihatinnya. Ada yang ngamuk-ngamuk, ada yang kayang, anjoy kayang 😭, ada juga yang nangis dan ketawa-ketawa.
Ini kenapa sih? Tumben ada yang kaya begini. Selama gue sekolah di sini baru ini kejadian yang gue lihat langsung.
Setelah semua anak yang tiba-tiba gila itu terbaring lemas dan auto diem, Gilang dan guru agama ngasih penjelasan ke para pengurus dan staf yang ada di sana. Katanya, anak-anak ini kelelahan jadi stres. Ga ada yang macam-macam kaya gangguan roh jahat atau skandal gaib lainnya yang terjadi.
Ga tahu itu cuma bisa-bisanya pak guru itu dan Gilang ngomong buat nenangin orang-orang di sekitar, atau ada konspirasi di balik itu. Maaf ya, tingkat kekritisan gue memang tinggi, makanya gue suka punya praduga-praduga gitu.
Waktu pun berlalu. Upacara udah kelar, orang-orang pun balik ke kelas masing-masing. Di kepala gue udah banyak pertanyaan yang pingin gue muntahin di depan Gilang. Tapi sialnya malah Puput duluan yang ngelakuin hal itu ke gue.
Mata Puput udah nelanjangin gue. Seperti biasa, belum sempat mulut bekerja, bahasa telepati udah kenceng di mata kami berdua. "Awas ya kalau lu ga cerita sama gue soal perkara tadi!" kata Puput dalam bahasa telepati. "Ampun, Poy! Ampun! Iya nanti gue ceritain ya," kata gue yang juga dalam bahasa telepati.
tp benar juga sih Le rencana lo biar gayung papoy jadian, krn sebenarnya papoy suka ama gayung😁krn Gilang dah puy Mentari jd Papoy cm memendam di dlm hati
tp yg bikin sedih banget klo lele gk bertemu vino, gk tau vino dah mati atau masih hidup
itu yg q rasakan, hewan yg ku sayangi pergi gk kembali padahal di rawat dari msh orok🤧
duh gilang kw bisaan ngetawain papoy kw yang lagi menstruasi ntar gantian kau yang diketawain
barengan nih gilang kw mimpi basah puput kw datang bulan cucok lah kalian