Dilarang Boom Like !!!
Zulaikha Al-Maira. Wanita yang sudah berstatus seorang istri itu harus terpaksa menelan pil pahit kebohongan dan pengkhianatan.
Awalnya, Zulaikha mengira kalau pernikahannya baik-baik saja, tapi semua berubah saat dia mendapati kebenaran tentang pernikahan pertama suaminya.
Zulaikha merasa hancur, dia tidak terima dan memilih untuk pergi dari sisi suaminya.
Zulaikha pergi dan memilih untuk melupakan semua hal tentang suaminya, tapi saat dia ingin memulai. Tiba-tiba, sang suami datang dan kembali mengejar cintanya.
Bagaimanakah kisah Zulaikha selanjutnya ?
Akankah Zulaikha kembali pada suaminya, atau malah membuka lembaran baru dalam hidupnya ?
Ikuti perjalanan cinta Zulaikha yang penuh dengan perjuangan dan air mata.
Follow IG Author ayu.andila 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 19. Keributan Agnes
"Defin, kau di sini?"
Seorang wanita cantik dengan gaun berwarna hitam membungkus tubuhnya dengan ketat, ditambah dengan wajah yang full make up semakin membuat tampilannya tampak mewah dan menyilaukan mata.
Ketiga pria yang sedang menyantap makanan langsung mendongakkan kepala mereka, untuk melihat siapakah wanita yang mengganggu waktu makan mereka saat ini.
Defin yang melihat Agnes langsung bangun dari duduknya, dia menatap tajam pada wanita itu karna tidak suka dengan kehadirannya.
"hay Agnes, lama tidak bertemu," sapa Irham yang memang kenal sosok wanita yang saat ini ada di sampingnya.
"halo Irham, waah kau semakin gagah saja," balas Agnes seraya mendudukkan pantatnya ke kursi yang ada di samping Ammar.
"Agnes! apa yang kau lakukan?" bentak Defin, dia merasa sangat tidak suka melihat kelancangan wanita itu.
"ah, maaf kalau saya mengganggu. Tapi, saya bolehkan bergabung dengan kalian?" ucap Agnes dengan nada manja, matanya terus melirik ke arah Ammar yang sangat menarik perhatiannya.
"Jaga tingkah laku mu Agnes! kau sudah sangat lancang!" Defin menarik tangan Agnes untuk membawanya pergi dari tempat itu.
"tidak apa-apa Pak Defin," Ammar menahan tangan Defin yang sudah memegang pergelangan tangan Agnes.
"tapi, kalau boleh saya tahu. Anda ini siapa?" tanya Ammar dengan tersenyum.
"perkenalkan, nama saya Agnes Auriella. Saya adalah is-"
"dia adalah teman saya, Pak Ammar," sela Defin saat menyadari bahwa Agnes akan mengatakan kalau dia adalah istrinya. Matanya menatap tajam penuh amarah pada wanita itu.
"oh begitu, kalau gitu salam kenal nona. Saya Ammar," ucap Ammar yang juga memperkenalkan diri.
Setelah itu mereka kembali melanjutkan makan siang yang tertunda, Agnes terus berceloteh panjang lebar pada Ammar membuat Defin semakin dirundung kemarahan.
"kalau begitu saya permisi dulu Pak, terima kasih untuk waktunya hari ini," pamit Ammar yang akan segera kembali ke negaranya.
"sama-sama Pak, saya senang bisa bekerja sama dengan anda," balas Defin seraya mengantar Ammar keluar dari restoran itu.
Setelah kepergian Ammar, Defin langsung mencengkram kuat lengan Agnes dan membawanya pergi dari tempat itu. Agnes memekik kesakitan saat Defin terus menarik tangannya sementara Irham memasang wajah bingung melihat reaksi Defin pada Agnes.
"honey, apa yang kau lakukan?" teriak Agnes sembari mencoba untuk melepaskan tangan Defin yang terus menariknya.
"apa kau gila, Agnes!" bentak Defin dengan dada yang naik turun akibat emosi yang sudah naik ke ubun-ubunnya.
"apa maksudmu, honey? memangnya apa salahku?" tanya Agnes yang tidak mengerti kenapa Defin marah padanya.
"Untuk apa kau menemuiku, hah? apa kau tidak tau, kalau dia adalah klienku yang paling penting!" Defin mengepalkan tangannya dengan urat-urat yang menonjol disekitar leher.
"Apa salah kalau aku menemui suamiku sendiri? lagipula kita sudah dua hari tidak bertemu honey, aku sangat merindukanmu," Agnes memeluk tubuh Defin dengan erat tanpa menghiraukan beberapa orang yang melintas dihadapan mereka.
Defin menghela napas kasar, emosi yang sedari tadi memenuhi hatinya kini berangsur hilang saat Agnes terus merayu dan membisikkan kata-kata cinta untuknya.
"honey, aku sangat mencintaimu. Kapan kau akan menceraikan wanita itu?"
Emosi Defin yang sudah mulai padam, kembali menggelora saat mendengar ucapan Agnes. Dia mendorong tubuh Agnes untuk melepaskan pelukan wanita itu dari tubuhnya.
"apa kau tidak bisa sabar, Agnes! Ayah mertuaku baru 1 bulan meninggal, tidak mungkin aku menceraikannya sekarang!" ucap Defin dengan tajam, dia tidak tega untuk menceraikan Zulaikha saat ini.
"tapi dia juga sudah tau hubungan kita, lalu untuk apa lagi kau berhubungan dengannya?" geram Agnes, dia ingin menjadi satu-satunya istri Defin.
Defin terdiam dengan apa yang diucapkan Agnes, dia juga tau kalau saat ini Zulaikha malah ingin bercerai dengannya.
"apa yang Agnes ucapkan adalah benar, tapi kenapa aku seolah-olah tidak ingin bercerai dengannya?" Defin bingung dengan dirinya sendiri saat ini.
"honey, aku ingin menjadi istri sahmu. Aku ingin menjadi satu-satunya istri dalam hidupmu, hiks," Agnes meneteskan air matanya untuk membujuk Defin agar segera menceraikan Zulaikha.
Defin terlihat bimbang, mulutnya ingin sekali berkata iya. Tetapi entah kenapa hatinya terasa sangat sesak.
"honey?" Agnes mendongakkan kepalanya untuk melihat ke arah Defin yang tidak bersuara.
Defin melihat ke wajah Agnes yang tampak menghiba, bola matanya yang jernih tampak berkaca-kaca ingin mengeluarkan air mata.
Defin menarik napas dengan dalam, "baiklah, aku akan segera mencerikannya!"
Senyum merekah terbit diwajah Agnes saat mendengar apa yang Defin ucapkan, dia lalu memeluk Defin dengan erat sembari terus mengucapkan cinta yang begitu berlimpah untuk lelaki itu.
Irham, yang sejak tadi menonton pertunjukan mereka dari balik dinding merasa benar-benar terkejut dengan fakta yang baru saja dia ketahui. Dia tidak menyangka kalau selama ini bosnya telah menikah dengan Agnes.
Irham memang tau kalau selama ini Defin dan Agnes sangat dekat, bahkan mereka juga sudah lama menjalin hubungan sebagai kekasih. Namun, tiba-tiba Defin menikah dengan Zulaikha dan memutuskan hubungannya dengan Agnes.
"jadi sejak awal Pak Defin memang tidak pernah memutuskan hubungannya dengan Agnes?" Irham mulai berpikir tentang awal pernikahan Defin dan juga Zulaikha.
"mereka bahkan sudah menikah?" Irham benar-benar sangat terkejut dan tidak menyangka bahwa dua manusia itu sudah menikah secara diam-diam.
Lalu tiba-tiba Irham teringat dengan Zulaikha, sosok wanita cantik yang baik hati dengan segala pesona dan keanggunannya. Wanita itu jugalah yang selalu membuatnya malu dengan debaran jantung yang seakan saling berkejaran.
"kau menyia-nyiakan wanita sebaik dan selembut Mbak Zulaikha, hanya demi wanita sepertinya," gumam Irham sembari membalikkan tubuhnya untuk menuju di mana mobilnya berada.
Ditempat lain, tampak dua orang gadis sedang merengek untuk pergi kesuatu tempat pada sang kakak. Mereka terus membujuk kakaknya agar mau menutup toko dan ikut pergi bersama mereka.
"ayolah, Mbak! acaranya cuma setahun sekali loh," bujuk Syifa sembari menarik-narik baju Zulaikha.
"iya, Mbak! acaranya sangat viral loh, banyak juga artis-artis yang datang ke sana," rayu Sita yang juga sedang menempel di samping Zulaikha.
"kan sudah Mbak bilang, kalau kalian mau pergi ya sudah pergi saja! biar Mbak yang jaga toko,"
"Hah!" Syifa dan Sita menghembuskan napas mereka dengan kasar. Tujuan utama mereka untuk pergi ke tempat itu, selain untuk memuaskan rasa penasaran, sekaligus untuk menghibur hati Zulaikha yang pasti masih sangat sedih perihal masalah rumah tangganya.
"kami enggak mau pergi, kalau Mbak gak pergi!" seru Syifa sembari memasang wajah cemberut dengan bibir maju bak ikan emas. Sita juga menganggukkan kepalanya untuk mendukung apa yang Syifa ucapkan.
"Hah!" Zulaikha menghembuskan napasnya dengan kasar, gadis-gadis itu selalu saja membuatnya kerepotan.
"baiklah-baiklah, ayo kita pergi!"
•
•
•
TBC.
Terima kasih buat yang udah baca 😘
intinya goblok.
untung ridwan pria tegas!