NovelToon NovelToon
Antara Dia Dan Dirimu

Antara Dia Dan Dirimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Cahyaning fitri

Kiara Safira Azzahra harus menelan pil pahit mendapati kekasihnya tiba-tiba tidak ada kabar berita. Ternyata ehh ternyata, kekasihnya......

😱😱😱😱

Penasaran????

Yuk kepoin cerita author yang bikin kalian mewek-mewek baper abiss....

Hanya disini.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Anak pembawa sial.

Anak pembawa sial.

Anak pembawa sial.

Anak pembawa sial.

Gue anak haram, pantes aja mama begitu benci sama Gue.

"Kamu itu anak pembawa sial!" ucap nenek.

"Karena Kamu keluarga ku berantakan!"  ucap Rosalin, mamanya.

"Karena kamu, kami harus kehilangan kakek. Dan sekarang papa....!" ucap Ratu, waktu itu.

"Hahahaha..... Pembawa sial!" 

"Hahahaha..... Pembawa sial!" 

"Hahahaha..... Pembawa sial!" 

-

-

Sreek....

"Awassssssss.........!"

Brugh.....

"Elo dah gila? Elo ampir keserempet!" teriak seseorang itu. Sementara itu ujan semakin deras mengguyur kota Jakarta.

"Biarin aja gue mati.....!" teriak Kia. Tubuhnya menggigil, mungkin efek kehujanan terlalu lama.

Pria yang tadi menolong membentak dengan suara jengkel bercampur marah, matanya menyala penuh emosi.

"Kalau elo ada masalah, nggak gitu caranya...!" Dadanya naik-turun, napasnya terengah-engah seperti ingin meluapkan semuanya sekaligus.

Gadis itu di depannya cuma diam, pandangannya tak bergeming. "Perduli apa elo? Elo bukan siapa-siapa gue..." Kia melanjutkan, suaranya makin meninggi seperti ingin menyingkirkan semua rasa sakit di dalam dada.

"Setidaknya ada keluarga yang nungguin elo...?" ucapnya lagi, mencoba menembus tembok marah itu.

Kia menggeleng sambil menahan air mata yang hendak jatuh. "Nggak ada yang nungguin gue. Kelahiran gue di dunia ini, tak satupun ada yang menginginkannya...!" suaranya pecah, kekecewaan dan kesedihan tersirat dalam setiap kata.

Pria yang datang menjadi penyelamatnya adalah Banyu. Matanya melekat pada sosok Kia yang terlihat kacau.

"Gue capek. Gue lelah...! Dan nggak ada yang perduli juga...?" lirih Kia, suaranya mengambang antara putus asa dan harapan.

"Tapi gue perduli..." jawab Banyu, suara hangat itu menggetarkan udara dingin yang menyelimuti mereka.

Sejak dia melihat Kia hujan-hujanan berjalan sendiri, nyaris terserempet mobil, Banyu tahu—meski dia bukan siapa-siapa, dia ingin berada di samping gadis itu.

"Mereka nggak perduli sama elo, tapi gue perduli. Anne perduli. Dan masih banyak lagi yang perduli. Jadi---berhenti merasa sendiri....!" katanya.

Kia berjongkok di pinggir jalan, napasnya tercekat di antara isakan yang mengguncang jiwa. Hujan deras menimpa tubuh yang basah kuyup, tapi ia tak peduli dengan derasnya arus kendaraan yang melintas. Dunia seolah berhenti berputar di sekelilingnya, hanya ada ratapan sunyi yang meledak di dalam dada. Air mata mengalir bebas, mencampur deru hujan yang seakan menjadi saksi penderitaan.

"Kalau elo mau teriak, teriak aja.....? Keluarkan semua beban berat di hati elo....? Lepaskan semua yang menjadi pikiran elo.....? Gue temenin sampai elo lega....?" katanya, membuat Kia mendongakkan kepalanya menatap si pemuda.

"Ayo berdiri.....?" katanya. Tangan Banyu terulur, dan meraih tangan Kia, menggenggamnya untuk berdiri.

"Ikut gue.....?"

Banyu menarik tangannya, lalu menyuruh gadis itu naik ke boncengan motor sportnya. Hujan masih turun dengan derasnya.

"Elo mau bawa gue ke mana?" tanya Kia.

"Gue mau bawa elo ke suatu tempat," jawab Banyu sambil mengulum senyum, sengaja menularkannya ke gadis yang sedang dilanda suasana hati buruk itu.

Motor Banyu melaju dengan cepat menembus derasnya hujan yang mengguyur tanpa henti. Sesekali tetes air membasahi wajah keduanya, tapi mereka tak peduli.

Mata Bnayu tetap fokus menatap jalan.

Mereka sampai di sebuah pantai yang sepi, ombak menggulung kasar, angin membawa dingin yang menusuk tulang.

Gadis itu mengernyit, tubuhnya menggigil, tapi ada senyum tipis yang perlahan muncul di bibir.

Banyu menepuk bahu Kia pelan, "Teriak lah. Keluar kan apa yang menjadi beban mu selama ini asal kamu senang." Suaranya serak tapi penuh perhatian, membuat hati gadis itu terasa hangat meski hujan masih mengguyur deras di atas mereka.

"Ayo! kenapa diam saja? Teriak lah sepuasnya.....?"

Kia tak bergeming.

"Mau aku contohin....?" katanya.

Banyu melangkah maju, tatapannya membeku menatap ombak yang tak henti-hentinya bergulung dengan bisu. Langit kelabu menggantung berat di atas kepala, mengancam tanpa mengaum. Tidak ada petir, hanya kesunyian menunggu ledakan yang tak kunjung tiba.

Jantung Kia berdetak lebih kencang, menatap heran ingin tahu apa yang akan dilakukan Banyu.

"Aaaaaaaa........!" jeritnya.

Kia terkesiap kaget mendengar teriakan-teriakan Banyu, tapi detik itu juga dia paham.

"Ayo lakukan......?" titahnya.

Kia melangkah maju. Ia juga melakukan hal yang sama.

"Aaaaaaaaaa......!"

"Ayo lagi.....?" perintah pemuda itu.

"Aaaaaaaaaa.....!" teriak Kia lagi.

"Bagus. Yang lebih keras lagi. Keluar kan semua yang menjadi beban hati elo......!"

"Aaaaaaaaaaaa.........!"

"Hiks....Hiks.....Hiks, Kenapaaaaaaaa? Kenapa Tuhan? Kenapa gue harus dilahirkan sebagai anak pembawa sial? Kenapaaa.......? Hiks.... Hiks.... Hiks."

"Gue juga ingin seperti orang lain. Mempunyai keluarga utuh. Mama yang sayang sama gue Papa yang selalu ada untuk gue. Tapi kenapa? Kenapa? Hiks....Hiks....Hiks...."

"Andai saja gue boleh milih, gue juga nggak mau dilahirkan dari benih seorang penjahat. Gue nggak mau.....! Hiks....Hiks....Hiks......"

"Gue nggak mau, Nyu!"

Banyu melangkah pelan mendekati Kia yang terisak tersedu, tubuhnya menggigil menahan tangis dan dingin. Perlahan, Banyu merangkulnya dengan hangat, bahu Kia bergetar di balik pelukan itu. Suara tangisnya yang tersendat membuat udara sekeliling terasa berat, seakan duka mereka berdua merembes ke siapa saja yang mendengar.

"Menangis lah.....?" ucapnya mendekat tubuh ringkih itu erat-erat.

Hiks....Hiks....Hiks

*****

"Pak Bos, ada cewek yang nyariin pak bos?" ucap salah satu karyawan pada Regan.

"Siapa, Ar? Klien?" tanya Regan, pada karyawan nya yang bernama Ari.

"Bukan, Pak Bos. Emmmm, dia .....?"

"Siapa sih?" Regan mengernyitkan alisnya bingung.

"Aku, Sayang," tiba-tiba Ratu datang menerobos masuk ke ruangan pribadi Regan.

"Maaf, Bos. Tadi aku sudah berusaha nahan, dianya maksa banget!" ucap seorang karyawan wanita menggigit bibirnya sambil menunjuk Ratu. Wajahnya nampak tidak enak.

"Nggak apa-apa, Ras. Biar gue yang urus?" kata Regan, "Kalian lanjut kerja aja?" suruhnya pada dua karyawan tersebut. Keduanya pun langsung pergi meninggalkan ruangan itu.

"Sayang, aku bawain kue brownies kesukaan Kamu. Ini buatan ku sendiri loh?" ujarnya sambil membuka paper bag yang ia bawa.

"Bawa balik!" ketus Regan.

"Hah....?"

"Aku bilang bawa balik?" ucapnya semakin ketus.

"Loh, Yang, kamu apa-apaan sih? Jangan galak-galak dong. Aku tuh sengaja bikin ini buat kamu loh?"

"Dan aku nggak butuh. Bawa balik!" titahnya.

"Kamu cobain dulu! Ayo cicipi!" dengan tidak tahu malu, Ratu menyodorkan potongan kue brownies ke mulut Regan.

Regan menepisnya kasar hingga kue brownies itu terlempar ke meja kerja Regan. Dan cokelat dari kue itu mengotori kertas, hasil pekerjaannya.

"Ah, SHITT!" umpatnya kesal, "SUDAH KU BILANG KAN! AKU NGGAK BUTUH SEMUA INI. APA KAMU NGGAK DENGER?" TERIAKNYA, KESAL SEKALI .

Ratu sampai terkejut mendengar bentakan itu.

"HUBUNGAN KITA SUDAH SELESAI. JADI, PLEASE, JANGAN PERNAH KASIH PERHATIAN APAPUN KE AKU? KARENA AKU NGGAK BUTUH!" BENTAKNYA.

To be continued.....

Komen dong?????

1
Mintarti
lanjut thor
Aditya hp/ bunda Lia
semangat Kia ... 💪💪
Mintarti
woooee ternyata ratu ga punya aklak ank yg di banggakan jatuhlah dia
Mintarti
ibuk e edan kwi greget aku ,ibuk durhaka
Mintarti
sapa suruh tante ada udang dibalik rempeyek/Grin/
Mintarti
ntar lulus kedokteran ratu belum tentu laku
Mintarti
nasib baik tk ada yg tau sabar kia Alloh pd saatnya akan angkat derajat mu
Aditya hp/ bunda Lia
kayaknya Kia mau di suruh jadi pacar boongan lagi .... 🤭
Aditya hp/ bunda Lia
baca dari awal koq aku baru ngeh kalo ratu mantannya pak dosen itu kakak nya Kia .... faktor U dah makin lemot ajah nih otak ... 🙈
Aditya hp/ bunda Lia
harus super duper tegasnya pak dosen jahat juga gak apa-apa lah kalo Sama cewe ulet bulu modelan si ratu mah
Gustinur Arofah
klo bisa dilahirkan maunya di orang tua yg kaya raya, tak ada yg meminta untuk dilahirkan dr perbuatan apa pun, miris bgt klo sampe seperti itu. 😭😭😭
Aditya hp/ bunda Lia
ternyata benar .... yakinlah Ki kamu akan mendapatkan kebahagiaanmu
Oma Gavin
rumit banget hidup kia, tetap semangat dan tegar kia raih cita" mu tunjukkan pada mereka yg meremehkan mu
Gustinur Arofah
😭😭😭😭
Aditya hp/ bunda Lia
Oh tidak jadi Kia anak dari si perampok? 😱
benarkah???
Aditya hp/ bunda Lia
ternyata Banyu leukimia... 🥺🥺
Aditya hp/ bunda Lia
pasti di kasih kerjaan Sama om Guntur ...
Aditya hp/ bunda Lia
udah Kia Ama pak dosen ajah banyu sama Anne ... 🤭
Oma Gavin
ayo bayu gercep jgn sampai keduluan pak dosen
Aditya hp/ bunda Lia
cerita dosen muda selalu bikin nagih baca .... lanjut 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!