NovelToon NovelToon
LUKA YANG TAK TERLIHAT

LUKA YANG TAK TERLIHAT

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Single Mom
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Reetha

Hai.. aku balik nulis lagi setelah menghilang hampir 4 tahun. semoga kalian bisa menemukan serta bisa menerima kehadiran karya ini ya...

Rania dan Miko, bukan pasangan masalalu. Mereka saling membenci. Rania memiliki sifat jahat di masa lalu. Namanya di blacklist hingga jatuh sejatuh-jatuhnya, dibuang ke tempat asing, lahirkan anak kembar hingga menikah dengan orang yang salah, siksaan mental dan fisik ia terima selama 4 tahun. Menganggap semua itu Karma, akhirnya memilih bercerai dan hidup baru dengan putra-putrinya. Putranya direbut ibu Miko tanpa mengetahui keberadaan cucu perempuan, hingga berpisah bertahun-tahun. Si kembar, Alan-Chesna tak sengaja bertemu di SMA yang sama.

Gimana kisah lengkapnya?

Selamat membaca yaa...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reetha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Di kamar kos, Chesna duduk bersila di atas ranjang tipisnya. Ia menatap layar ponsel, membaca berulang-ulang pesan ibunya.

“Sayang, Mama percaya kamu. Sabar ya… suatu hari nanti, pasti ada jalan. Jangan berhenti berdoa. Mama sayang kamu.”

“Mama percaya…” gumamnya pelan, seperti mencoba meneguhkan hatinya sendiri.

Jarinya bergerak mengetik cepat, penuh dengan emosi yang sudah lama terpendam.

Chesna: Ma, aku nggak salah lihat. Aku yakin banget itu Alan. Tatapan matanya, wajahnya… aku nggak bisa lupa. Rasanya sakit banget, Ma. Dia ada di sana, tapi aku nggak bisa manggil, nggak bisa nyentuh.

Ia berhenti sebentar, menutup wajahnya dengan bantal. Sesak. Tangisnya tertahan, hanya terdengar suara napas berat di ruangan sepi itu.

Setelah agak tenang, ia kembali mengetik.

Chesna: Ma, apa Alan masih ingat aku? Apa dia pernah nyari aku?

Pesan itu terkirim. Chesna menatap layar ponselnya lama, berharap ada jawaban cepat dari ibunya, meski tahu sinyal di laut sering tersendat.

Dalam hati, ia bergumam lirih, “Aku kangen, Lan… aku kangen banget.”

Beberapa menit kemudian, layar ponselnya berkedip lagi. Pesan ibunya masuk.

Rania: Sayang… Alan pasti ingat. Hanya saja, keadaan belum berpihak sama kita. Satu hal yang Mama tahu, kalian berdua saling terikat. Jangan berhenti percaya, ya.

Chesna menatap pesan itu, lalu akhirnya tersenyum tipis di balik air mata yang belum kering. Ia memeluk ponselnya erat-erat seolah sedang memeluk ibunya dan saudara kembarnya sekaligus.

“Baik, Ma… aku akan percaya.” bisiknya.

___

Ruang belajar sudah mulai sepi. Sebagian siswa bergegas pulang, ada yang dijemput sopir pribadi, ada pula yang berjalan sendiri sambil bercanda. Alan masih duduk di kursinya, memandang kosong ke arah jendela yang perlahan menguning oleh cahaya senja. Pensil di tangannya berputar-putar tanpa arah, seakan menjadi pelampiasan dari pikiran yang menumpuk.

“Alan.” Suara berat dan tenang terdengar di belakang. Om Ardi berdiri di dekat pintu, menunggu. Sejak dulu, pria paruh baya itu memang selalu mengawasi Alan, baik di rumah maupun di luar, sesuai perintah Miko.

Alan menoleh sekilas, lalu menghela napas. “Om… boleh kita bicara sebentar?”

Ardi mengangguk, memberi isyarat agar Alan mengikutinya. Mereka berjalan keluar kelas, lalu menuju taman kecil di samping gedung. Di sana lebih tenang, hanya ada suara burung dan riuh kendaraan di kejauhan.

Alan duduk di bangku panjang, sementara Ardi berdiri menyamping, menjaga jarak yang sopan. Namun tatapan matanya penuh perhatian.

“Om,” suara Alan pelan, nyaris berbisik. “Aku… akhir-akhir ini sering mikirin mereka.”

Ardi menatap lekat wajah remaja itu. “Mereka siapa?” tanyanya seolah butuh kepastian, meski hatinya tahu jawabannya.

“Ibu… dan Chesna.” Alan menunduk. Suaranya bergetar. “Entah kenapa, semakin aku besar, aku makin takut melupakan wajah mereka. Aku takut, Om… takut kalau nanti aku nggak bisa lagi ketemu mereka.”

Ardi menghela napas panjang. Sejak Alan memohon dulu, saat pertama kali dibawa ke rumah Miko, ia sudah berjanji menyimpan rahasia tentang kembarannya. “Alan, kamu tahu sendiri kenapa Om setuju simpan rahasia itu. Karena kamu benar-benar nggak mau adikmu ikut direbut. Tapi kamu juga harus kuat, Nak. Dunia ini nggak selalu berpihak pada kita.”

Alan mengepalkan tangannya. “Kalau Papa tahu aku punya saudara kembar… kalau Papa tahu ada Chesna… dia pasti nggak akan tinggal diam. Aku bisa kehilangan semuanya. Bukan cuma Mama, tapi juga adikku.”

Suara Alan meninggi sedikit, lalu tercekat oleh emosinya sendiri. Matanya berair, tapi ia buru-buru mengusap dengan kasar. “Om, kadang aku nyesel. Kenapa waktu itu aku nggak kabur aja sama Mama dan Chesna. Kenapa aku harus tinggal di sini, pura-pura bahagia.”

Ardi menepuk bahunya, lembut tapi tegas. “Kamu nggak salah, Alan. Kamu cuma anak kecil waktu itu. Semua terjadi begitu cepat. Dan sekarang kamu punya kesempatan untuk belajar, jadi kuat, supaya nanti bisa melindungi ibumu dan Chesna.”

Alan menoleh cepat. “Tapi sampai kapan, Om? Sampai kapan aku harus pura-pura nggak peduli? Aku rindu mereka setiap hari. Bahkan tadi, di kelas, aku nggak bisa fokus karena terus kebayang senyum Chesna. Aku nggak tahu kabarnya. Aku nggak tahu dia sehat atau nggak.”

Ardi terdiam sejenak, lalu menjawab hati-hati, “Selama ini, Om tetap pegang janji. Tapi kalau kamu benar-benar mau, mungkin kita bisa cari cara. Diam-diam. Tanpa Papa tahu. Tapi kamu juga harus siap dengan konsekuensinya.”

Alan tertegun. Ada cahaya kecil di matanya, bercampur antara harapan dan ketakutan. “Om janji, ya? Jangan bilang Papa. Tolong… sampai kapanpun, jangan biarkan Papa tahu tentang Chesna.” Alan menarik napas perlahan. “Aku tidak minta om mencari mereka. Aku hanya mau Om merahasiakan tentang adik kembarku.”

Ardi menatapnya dalam, lalu mengangguk pelan. “Om janji, Alan. Selama Om masih ada, rahasia itu akan tetap aman.”

Alan tersenyum tipis, meski getir. Hatinya masih remuk, tapi setidaknya ia tidak sendiri. Ketika merindukan Rania dan Chesna, om Ardi adalah orang satu-satunya yang menjadi tempat teraman untuk bercerita.

___

Pagi itu udara terasa lebih dingin dari biasanya. Di ruang kerjanya yang luas, Miko duduk di balik meja kayu besar dengan segelas kopi hitam di tangan. Pandangannya tajam menelusuri dokumen-dokumen, tapi pikirannya masih melayang entah ke mana. Akhir-akhir ini, ada sesuatu yang terus mengganggu benaknya.

Ardi masuk perlahan, membungkuk hormat. “Tuan, ada yang ingin Anda panggil saya untuk bicarakan?”

Miko menegakkan tubuhnya, menatap pria yang sudah lama menjadi tangan kanannya. “Ardi, aku butuh kau menyelidiki seseorang.”

Ardi sedikit terkejut, tapi tetap menjaga wajahnya tenang. “Siapa yang Tuan maksud?”

“Namanya Chesna,” jawab Miko singkat, suaranya berat dan penuh kuasa. “Aku curiga, putraku ada hubungan dengan gadis ini. Takutnya, gadis ini ada kaitannya dengan sesuatu yang tak beres. Cari tahu siapa dia. Aku ingin semua datanya ada di mejaku secepatnya.”

Sekilas wajah Ardi menegang. Dalam sepersekian detik, jantungnya berdetak lebih cepat. Nama itu bukan nama asing baginya. Chesna adalah gadis yang selama ini disembunyikan dari pengetahuan Miko. Dia putri Rania, kembaran Alan, rahasia yang ia simpan rapat karena permohonan Alan sendiri.

“Baik, Tuan,” jawab Ardi akhirnya, meski suaranya terdengar lebih berat dari biasanya. Ia menunduk untuk menutupi kegelisahannya.

Namun Miko menajamkan tatapan. “Ada masalah?”

Ardi cepat menggeleng. “Tidak, Tuan. Saya akan segera mulai mencari informasi.”

Miko mengangguk singkat, lalu kembali menatap dokumennya. “Bagus. Aku ingin kau teliti. Jangan ada detail yang terlewat. Aku ingin tahu siapa dia sebenarnya, dari mana asalnya, dan kenapa namanya terasa begitu dekat di telingaku.”

Ardi membungkuk, lalu berjalan keluar. Tapi langkahnya berat, dadanya sesak. Begitu pintu tertutup, ia berhenti sejenak di koridor, memejamkan mata. “Tuan Miko… kalau sampai tahu kebenaran ini, Alan dan Chesna bisa hancur karena kehilangan ibu mereka,” gumamnya dalam hati.

Sepanjang hari, Ardi diliputi dilema. Ia tahu kewajibannya adalah taat pada Miko, pria yang telah memberinya pekerjaan dan kepercayaan selama bertahun-tahun. Tapi di sisi lain, ada janji yang ia buat pada Alan, janji seorang paman dan teman baik yang tak pernah tega mengkhianati seorang anak yang menggantungkan seluruh kepercayaannya padanya.

Malam harinya, Ardi akhirnya mengambil keputusan. Ia duduk sendirian di ruang kecil kediamannya, memikirkan Riana dan dua anak kecilnya yang pernah ia selamatkan saat dulu membantu perempuan itu melarikan diri..

“Maafkan saya, Tuan,” bisiknya lirih. “Kali ini, saya memilih melindungi rahasia ini. Demi Alan.”

Ardi pun menyusun rencana. Jika Miko benar-benar menuntut laporan, ia akan membuat laporan yang samar, mengaburkan fakta, cukup untuk memuaskan rasa ingin tahu tuannya tanpa membuka kebenaran yang sebenarnya. Ia tahu resikonya besar, tapi tekadnya sudah bulat.

Di satu sisi, ia hanyalah orang kepercayaan. Tapi di sisi lain, ia merasa dirinya lebih dari itu, pelindung bagi dua jiwa muda yang seperti terjebak dalam pertarungan orang dewasa. Tapi tidak, bukankah tidak ada pertarungan disini?

___

Tambahkan cerita ini ke Fav kalian yaa... makaciii

1
septiana
biarkan Chesna sendiri dulu Alan. kalau emosinya sudah mereda baru kamu ngomong baik2 sama dia. jelaskan sama dia kalau kamu masih peduli dan sayang sama dia.
septiana
kemana shenia??? apa dia dilarang mamanya??🤔
septiana
bukan kamu yg di musuhin Chesna,tapi Chesna yg bakal di musuhin cewek 1 sekolah
septiana
kamu jangan kawatir Alan bakal nikung kamu Gideon.. karena Chesna itu saudara kembarnya Alan
Nurlaila Ikbal
jangan lama2 thor buat chesna kumpul bareng mm nya
septiana
Miko, Chesna itu juga anak mu. jangan lihat dia sebagai musuh hanya karena Alan begitu peduli.. suatu saat kamu akan menyesal karena menganggap Chesna sebagai ancaman.
Adinda
seharusnya kamu melindungi adikmu alan walau bahaya sekali pun bagaimana perasaan mommy mu kalau tau kamu gagal melindungi adikmu
septiana
yap bener kata shenia,kamu itu harus PD Chesna..
septiana
Miko sudah mulai melunak,tapi masih banyak yg harus di pikirkan Rania.
Nurlaila Ikbal
sedih banget dengan nasib chesna
Reetha: Makasih kk udah baca kisah ini. Ayok lanjut ya kk
total 1 replies
Adinda
aku gak rela kalau rania sama miko Sudah cukup penderitaan rania atas perbuatan miko lebih baik rania sama pria yang lebih dari miko
Reetha: Makasih atas komennya ya kk😍😍😍
total 1 replies
septiana
pasti sedih banget sudah didepan mata tapi seperti ada tembok tinggi yg menghalangi.. untuk Alan Chesna sabar ya semua akan indah pada waktunya. walaupun jalannya tak semudah itu.
Daulat Pasaribu
sedihnya rania sama anak anaknya
Daulat Pasaribu
kok bisa si rania dapat kehidupan yg menyakitkan,kesalahan apa yg di perbuatnya sampai vertahun tahun hidup di dalam penderitaan
Reetha: Makasih udah mampir ya kak. Silakan panjut baca kk🥰🥰
total 1 replies
septiana
apa ya yg akan dikatakan Lila??🤔
septiana
sebenarnya kamu sendiri yg membuat Chesna terasa menjauh... ya,karena Alan. sekarang Chesna sudah tau siapa kamu Miko.
septiana
akhirnya Chesna tau masa lalu itu.. sabar ya Chesna tunggu ibu mu menjelaskan semuanya. kalau sampai Miko tau kamu juga anaknya bisa bisa kamu juga diambil sama dia.
septiana
hadeh udah ketemu di depan mata, malah begini jadinya. Alan pura2 ga kenal untuk melindungi Chesna apa ya🤔ah ditunggu aja kelanjutannya...
Reetha: Silakan ditunggu kk😍
total 1 replies
septiana
udah mulai ada rasa nih Gideon sama Chesna.. bener kata shenia,kamu jangan ganggu Chesna karena hidupnya tidaklah mudah.
septiana
ternyata seorang Chesna bisa mengganggu pikiran Gideon. sayangnya Chesna ga merasa diperhatikan malah Gideon yg kelabakan sendiri..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!