Carabella Anisha ( berparas cantik,suci dan murni) itulah arti dari nama gadis cantik yang memiliki paras sesuai dengan namanya, itulah alasan sang ibu memberinya nama itu,tapi sayang,jalan hidupnya tak seindah mamanya.
Tinggal di tempat yang terkenal dengan rumah nya para wanita malam, membuatnya menjadi remaja yang pendiam, tertutup juga introvert.
Anak pelacur...julukan itu yang selalu ia terima bahkan sejak ia masih duduk di sekolah dasar, untung ia pintar sehingga dengan mudah bisa mengenyam pendidikan di sekolah elite dan bergengsi.
" Sha... baik-baik saja bunda,mi..kalian tidak perlu khawatir, mereka hanya tidak mau berteman tapi tidak melukai sha,dan sha masih punya sahabat baik " itulah kata-kata yang paling sering ia ucapkan pada dua wanita hebat nya.
lalu bagaimana kah kehidupan nya saat ia terlibat masalah dengan seniornya yang terkenal dingin tak tersentuh.
kaivan ivander( lelaki tampan dan terbaik) persis seperti rupanya,namanya seakan menggambarkan dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
" Ara berangkat ya Bun, assalamualaikum" Ara menyalami takzim wanita hebatnya,wanita kebanggaan dan panutan nya sejak ia kecil hingga hari ini
"Waalaikumsalam ...Ia nak, hati-hati ya,Bunda merasa sedikit tidak tenang,mami juga sedang tidak ada" Bunda suci mengungkapkan kegelisahan nya gelisah.
" Insyaallah Ara akan baik-baik saja Bun,mohon doa nya,dan mami juga pasti baik-baik saja " Ara berusaha untuk membuat bundanya merasa tenang.
Bunda Suci tersenyum dan memeluk sang putri" Amin " berharap agar semuanya baik-baik saja.
Ara tersenyum seraya melambaikan tangannya pada sang Bunda,ia berjalan menuju ojek online pesanannya.
" Jalan pak" perintah Ara pada kang ojol, yang di balas anggukan kepala oleh pria yang berusia kisaran 40 tahunan itu.
Sekitar 20 menit kemudian,ojek yang membawa Ara berhenti di depan gerbang sekolah,dengan sigap Ara turun dan menunjukkan layar ponselnya yang menampakkan bukti transaksi pembayaran tarif ojek online pesanannya.
" Terimakasih ya pak,sudah saya transfer".
" Oh ia nak, sama-sama,selamat belajar" dengan ramah pria paruh baya itu tersenyum dan meninggalkan Ara.
Ara memasuki gerbang sekolah,berjalan santai melewati lobby dan menyusuri koridor, sesekali ia akan mengangguk seraya tersenyum menyapa teman sekolah nya saat saling berpapasan.
Tapi Ara merasa kurang nyaman saat ia mulai menyadari hampir semua orang yang bertemu dengan nya menatapnya dengan tatapan jijik dan mencibir, hingga akhirnya Savira sedikit berteriak memanggilnya.
" Ara.." dengan suara sedikit besar Savira memanggil Ara,membuat gadis 14 tahun itu mempercepat langkahnya karena sang sahabat melambaikan tangannya.
" Kamu pasti ga liat grup sekolah kan? Ga buka chat gue juga kan? Makanya masih santai gini ke sekolah" omel Savira geram.
Ara yang memang belum tau apapun menjadi heran dan kebingungan,ia melihat sekeliling terlihat hampir semua mata menatap remeh padanya.
' Gayanya aja sok suci,padahal anak kupu-kupu malam, jangan-jangan dia ga tau pun siapa ayah nya'.
' Kirain pake baju longgar gitu beneran alim,ternyata aslinya anak jalang '
Berbagai desas-desus terdengar di telinga Ara,ia menatap tak percaya dengan semua nya,foto nya saat memeluk seseorang mereka jadikan sebagai tajuk utama berita yang menghebohkan warga sekolah,di tambah lagi dengan beberapa foto yang lainnya, yang membuat cerita itu semakin di percaya.
Ara menatap terkejut beberapa foto dirinya bersama seorang pria paruh baya yang wajahnya di samarkan,dan beberapa foto mami Dona yang terlihat begitu mesra dengan seorang pria yang wajahnya memang tak terlihat, sepertinya mereka mengambil foto-foto itu dari arah belakang dan samping.
" Kanapa ada foto-foto seperti ini vir?" Ara bertanya dengan nada heran dan tak percaya.
Savira menggeleng pelan" gue juga ga tau Ra dari mana datangnya foto-foto itu,gue datang tadi udah ada semuanya" cerita Savira yang juda tak kalah bingung.
" Apa yang sebenarnya terjadi Ra, kenapa ada berita seperti ini?" Aldara yang baru datang tak kalah terkejutnya,ia datang bersama Juno dan Balqis.
" Aku ga tau Al, yang awal tau itu Vira,aku juga baru datang" Ara menjawab pertanyaan para sahabatnya dengan nada lesu, matanya mulai berkaca-kaca, kenangan pahit di sekolah lamanya kembali terulang di sekolah barunya sekarang, padahal ia sudah berusaha sebaik mungkin untuk menutupinya.
" Udah Lo ga usah khawatir gitu,kalau nanti pihak sekolah manggil Lo,Lo tinggal tunjukkin identitas Lo yang sebenar nya, tentang siapa nyokap Lo" Balqis berusaha untuk memberikan saran agar bisa menenangkan Carabella.
" Udah yuk kita ke kelas aja,Lo tenang aja, kita-kita pasti bakal berusaha buat bantu lo" tambah Aldara lagi.
" Yup..bener banget ay,Lo ga usah pedulikan mereka - mereka, yang terpenting adalah pihak sekolah"
Ara mengaguk walaupun hatinya begitu cemas,ia sedikit menampilkan senyum terpaksa nya,sekedar untuk menenangkan para sahabatnya, walaupun hatinya sendiri terasa begitu kacau.
Ting...
Ponsel dalam saku Ara berdering,sebuah pesan singkat melalui WhatsApp masuk ,Ara segera membuka nya dan melihat ternyata dari nomor tidak di kenal.
📩-" Itu baru peringatan awal,jauhi kaivan kalau kamu masih ingin melihat ibumu baik-baik saja" sebuah pesan berupa ancaman Ara terima.
" Siapa Ra?" Aldara yang melihat gelagat aneh dari Ara,menjadi penasaran dan bertanya.
Ara menggeleng seraya tersenyum tipis " bukan siapa-siapa,orang iseng,biasa sih pinjol( pinjaman online)"
" Duh... pagi-pagi udah menawarkan pinjaman tu kang pinjol,bikin gue pengen cepet punya KTP,biar bisa ajukan pinjol" Juno bercanda berharap bisa sedikit menghibur Ara yang terlihat murung.
Balqis mencibir mendengar ucapan Juno" kirain pengen cepet-cepet punya KTP buat ngelamar kerja,ngak taunya cuma buat ngutang,dasar siluman lo" geram nya.
Dara,Savira dan Ara menggeleng seraya tertawa kecil mendengar perdebatan dua insan beda gender itu.
" Kalau masih ada yang bersedia menawarkan pinjaman,ngapain juga kerja" Juno menanggapi dengan santai.
" Ye...dikira ga harus bayar tu,namanya aja pinjaman,Lo kira santunan " Savira tak habis pikir dengan kekonyolan pemikiran Juno.
Mereka tertawa bersama, walaupun mereka tau di depan mereka, khususnya Ara,masalah tengah menunggu nya,tapi mereka sudah berjanji dan berkomitmen untuk saling membantu.
Ara,Aldara,Savira,Balqis dan Juno sudah berada di dalam kelas mereka,duduk di kursi masing-masing namun masih saling mengobrol,jam belajar belum di mulai,bahkan bel masuk belum berbunyi.
" Ada yang bernama carabella Anisha? Di " seorang siswi perempuan berdiri di depan pintu kelas 9 A,memanggil Ara untuk me ruang kepala sekolah.
" Ya saya" Ara mengangkat tangan nya.
" Kamu di panggil ke ruang kepala sekolah, sekarang" siswi itu memberikan informasi.
Ara mengangguk " Terimakasih" ia bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan para sahabatnya.
" Ra...semangat,jujur aja" Aldara dan yang lainnya mencoba menguatkan Ara.
Ara mengangguk seraya tersenyum tipis, ia mengangkat jemarinya membentuk huruf O sebagai tanda ia akan baik-baik saja, walaupun tak di pungkiri dalam hatinya ia merasa sangat takut dan bingung jg arus bagaimana.
Ara berjalan cepat menyusuri koridor sekolah,menuju ruang guru,di koridor mulai sepi karena para siswa sudah banyak yang berada di dalam kelas,sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.
" Kak" Ara bergumam pelan saat ternyata ia bertemu dengan kai di koridor,ia melihat Kai menatapnya sesaat,tapi setelahnya kai beralih menatap lurus ke depan.
Ara tersenyum miris melihat perubahan sikap Kai setelah peristiwa pagi tadi,tapi Ara tak mau ambil hati dengan perubahan sikap Kai,bagi Ara itu wajar, karena kai pasti akan malu jika dekat dengan nya,wanita yang tidak di ketahui asal usul nya.
' seperti ini akan lebih baik,aku juga ga harus berusaha untuk menjauhinya,apapun ibu dan mami yang terpenting ' batin Ara meyakinkan hatinya.