S2
Ketika dua hati menyatuh, gelombang cinta mengalir menyirami dan menghiasi hati.
Ini adalah kisah Raymond dan Nathania yang menemukan cinta sesungguhnya, setelah dikhianati. Mereka berjuang dan menjaga yang dimiliki dari orang-orang yang hendak memisahkan..
Ikuti kisahnya di Novel ini: "SANG PENJAGA "
Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia di mana pun berada. 🙏🏻❤️ U 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. SP
...~•Happy Reading•~...
Ke esokan harinya ; Menjelang sore, Raymond dijemput asisten Mr. Franklin yang telah menjadi asistennya di rumah sakit. "Pak Ray, sudah bisa keluar dari rumah sakit." Ucap Neil saat masuk ke dalam kamar perawatan Raymond.
"Thanks Neil." Raymond berdiri dengan hati bersyukur.
"Saya yang bawa, Pak." Neil mengambil ransel Raymond lalu berjalan keluar dari rumah sakit, dimana sopir sudah menunggu mereka.
Neil merasa lega melihat perubahan Raymond yang signifikan. Wajah sudah berwarna dan jika tidak diperhatikan serius, orang tidak akan menyangka bahwa Raymond sakit dan baru keluar rumah sakit.
"Pak Ray, karna hanya tinggal sedikit waktu, saya jelaskan sambil menuju apartemen."
"Apa ada perubahan?" Tanya Raymond, karena sudah menerima rundown pertemuan.
"Ada sedikit perubahan. Pak Ray harus pakai brand yang kita pegang lisensi...." Neil menjelaskan outfit apa saja yang harus dipakai Raymond.
"Jadi saya harus mengganti semua ini?" Raymond menunjuk outfit yang sedang dipakai. Dia sudah memakai jas lengkap.
"Iya, Pak. Semuanya, terutama yang terlihat dari luar." Raymond jadi tersenyum. Dia hanya bisa pakai underwear yang dia bawa.
Setelah tiba di apartemen, Neil mengeluarkan semua brand yang dipegang lisensi oleh Franklin Corp' dan harus dipakai oleh Raymond. "Ini yang harus dipakai Pak Ray kemana saja, pada acara formal dan non formal." Neil menunjuk outfit di gantungan dan yang diletakan di kursi.
Neil memberikan daftar nama brand yang dipegang oleh perusahaan Mr. Franklin. "Kenapa tersenyum, Pak Ray?" Neil tergelitik melihat Raymond tersenyum.
"Setelah baca ini, orang iseng akan ketik kalkulator untuk hitung yang saya pakai." Ucap Raymond karena brand yang akan dipakai, dari topi hingga sepatu.
Neil jadi tersenyum. "Hari ini Pak Ray akan bertemu langsung dengan pemilik brand sebagai CEO Franklin Corp Asia-Australia. Mr. Franklin sudah atur semuanya."
"Ok. Pertemuan sesuai yang diemail?"
"Iya, Pak. Jika semua lancar, kita langsung hadiri pertemuan para eksekutif muda di Sydney."
"Ok. Saya mengerti. Ini Ance sudah siapkan dokumennya." Raymond menyerahkan dokumen perjalanan yang sudah disiapkan sekretarisnya di Jakarta.
Raymond tidak jadi model, tapi sejak diumumkan sebagai CEO Franklin Corp, semua outfit yang dikenakan harus dari brand yang dipegang lisensinya oleh Franklin Corp.
Hal itu tidak mengganggu, karena yang dibutuhkan adalah kemampuannya sebagai konsultan. Dan dia menggunakan outfit brand yang menjadi tanggung jawabnya di semua pertemuan dan acara-acara penting.
Raymond segera mandi dan mengenakan semua yang disiapkan Neil. "Perfect. Tidak ada yang tahu, Pak Ray sedang terluka." Neil memberikan isyarat OK dengan jarinya.
"Ok. Thanks. Tolong diatur, agar saya lebih banyak bicara saat duduk."
"Sudah, Pak. Hanya 10 menit berbicara di forum. Sisanya lebih banyak face to face..." Neil menjelaskan.
"Ok. Kita pegang lisensi jewelry?" Tanya Raymond yang masih membaca daftar yang diberikan Neil.
"Iya, Pak. Ada beberapa brand. Perhiasan dan jam tangan untuk wanita dan pria." Neil menjelaskan.
"Ini jam tangan keluaran terbaru yang harus dipakai malam ini. Pemiliknya minta waktu khusus bertemu dengan Pak Ray untuk membahas yang lain." Neil memberikan kotak jam tangan kepada Raymond.
"Kalau begitu, tolong simpan jam saya ini. Sudah lama, tapi jangan sampai hilang. Kado dari Ayah saya." Ucap Raymond sambil melepaskan jam tangannya dan diganti dengan jam tangan yang diberikan Neil.
Raymond merasa puas dengan outfit yang akan dipakai, karena dia sudah terbiasa dengan brand-brand tersebut semasa bekerja di agency sebagai peragawan/model.
"Mengenai jewelry, besok luangkan waktu sebelum kita ke Sidney. Saya mau kunjungi tempat perhiasan." Terlintas di pikiran Raymond untuk melihat-lihat.
"Apa yang mau dicari, Pak Ray. Nanti saya hubungi pemiliknya." Neil berkata sambil mencatat permintaan Raymond.
"Saya mau lihat buat calon istri." Ucap Raymond santai, tapi Neil terkejut dan serius melihatnya.
"Pak Ray mau menikah lagi? Lalu Belva?" Neil bertanya serius, agar tahu apa yang harus dilakukan.
"Dia lebih memilih jadi selebritis dari pada istri." Jawab Raymond dingin. Dia tidak mengatakan penyebab mereka bercerai.
"Baik, Pak. Saya mengerti." Neil tidak bertanya lagi, karna dia sudah tahu aktvitas Belvaria saat Mr. Franklin minta selidiki sebelum hubungi Raymond.
"Mari kita pergi Neil. Besok saya mau masuk kantor dulu sebelum kita terbang ke Sydney."
"Saya setuju. Pak Ray tidak perlu di belakang layar lagi. Nanti malam sudah resmi diumumkan dan diperkenalkan sebagai CEO Franklin Corp. Jadi akan diketahui berbagai pihak, termasuk karyawan kantor." Neil menjelaskan detail, karena selama ini Raymond hanya bekerja di belakang layar.
Biasanya Neil yang akan melaksanakan tugas menggantikan Raymond. Namun Mr. Franklin menginginkan dia tampil sebagaimana jabatannya. Neil hanya akan mewakili, jika berhalangan.
Ketika malam tiba, Raymond dan Neil tiba di gedung pertemuan yang sudah disiapkan oleh Neil dan berbagai pihak untuk memperkenalkan pengganti Mr. Franklin. Raymond sangat tersentuh melihat kejutan yang disiapkan Mr. Franklin dan Neil.
Sambil masuk ke dalam ruangan, hatinya membuncah dengan rasa syukur saat melihat semua orang dalam ruangan berdiri dan bertepuk tangan menyambutnya. Penampilannya yang memukau dengan outfit brand yang dikenakan memuaskan pemilik brand.
~*
Ke esokan hari, hal yang sama juga terjadi di gedung Franklin Corp. Para staff dan karyawan sudah menunggu Raymond sebagai CEO baru.
"Neil, sebenarnya tidak perlu seperti tadi." Ucap Raymond setelah berada dalam ruang kerjanya yang mewah. Dia jadi jengah melihat staff dan karyawan menyambutnya dengan hormat.
"Mereka harus lakukan, kalau tidak mau diganti Mr. Franklin. Tapi itu hanya untuk hari ini. Berikutnya, tidak seperti tadi lagi." Neil jadi mengerti boss barunya.
"Ok. Saya bicara sebentar dengan mereka sebelum kita pergi." Raymond merasa tidak enak datang menyetor wajah dan langsung pergi tanpa menyapa staff dan karyawan secara pribadi.
Setelah bertemu staff dan karyawan, Raymond dan Neil menuju toko jewelry. "Pak Ray mau cari apa?" Bisik Neil setelah berada di tempat dan melihat pemilik datang menyambut mereka.
"Saya mau lihat perhiasan wanita." Bisik Raymond kepada Neil.
~*
Di sisi lain ; Belvaria dan asistennya sedang mencari perhiasan untuk melengkapi dress yang dibeli untuk persiapan gala dinner dan pemutaran perdana film yang dibintangi.
Poket terkejut melihat Raymond masuk ke tempat yang sama dan disambut dengan hangat. "Belva, jangan langsung lihat. Itu yang baru masuk Pak Ray?" Tanya Poket.
Belvaria langsung melihat tanpa peduli peringatan Poket. Dia sangat terkejut melihat Raymond berpenampilan formal dan didampingi orang yang berpenampilan sama.
"Belva, Pak Ray mau beli perhiasan wanita? Mari cepat menyingkir." Poket menarik Belvaria ke arah lain.
"Mengapa menyingkir? Aku pingin tahu dia beli apa. Padahal dia tidak suka perhiasan." Belvaria heran.
"Lebih baik menyingkir. Dari pada sakit mata dan hati lihat Pak Ray beli cincin kawin." Poket ngeledekin, tapi Belvaria terkejut.
...~_~...
...~▪︎○♡○▪︎~...
kayakna frans tahu pas di bali terus dia marah sampai dorong nike