NovelToon NovelToon
Sweet Blood : Takdir Dua Dunia

Sweet Blood : Takdir Dua Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Vampir / Manusia Serigala / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: ryuuka20

Arunika terjebak di dalam dunia novel yang seharusnya berakhir tragis.

Ia harus menikahi seorang Dewa yang tinggal di antara vampir, memperbaiki alur cerita, dan mencari jalan pulang ke dunia nyata.

Tapi... ketika perasaan mulai tumbuh, mana yang harus ia pilih—dunia nyata atau kisah yang berubah menjadi nyata?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ryuuka20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Kelahiran 5 Pangeran

Sementara itu, di dalam kastil sederhana yang tersembunyi di hutan barat, Arunika menggigit bibirnya menahan sakit yang luar biasa. Perutnya terasa seperti dihantam badai, setiap helaan napasnya terasa berat. Rasa nyeri itu menjalar hingga ke tulangnya, membuat tubuhnya gemetar tak tertahankan.

'Gak mungkin ini kenapa gak diskip sih?' gumamnya dalam hati tapi sangat sakit sekali. Sebenarnya ia belum pernah menikah dengan siapapun di dunia nyata, dan sekarang malah menjadi ibu? Lalu sekarang malah melahirkan?

"Gilak sakit banget, ini kenapa gak skip aja sih? Kenapa pas bikinnya skip, tapi pas lahirannya malah live action."

Tubuh Tuan Putri ini sangatlah kuat, jadi wajar saja ia dikenal sebagai Putri Cahaya. Arunika memegang perutnya yang tadinya ia berdiri sambil memandangi langit biru yang cerah. Perutnya tiba-tiba saja sangat sakit.

"Arunika!" seru Pangeran Pertama di sampingnya, menggenggam erat tangan istrinya. Ia tak memedulikan apapun lagi kerajaan Sandyakala, tugas kenegaraan, atau bahkan bahaya yang mengintai. Saat ini, satu-satunya hal yang penting baginya adalah Arunika.

Pangeran Pertama membantu istrinya berbaring di tempat tidurnya.

Para tabib berlarian, menyiapkan segala yang diperlukan untuk persalinan yang ternyata lebih berat dari yang mereka bayangkan.

Arunika meremas tangan Mark dengan kuat, kuku-kukunya menancap ke kulit sang suami, wajahnya begitu khawatir bercampur bahagia, seakan ia tau perjuangan nyata hidup dan mati. Rasa sakit itu begitu hebat, hanya sentuhan Mark yang membuatnya masih terhubung dengan dunia nyata.

Tangan Mark yang lembut mengelap keringatnya bercucuran dan air matanya mengalir. Arunika mengejan, matanya berkaca-kaca, air matanya semakin deras bercampur dengan keringat, Ia mengingat janji pada dirinya sendiri dan pada bayinya.

Tangisan pertama bayi terdengar.

"Seorang pangeran lahir!" seru tabib itu bahagia.

'Pangeran? Syukurlah....'

Arunika belum selesai. Rasa sakit itu belum hilang—seolah masih ada kehidupan lain yang menunggu keluar.

"Masih... Masih sakit..."

"Masih ada yang mulia, dorong yang mulia." pinta tabib itu yang masih semangat.

"Apa masih ada?" tanya Pangeran Pertama yang

Bayi kedua lahir... lalu ketiga... keempat...

Dan akhirnya, dengan jeritan panjang, bayi kelima pun menangis kencang ke dunia.

Arunika merasa lega karena sudah melahirkan bayinya, bahkan ia mempunyai 5 anak sekaligus.

"Selamat, yang mulia... Anda telah melahirkan lima pangeran sekaligus," ucap Nona Shataraya sambil mengusap peluh dari pelipisnya, lalu tersenyum lebar.

Arunika masih terengah-engah, "Lima?"

Lalu menatap bayi yang di gendong oleh lima tabib itu. Ia menatap Pangeran Mark yang terdiam, matanya berkaca-kaca.

Nona Shataraya mengangguk, "Lima putra yang kuat. Mereka semua sehat."

"Arunika terimakasih."

Pangeran Mark menunduk, lalu menatap ke langit-langit, membisikkan doa. "Terima kasih... Arunika." Bisikannya penuh syukur, dan harapan baru pun mulai tumbuh dalam hatinya di tengah segala kekacauan yang melanda kerajaan mereka.

****************

Arunika POV

Aku membuka mataku perlahan. Cahaya lembut menyusup dari celah jendela kastil, menyinari wajah Pangeran Pertama yang tersenyum hangat di sampingku. Matanya menatapku dengan penuh cinta dan rasa syukur yang mendalam.

Oke itu Mark dan tadi? Itu nyata banget, aku melahirkan bayi? Kembar lima sekaligus, ini benihnya Mark? Tapi masih sakit banget. Kepala pundak lutut kaki.

"Aru..." bisiknya pelan sambil menggenggam tanganku yang dingin, "lihatlah... kita memiliki lima putra."

Aku mengerjap, mencoba memahami kata-katanya. Lima? Apakah aku salah dengar?

"Apa?!"

Tubuhku terasa begitu lemah, setiap ototku seperti telah melewati medan perang. Kesadaranku mendadak berputar, dan sebelum sempat aku mengucap apapun lagi, semuanya menjadi gelap. Aku pun pingsan, sementara suara-suara samar masih menggema di kejauhan—suara tangis bayi-bayi kecil yang ternyata adalah darah dagingku sendiri.

Aku kira bayiku hanya dua. Tapi lima? Kembar lima pula?

Tubuhku masih terasa remuk, tapi begitu suara tangis bayi-bayi itu memenuhi ruangan, hatiku terbangun sepenuhnya. Aku mencoba bangkit, meski tubuhku lemah. Rasa haru dan kegelisahan bercampur jadi satu—aku ingin memeluk mereka, memastikan mereka semua selamat.

Tangisan itu... lima suara kecil memanggilku tanpa kata. Aku tak bisa menahan air mata. Aku ibu mereka… tapi mengapa aku merasa belum cukup kuat untuk menjaganya?

"Arunika!" suara Pangeran Pertama terdengar panik ketika melihat aku mencoba bangkit. Ia segera menahan tubuhku, memelukku erat.

Aku menatapnya lemah, "Aku harus melihat mereka satu-satu... aku ingin tahu wajah mereka."

Pangeran Pertama menunduk, lalu mengangguk pelan. "Aru, mereka menunggumu. Putra-putra kecil kita."

Saat pandanganku beralih ke lima sosok mungil yang terbaring tenang di dekat tempat tidur, aku tertegun. Mataku membelalak sedikit, lalu melirik suamiku yang duduk di samping. "Tapi mereka sangat mirip denganmu Pangeran,"

"Tentu saja sayang, aku kan ayahnya mereka." jawab Pangeran Pertama yang terlihat bahagia.

"Tapi kayaknya ini kebanyakan deh ya,"

"Apa maksudnya Arunika? ini anugrah terindah dalam hidupku, kamu dan juga lima pangeran kita."

Aku tak bisa berkata apa-apa. Air mata haru menggenang di mataku ketika akhirnya aku menatap satu per satu wajah mungil itu—putra-putra kami. Lima cahaya kecil yang kini akan menerangi takdir besar kami.

'Tapi lima kebanyakan.'

'Terharu banget aku sama dia.' kata Arunika yang mulai tenggelam dalam perasaannya, entah ini adalah perasaannya ataupun perasaan Sang Tuan Putri.

...****************...

"Mark... Aku kira kita akan punya anak perempuan."

Pangeran Mark tertawa kecil, lalu menyeka peluh di kening Arunika dengan lembut. "Aku juga berpikir begitu satu gadis kecil yang mirip ibunya, cerewet dan keras kepala," katanya sambil menatap matanya dalam-dalam.

Arunika tersenyum samar, meski matanya berkaca-kaca. "Tapi yang datang malah lima pangeran kecil... bagaimana bisa aku membesarkan mereka semua, Mark?" suaranya bergetar, ada rasa takut di dalamnya.

Mark menggenggam tangannya erat. "Dengan caramu yang luar biasa. Mereka punya ibu terhebat di tiga dunia. Dan aku akan selalu ada di sisimu."

Arunika menarik napas dalam, lalu mengangguk perlahan. "Baiklah tapi kalau nanti ada yang jatuh dari pohon atau baku hantam sejak umur tiga, itu salahmu."

Mark tertawa lagi. "Kalau begitu, kita harus mulai belajar jadi orang tua untuk lima anak sekaligus."

Tangis bayi kembali terdengar. Arunika menoleh ke arah suara itu, senyumnya merekah. "Bawa mereka padaku, Mark satu per satu."

Arunika teringat saat ia membaca buku kuno itu di dunia nyata menurut buku yang Arunika baca, kalau Raja Renjana di culik oleh para penyihir Hitam. Mungkin Arunika sudah tau itu, 'Apa aku harus tanya ya sama Mark?'

Kata-kata di halaman terakhir masih terngiang di kepalanya,

"Sang Putri yang marah bukan karena kebenaran disembunyikan, melainkan karena merasa ia seharusnya menjadi seseorang yang mengulurkan tangannya kepada kakaknya adalah satu-satunya keluarganya."

Ia menggenggam ujung selimut sambil menatap jendela. Bayangan lima bayinya masih jelas di pikirannya. Tapi begitu juga bayangan Raja Renjana yang mungkin sekarang tengah sekarat di balik bayang-bayang penyihir hitam.

'Apa aku harus bertanya? Tapi... kalau aku tahu, berarti aku tidak akan marah, bukan?'

Ia menunduk. Hatinya mulai berseteru antara menjadi ibu dan menjadi pemimpin.

'Tapi kalau aku diam saja... cerita ini akan berjalan seperti di buku. Tragis. Aku tak mau ada yang mati. Tidak kali ini.'

"Aru?"

Suara lembut yang penuh perhatian itu membuatnya tersentak. Pangeran Pertama—Mark—berdiri di ambang pintu, memandangnya penuh tanya.

Arunika mencoba tersenyum. "Mark... aku ingin tau tentang Raja Renjana..."

Mark tidak menjawab seketika. Wajahnya sedikit berubah. Ia mendekat perlahan, duduk di samping tempat tidur Arunika. "Kau sudah tahu?"

Arunika mengangguk pelan. "Kamu mengirimkan semua saudaramu untuk menyelamatkannya, kan?"

Pangeran Pertama menatap istrinya dengan mata penuh kekhawatiran dan kejujuran. "Aku ingin kau fokus pada kelahiran mereka. Aku tak ingin kau terbebani. Tapi aku tahu... kau tak akan tinggal diam."

Arunika tersenyum tipis. "Aku hanya... tak ingin kehilanganmu ataupun keluarga kita."

Mark menghela napas dan menggenggam tangan istrinya. "Arunika, aku juga tak mau kamu dalam bahaya, aku memang benar menyembunyikan ini, tapi maaf aku tidak mengijinkanmu untuk pergi."

****************

Di dalam ruang gelap yang hanya diterangi cahaya dari bola kristal yang menggantung di udara, tawa Madam Mery menggema menembus dinding batu. Matanya yang menyala menatap tajam ke dalam bola itu, memperlihatkan bayangan Arunika yang tengah menggendong kelima bayinya.

"Lima anak laki-laki... Lima pewaris kekuatan... Lima alasan untuk kehancuran yang lebih besar," gumamnya dengan suara parau penuh racun.

Ia menjentikkan jari, dan bayangan itu berganti menjadi para Pangeran yang masih menyusuri hutan gelap, mendekati tempat dimana Raja Renjana ditahan. Wajah Madam Mery mengeras, senyumnya berubah menjadi seringai.

"Permainan ini mulai menarik, bukan? Kita lihat siapa yang benar-benar kuat, cinta... atau kutukan."

Di belakangnya, sesosok bayangan muncul, pria berjubah gelap dan bertopeng itu berdiri tanpa suara.

"Sudah waktunya kau memulai bagianmu dalam cerita ini..." ujar Madam Mery pelan, sambil menoleh setengah, "Karena kelahiran mereka hanyalah awal dari akhir yang lebih besar."

Kabut gelap menyelimuti mulut goa yang terjal dan penuh semak berduri. Para Pangeran Sandyakala berdiri berjajar, menatap gerbang besi berkarat yang seperti bernyawa—bergetar pelan seolah menolak kehadiran mereka. Di sekelilingnya, hawa dingin yang menusuk terasa tidak wajar. Tanah bergetar pelan, seperti ada yang bergerak di dalam sana.

"Aneh sekali, kita sudah melangkah berkali-kali, tapi tetap berada di tempat yang sama," gumam Pangeran Rush sambil menatap tanah di kakinya.

"Ini sihir pengunci... goa ini dilindungi," ujar Pangeran Crish sambil menajamkan indranya. "Kita tidak bisa masuk hanya dengan kekuatan biasa."

Tiba-tiba, terdengar raungan panjang dari dalam goa. Suara berat dan menyeramkan, diikuti gemuruh langkah-langkah kaki besar.

Dari balik kegelapan, muncullah sepasang mata merah yang menyala seperti bara api. Sosok besar itu perlahan muncul—seekor serigala hitam raksasa, penjaga goa yang legendaris. Bulu-bulunya berdiri tajam seperti duri, taringnya menyeringai memamerkan amarah.

"Serigala Hitam..." desis Pangeran Jessen sambil menarik senjatanya. "Penjaga terakhir... mereka bilang hanya yang membawa restu darah kerajaan dan hati yang bersih yang bisa melewati goa ini."

Pangeran Joshua maju satu langkah, berdiri paling depan. "Kita tak bisa mundur sekarang. Raja Renjana ada di dalam sana."

Serigala itu mengaum lagi, mengguncang pepohonan sekitarnya. Tapi para Pangeran tetap berdiri, mata mereka menyala dengan tekad yang sama—menyelamatkan Raja mereka, apapun rintangannya.

Pangeran Joshua menyerang mereka dengan cahaya di tangannya, dan membuat dua serigala tersebut menghilang,"Mereka pasti akan datang lagi."

Semua pohon yang tadinya diam, tiba-tiba menyerang mereka semua, setelah dua serigala hitam itu kalah dan menghilang di udara gerbang itu terbuka perlahan. Terlihat seorang yang mereka kenal yaitu Raja Renjana yang tak sadarkan diri, tanpa ragu Crish.

 "Crish, Jangan!"

Crish tak mendengarkan teriakan saudara-saudaranya. Begitu melihat tubuh Raja Renjana yang terbaring lemah dan terikat rantai hitam di tengah altar batu, ia segera berlari menerobos gerbang goa yang kini terbuka.

Begitu langkahnya menyentuh lantai dalam goa, hawa dingin menyergap tubuhnya, dan bayangan kelam mulai berputar di sekelilingnya. "Raja Renjana!" serunya, berusaha mendekati, namun seketika kakinya terhenti. Sebuah simbol bercahaya muncul di tanah—segel kutukan.

Pangeran Joshua dan Rush segera menyusul dari belakang, menarik Crish mundur dengan paksa. "Kau hampir terjebak dalam sihir segel," kata Joshua, napasnya terengah.

"Aku... aku melihatnya... dia tak sadarkan diri..." gumam Crish.

"Jessen, pecahkan segelnya. Hars, lindungi dari belakang!" teriak Joshua memberi perintah cepat.

Pangeran Jessen melangkah maju, mengangkat tangannya yang menyala dengan mantra kuno. Ia mulai merapal, dan lambat laun segel kutukan di lantai bergetar hebat, bersinar lalu retak.

Begitu segel itu hancur, tubuh Raja Renjana terlepas dari ikatan rantai hitamnya dan terjatuh lemas. Crish segera menghampiri dan menangkap tubuh sang Raja sebelum menyentuh tanah.

"Dia sangat lemah sepertinya kekuatannya disedot selama ini," kata Crish sambil memanggul tubuh Raja Renjana.

Belum sempat mereka keluar dari goa, sebuah tawa bergema di langit-langit gua. Lembut, namun mengerikan.

"Selamat... kalian berhasil melewati ujian pertamaku."

Madam Mery muncul dari bayangan, berdiri di atas tebing kecil dalam gua, dengan mata bersinar dan jubah hitam melambai-lambai dalam udara dingin.

"Pertanyaannya sekarang... bisakah kalian keluar dari sini?"

Tiba-tiba, bayangan-bayangan di dinding gua mulai bergerak, membentuk makhluk-makhluk baru yang lebih buas dari sebelumnya.

"Dimana sadariku!?" Cahaya terang berasal dari Lyssa dengan kekuatan sihirnya yang kuat. Menghempaskan Madam Mery.

Madam Mery terhempas keras ke dinding gua, tubuhnya menghantam batu dengan suara dentuman yang menggema. Asap tipis mengepul dari tempat ia jatuh. Tawa liciknya terhenti seketika, tergantikan oleh geraman kesakitan.

Cahaya sihir yang terang itu berasal dari sosok yang berdiri tegak di gerbang gua: Lyssa. Jubah peraknya berkibar, matanya menyala dengan amarah dan kekuatan sihir yang hampir tak tertahankan.

"Dimana sadariku!?" serunya lagi, kali ini suaranya bergetar bukan karena takut—melainkan karena dendam yang dalam.

Para Pangeran Sandyakala sempat terdiam, menatap wanita kuat itu. Bahkan bayangan-bayangan yang tadi menyerang perlahan memudar seolah gentar oleh kekuatan Lyssa.

Madam Mery perlahan bangkit dari reruntuhan, mulutnya berdarah. "Kau seharusnya masih terkunci di ruang waktu... bagaimana kau bisa keluar?"

Lyssa menatap tajam. "Karena waktu tidak bisa menahan seseorang yang memiliki ikatan darah dengan roh cahaya." Ia lalu berbalik sejenak pada Pangeran Joshua dan Jessen.

"Bawa Raja Renjana keluar dari sini. Sisanya biar aku yang urus."

Pangeran Hars mengangguk, memberi aba-aba. "Cepat, sebelum gua ini runtuh!"

Sementara itu, Lyssa mulai melangkah maju, cahaya mengelilinginya seperti api suci. Madam Mery menyiapkan sihirnya, tapi tubuhnya goyah.

Pertempuran antara sihir terang dan kegelapan akan segera dimulai. Dan kali ini, Lyssa datang bukan hanya untuk bertarung, tapi untuk mengambil kembali sesuatu yang telah dicuri dari jiwanya sendiri.

...****************...

Dicerita aslinya Putri Arunika melahirkan satu anak laki-laki tapi sekarang Arunika melahirkan lima anak laki-laki sekaligus. Dan Arunika sekarang merasakan kekuatan sihirnya walaupun tubuh sang putri ini baru saja melahirkan tetapi ia merasakan sesuatu yang membuncah di dalam tubuhnya ini. Mungkin kekuatannya. Tetapi sepertinya ia akan membangkitkan kekuatan kegelapan. Seperti cerita aslinya Putri Arunika di culik dengan anaknya yang di ambil darahnya oleh Raja Sakha. belum ada tanda-tanda apa dari Raja Sakha.

1
Bayu Bayu
aku mampir author/Smile/semangat berkarya/Determined//Determined//Smile/janganlupa mampir juga yahh
Bayu Bayu
semangat kak
🌀Jïñğğä Ñõõř💞
bagus ... semangat ya dek
Lilly
transmigrasi ke novel kh?
j_ryuka: iyaa beb
total 1 replies
The first child
Aku hadir kembali kak..
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
lanjut /Scream/
iqiww
keren kak
iqiww
tetap semangat kak
iqiww
sudah mampir kak
iqbal nasution
oke..lanjutkan
ꪻ꛰͜⃟ዛ༉❤️⃟Wᵃf•ʙͨᴜͥɴͨɴͥʏ⍣⃟❍¹⁸➢‮
ini ceritanya transmigrasi ke novel?
j_ryuka: iya bener kak😅
total 1 replies
The first child
lanjut thor, suka banget sama ceritanya
Bulanbintang
Nama tokohnya puitis, Kak.
Ceritanya juga keren, semangat terus ya. 😉
🔵❤️⃟Wᵃf§𝆺𝅥⃝©⧗⃟ᷢʷ₭Ⱡ₳Ɽ₳🍇
semoga arunika bisa menjalani takdirnya
Anyelir
Kak, aku suka gambarnya. Gambarnya bagus 👍
Dimas Saputra
lanjut thor saling suport trus
Nurhani ❤️
Lanjut tour /Kiss//Kiss//Kiss/
Nurhani ❤️
aru dapet pangeran, aku dapet apah /Sob//Sob//Sob//Sob/
Nurhani ❤️
aku mampir tour /Kiss//Kiss/ semangat terus yah, jangn lupa mampir juga yah /NosePick//NosePick//NosePick/
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
Jangan lupa berkunjung di karya aku juga yaa/Hey/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!