Rachel, mendapatkan kiriman undangan kekasihnya dengan wanita lain. Saat ingin meminta penjelasan, sang kekasih malah sedang berselingkuh. Patah hati, dia memilih pergi ke klub malam. Namun seorang pria yang dia kenal, adalah mantan kekasih wanita lain itu datang padanya. Memberinya tawaran yang mengejutkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 16
"Ayah"
Begitu masuk ke dalam ruangan rawat ayahnya, Rachel langsung berlari menghampiri sang ayah yang terlihat begitu lemah.
Namun begitu mendengar suara putri yang sangat dia rindukan, Hery Adiwijaya pun langsung menoleh ke arah pintu.
"Rachel" ucapnya lemah.
Rachel menangis memeluk ayahnya. Air matanya langsung mengalir deras. Membuat baju rumah sakit yang ayahnya pakai juga menjadi basah.
"Ayah, maafkan aku. Seharusnya aku pulang ke rumah, sampai aku tidak tahu ayah seperti ini" kata Rachel yang begitu menyesal, kenapa dia tidak ke kantor ayahnya saja untuk mengabari sang ayah kalau dia sudah pulang saat itu.
Malah mencari pengalihan dari patah hatinya dengan minum-minum di klub malam.
"Kak, ayah seperti ini karena bertengkar dengan ibu Amel. Ibu Amel bilang kakak hamil di luar nikah, makanya kakak menikah diam-diam" ucap Sony yang menjelaskan penyebab ayah mereka bisa dalam kondisi seperti itu.
Wajah Rachel langsung begitu tidak enak di pandang. Dia terlihat sangat marah mendengar apa yang di katakan oleh Sony. Tapi dia berusaha untuk menahan emosinya karena ada sang ayah di depannya.
"Enak saja!" kata Rachel membantah semua itu "Ayah, ayah tidak perlu percaya dan mendengarkan omongan ibu Amel itu. Aku tidak hamil" kata Rachel dengan tegas.
"Benar ayah" sebuah suara yang memang tidak familiar bagi Sony dan Hery Adiwijaya membuat keduanya menoleh ke sumber suara.
Seorang pria bertubuh tegap, tampan, dan terlihat tegas dari garis rahang dan bulu-bulu halus di sekitar wajahnya, berdiri di belakang Rachel.
"Rachel tidak hamil, kami memang menikah diam-diam. Tapi ada alasan untuk semua itu. Ayahku, dia tidak ingin menantu yang baik seperti Rachel lepas dari genggamanku, maafkan aku karena kami harus menikah dengan terburu-buru sebab ayah harus segera kembali ke luar negeri" kata Sagara mencoba membuat semua terdengar baik-baik saja di telinga ayah Rachel.
"Dan Rachel juga tidak hamil, aku bahkan belum menyentuhnya..." ucap Sagara sambil menyentuh tengkuknya canggung.
Rachel mengernyitkan keningnya, kedua alisnya bahkan hampir menyatu sangking dia tidak percaya, Sagara mengatakan kalimat terakhirnya itu di depan ayah dan adiknya.
Tapi bukannya marah, Hery Adiwijaya terkekeh pelan.
"Jadi begitu, ayah pikir apa yang membuat Rachel menikah diam-diam" kata Hery Adiwijaya menghela nafas lega.
"Siapa namamu?" tanya Hery Adiwijaya pada Sagara.
"Aku Sagara Meyer ayah, aku anak tuan August Meyer. Pemilik Century Meyer dan Shinee Meyer Resort..."
"Whoooaaah, serius kak. Kakak iparku kaya raya..."
"Sony ihh!" sela Rachel kesal.
Sony langsung menutup mulutnya yang terbuka. Dia anak muda yang pergaulannya lumayan luas. Tentu saja dia tahu semua tempat dan usaha yang di sebutkan oleh Sagara itu.
"Tapi awalnya hidupku sangat sulit ayah, aku baru memiliki nama belakang Meyer itu dua bulan yang lalu. Ayahku amnesia, dia tidak mengingat aku atau ibuku. Dia baru ingat semuanya dua bulan yang lalu, dia mencariku dan menemukanku. Sebelumnya menantumu ini hanya pekerja serabutan dan terakhir, hanya seorang mandor di pabrik minuman ringan di Korea" cerita Sagara yang memang tidak ingin menutupi apapun dari keluarga Rachel.
"Kenapa bicara begitu nak, kamu seseorang pekerja keras. Tidak masalah, apapun pekerjaan itu yang penting baik, tidak merugikan orang lain. Itu adalah pekerjaan yang mulia. Ayah senang mendengar kamu jujur pada ayah" ucap Hery Adiwijaya sambil tersenyum hangat pada Sagara, sangat hangat.
Sagara sampai merasa, kalau Ravi sebenarnya sangat rugi meninggalkan Rachel, yang bahkan keluarganya sangat hangat dan baik seperti itu.
Sony juga ikut tersenyum, tapi kemudian dia ingat, kalau tadi ada suster yang datang ke mereka dan mengatakan harus mengurus semua administrasi. Tapi tadi juga, Amelia bahkan bilang pada Sony, agar meminta Sheila yang mengurus semua itu kalau dia sudah datang.
"Kak, kata ibu Amel, kakak harus mengurus administrasi ayah.."
Rachel menoleh ke arah Sony, tapi belum juga dia bicara. Sagara sudah berkata.
"Aku sudah mengurusnya, sebelum masuk kemari tadi. Semua sudah beres, jika ayah mau di pindahkan ke ruangan yang lebih nyaman, aku akan mengurusnya" kata Sagara dengan begitu tegas.
"Ah, tidak usah nak. Di sini saja sudah cukup nyaman. Kalian pasti lelah, maaf ayah sudah membuat kalian khawatir..."
"Ayah, jangan bilang begitu. Aku yang seharusnya minta maaf" kata Rachel sekali lagi memeluk ayahnya.
Sagara pun menoleh ke arah Sony.
"Kamu masih sekolah kan?" tanya Sagara dan Sony pun mengangguk cepat.
"Kalau begitu pulanglah dan istirahat. Besok kamu harus sekolah" lagi-lagi Sony mengangguk cepat.
"Bisa bawa mobil?" dan lagi-lagi Sony mengangguk.
Sagara memberikan kunci mobilnya pada Sony.
"Pakai mobilku saja, pasti sulit mencari taksi di malam hari. Aku dan kakakmu yang akan menjaga ayah" kata Sagara yang berusaha sangat akrab dan dekat dengan Sony juga.
"Tidak apa-apa kak?" tanya Sony memastikan.
"Tentu saja, kamu adalah adik istriku. Dan asik istriku, juga adikkku" jawab Sagara sambil tersenyum.
Bukan hanya Sony dan Hery Adiwijaya yang begitu senang mendengar apa yang di katakan oleh Sagara. Rachel juga. Hanya saja bedanya, Hery Adiwijaya dan Sony tersenyum. Akan tetapi Rachel malah terlihat khawatir dan wajahnya terlihat tidak senang.
'Hoax lagi nih orang. Ya ampun, gak usah PHP kenapa sih? nanti ayah sama Sony kira ini pernikahan bahagia atas dasar cinta gimana coba' ujar Rachel yang ngedumel di dalam hatinya.
Sony pun kemudian meninggalkan rumah sakit dan pulang.
Setelah minum obat, Hery Adiwijaya tertidur. Rachel pun tertidur di kursi di samping tempat tidur ayahnya.
Melihat Rachel tidur seperti itu, Sagara berinisiatif menggendong Rachel, untuk memindahkannya di sofa panjang ayah ada di ruangan itu juga.
Rachel yang merasa ada yang menggangu tidurnya membuka matanya.
"Turunkan aku!" kata Rachel yang tadinya suaranya keras, akan tetapi setelah dia sadar dia dimana, Rachel menurunkan tinggi suaranya.
"Diam, ayahmu sedang tidur. Tidak mau membuatnya kaget dan bangun kan? maka diamlah" kata Sagara.
Rachel yang meskipun hatinya kesal, berusaha untuk diam. Tapi tetap saja melotot melihat ke arah Sagara.
"Kenapa melotot, aku tidak akan menciummu" kata Sagara membuat Rachel langsung menutup bibirnya dengan kedua tangannya.
Sagara terkekeh melihat itu.
'Wanita ini, apa yang salah. Aku suaminya. Kenapa memangnya kalau aku menciumnya' batin Sagara.
***
Bersambung...