NovelToon NovelToon
Istri Bar-Bar Kesayangan Pak Guru

Istri Bar-Bar Kesayangan Pak Guru

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen School/College
Popularitas:14.1k
Nilai: 5
Nama Author: ayuwidia

Ayunda Nafsha Azia, seorang siswi badung dan merupakan ketua Geng Srikandi.

Ia harus rela melepas status lajang di usia 18 tahun dan terpaksa menikah dengan pria yang paling menyebalkan sedunia baginya, Arjuna Tsaqif. Guru fisika sekaligus wali kelasnya sendiri.

Benci dan cinta melebur jadi satu. Mencipta kisah cinta yang penuh warna.

Kehadiran Ayu di hidup Arjuna mampu membalut luka karena jalinan cinta yang telah lalu dan menyentuhkan bahagia.

Namun rumah tangga mereka tak lepas dari badai ujian. Hingga membuat Ayu dilema.

Tetap mempertahankan hubungan, atau merelakan Arjuna kembali pada mantan kekasihnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 16 Bukit Bintang

Happy reading

"Huwaaa, Nyet. Makasih banget udah jemput aku." Nofiya berteriak heboh begitu mobil yang dikendarai oleh Arjuna berhenti di halaman rumahnya.

Arjuna menerbitkan senyum sambil menggeleng kepala ketika menyaksikan tingkah polah Nofiya--sahabat Ayu.

Ternyata, tingkah polah Ayu masih mending jika dibanding tingkah polah Nofiya yang super heboh.

"Jangan bilang makasih. Aku sama Pak Juna cuma numpang lewat. Nanti yang bakal jemput kamu Si Conal."

"Heleh. Mana mungkin?"

"Ya-elah, nggak percaya."

"Ck. Buruan gih buka pintu mobil nya! Keburu masuk angin kalau kelamaan di sini."

"Gaya lu, Nyit!"

Ayu tertawa dan segera membuka pintu untuk Nofiya.

"Napa nggak duduk di sebelah Pak Juna, Nyet? Kasihan lho, Pak Juna nggak ada yang nemenin," ujar Nofiya sambil mendaratkan bobot tubuhnya di jok mobil, bersebelahan dengan Ayu.

"Kalau aku duduk di sebelah Pak Juna, bakal timbul fitnah lagi."

"Bukan fitnah, tapi kenyataan. Tadi siang, aku liat sendiri. Kamu nunggu Pak Juna di bawah pohon beringin. Terus, Pak Juna make'in kamu helm."

Ups

Nofiya kelepasan bicara. Ia lantas buru-buru menutup mulutnya dengan telapak tangan.

"Jangan-jangan, kamu ngintip --"

"Iya, tadi siang aku ngintip kamu sama Pak Juna dari balik truk sampah." Nofiya memangkas ucapan Ayu. Ia mengaku dan berusaha menahan tawa yang hampir terlepas.

"Astaga, Nyit! Sampai segitunya. Tapi cuma kamu aja 'kan yang ngintip?"

"Iya. Aku aja, Nyet."

"Please, jangan kasih tau yang lain!"

"Jadi bener, kamu sama Pak Juna udah jadian?"

Ayu bingung harus menjawab apa dan hanya bisa terdiam tanpa kata.

Pantulan wajah Ayu terlihat jelas di kaca spion yang menempel pada plafon dekat kemudi, mencipta sebaris senyum yang terlukis di wajah Arjuna.

Tangan kekarnya kembali memainkan setir, membawa kendaraan besi melaju pelan--meninggalkan halaman rumah Nofiya.

"Nyet, buruan jawab!" Nofiya tidak menyerah. Ia terus menginterogasi Ayu supaya mengaku.

"Aku --"

"Kalau kamu nggak mau jawab, aku tanya sendiri ke Pak Juna."

"Eng, jangan!"

"Kenapa nggak boleh?"

Ayu dilema. Ia ragu untuk mengatakan yang sebenarnya pada Nofiya.

Namun jika dia hanya diam, bisa dipastikan Arjuna yang akan menjawab dan mengaku bahwa mereka sudah menikah.

"Aku sama Pak Juna memang udah jadian."

Jawaban yang diberikan oleh Ayu semakin membuat Nofiya heboh dan kembali mencipta sebaris senyum di wajah Arjuna.

"Huwaaa, seneng banget aku, Nyet! Akhirnya kamu jadian sama crush-mu." Nofiya memeluk erat tubuh Ayu, meluapkan rasa bahagia seorang sahabat.

Karena terlalu bahagia, Nofiya tidak sadar jika pelukannya sangat erat, hingga membuat Ayu serasa sulit untuk bernapas.

"Seneng sih seneng. Tapi jangan meluk gini. Sesek tau'!"

"Sorry, Nyet. Habisnya, aku seneng banget. Nggak nyangka, kamu bisa jadian sama makhluk Tuhan yang paling menyebalkan sedunia." Nofiya terkikik geli sambil mengurai pelukan.

Terngiang di telinga, ucapan yang pernah tercetus dari bibir Ayu.

Dia makhluk Tuhan yang paling menyebalkan sedunia, Nyit. Omongannya pedes, sepedes cabe satu kwintal. Nggak bakalan lagi aku naksir sama orang modelan kaya' gitu.

"Bisa diem nggak!" Ayu mendelik dan berucap ketus. Bukannya takut, Nofiya malah semakin menjadi. Ia tertawa sampai keluar air mata.

"Aku keinget omonganmu, Nyet. Kamu bilang, nggak bakalan lagi naksir sama orang modelan kaya' Pak Juna --"

Ayu segera membungkam mulut Nofiya dengan telapak tangan, supaya sahabatnya itu berhenti berceloteh.

"Diem! Dibilang diem ya diem! Jangan nyerocos mulu! Aku sentil ginjalmu, biar kapok!"

Arjuna melipat bibir. Ia berusaha menahan tawa kala mendengar celotehan Ayu dan Nofiya yang serasa menggelitik telinga.

"Gimana, masih mau nyerocos?"

Nofiya menggeleng, menanggapi ucapan Ayu.

"Nah, gitu! Jangan nyerocos mulu, apalagi buka aib orang!" Ayu lantas menjauhkan telapak tangannya yang semula membungkam mulut Nofiya.

"Iya, sendika dawuh, Ndoro Putri! Ampun beribu ampun, jangan sentil ginjal dalem!" ucap Nofiya sambil menangkupkan kedua telapak tangan, meniru sikap seorang abdi dalem keraton.

Ayu tergelak mendengar ucapan Nofiya yang medok. Begitu juga Nofiya. Ia pun tergelak mendengar ucapannya sendiri.

Lantas bagaimana dengan Arjuna? Ia tertawa kecil sambil menggeleng kepala.

"Nyit, beneran ya ... jangan bilang siapa-siapa! Tolong, mulutmu dijaga! Jangan sampe anak-anak tau kalau aku sama Pak Juna udah jadian," pinta Ayu begitu tawa mereka mereda.

"Tenang. Aku bakal tutup mulut, Nyet. Aku jamin, anak-anak nggak bakal tau."

"Tapi, jangan bilang kalau ada syaratnya!"

"Jelas ada."

"Apa?"

"Hubungan-mu sama Pak Juna harus langgeng. Kalian nggak boleh putus."

Ayu terdiam. Ia ragu untuk mengaminkan ucapan Nofiya.

"Nyet, kamu harus setia sama Pak Juna. Begitu juga Pak Juna. Harus setia sama kamu --"

"Pak Juna denger 'kan apa yang aku omongin?" sambung Nofiya dengan sedikit mengeraskan suara agar terdengar oleh Arjuna.

"Iya, aku mendengarnya, Nof." Arjuna mengangguk, menanggapi ucapan Nofiya. Ia tidak lagi memakai kata 'saya' saat berbicara dengan Nofiya.

"Pak Juna harus setia sama Ayu. Apapun yang bakal terjadi ke depannya, jangan pernah tinggalin Ayu."

"Iya, aku akan setia dan nggak akan pernah meninggalkan Ayu. Aku harap Ayu pun sama, akan setia dan tetap bertahan berada di sisiku." Arjuna kembali menanggapi ucapan Nofiya, lalu menoleh sekilas ke belakang dengan memperlihatkan senyum yang membingkai wajah.

Roda kendaraan besi yang dikendarai oleh Arjuna terus menggelinding, membawa mereka ke rumah Ririn yang berada tidak jauh dari rumah Machan.

Rupanya, Ririn dan Machan sudah menunggu di teras rumah. Mereka bergegas menghampiri mobil Arjuna yang berhenti di halaman.

Sebelum Machan dan Ririn berjalan semakin mendekat, Nofiya memaksa Ayu untuk berpindah posisi duduk, sebab ia tidak rela jika Machan yang duduk bersebelahan dengan Arjuna.

Nofiya sangat hapal karakter ketiga sahabatnya. Dan ia tahu persis bagaimana karakter Machan yang sebenarnya.

Ayu terpaksa menurut dan segera berpindah posisi duduk. Mengindahkan perintah Nofiya.

"Chan, Rin, kalian duduk di sini sama aku." Nofiya menarik pelan tangan Ririn dan memandunya untuk duduk di tengah. Lalu meminta Machan untuk duduk di sebelah Ririn.

Setelah Machan menutup pintu mobil, Arjuna kembali memainkan setir dan melajukan kendaraan besinya. Melewati jalanan yang cukup ramai.

Kerlap-kerlip lampu rumah para penduduk di bawah bukit, terlihat bagaikan taburan bintang yang gemerlap dan sangat indah. Mencipta decak kagum semua mata yang memandang.

"Bukit Bintang --"

"Iya, pasti romantis banget kalau bulan madu di Villa Bukit Bintang." Arjuna menyahut ucapan Ayu dan menoleh sekilas ke arah wanita yang duduk di sampingnya.

Tak ada balasan. Ayu melempar pandang ke luar jendela dan enggan menanggapi.

Beruntung ketiga sahabat-nya tidak mendengar perkataan Arjuna, sebab mereka tengah asyik mengagumi pemandangan yang tersuguh di kanan-kiri jalan.

Tanpa terasa, roda mobil yang dikendarai oleh Arjuna telah menginjak area parkir Sunset Cafe.

Di sana terlihat mobil palisade berwarna putih milik Winata yang sudah terparkir. Itu berarti, Winata dan kedua istrinya sudah terlebih dahulu sampai. Bahkan mungkin sudah menunggu di dalam bersama Dimas, Conal, dan Dirgantara.

Nofiya berjalan beriringan bersama Ririn dan Machan. Sementara Ayu berjalan di belakang mereka bersama Arjuna.

Mereka mengayun langkah menuju dining area yang sudah dipesan oleh Winata.

Tanpa sengaja pandangan mata Nofiya menangkap sosok yang sangat dikenal dan terlihat tengah duduk sendiri sambil menyesap sebatang rokok.

Wajahnya terlihat muram dan pakaiannya sedikit berantakan.

Bisik hati memaksanya untuk berjalan mendekati orang itu. Namun serasa tidak mungkin, sebab ia takut tersasar jika memisahkan diri dari Ayu dan Arjuna.

Nofiya dilema. Mengikuti bisik hati atau mengacuhkan objek yang sukses menyita atensi.

🍁🍁🍁

Bersambung

1
Najwa Aini
gaya²an mau jadi PA..dandan aja gak bisa
Najwa Aini: Sama Nol kitahhh urusan dan dan
total 2 replies
Najwa Aini
banyak banget profesinya.
Apa dia masih sempat bobok siang dgn tugas sebanyak itu.
Najwa Aini: Emang lain si Mas Win
total 2 replies
Najwa Aini
nah kan..
Mas Win juga CEO..ya kali cuma suamimu aja
Ayuwidia: Iya percaya
total 1 replies
Najwa Aini
Beuughhh
Najwa Aini
jangan samakan dengan tawanya Deng Wei.
Dia tetap Deng Weiku.
Di tik tok aku udah banyak saingan. masa di sini juga
Ayuwidia: nggak ada langkah-langkahan
total 3 replies
Najwa Aini
Sampek segitunya. Emang diapAin
Najwa Aini
Makasih ya Tor udah dikasih paham
Ayuwidia: sama2
total 1 replies
Najwa Aini
Perhari ini.
Ayu udah gak perawan.
Dan dia perawani oleh gurunya sendiri...😁😁
Ayuwidia: 😬😬😬😬😬😬
total 1 replies
Najwa Aini
Tanda apa itu, kok sampai penuh..
Ayuwidia: aishhhhh 😆
total 3 replies
Najwa Aini
Nah itu baru benar...
mandi berdua juga harusnya.
khilaf lagi ntar. Fix gak ke sekolah mereka hari ini
Ayuwidia: bisa jadi 😆
total 1 replies
Najwa Aini
Bisa² gak masuk sekolah besok si Ayu...
Endang 💖
wah ayu udh GX perawan lagi,
Ayuwidia: Iyaaa 😁
total 1 replies
Ririn Rira
Bener lagi 🤭
Ririn Rira
Ceplas ceplos langsung kepada inti takut hamil
Ririn Rira
Segala mau jadi jin curiga ikutan sengklek nanti 😅
Najwa Aini
Harusnya di sini ada irama lagu dangdut era 90-an..
surga dunia..
aseeekk
Ayuwidia: tarikkkk manggg
total 1 replies
Najwa Aini
Oh..suka aroma scandalous tohhh
Ayuwidia: huum, wanginya nggak enek
total 1 replies
Najwa Aini
Heran sama si ayu. napa malah nyariin Ilham yg lagi pulkam. Tuh mas Juna yg siap ngasih pelajaran tentang hal² 21 plus, sekaligus langsung praktek di temoat
Ayuwidia: tiba-tiba jadi guru ekstrakurikuler 21 plus , dan ini bikin otak othornya kliyengan
total 1 replies
Najwa Aini
bener. setuju banget
Ayuwidia: Ahayyyy
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
seru banget part ini good job Thor 👍🫶
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!