NovelToon NovelToon
Bukan Kamu, Bukan Dia

Bukan Kamu, Bukan Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Oksy_K

Luka Vania belum tuntas dari cinta pertama yang tak terbalas, lalu datang Rayhan—sang primadona kampus, dengan pernyataan yang mengejutkan dan dengan sadar memberi kehangatan yang dulu sempat dia rasakan. Namun, semua itu penuh kepalsuan. Untuk kedua kalinya, Vania mendapatkan lara di atas luka yang masih bernanah.

Apakah lukanya akan sembuh atau justru mati rasa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oksy_K, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Godaan

Pagi itu, Vania menggeser gerbang rumahnya, seketika matanya membelalak dengan jantung yang berdegup. Melihat sosok Rayhan sedang menunggunya, bersandar dengan gagah di samping motor sport-nya yang berkilauan di timpa embun pagi.

“Pagi Vania.” Sapanya dengan senyum menawan.

“Ngapain lo ke sini?” tanya Vania terkejut, melihat Rayhan yang sudah rapi dengan jaket kulit hitamnya.

“Berangkat bareng.” Balasnya enteng, ia mengambil helm dari motor.

Reflek Vania mundur satu langkah, “Siapa yang bilang mau berangkat bareng?”

“Gue, barusan.” Balasnya sembari hendak memasang helm pada Vania.

“Nggak mau, gue berangkat sendiri.” Tolaknya dan menepis tangan Rayhan.

“Naik motor lebih cepet, loh,” godanya.

“Tetep nggak mau, gue mau naik kereta.” Elak Vania.

Terdengar suara Sekar dari ambang pintu yang sedari tadi mengamati perdebatan kecil mereka.

“Buruan berangkat, Van. Bareng Rayhan juga gak papa, biar cepet.”

Rayhan mengangkat alisnya, senyumnya kini mengejek, seolah mendapatkan dukungan penuh.

“Ayo!” ajaknya.

Vania melirik Sekar, matanya jelas berkata enggan, namun Sekar membalas dengan pelototan. Bola mata Vania berputar dengan malas, ia meniup poninya dengan kesal, dan menerima helm Rayhan dengan kasar.

“Gadis pintar,” ujar Rayhan, tangannya mengacak-acak poni Vania dengan gemas, membuat si pemilik memicingkan matanya.

“Buruan jalan!” serunya dengan kesal.

Mereka pun melaju membelah padatnya jalan ibu kota dengan bau aspal jalan yang menyengat dan bisingnya klakson yang saling bersahutan.

Di tengah perjalanan, Rayhan mencoba mengajak Vania mengobrol, tak ingin melewatkan setiap detik bersamanya, sebelum hati Vania benar-benar berlabuh pada Jalu. Ia akan merayu dengan sejuta cara yang ia bisa.

“Semalam gimana tidurnya, nyenyak?” Ujar Rayhan dengan sedikit meninggikan suaranya, melawan sapuan angin.

“Hmm,” balas Vania dengan enggan.

“Gue sih nggak bisa tidur,” kata Rayhan, suaranya terdengar sendu.

“Kenapa?” balas Vania sedikit malas. Ia sudah mencium bau-bau bualan.

“Gue gak bisa berhenti mikirin lo, Van.” Kata Rayhan dengan senyum yang tak pernah lepas. Ia menggeser spion mengarah Vania, hendak melihat ekspresi apa yang akan Vania buat.

Bibir mungilnya kini maju beberapa senti, melihat itu senyum Rayhan merekah, mengagumi betapa menggemaskan gadis di belakangnya ini. Rasanya ia ingin membawanya pulang untuk ia pandangi seorang diri.

“Gimana kalo kita puter balik aja?”

“Hah? Jalannya macet?” tanya Vania heran, ia melihat ke arah depan namun jalanan hanya ramai padat, tak sampai menimbulkan kemacetan.

“Gue pengen nyulik lo.” Celetuk Rayhan yang sukses membuat Vania melayangkan tinju di punggungnya.

“Gue teriak nih!” seru Vania yang justru membuat tawa Rayhan pecah.

“Gue bercanda, Van.”

“Gak lucu!”

Rayhan baru menyadari sesuatu, kini ia memiliki hobi baru: menggoda Vania dan melihat wajah kesalnya yang menggemaskan. Ada kepuasan aneh tiap kali bibir mungilnya mayun, alisnya berkerut atau lirikan matanya yang penuh protes. Semua itu justru membuat Rayhan ingin melakukan lagi dan lagi.

“Vania ....”

“Apa lagi?”

“Lo tahu gue suka lo, kan?”

“Suka usil?”

“Gue tertarik sama lo, Vania ....” kata Rayhan, walaupun nada bicaranya biasa saja, tapi deru napasnya naik turun. Bahkan senyum manisnya bergetar.

Vania menatap Rayhan dengan ekspresi heran, kenapa dia selalu mengungkapkan perasaannya di tempat yang tak terduga. Dari ramainya kantin hingga di atas motor yang melaju. Vania sendiri tak tahu apa Rayhan serius dengan ucapannya atau hanya untuk candaan saja. Sebab ia tak bisa melihat ekspresinya, di hadapannya hanya punggung lebar yang terlihat tangguh.

“Gue ngasih info aja, siapa tau lo lupa.” Imbuh Rayhan lagi.

“Iya, gue tahu.” Jawab Vania dengan nada datar. Tapi, jantungnya berdebar tanpa bisa ia kendalikan. Apakah karena laju motornya yang kencang? Atau karena ucapan Rayhan?

Kini Vania berada dalam kelas, matanya fokus pada buku di hadapannya. Kemudian Okta datang dengan menyodorkan roti coklat dan sekotak susu coklat, membuat Vania menghentikan kegiatannya dan segera melahap rotinya.

“Lo tadi berangkat bareng Rayhan lagi, Van?”

“Iya.”

“Lo gak diteror sama para betinanya Rayhan di sosmed, kan? ” tanya Okta memastikan.

“Gak tau, gue gak buka sosmed.” Balasnya dengan mudah.

“Udah gue kasih itu akun, bukannya digunaiin malah dianggurin. Coba sini gue liat.” Ujar Okta. Vania pun merogoh ponselnya dalam tas, lalu berhenti dan melirik Okta dengan bingung karena reflek mengikuti perintahnya.

“Liat apa?” tanyanya bingung.

“Liat akun IG lo, ada hate komen gak.”

Vania mendengus pelan, “Pake HP lo sendiri kan bisa.”

“Oh, iya.” Cengirnya tanpa dosa.

Okta pun mengambil ponselnya sendiri dan mencari akun Vania yang sempat ia buat. Saat ia membuka profil Vania, ia menghela napas panjang.

“lo nggak pernah posting apapun?” heran Okta.

Vania meminum susu coklatnya hingga habis, tangannya kembali meraih buku dan menjawab dengan enggan. “Nggak, lagian gue gak bisa selfie.”

“Iya nggak harus foto selfie juga,” matanya kembali mengamati beberapa komentar, beberapa memuji kecantikan Vania, dan benar saja banyak komentar yang mengujar kebencian paada Vania.

"Ngapain sih ini cewek-cewek komentar yang gak jelas gini, masa katanya lo pick me. Padahal lo diem-diem aja, kan, Rayhan yang deketin lo buka sebaliknya. Ngeselin banget!” ujar Okta dengan napas yang naik turun.

“Biarin aja, lah, gue juga gak peduli. Lagian lo ngapain sih urusin komentar kayak gitu. Udah biarin aja, nanti juga mereka bosen sendiri.” Balas Vania, ia memang tak ingin terlibat dalam perdebatan yanag tak ada habisnya. Karena apapun alasan yang Vania berikan hanya akan menjadi bumbu dalam rumor yang sudah mereka masak matang-matang. Jadi, Vania lebih memilih diam dan tidak menguras tenaga dan waktunya.

“Tapi lo gak papa?”

“Gak papa, gak ngaruh apa-apa juga sama kehidupan gue.”

“Yang ngaruh cuma sama kak Jalu ya.” Ledek Okta yang sukses membuat Vania terdiam.

“Hmm, sedikit?” jawab Vania lirih, matanya tak berani menatap balik, seolah ketahuan menyimpan rahasia kecil.

“Pekan depan lo jadi liat pameran di kampusnya kak Jalu?”

Vania menoleh dengan cepat, padahal ia belum sempat memberi tahu pada Okta. Tentang kedatangan Jalu di rumahnya. “Kok, lo tau?”

Okta membenarkan posisinya, “Sebelumnya Kak Jalu ajak gue, dan dia ngasih tau lo mau ikut.” Katanya mencoba menutupi kebohongannya, tentu saja ia tahu dari Rayhan kemarin.

Vania mengangguk pelan, senyum tipis terukir di bibirnya. “Iya,” Vania menatap Okta penuh harap. “Lo beneran gak ikut, kan? biar nanti gue berduaan sama kak Jalu.”

“Lo masih suka sama kak Jalu?” tanya Okta, suaranya terdengar serius.

“Gue juga mau memastikan perasaan gue sendiri, mungkin juga ini kesempatan gue untuk jujur sama Kak Jalu.”

Mendengar itu mata Okta membulat. “Lo mau confes?”

Vania tersenyum lebar, menatap Okta yang masih memandangnya takjub. “Iya. Jika memang gue punya kesempatan, akan gue katakan semuanya.”

Jawaban Vania yang terdengar meyakinkan membuat Okta merasa kasihan terhadap Rayhan, mungkin kah perasaannya tak akan terbalas seperti yang pernah Vania rasakan dulu? Okta hanya bisa berdoa untuk kebaikan mereka berdua, yang sedang mencari pemilik hati yang sesungguhnya.

Hingga suara di speaker kelas menghentikan kegiatan semua mahasiswa untuk sejenak. Serempak mereka melebarkan telinga, mencari tahu sumber suara. Terdengar suara yang familiar untuk mereka, deep voice yang digandrungi kaum hawa itu berhasil membuat teriakan spontan di dalam kelas.

“Selamat pagi teman-teman Universitas Merdeka, sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, seperti biasa Band Delta akan mengawali pagi ini dengan indah.”

Suara itu tak lain adalah Rayhan, yang akan menyanyikan satu lagu di pagi hari setiap hari senin. Jika kebanyakan orang sangat membenci hari senin, tapi tidak untuk sebagian mahasiswi di Univ Merdeka. Mahasiswi akan rela berangkat hanya demi bisa mendengar suara merdu Rayhan.

“Lagu ini spesial saya nyanyikan untuk seseorang yang sedang saya perjuangkan,”

Serentak semua mata tertuju pada Vania, siulan dan sorakan menggema dalam kelasnya. Vania menatap speaker di sudut kelasnya dengan tajam, merutuki seseorang di baliknya. Seseorang yang selalu membuatnya malu hingga tak tahu harus berbuat apa. Vania menutup wajahnya dengan buku, berharap tak ada yang mengenalinya, walaupun hal itu sudah terlambat.

“Tak peduli berapa lama waktu yang ku butuhkan, aku akan selalu menunggumu. Lagu ‘seribu tahun lamanya’ dari Tulus. Untukmu, dari hatiku yang tulus.”

Rasanya Vania ingin berteriak mengumpati Rayhan. Apa dia mau semua orang tahu? Kenapa dia selalu membuatnya malu setengah mati!

“Waahh!!!”

“Gila-gila, si Rayhan bisa bucin juga!”

“Gue juga mau dinyanyiin, Ray!”

“Vania terima aja, gih. Nanti dia beneran nunggun nyampe seribu tahun, tuh.”

“Kalau gak mau buat gue aja.”

Begitulah sorakan dan ledekan yang di lontarkan dari beberapa teman sekelasnya. Okta pun tertawa dengan puas, melihat Vania yang wajahnya sudah berubah seperti kepiting rebus. Ia pun merasa takjub dengan keberanian dan usaha Rayhan untuk mendapatkan hati sahabatnya ini.

“Wih, berani juga Rayhan. Lo gak kepikiran sama Rayhan aja, Van?” ledek Okta dengan tawanya.

“Lo diem, deh. Jangan ikut-ikutan. Gue udah malu ini!” Vania sudah bingung harus menyembunyikan wajahnya di mana, rasanya ia ingin pulang saja!

“Bila kau sanggup untuk melupakan dia, biarkan aku hadir dan menyapa ruang hati yang telah tertutup lama ....”

“Jika kamu masih ragu untuk menerima, biarkan hati kecilmu bicara, karena ku yakin kan datang saatnya, kau jadi bagian hidup ku ....”

Begitu lirik itu dinyanyikan dengan suara Rayhan yang merdu, di sudut hati Vania menghangat, lirik yang begitu terasa seperti ungkapan tulus itu berhasil menyentuh relung hatinya yang terdalam. Ia gigit bibirnya, menahannya untuk tak tersenyum yang entah kenapa terasa sangat sulit. Momen ini mungkin akan terekam jelas dalam ingatannya, karena baru kali ini ia dinyanyikan dengan begitu romantis di depan umum.

“Ray, lo gak perlu jadiin gue pusat perhatian terus, kali.” Ucap Vania lirih, suaranya bergetar, namun senyum kecilnya lolos dari bibirnya.

1
Royati II
iya bang iya
Royati II
apa sih nih org ganggu mulu/Panic/
Oksy_K: Cassie: Aku kn calon pacarnya kak Ray/CoolGuy/
total 1 replies
Royati II
jangan galak-galak om
Royati II
ayo van, jangan lari di tempat Mulu, kejar balik
Oksy_K: /Determined//Determined//Determined//Determined/
total 1 replies
Royati II
lah malah tanya 😂
Oksy_K: emang gtu, denial mulu
total 1 replies
Oksy_K
/Heart//Heart//Heart/
Via Aeviii
Hai aku mampir kk ...🤗
Bagus k, saya suka yg temanya sekolahan gini. jadi kangen masa” skolah 😄
Oksy_K: ayo nostalgia bersama~~
total 1 replies
Jemiiima__
masa kalah sma bocil, ga dongg
Oksy_K: harus dilawan/Determined/
total 1 replies
Jemiiima__
cakep bgt kan ray /Facepalm/
Oksy_K: beutipuuuuullllll
total 1 replies
Jemiiima__
gada yg ga pantes semuanya perlu waktu, cuma waktumu dipercepat saja 😅
Jemiiima__
anjay dibahas wkwkw
Oksy_K
/Panic//Panic/
Oksy_K
padahal udh mau lupa/Grievance/
Oksy_K
/Applaud//Applaud//Applaud/
Jemiiima__
diateh bukannya msh bocil gak sih /Facepalm/
Jemiiima__
pake diingetin lg wkkw
Jemiiima__
oo tidak bisa, disaat seperti hari bergerak lebih cepat dr otak wkwkkw
Jemiiima__
yah gajadiii udh nunggu tdnya eh hahaha
Oksy_K: eaaakkk kena prank wkwk
total 1 replies
Royati II
inget ya, jangan berdua nanti ketiganya setan. nah, si Ali ini setannya/Curse//Curse/
Oksy_K: wkwk iya juga
total 1 replies
Jemiiima__
BOLEH BOLEH SOK LAH!
aww gemes ih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!