NovelToon NovelToon
Laras: The Beginning Of Temptation

Laras: The Beginning Of Temptation

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pihak Ketiga / Keluarga / Konflik etika / Wanita Karir
Popularitas:746
Nilai: 5
Nama Author: Imen Firewood

Apa jadinya, ketika hubungan rumah tangga jauh dari rasa saling memperhatikan?

Apakah Laras akan mampu terus menahan jeritan-jeritan batin-nya yang selama ini ia pendam?

Simak keseruan konflik etika yang terjadi dirumah tangga Laras! Jangan lupa dukung karya baru ini, ya. See you~

Update: setiap hari

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imen Firewood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesan Malam

Saat ini. Ketika Laras sedang sibuk membeli bahan-bahan untuk makan malam keluarganya nanti. Tiba-tiba saja ia mendapatkan pesa dari pria yang mampu menghibur hatinya. Tapi Laras tidak langsung membalas pesan dari Riko. Ia memilih untuk lebih fokus berbelanja keperluan dapurnya. Beberapa menit berlalu. Akhirnya Laras telah selesai membeli keperluan dan pergi meninggalkan area Y-Mart.

"Apakah Ibu punya kartu pelanggan toko kami? Ada banyak promo yang bisa Ibu dapatkan. Apa Ibu bersedia membuatnya?" -Kasir

"Ah, tidak. Terimakasih ... Saya akan bayar menggunakan kartu debit saja." -Laras

"Baiklah ... Silahkan menunggu." -Kasir

Setibanya Laras kini telah sampai di rumah. Laras sudah tidak melihat tanda-tanda keberadaan Mas Andi yang tadi sedang mencuci mobilnya. Ia juga tidak menemukan peralatan yang telah Andi di gunakan. Padahal, Laras sempat berpikir kalau Andi akan meninggalkan barang-barang yang sudah ia pakai tergeletak begitu saja. Hingga Laras merasa sedikit tenang dan berkata dalam hati.

"Syukurlah ..." -Laras

Laras perlahan jalan membuka pintu rumahnya. Dengan membawa banyak perlengkapan dapur yang baru saja ia beli di Y-Mart. Ketika Laras memasuki dan berjalan ke ruang keluarga, Laras melihat Dina yang sedang bermain boneka dan Andi yang sedang duduk santai meminum kopi, seraya menonton acara disebuah salah satu stasiun televisi. Laras sempat berpikir dan mengeluh di dalam hatinya.

"Kenapa dia membiarkan Dina bermain sendiri?" -Laras

Kemudian, Laras mengucapkan kalimat pertamanya dengan nada suara yang sedikit keras. Bermaksud agar Mas Andi bisa mendengar. Atau setidaknya sedikit saja menoleh ke arahnya. Tapi lagi-lagi usaha Laras tidak membuahkan hasil. Hanya Dina yang menyambut kepulangan Laras. Berlari dengan senyum dan memeluk Ibunya. Sedangkan Andi, ia lebih memilih fokus menonton acara di sebuah televisi yang cukup besar layarnya.

"Aku pulang ..." -Laras

"Ibu ..." -Dina

Laras meletakan barang-barangnya agar dapat memeluk Dina. Anak satu-satunya dan merupaka anak kesayangan Laras dan Andi.

"Apa Ibu membelikan Dina sesuatu?" -Dina

"Tentu ...!" -Laras

"Coba tebak apa yang telah Ibu beli?"

Pertanyaan Laras semakin membuat Dina penasaran. Dan ketika, saat Laras mengambil sesuatu yang bersifat dingin, Dina merasa sangat senang. Ternyata Laras sudah membelikan Dina sebuah es krim kesukaannya.

Taraa~!

"Waah ... Es krim cokelat! ..."

"Terimakasih Ibu ..." -Dina

"Sama-sama." -Laras

Mereka pun berpelukan. Ketika itu, pandangan Laras melihat ke arah Andi yang masih saja sibuk menonton televisi. Laras benar-benar bingung tentang perubahan sikap Andi yang bisa saja terjadi kapanpun. Dan hal ini, sudah Laras rasakan sejak awal pernikahan mereka. Namun Laras tidak pernah mengungkit masalah ini. Di karenakan jarangnya komunikasi yang terjadi diantara mereka berdua. Laras lebih sering berinteraksi dengan Dina. Anak satu-satunya. Kemudian, Laras kembali membawa barang-barang belanjaannya ke dapur. Untuk segera, menyiapkan hidangan makan malam mereka.

"Kamu tunggu yaa ... Ibu ingin memasak dulu." -Laras

"Iya Ibu ..." -Dina

Laras pun pergi meninggalkan ruang keluarga itu. Dina kembali bermain sendiri dengan boneka-boneka barunya. Sedangkan Andi, masih duduk tidak bergerak menyaksikan acara di televisi. Beberapa waktu kemudian, suara Laras yang tengah sibuk memasak di dapur mulai terdengar. Seperti saat sedang memasak nasi, memotong sayuran, atau menumis.

Tok ...

Tok ...

Cees ...!

Kumpulan sedikit asap menghiasi aroma masakan lezat yang sedang Laras buat. Ia begitu mahir ketika menyiapkan hidangan sehat untuk keluarga kecilnya. Hingga Dina yang sedang berada di ruang tamu 'pun bisa merasakan wanginya. Laras tersenyum melihat itu. Beberapa menit kemudian. Masakan yang telah Laras buat pun telah selesai. Ketika Laras kini sedang menyiapkan dan menata piring di meja makan, ia merasa bingung. Karena sosok Mas Andi sudah tidak terlihat disana. Hingga Laras bergumam sendiri lagi di dalam hatinya.

"Kemana, Mas Andi?" -Laras

Waktu di jam dinding baru menunjukan pukul tujuh malam. Laras sempat berpikir, apakah Mas Andi sudah tertidur di dalam kamarnya? Apa ia tidak ingin makan malam bersama keluarganya? Setelah semua masakan sudah di susun rapih di atas meja makan. Laras menyiapkan satu piring berisi nasi dan lauk untuk Dina yang sudah setia menunggunya. Dina begitu senang setiap kali bisa menikmati masakan Ibunya.

"Dina minta telor kecapnya, yaa, Bu ..." -Dina

"Iyaa sayang ..." -Laras

Mata Laras masih menyapu sekelilingnya. Berharap Mas Andi keluar dan ingin makan bersama. Awalnya Laras merasa ragu jika ingin menghampiri Mas Andi yang sepertinya sedang berada di kamar. Namun Laras mau tidak mau sebagai seorang Istri harus melakukan tugasnya. Laras memberi senyum kepada Dina sebelum pergi meninggalkannya.

"Sebentar, yaa, sayang ... Ibu mau panggil Ayah dulu." -Laras

"Iyaa, Ibu ..." -Dina

Kemudian, Laras pun berjalan menghampiri kamar mereka. Ketika ia membuka pintu, Laras malah kini sudah melihat Mas Andi yang sudah tertidur. Laras menjadi bingung. Harus membangunkannya atau tida. Namun, setelah beberapa saat berpikir akhirnya Laras memutuskan untuk mendekati Mas Andi. Ketika Laras berjalan dan sudah berdiri di belakang suaminya, Laras berkata.

"Mas ... Masakannya sudah siap, apa perlu akh bawakan kemari?" -Laras

Seraya masih menutup kedua matanya, Andi menjawab pertanyaan Laras sambil terus tertidur. Andi benar-benar telah kembali kedalam kepribadiannya yang dingin. Sifat yang sebenarnya Laras paling tidak suka dari suaminya ini. Namun Laras tidak pernah membahasnya. Karena keegoisan mereka masing-masing sebenarnya sama tingginya.

"Tidak usah. Aku sudah kenyang." -Andi

Ketika Andi menolak untuk makan bersama, akhirnya Laras memutuskan untuk menyerah. Ia ingin segera kembali menemani Dina anaknya yang sudah lebih dulu makan di ruang keluarga. Sebelum Laras pergi meninggalkan suaminya, sebuah hembusan nafas pelan keluar tiba-tiba dari mulut Laras. Entah itu terdengar Andi atau tidak. Laras sudah tidak memikirkannya.

Pyuuh ...

"Baiklah." -Laras

Kemudian Laras berjalan keluar kamar itu. Ia menuju meja makan dan menemani Dina makan.

"Ayah nggak ikut makan Bu?" -Dina

Sebuah pertanyaan dari anak yang polos seperti Dina ini, sempat membuat Laras kembali berpikir beberapa saat. Namun Laras menjawabnya dengan penuh rasa tenang agar Dina tidak memikirkan hal yang aneh-aneh.

"Sayang ... Ayahmu sudah makan, mungkin ia hanya terlalu lelah untuk hari ini. Kita makan berdua saja yuk?" -Laras

Walau Dina tidak mengerti apa yang sedang terjadi, mendengar ucapan Laras sedikit membuat Dina langsung melupakan hal itu. Walaupun, sebenarnya Dina hanya berkata asal. Ia masih terlalu kecil untuk mengetahui permasalahan yang ada di sebuah rumah tangga. Malam itu pun mereka akhirnya makan berdua. Duduk bercerita dan tertawa mengisi ruangan dingin dan hampa dengan kehangatan mereka. Laras selalu tersenyum dan melupakan isi hatinya ketika sedang fokus bersama Dina. Karena Laras benar-benar sayang kepada Dina. Anak satu-satunya dari keluarga ini.

Beberapa waktu berlalu. Kini Laras harus segera menidurkan Dina. Seperti biasa. Laras membacakan sebuah dongeng cerita anak agar membantu membuat Dina anaknya cepat tertidur. Ketika Dina sudah tertidur di sampingnya, Laras menutup buku cerita itu dan meletakannya diatas meja kecil disamping tempat tidur mereka. Laras tiba-tiba berpikir. Apakah Mas Andi masih tertidur? Ia merasa penasaran dan ingin memastikannya. Dengan gerakan perlahan, Laras beranjak dari tempat tidurnya agar tidak membangunkan Dina yang sudah tertidur pulas.

Ketika Laras sudah berada di depan pintu kamarnya, Laras membukanya dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara. Dan benar saja dugaan Laras, lagi-lagi orang yang dianggap suami Laras masih tertidur pulas tanpa merubah posisi tidurnya sama sekali. Laras sudah tidak berharap apa-apa lagi sebenarnya. Ia hanya ingin memenuhi rasa penasarannya. Ketika melihat Mas Andi yang masih tidur. Laras kembali merebahkan dirinya dan tidur bersama Dina di sebelahnya.

Beberapa saat kemudian. Ketika Laras sudah beristirahat dan baru saja merebahkan dirinya diatas tempat tidur. Laras tiba-tiba terpikirkan soal Riko yang mengiriminya pesan sore tadi. Dan benar saja. Ketika Laras baru mengecek ponselnya lagi-lagi notifikasi pesan baru baru saja muncul. Pesan itu dari Riko yang menganggap Laras marah kepadanya karena tidak membalas-balas pesannya.

"Laras ..."

"Kamu marah?" -Riko

Setelah melihat pesan itu, Laras menganggap bahwa Riko adalah pria yang lucu. Kenapa Laras harus marah kepadanya? Dan mengapa ia harus merasa seperti itu? Laras tiba-tiba tersenyum sendiri melihat pesan dari Riko tersebut. Di tengah-tengah hubungan rumah tangga Laras dan Andi yang tidak kunjung membaik. Laras merasa Riko dapat dan bisa memenuhi kehampaan ini. Dan beberapa saat ketika Laras berpikir sendiri. Akhirnya dia memutuskan untuk membalas pesan dari Riko.

"Tidak. Kenapa kamu berpikir seperti itu?" -Laras

Dan pada malam ini, mereka berdua tengah asik menjalin hubungan melalui pesan chat. Laras merasa senang ketika berinteraksi dengan Riko seperti ini. Sesekali, Riko mengirimi Laras pesan genit berupa memberi pujian atas kecantikan Laras. Dan Laras yang sudah terlalu tidak memikirkan Andi, merespon itu dengan senyuman dan selingan tawanya.

"Apasih? Aku mah biasa aja ..." -Laras

Waktu demi waktu berlalu. Tanpa sadar kini Laras sudah asik mengobrol hingga tengah malam. Dan Andi masih juga tertidur pulas di kamarnya yang terpisah. Ketika waktu sudah menunjukan tengah malam. Obrolan asik mereka berdua pun tidak pernah terputus. Hingga, Laras yang sudah mengantuk tiba-tiba membalas pesan "Selamat tidur" dari Riko.

"Good night too ..." -Laras

Keesokan harinya. Laras kembali menjalani aktivitasnya seperti biasa. Menjadi Istri dari Andi dan Ibu dari Dina. Laras tidak pernah meninggalkan kewajibannya ketika mengurus persoalan rumah tangganya. Namun di sisi lain. Ada hal yang tidak Andi ketahui hingga saat ini. Hubungan yang di bangun Laras dan Riko hampir selalu terjadi setiap malam menjelang sebelum Laras tidur.

Sekarang, Laras malah lebih sering dan lebih menunggu pesan-pesan manis dari Riko yang selalu memujinya. Menanyai kabar hari ini. Dan bagaimana kondisi perasaan Laras. Laras benar-benar mendapatkan perhatian itu semua dari Riko. Dan hal seperti ini, adalah awal dari perselingkuhan yang bisa saja terjadi diantara mereka.

Ketika ada pihak ketiga yang muncul di dalam rumah tangga. Kemungkinan hal itu terjadi bisa melebihi setengahnya, mungkin sekitar 65%. Laras benar-benar merasakan kebahagiaannya kembali ketika berinteraksi dengan Riko. Walau sekarang hanya melalui pesan chat mereka masing-masing.

Laras kini selalu menunggu Andi tidur. Sebelum ia kembali masuk kedalam kamar Dina untuk tidur bersamanya. Walau sebenarnya ada alasan lain di balik itu. Hubungan mereka telah berjalan beberapa hari. Hingga saat ini. Atau bahkan detik ini. Ketika wajah cantik Laras terus tersenyum dan tertawa kecil melihat isi-isi pesan di ponselnya.

"Emang bisa, yaa? Kura-kura berlari?" -Laras

"Bukan berlari. Dia itu sebenarnya jalan ..."

"Namun dengan cepat. Sehingga sekilas orang melihatnya seperti sedang berlari." -Riko

"Haha ... Ada-ada saja." -Laras

Candaan-candaan kecil seperti ini yang selalu menemani Laras setiap malam sebelum tidur. Di samping Dina. Dan di samping kamar tidur tempat Andi beristirahat. Hingga, pernah di suatu moment ketika Laras sedang sarapan pagi dengan keluarganya, Riko menelpon. Dan Laras beralasan bahwa itu dari teman kerjanya agar tidak menimbulkan rasa curiga Andi.

Deert ...

Derrt ..

Andi menatap Laras yang sedang mengambil ponsel di atasnya. Namun Laras tidak berkata kepada Andi yang berada di depannya. Ia selalu berkata kepada Dina agar Andi juga dapat mendengarnya.

"Sebentar, yaa sayang ... Teman Ibu menelpon." -Laras

Laras beranjak dari kursi tempatnya duduk. Berjalan membawa ponselnya menuju lorong kamar mandi agar Andi tidak bisa mendengar pembicaraan Riko dan Laras. Dari lorong itu, Laras bisa memperhatikan tempat meja makan mereka kalau sewaktu-waktu Andi datang ke dapur.

"Yaa, halo ... Ada apa?" -Laras

"Ah, tidak ada ... Aku hanya ingin mendengar suara mu saja." -Riko

"Yaa tuhan ... Kirain ada apa. Padahal baru semalam kita video call ..." -Laras

"Entahlah ... Rasanya, aku ingin pindah bekerja di kantor mu saja." -Riko

"Belum waktunya ... Mungkin nanti kamu akan dapat promosi ketika berhasil dan pindah ke Aoin pusat." -Laras

"Kalau sudah waktunya. Aku akan ..." -Riko

Tiba-tiba saja ponsel Riko kehabisan baterainya. Hingga Laras tidak bisa mendengar lanjutan dari perkataan Riko yang entah menginginkan apa. Laras menatap heran melihat ponselnya yang tiba-tiba terputus. Lalu kemudian Laras kembali menghampiri keluarga kecilnya yang sedang sarapan pagi. Di sisi lain. Riko merasa sedikit kesal karena lupa mengisi daya ponselnya setelah semalam berinteraksi dengan Laras.

"Astaga ... Kenapa harus sekarang." -Riko

Kemudian, sebuah hembusan nafas panjang dari Riko menemani perjalannya ketika mengemudi mobil. Menuju kantor cabang Aoin tempatnya bekerja. Semenjak berhubungan dengan Laras, terlihat juga Riko semakin bersemangat dalam pekerjaannya. Ia kini lebih sering datang lebih awal ke kantornya. Padahal, tempat ia bekerja berbeda dengan Laras. Mungkin karena Laras yang mengubah itu semua. Laras menjadi salah satu alasan Riko merasa semangat dalam bekerja.

Pyuuuh ...

Beberapa waktu kemudian. Laras kini telah berkumpul bersama Andi dan Dina. Laras kembali menyuapi makan Dina yang sedang duduk bermain ponsel di sebelahnya. Sekilas tampak, Andi seperti melirik Laras. Namun Laras, tidak menyadari hal itu. Laras benar-benar sudah tidak menoleh ke arah Andi lagi. Setelah ia merasa semua perjuangannya menjadi sia-sia. Laras kini hanya berusaha tetap menjadi seorang Istri dan Ibu untuk memenuhi kewajiban dan kebutuhan mereka berdua. Di tengah-tengah ruang keluarga yang seharusnya banyak rasa hangat. Kini hanya kehampaan yang menyelimuti ruangan itu. Tanpa ada suara-suara lain dari televisi yang lupa di matikan, atau bahkan angin yang kini malah datang membawa rahasianya. Entah selanjutnya Laras akan melakukan apa, bagi orang lain yang melihat sekilas dari keluarga ini. Seperti tidak ada apa-apa. Tidak ada yang aneh dari keluarga sederhana ini.

Bersambung ...

1
Nii
semangat Thor
Imenfirewood: Aaaa~ terims!
total 1 replies
𝙈𝙤𝙟𝙖_𝙠𝙤(⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠)
wah ide bagus, aku si yes👍
𝙈𝙤𝙟𝙖_𝙠𝙤(⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠): Sama-sama semangat kak
total 2 replies
Wida_Ast Jcy
keren Thor... saling dukung yuuk. baca 1bab tiap hari. dan like perbab yukk
HNP_FansSNSD/Army
Ceritanya bagus Kaka 💐💐💐. Jangan lupa mampir di novel aku, Professor & student Love through, & novel baru berjudul Tahta Dari Dosa.
HNP_FansSNSD/Army
terus ini nantinya gimana???
Imenfirewood: Nggak seru dong .. kalo di ceritain! hihi .. pokoknya bikin penasaran dah. Terimakasih yaa, sudah baca sampai sini ..
total 1 replies
HNP_FansSNSD/Army
aku usahain tekunin ya Thor.
Imenfirewood: Waah! ... Siapapun dan dimana 'pun kamu, terimakasih, yaa ... Senang dengarnya!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!