Difitnah, ditalak, dan diusir suaminya tidak membuat seorang wanita bernama Mila menyerah. Dia tetap bertahan demi untuk mendapatkan hak asuh anaknya.
Setelah dipisahkan dengan anaknya, Mila akan terus berjuang untuk mendapatkan anaknya kembali.
Apa yang akan Mila lakukan agar Aluna bisa kembali ke dalam pelukannya lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aina syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu sang buah hati
Pagi ini, Zaki sudah duduk di ruang makan. Dia masih tampak serius menatap ke layar ponselnya. Mila tersenyum saat melihat Zaki.
"Mas Zaki, mau aku buatin kopi?" tanya Mila.
Zaki menatap tajam ke arah Mila.
"Nggak mau. Aku nggak suka kopi buatan mu Mil."
"Aku mau minta maaf Mas, soal kemarin. Aku memang kurang banyak menambahkan gula. Aku lupa, kalau selera Mas Zaki dan suamiku itu berbeda. Kalau suamiku, lebih suka kopi yang pahit," ucap Mila.
"Kamu gimana sih Mil, jangan samakan aku sama suami kamu dong. Kamu belum bisa ya melupakan suami kamu. Katanya kamu sudah di talak sama dia."
Mila diam, saat mendengar ucapan Zaki. Mila tampak sedih, saat dia diingatkan kembali pada Adnan suaminya. Zaki memang nggak bisa jaga kata-katanya. Dia sudah membuat Mila sedih.
Zaki masih menatap Mila lekat. Air mata Mila, sudah berkumpul di pelupuk matanya.
Duh, kenapa ini cewek. Apa aku salah bicara, batin Zaki saat melihat Mila sedih.
Mila meneteskan air matanya.
"Mil, kamu kenapa? kamu nggak apa-apa kan?" tanya Zaki sembari menatap Mila lekat.
Mila buru-buru mengusap air matanya. Dia langsung mengalihkan pembicaraannya.
"Oh, nggak apa-apa Mas. Oh iya, Bu Suci kemana ya Mas? aku dari tadi nggak melihat Bu Suci."
"Mama belum keluar kamar. Coba sana, kamu panggil Mama."
Mila mengangguk. Dia kemudian melangkah untuk ke kamar Bu Suci.
Sesampainya di depan kamar Bu Suci, Mila mengetuk pintu.
Tok tok tok...
"Bu, Bu Suci..."
Beberapa saat kemudian, Bu Suci membuka pintu kamarnya.
"Eh, kamu Mil."
"Ibu kenapa nggak keluar kamar? apa ibu sakit?"
Bu Suci memegangi kepalanya.
"Iya. Kepala ibu pusing Mil."
"Apa ibu mau minum obat? biar Mila ambilin."
"Nggak usah Mil. Nanti aja. Ibu juga belum sarapan."
"Ibu mau sarapan?"
"Iya. Tapi ibu mau sarapan di kamar saja."
"Ya udah kalau gitu, aku ambilkan ya Bu."
"Emang kamu udah masak?"
"Udah matang kok Bu, semua masakan aku."
"Ya udah, kalau gitu. Kamu bawakan makanan untuk ibu ke sini ya."
Mila mengangguk.
Mila kemudian berjalan untuk kembali ke dapur.
"Mila, mana Mama?" tanya Zaki.
"Bu Suci lagi sakit Mas katanya. Tadi dia nyuruh aku ngambilin makan untuk dia."
"Oh, sekalian untuk aku juga ya Mil."
"Iya Mas."
Mila menyiapkan makanan di atas meja untuk Zaki. Setelah itu dia mengambil kan makanan untuk Bu Suci dan mengantarkan makanan itu ke kamar Bu Suci.
"Ini Bu, makanannya," ucap Mila yang sudah membawa nampan yang berisi makanan.
"Letakan di situ saja Mil!" pinta Bu Suci.
"Iya Bu."
Mila kemudian meletakkan makanan itu di atas meja.
"Aku keluar dulu ya Bu. Masih banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan soalnya."
"Oh. Iya Mil. Makasih banyak ya."
"Iya Bu."
Mila kemudian pergi meninggalkan kamar Bu Suci. Dia kembali ke dapur untuk membereskan dapur.
"Kamu sudah makan Mil?" tanya Zaki. Matanya masih menatap ke arah Mila yang masih berada di dapur.
Mila menoleh ke arah Zaki.
"Belum Mas. Aku masih banyak kerjaan."
"Kenapa nggak makan bareng aku aja Mil, di sini."
Mila terkejut saat mendengar ucapan Zaki.
Tumben Mas Zaki mau bersikap baik sama aku. Biasanya juga dingin terus, batin Mila.
"Kenapa kamu malah bengong. Duduk aja di sini Mil. Kita sarapan bareng. Nggak usah malu-malu."
Sejak tadi Mila memang sudah merasa lapar. Tanpa banyak berfikir, akhirnya Mila pun mendekat ke arah meja makan dan duduk di dekat Zaki duduk.
Mila menatap makanan-makanan yang ada di atas meja.
"Kenapa? kenapa cuma di lihatin. Ayo, ambil piring dan makan!" pinta Zaki.
Mila tersenyum dan mengangguk. Dia kemudian mengambil piring dan lekas mengambil nasi beserta lauknya.
Sarapan di pagi ini, terasa sangat canggung, karena Bu Suci tidak ikut makan bareng Zaki dan Mila. Biasanya Mila selalu ngobrol dengan Bu Suci. Namun sekarang cuma ada Zaki dan Mila. Mana berani Mila ngajakin Zaki ngobrol. Karena Mila tahu, bagaimana sikap Zaki padanya.
Setelah menghabiskan makanannya, Zaki bangkit dari duduknya. Dia kemudian meninggalkan meja makan begitu saja. Sementara Mila masih menyantap sarapannya.
Beberapa saat kemudian, Zaki kembali ke meja makan untuk pamit pada Mila.
"Mil, aku pergi dulu ya."
"Mau ke kantor ya Mas?"
"Ya iyalah mau ke kantor. Masa mau ke pasar."
Mila diam saat mendengar jawaban ketus dari Zaki. Sementara Zaki keluar dari rumahnya untuk pergi ke kantor.
Setelah Zaki pergi, Mila membereskan semua makanan yang ada di atas meja. Setelah itu dia mencuci piringnya yang kotor.
Setelah semua pekerjaan beres, Mila kembali menemui Bu Suci.
Tok tok tok...
"Permisi, Bu..."
"Masuk aja Mil..." seru Bu Suci dari dalam kamarnya.
Mila kemudian masuk ke dalam kamar Bu Suci. Mila menatap makanan yang ada di atas nakas.
"Kok, makanannya masih utuh Bu?" tanya Mila.
"Iya Mil. Ibu lagi malas makan. Tapi tadi udah ibu makan kok."
"Obat yang Mila kasih tadi udah di minum Bu?"
"Udah Mil."
"Ya udah, ibu sekarang istirahat aja ya. Sekalian, Mila juga mau pamit."
Bu Suci menatap lekat wajah Mila.
"Kamu mau ke mana?"
"Aku mau ke sekolah Aluna Bu. Aku kangen sama anak aku "
"Oh, ya udah kalau gitu. Kamu naik apa?"
"Naik taksi aja Bu."
"Nggak minta di anterin Pak Burhan saja."
"Pak Burhan tadi kan lagi nganter Mas Zaki."
"Tumben Zaki nggak nyetir sendiri."
"Nggak tahu kalau itu Bu."
Setelah berpamitan pada Bu Suci, Mila kemudian pergi meninggalkan rumah untuk ke sekolah anaknya.
Mila berjalan ke jalan raya untuk menunggu taksi. Setelah taksi berhenti tepat di depan Mila, Mila kemudian masuk ke dalam taksi dan meluncur pergi meninggalkan rumah Bu Suci.
Sesampainya di depan sekolah Aluna, taksi itu berhenti. Mila turun dari taksi.
"Pak, tunggu sebentar ya Pak. Saya mau masuk ke dalam dulu. Saya mau lihat anak saya di dalam."
"Iya Bu. "
Mila mendekat ke arah satpam.
"Pak, saya mau ketemu anak saya Pak. Namanya Aluna. Dia kelas dua Pak."
"Oh, masuk aja Bu,"
"Iya Makasih Pak."
Mila kemudian masuk ke dalam sekolah Aluna, setelah satpam sekolah mempersilahkan Mila masuk.
Kebetulan saat ini jam istirahat. Aluna juga pasti sedang istirahat di luar.
Setelah masuk ke dalam sekolah, Mila kemudian duduk di halaman depan sekolah. Bola matanya masih berkeliling menatap anak-anak kecil yang berkeliaran di depannya.
Mila tersenyum saat melihat sosok Aluna. Mila buru-buru menghampiri Aluna.
"Aluna," ucap Mila.
karena ketika enak sj yg d kejar setelah dapat akan di balik kondisinya. apalagi kau memulai ny dgn tidak baik.
.
buat koreksi aj kak, agar ke depan ceritanya lebih enak di baca, ^^