NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Balas Dendam

Jalan Menuju Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Matabatin / Iblis / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: A.J Roby

Aldi remaja yang masih menyimpan kepedihan atas meninggalnya sang bapak beberapa tahun lalu. Dirinya merasa bapaknya meninggal dengan cara yang janggal.
Kepingan memori saat bapaknya masih hidup menguatkan tekadnya, mengorek kepedihannya semakin dalam. Mimpi-mimpi aneh yang melibatkan bapaknya terus mengganggu pikirannya hingga dirinya memutuskan untuk mendalami hal ghaib untuk mencari tahu kebenarannya.
Dari mimpi itu dirinya yakin bahwa bapaknya telah dibunuh, ia bertekad mencari siapapun yang menjadi dalang pembunuhan bapaknya.
Apakah benar bapaknya dibunuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.J Roby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melati

Suro datang dengan gagahnya membelakangi Aldi.

“Klontangg”

Suara besi jatuh ke lantai, mengalihkan perhatian Aldi. Ternyata Suro membawa keris hitam yang ia simpan di dalam lemarinya.

“Gunakanlah itu saat bertarung” Seru Suro

Aldi mengangguk mantap meraih keris yang dijatuhkan oleh Suro, sementara genderuwo itu menghadapi si kuntilanak hitam.

Cakaran, pukulan, bantingan terjadi. Pertempuran didominasi Suro, meskipun begitu si kuntilanak hitam bukanlah tipe makhluk yang mudah menyerah.

Suro melesat secepat kilat hingga berada di belakang kuntilanak itu. Dengan cepat Suro memeluknya erat dan membantingnya kebelakang mirip pemain gulat.

Aldi dengan cepat berlari menuju Suro. Tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menusuk kuntilanak itu tepat di jantungnya. Tapi kunti hitam tak kalah cepat refleknya, meskipun dalam kondisi tertekan ia masih sempat membelokkan tusukan Aldi hingga hanya menggores pipinya.

Goresannya cukup dalam, darah hitam milik kuntilanak membekas di keris milik Aldi. Tetesannya mirip mata air, namun aromanya mirip besi berkarat yang telah dimakan usia.

Mendadak Aldi terasa seperti disengat listrik tegangan tinggi hingga membuatnya tidak sadar.

Kini ia berada di pinggir sungai, di depannya terlihat beberapa wanita muda sedang mencuci bajunya hanya menggunakan kain jarik yang menutupi dada hingga lututnya. Aldi melihatnya dengan jelas, tapi ia tak mendengar suara sedikitpun.

Para wanita menuci sembari bercanda dengan teman sebayanya. Hingga salah satu wanita pergi lebih dulu. Penglihatan Aldi kini berubah di halaman rumah, wanita itu memiliki paras yang manis dengan kulit kuning langsat khas wanita jawa pada zaman dahulu dengan rambut panjang yang dikepang dua.

Saat mendekati rumahnya tiba-tiba ada empat pria datang. Terlihat mereka sedang menggoda gadis itu. Sorot mata yang birahi tergambar jelas dari keempatnya, sedangkan si wanita hanya menolak ketakutan.

Tak lama pria yang bertubuh gempal hanya menggunakan celana kain pendek meninju wanita itu tepat di pipi kirinya.

Sontak Aldi terkejut, ia mencoba menolongnya tapi sayang…. Ia tak bisa melakukan apapun, dia tak bisa menyentuh mereka.

Wanita itu jatuh tersungkur, bahkan ember berisi pakaian yang ia bawa jatuh berserakan. Keempat pria itu mengangkat tubuh si wanita ke dalam rumah yang menurut Aldi adalah rumah si wanita itu.

Rumah khas jawa kuno, dindingnya hanya menggunakan kayu, mirip seperti gubuk tapi sedikit lebih besar.

Di dalam sana Aldi diperlihatkan kebejatan keempat pria itu. Wanita itu dirudapaksa secara bergilir, dimulai dari si gempal yang pertama. Dilanjut oleh ketiga anak buahnya.

Sang wanita melawan sekuat tenaga, bahkan sampai menendang kemaluan salah satu pria. Tapi dengan cepat balok kayu dihantamkan ke perut si wanita. Ia meringis kesakitan hingga tak berdaya untuk melawan.

Aldi menggertakkan giginya, emosinya sudah mencapai puncak ubun-ubun namun ia tak bisa melakukan apapun.

Sorot mata wanita itu terlihat sangat menyayat hati Aldi, air mata mulai turun deras. Ketakutan amat sangat tergambar dalam sorot mata itu.

Setelah puas keempat pria itu lanjut memukuli wanita itu menggunakan balok kayu hingga tak berdaya. Satu pukulan terakhir melayang ke kepala si wanita membuatnya seketika kejang lalu menutup matanya, seketika pandangan Aldi menghitam.

Ia membuka mata dan pandangan pertama yang Aldi lihat adalah wajah Suro lengkap dengan matanya yang menyala ditambah keempat taringnya yang panjang.

“Huaaaaa”

Aldi memberontak terjungkal kebelakang.

“Asuu”

Suro memasang ekspresi khawatir namun tetap seram. Kini Aldi sudah berdiri, keris di tangannya masih digenggam dengan kuat.

“Mana kuntilanak hitam itu?”

Suro menggeser tubuhnya beberapa langkah, terlihat kuntilanak itu terlentang tak berdaya. Ia mendengar sesegukan yang menyayat hatinya.

Ia mendekati kuntilanak itu tapi ditahan oleh Suro

“Jangan! Dia berbahaya”

“Aman, aku coba komunikasi”

Aldi berjalan mendekatinya tanpa mengurangi kewaspadaannya.

“Mbak, tadi sampean yang ada di penglihatanku?”

“Iya mas, itu kematianku” Jawabnya sesegukan

Kini terjawab sudah penyebab dari kematian si kunti hitam, tapi mengapa Aldi mendadak memiliki kemampuan itu.

“Kenapa mbak ganggu warga sini?”

“Aku cuma main, aku kesepian huaaaa” Balasnya dengan tangisan yang lebih kencang.

“Gimana ndak kesepian orang kekuatannya aja kayak gini" Batin Aldi

Aldi memegangi telinganya yang masih sakit.

“Mbak jangan ganggu warga sini lagi ya” Ujar Aldi lembut

“Aku cuma mau main, aku ndak ada teman” Balas kunti sambil sesegukan.

“Kalau cuma mau main tapi kenapa tadi nyerang aku?”

“A-ku kira masnya dukun yang mau ngikat aku. Aku ndak mau disuruh-suruh sama dukun” Balas si kunti hitam yang kini posisinya duduk selonjoran.

Aldi menurunkan kewaspadaannya, tapi Suro dibelakangnya masih tetap berjaga takutnya kuntilanak itu kembali agresif.

Kini ia memahami sang kunti hitam, dendam besar yang ia pendam tak dapat terbalaskan kepada para pelaku pembunuhnya karena sudah beda zaman sehingga ia terluntang-lantung di dunia ini membawa dendam.

Ia juga ditakuti oleh makhluk lain, karena kekuatannya yang sangat besar sehingga rumah sebesar ini hanya dihuni oleh dirinya. Padahal si kunti sebenarnya kesepian dan sudah tak memiliki arah hidup lagi.

“Aku boleh ikut sama mas?” Tanya sang kunti

Kini Aldi diperlihatkan wajah asli sang kunti, sama persis dengan penglihatannya. Tak ada luka lebam ataupun mulut yang berdarah. Jika ia masih hidup tentu ia sangatlah manis.

“Nama mbak siapa?”

“Melati”

“Pas banget sama baunya”

Aldi sebenarnya dilema, ia takut Melati akan mengacau, karena karakter kuntilanak memang kebanyakan jahil. Aldi menoleh kebelakang, tatapan Suro seperti mengisyaratkan untuk menolak Melati.

Tapi moral Aldi kini bergejolak, ternyata di hatinya tersisip rasa kasihan kepada Melati.

“Kamu boleh ikut, tapi syaratnya jangan pasang muka seram dan jangan ganggu orang lagi”

Suro tak percaya mendengar jawaban Aldi. Terjadi perdebatan kecil antara Suro dan Aldi, tapi dengan idealisme dan gaya ngeyel khas Aldi, Suro pun angkat tangan mengikuti keinginan Aldi.

“Horeeee” Sorak Melati sambil mengangkat kedua tangannya.

Aldi hanya menggeleng heran. Beberapa saat yang lalu sosok ini hampir membuatnya mati, tapi sekarang jadi seperti remaja labil pada umumnya.

Kini Aldi pulang, awalnya berangkat sendiri kini ia pulang bertiga.

Sesampainya di rumah Melati langsung naik ke pohon asam jawa yang ada di halaman rumah Aldi.

“Itu tempatku!” Ucap Suro tak terima

“Biarin” Balas Melati mengejek.

Aldi hanya tersenyum melihat kelakuan Melati yang dengan cepat berubah.

Suro mengalah hingga akhirnya ia menghilang. Aldi langsung membersihkan dirinya dan siap-siap tidur.

***

Saat akan berangkat sekolah ia melajukan motornya. Gunung Semeru memperlihatkan digdayanya sebagai atap tanah Jawa. Pemandangan inilah yang Aldi lihat setiap pagi, karena ia tinggal tak jauh dari lereng gunung Semeru.

Udara sejuk menabrak wajahnya, pagi yang cerah namun ia merasa sedikit aneh. Motornya sangat berat untuk melaju kencang, seperti ada beban yang ikut naik motornya.

Benar saja, saat Aldi menoleh  ke belakang ia melihat Melati duduk manis di belakang seperti penumpang ojek online.

“Melll ngapain ikut sih?!”

“Aku mau ikut mas, bosen” Balas Melati polos

“Moga ndak bikin masalah di sekolah ini kunti” Batin Aldi.

Aldi hanya bisa pasrah, karena ia sendiri yang menerima Melati untuk ikut dengan dirinya.

“Aku ndak bakal ganggu kok mas, tenang aja”

“Lohh…. Kamu bisa baca pikiranku?”

“Bisa dong mas” Balas Melati sambil berkacak pinggang.

“Mel…..Mel”

“Apasih mas manggil-manggil?!” Ucap Melati sedikit kesal.

“Ngetes aja”

“Ishhhhh”

Mereka berdua menikmati perjalanan sembari menghirup udara segar khas pagi hari.

Sesampainya Aldi di sekolah, sosok siswa dengan luka menganga langsung kabur tunggang langgang saat melihat Melati.

“Inget ya Mel, jangan ganggu siapapun!” Ujarnya memperingati

“Iya mas ganteng”

Aldi bergidik ngeri mendengar jawaban Melati, bagaimanapun dia tetaplah Kuntilanak hitam.

Selesai upacara Aldi dipanggil oleh Pak Jo menuju ke parkiran.

“Al itu siapa yang kamu bawa?” Tanya Pak Jo

“Ohh itu Melati pak, ndak ganggu kok”

“Awas ya! Kalau sampai ganggu siswa kamu yang kena!” Ujar Pak Jo memperingatkan.

Aldi sedikit khawatir mendapat teguran dari Pak Jo, Melati juga belum sepenuhnya bisa ia larang.

Tiba-tiba Melati muncul.

“Nah ini ada anaknya pak, ngomong sendiri aja”

Leluhur Pak Jo auranya bersiap siaga mendapati Melati tiba-tiba muncul di hadapannya

“Mbak, saya gurunya Aldi, kamu ndak boleh ganggu siswa di sini ya!” Ucap Pak Jo tegas.

“Siap bapak ganteng hihihi” Balas Melati centil

Pak Jo sendiri bergidik ngeri mendengar hal tersebut. Aldi hanya tertawa

“Udah ya Al, jagain kunti kamu!”

“Siap pak”

***

Sepulang sekolah Aldi langsung ke rumah pak Heri menyampaikan kalau ia telah mengusir kuntilanak hitam yang menghuni rumahnya. Tentunya Aldi tak sepenuhnya jujur siapa yang telah mengusirnya. Aldi mengatakan bahwa ia memiliki kenalan orang yang bisa melihat hal ghaib.

“Beneran udah bersih Al?” Tanya Pak Heri yang masih tak percaya

“Monggo njenengan bisa cek sendiri pak” Tukas Aldi

Pak Heri akan memberi kabar ke Aldi setelah melihat rumahnya nanti. Aldi kini pulang dengan perasaan lega. Warga tak perlu takut lagi kejahilan Melati. Karena kejahilan Melati kini sepenuhnya berpindah ke dirinya.

Kini hari-harinya dihiasi oleh kelakuan random Melati, karena Melati selalu ikut kemanapun Aldi pergi. Pernah suatu ketika Melati mengobok-obok bak berisi anakan ikan cupang saat Aldi bekerja. Akibatnya semua ikan stress lalu mati.

Bahkan Suro yang Aldi kenal tegas bisa dibuat kesal hingga melemparkan sandal milik Aldi ke Melati saat mereka bertengkar. Akibatnya sandal jepitnya bersarang di atas genteng tetangga. Alhasil Aldi yang kena omelan ibu.

1
Marss256
Banyakin aksi Melati thor
Was pray
lah isi suratnya apaan? para pembaca disuruh mengira Ira sendiri kah?
A.J. Roby: Seperti biasa, jawabannya kita cari tahu di bab selanjutnya😁
total 1 replies
Venaaaaa
Keren
A.J. Roby
Haloo para readers, semoga novel ini dapat dinikmati bersama. Pengalaman horor yang pernah author alami juga dituangkan di dalam novel ini. Semoga para readers suka


Kritik, saran dan masukan dari para readers sekalian sangat berarti bagi author, mengingat ini adalah karya pertama dari author. Happy reading😁
Was pray
suro dan melati gak mengawal Aldi ke balai desa kah? sehingga kemunculan pocong tengkorak gak terdeteksi
A.J. Roby: Mari kita cari tahu jawabannya di bab berikutnya😁
total 1 replies
Yudha Sukma
ditunggu updateannya thor
Tsumugi Kotobuki
Kapan ni thor? Seperti sudah lama sekali gak ada updatenya, rindu aksi si tokoh utama!
A.J. Roby: Haloo kak, terimakasih telah membaca cerita author yaa. InsyaAllah author akan udpate setiap hari kalau ga ada urusan mendadak. Tunggu terus update selanjutnya yaa
total 1 replies
Mưa buồn
Penulis luar biasa.
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga suka dan terhibur yaa
total 1 replies
LOLA SANCHEZ
Ngakak sampai sakit perut 😂
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga selalu terhibur dan tunggu update selanjutnya yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!