Menikah Karena Salah Paham

Nawang langsung menangis sesenggukan sembari berlari keluar dari ruangan kerja miliknya Rafli, sementara Aiden menatap nanar punggung Nawang yang semakin menjauh.

Nawang terlalu fokus menangis membuat Nawang tak mengetahui kalau di sebelah pintu ada Aiden yang sedang berdiri, sedangkan Rafli mengudap wajahnya kasar dengan tangannya.

Rafli merasa bersalah kepada Nawang karena membuat Nawang menangis seperti tadi, apalagi Nawang itu statusnya adalah kakak ipar Rafli, namun Rafli terpaksa melakukan itu supaya Nawang menjauhi Rafli, bahkan Rafli juga berharap Nawang membuka hatinya untuk Aiden.

"Nawang, lo benar benar sangat mencintai Rafli, bahkan lo yang statusnya sudah menjadi istri gue terang terangan mendekati Rafli, apa kalau Rafli mau menerima cinta lo, akan membuat lo meminta cerai sama gue, supaya lo bisa menikah dengan Rafli pria yang sangat lo cintai" batin Aiden menatap nanar kepergian Nawang sang istri.

Nawang menghentikan taksi dan mengatakan tujuan dirinya saat ini kepada supir taksi tersebut, Nawang tidak ingin pulang ke rumah dulu, karena Nawang ingin menghibur hatinya supaya Nawang tak bersedih lagi akibat semua perkataan Rafli.

Nawang turun dari taksi setelah sampai di tempat tujuan, lalu Nawang berjalan ke arah sebuah meja yang terletak di restorant tersebut, Nawang menjatuhkan tubuhnya di sebuah kursi lalu Nawang memesan minuman untuk mendinginkan suasana hatinya.

Satu jam kemudian Nawang masih ada di restorant tersebut, bahkan saat ini di hadapan Nawang ada beberapa makanan yang tadi di pesan Nawang, saat Nawang akan menyantap makanan pesanannya, tiba tiba Nawang mendengar suara yang tidak asing di telinganya.

Nawang mendengar suara bahkan di selingi tawa yang sangat familiar di telinganya, lalu Nawang menatap ke arah sumber suara, ternyata benar suara itu berasal dari Rafli dan Aisyah yang sedang berjalan menuju ke sebuah meja.

Nawang mengepalkan kedua tangannya, sungguh Nawang sangat emosi akibat Aisyah sahabatnya dekat dengan Rafli pria pujaan hatinya, bahkan Nawang sering mengatakan kepada Aisyah bahwa Nawang sangat mencintai Rafli, Nawang merasa seperti di tusuk oleh Aisyah sang sahabatnya sendiri.

"Rafli, gue senang karena Nawang sudah menikah dengan kak Aiden kakak lo, gue harap suatu saat Nawang bisa membuka hatinya buat kakak lo" ucap Aisyah setelah memesan minuman dan makanan yang di inginkan, sedangkan Rafli menganggukkan kepalanya mantap.

"Iya Aisyah, gue harap juga Nawang suatu saat bisa mencintai kak Aiden, supaya gue bisa bebas menikah dengan wanita pujaan hati gue alias wanita yang gue cintai" jawab Rafli dengan mantap, sementara Aisyah menatap ke arah Rafli dengan tatapan sendu, Aisyah menduga kalau Rafli mencintai wanita lain, padahal kenyataannya wanita yang di cintai Rafli adalah Aisyah.

"Rafli, memangnya kriteria wanita yang lo cintai itu seperti apa ?" tanya Aisyah di selimuti rasa penasaran, sedanham Rafli langsung menoleh ke arah Aisyah.

"Aisyah, kriteria wanita yang gue cintai itu seperti" perkataan Rafli belum selesai sudah terpotong akibat pelayan restorant yang mengantarkan makanan dan minuman pesanan Rafli dan Aisyah.

Nawang sejak tadi mendengar percakapan antara Rafli dan Aisyah, karena meja yang Aisyah dan Rafli duduki terletak di belakang Nawang, kini Nawang beringsut berdiri dan berjalan ke meja yang di duduki oleh Aisyah dan Rafli.

Saat Rafli dan Aisyah kompak akan bersiap menyantap makanan pesanan mereka berdua, tiba tiba Nawang langsung menyiram wajah Aisyah dengan minuman pesanan Aisyah, hal itu membuat Aisyah dan Rafli serentak menatap ke orang yang menyiram wajah Aisyah dengan minuman.

Rafli dan Nawang kompak membelalakkan kedua matanya sangat lebar dengan mulut yang menganga, sungguh mereka berdua tak menyangka kalau Nawang ada di restorant yang sama.

"Kak Nawang, ngapain menyiram minuman ke wajah Aisyah" bentak Rafli sambil melototkan kedua matanya ke arah Nawang, sedangkan Nawang tersenyum kecut ambil menatap tajam ke arah Aisyah.

"Rafli, ini urusan gue sama Aisyah, lo ngga usah ikut campur" sahut Nawang lalu mendelik ke Aisyah, sedangkan Aisyah langsung menundukkan kepalanya merasa bersalah, Aisyah paham apa yang membuat Nawang marah dan murka sampai menyiram minuman ke wajahnya.

"Aisyah, gue ngga nyangka ternyata lo itu munafik, gue sudah menganggap lo bukan cuma sebagai sahabat doang tapi gue sudah anggap lo sebagai saudara, tapi balasan lo malah caper sama Rafli pria yang gue cintai, di depan gue lo dukung gue pacaran sama Rafli, bahkan lo selalu menyuruh gue supaya tidak pernah lelah mendekati Rafli, tapi kenyataannya lo di belakang gue malah ikutan mendekati Rafli, ternyata lo menusuk sahabat sendiri dari belakang" bentak Nawang dengan emosi yang menggebu gebu.

Aisyah yang mendengar semua omongan Nawang membuat Aisyah mengangkat kepadanya untuk menatap ke arah Nawang, bahkan Aisyah menggeleng gelengkan kepalanya seperti orang india.

"Hiiiiks hiiiiiks hiiiiins Nawang, lo salah paham gue sama sekali ngga berniat buat caper sama Rafli, gue memang beneran dukung lo pacaran sama Rafli, bahkan gue dukung lo juga kalau mau menikah dengan Rafli, gue sama sekali ngga berniat buat menusuk lo dari belakang" jelas Aisyah sambil menangis sesenggukan, sungguh Aisyah tak menyangka Nawang akan salah paham seperti ini.

Rafli melirik ke arah Aisyah yang sedang menangis sesenggukan, bahkan Rafli juga mengelus punggung Aisyah untuk menenangkan Aisyah, perlakuan dari Rafli tentu saja dapat di lihat oleh Nawang, hal itu membuat Nawang semakin geram dan emosi kepada Aisyah.

"Kak Nawang, yang mengajak Aisyah ke restorant ini itu gue, bahkan Aisyah juga tadinya ngga mau di ajak sama gue, karena Aisyah ngga enak sama lo, Aisyah takut lo akan membenci Aisyah karena mengira Aisyah merebut gue dari lo, jadi kalau lo mau marah silahkan marah ke gue bukan marah ke Aisyah" kata Rafli dengan nada tegas, bahkan tatapannya juga menusuk ke Nawang.

"Rafli, kamu ngga usah membela Aisyah, dia yang salah karena mendekati kamu di belakang aku, padahal Aisyah sudah tahu kalau aku sangat mencintai kamu" jawab Nawang dengan nada ketus sambil menatap sinis ke Aisyah.

Aisyah masih menangis sesenggukan, hal itu tentu saja membuat Rafli merasa tak tega melihat wanita pujaan hatinya menangis, Rafli juga masih berusaha menenangkan Aisyah dengan cara mengelus punggung Aisyah secara lembut.

"Kak Nawang, aku ngga membela Aisyah, aku cuma berkata apa adanya, asal kamu tahu Nawang Aisyah itu dari dulu selalu menyuruh aku untuk menerima cinta kamu, karena Aisyah kasihan sama kamu, tapi aku yang ngga mau menerima cintanya kamu, karena aku mencintai wanita lain, dan wanita yang sangat aku cintai adalah Aisyah" tegas Rafli yang membuat Nawang membelalakkan kedua matanya lebar dengan mulut yang menganga.

Aisyah juga terkejut dan kaget mendengar pengakuan dari Rafli, sungguh Aisyah tak menyangka kalau wanita yang di cintai Rafli adalah dirinya.