Ara sekertaris malang itu harus terjebak dalam sebuah masalah karena sebuah kesalah fahaman denga keluarga bosnya, Agra adalah bos di tempat Ara bekerja,
Ara baru memakan separoh dari makanannya, tapi tiba-tiba rasa mual menjalar di perutnya, rasanya ingin segera memuntahkan isi perutnya, karena tak tahan lagi Ara pun segera berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya
Hoek hoek hoek
Agra pun mengikuti Ara ke kamar mandi, ia menepuk pelan punggung Ara
“kamu nggak pa pa?”
“saya lemas pak”
“sabar ya ..., maafkan saya , ini salah saya”
“iya ini gara-gara bapak, karena bapak yang maksa saya, saya jadi mualkan” kembali lagi Ara memegang perut dan memuntahkan isi perutnya hingga tinggal keluar cairan putih
Hoek hoek hoek
“maaf ya ...”
“pokoknya bapak harus tanggung jawab” Ara pun sampai mengeluarkan air mata
“iya aku pasti tanggung jawab” Agra masih tetap menepuk punggung Ara
Hemmmm
Tiba-tiba sebuah deheman menghentikan aktifitas mereka, ternyata tak jauh dari tempatnya
Secuel di lanjut di sini ya :
Mempunyai saudara kembar bisa menjadi sebuah keberuntungan tersendiri bagi seseorang, tapi kadang kembar tak selamanya mulus, bagiamana kisah Sagara dan Sanaya ini.
Duo kembar yang memiliki sifat yang berbeda, Sagara dengan gaya cool nya dan Sanaya dengan segala manjanya.
Kisah ini akan di mulai dari kisah remaja mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
setelah ara berhasil membawa dio keluar dari restaurant, ara mengajak dio untuk duduk di bangku sebuah taman tak jauh dari jalan raya
“kamu tak apa-apa?” Ara sangat khawatir dengan keadaan Dio,ara memperhatikan dio yang babak belur karena ulah bosnya
"tunggu sebentar ya ..." ara berlari meninggalkan dio , dan tak lama ara sudah kembali dengan membawa sekantung plastik
ia mengeluarkaan sebotol air mineral dingin dan membukakan nya untuk dio
"minumlah ...."
"terimakasih sayang ..." dio pun segera menerimanya, ara kembali membuka kantung plastik yang isinya obat luka
"biar aku obati ya lukamu ..." dio hanya mengangguk sambil tersenyum menatap ara, ia pun
mengobati luka Dio
“bagaimana keadaan pak Agra ya, dia kan juga terluka” batin Ara, saat mengobati luka dio, ia jadi teringat dengan bosnya
“ih ..., kenapa juga aku memikirkan dia, dia kan penyebab semua
ini” tapi lagi -lagi ara mengabaikannya
“sayang ..., kenapa kamu melamun?” Dio menyadari jika ara sedang tidak fokus, ara pun langsung tersadar dari lamunannya
“nggak, aku Cuma mikirin kamu, sebenarnya apa sih yang buat kalian
berantem?” Arapun mengalihkan pembicaraan, yang awalnya tak peduli kini rasa penasarannya kembali mencuat
“bos kamu itu nggak suka kamu pacaran sama aku sayang” dio mencoba mencari-cari alasan supaya ara percaya padanya
“hah ..., masalahnya apa? Kan nggak mungkin pak Agra itu tiba-tiba
nggak suka sama kamu trus mukul kamu” rasanya ara nggak percaya jika alasan perkelahian itu hanya gara-gara hal yang nggak penting, pasti ada yang di sembunyikan pikir ara
"Jauh lebih mudah untuk marah pada seseorang daripada memberitahu mereka kalau kamu tersakiti." - Tom Gates
mungkin itu yang akan di lakukan agra untuk ara
“mungkin dia suka sama kamu ...” lagi-lagi jawaban tidak masuk akal yang di berikan dio
“itu tidak mungkin dia itu cinta mati sama mantannya” pikiran ara kembali pada kejadian beberapa minggu lalu yang hampir membuat bosnya mati gara-gara patah hati dengan yang namanya Viona
“tapi kamu nggak suka kan sama dia” dio langsung menatap mata ara, berharap apa yang di pikirkan tidak benar
“ah ..., itu mana mungkin aku suka sama dia” ara berusaha mengelak, bagaimana mungkin dia jatuh cinta sama bosnya yang jelas-jelas begitu benyebalkan untuknya
“terima kasih sayang, aku percaya sama kamu” dio meraih tangan ara dan mengecup punggung tangan ara , ara hanya bisa tersenyum penuh keraguan
"mana mungkin aku jatuh cinta sama dia, dia kan bos galak ..., baperan lagi ..." batin ara
Biasanya orang yang sangat kamu percayai merupakan orang yang peling berpeluang mengecewakanmu, tapi sepertinya ara melupakan hal itu
Di lain tempat Agra yang kesal dengan sekertarisnya hanya bisa
menghembuskan nafas kesal, setelah membayar makanannya
Ia kembali lagi ke kantor bersama sopirnya tanpa ara,
sesampai di kantor, ia mencari-cari keberadaan ara, tapi sayangnya sekretarisnya belum juga
menampakkan batang hidungnya
Argh
Ia memegang tepi bibirnya yang sempat mengeluarkan darah segar
karena perkelahiannya tadi, rasa ngilu masih terasa, tapi ia abaikan saja
“bahkan dia tak peduli padaku” Agra mengambil tisu dan mengelap
darang yang sudah mulai mengering itu
Brakkk
Tiba-tiba pintu di buka dengan keras dari luar
“pak ..., bapak nggak pa pa?” tanya Rendi yang terlihat khawatir
melihat bosnya kembali ke kantor dengan penampilan yang acak-acakan
Brakkk
Bukannya menjawab tapi Agra malah menggebrak mejanya menbuat orang
yang berada di hadapannya menciut nyalinya
"bapak kenapa? biar saya panggilkan dokter" tapi langkah rendi terhenti sebelum rendi sempat membuka pintu
"nggak usah, gue nggak pa pa, duduklah ..." rendi pun akhirnya kembali dan duduk di sofa ruangan itu
"kenapa kamu babak belur seperti itu?" tanya rendi yang sudah tidak formal lagi
“gara-gara gadis bodoh itu” agra ikut duduk di samping rendi duduk
“maksudnya .... Ara?” agra hanya mengangguk "apa yang di lakukan ara?" tanya rendi lagi
“dia berani membela pacarnya yang brengsek itu, padahal aku sudah
membantunya memberi pelajaran pada si brengek itu, keterlaluan sekali dia”
jawab Agra dengan masih penuh kemarahan
“tak biasanya si bos mau tau urusan orang, atau jangan-jangan ....”
batin Rendi, saat melihat perhatian yang di berikan agra kepada ara
“apa yang kau pikirkan, cepat beritahu semua staf, 30 menit lagi
kita rapat” lagi-lagi agra memberi perintah tanpa lihat situasi
“wah bahaya nih, dalam keadaan marah kayak gini rapat, perang besar
nih ...” Rendi kembali melamun dan tak hendak menjawab bosnya
“kenapa diam saja, nggak mau” suara berat Agra berhasil membuat
Rendi terkesiap
“B-baik pak .....” Rendi pun segera bangun dari duduknya dan bergegas meninggalkan ruangan
Agra
Setelah Rendi keluar, Agra kembali duduk di tempatnya dan sedikit
menggoyangkan bangkunya
“kenapa juga aku mesti marah, bukan urusanku juga”
Akhirnya waktu untuk rapat pun tiba, dan benar apa yang terjadi
hampir semua yang hadir dalam rapat kena semprot si bos galak karena moodnya lagi jelek, setelah rapat hampir usai
Tok tok tok
Tiba-tiba di tengah rapat ada yang mengetuk pintu, dan dia adalah
Ara, ara juga di beri tahu Rendi bahwa ada rapat siang ini, karena sibuk dengan
Dio akhirnya Ara terlambat datang
“maaf pak saya terlambat” tapi Ara malah mendapatkan tatapan yang
membunuh dari si bos
“kamu tahu ini jam berapa?” Agra pun sambil menunjuk ke arah jam
dinding
“jam 02.45 pak”
“baguslah kalau kamu tahu, rapat selesai, silahkan kembali ke
tempat masing-masing” Agra pun menyuruh semua staf meninggalkan ruang rapat
Kini semua staf pun pergi meninggalkan ruang rapat, menyisakan Agra
, Rendi dan Ara
“saya permisi pak ...” Ara pun hendak membalikkan badannya tapi
belum sampai melangkahkan kakinya suara berat Agra sudah lebih dulu
menghentikannya
“siapa suruh kamu pergi ...” kemudian Agra menatap Rendi, yang jelas sekali memberi perinah pada sahabatnya itu
“tinggalkan kami berdua” Rendi yang merasa di tatap pun tak mau berlama-lama ,
rasanya hawa di dalam ruangan itu sudah sangat panas, walaupun sudah memakai AC
tapi tetap tidak berfungsi jika berhadapan dengan bosnya yang seperti singa
lapar itu jika sedang marah