Aku Kembali

Victoria termenung di tepian kolam, sengaja pulang dari rumah sakit tak langsung menuju apartemennya, menyempatkan diri untuk menenangkan pikiran, dan juga bertemu dengan seseorang.

"Jadi bagaimana?" tanya Victoria saat seorang laki-laki datang menghampirinya.

"Maaf nyonya, kami perlu tambahan waktu dan orang untuk menyelidiki semua ini, kasus anak anda sangat sulit di pecahkan, sepertinya siapapun orang yang sengaja mencelakainya begitu hati-hati dan sempurna, sangat sulit melacaknya"

Victoria terdiam, Waktu?, apalagi tambahan orang yang tentunya akan memerlukan pengeluaran makin membengkak, sedangkan keuangan Victoria sangat memprihatikan saat ini, hingga terpaksa memutuskan untuk berhenti.

"Stop semuanya, aku sudah membayar lunas sampai waktu yang di tentukan, untuk selanjutnya akan aku hubungi lagi jika membutuhkan jasa kalian"

"Baik Nyonya, kami dengan senang hati bekerja sama"

Victoria mengangguk, melihat orang dengan jasa penyelidikan swasta itu pergi meninggalkan tempatnya duduk saat ini, lalu menghembuskan nafas berat dan melihat ke arah kolam yang begitu tenang.

"Pengkhianatan, kehilangan harta benda, lalu apalagi yang akan terjadi?" gumam Victoria seolah menebak dan mempersiapkan takdir terburuk yang mungkin akan segera terjadi.

Semua pikiran telah tertumpah kan, perasaan sedikit lebih tenang, Victoria masih punya harapan akan pekerjaannya, setiba di Apartemen sederhana yang baru, segera membuka email dari laptopnya.

Tangannya perlahan mengecek pesan-pesan masuk yang terbengkalai selama ini, masalah dan perawatan sang anak sudah cukup menyita waktunya hingga tak pernah menyambangi email pribadi.

Dan saat membaca pesan yang diterimanya, betapa terkejut victoria karena mendapatkan surat pemutusan kontrak kerja dari perusahaan.

"Ya Tuhan, apa ini?" Victoria segera membaca lebih detail lagi.

Memejamkan mata, dan Victoria perlahan menangis, jelas saja kabar berita tentang keluarganya telah beredar luas, dulu siapa yang tak kenal dengan almarhum suaminya. Dan permasalahan mereka itulah yang menjadi salah satu alasan Perusahaan memutuskan kontrak kerja dengan victoria sebelum benar-benar bekerja.

Rasanya dada Victoria semakin sesak, ingin sekali berteriak pada Ricardo seandainya masih ada, bertanya kenapa begitu tega, kenapa begitu kejam mengkhianati dirinya hingga sanggup menyerahkan aset paling berharga milik keluarga pada wanita simpanannya.

Di saat kekalutan hatinya melanda, telpon berdering cukup keras, membuat Victoria teralihkan dari isak tangisnya.

"Iya ada apa dokter?" tanya Victoria.

"Harus dilakukan operasi ulang segera"

"Apa?!, apa keadaan Sella kritis?"

"Ini solusi terbaik dari Tim dokter saat ini, dan kami butuh persetujuan anda Nyonya, bagaimana?"

"I iya, baiklah, saya kesana" Victoria segera menyambar dan membawa barang-barang yang di butuhkan.

Berlarian menuruni tangga karena lift kebetulan begitu ramai, dan akhirnya sampai di mobil dan menginjak gas sedikit lebih kencang dari biasanya.

Tiba di Rumah Sakit, Victoria merasa bingung sendiri, mendapati kamar putrinya di penuhi oleh beberapa tenaga medis.

"Ada apa?" tanya Victoria.

"Pasien keadaan darurat, Detak jantungnya melemah"

"Apa?!, Sella!" teriak Victoria seketika panik, dan salah satu petugas medis segera mengamankan Victoria agar tidak masuk dan menganggu jalannya penyelamatan yang sedang di lakukan.

Selama hampir sepuluh menitan, akhirnya dokter memanggil Victoria untuk masuk.

"Maaf kami sudah semaksimal mungkin mengusahakan" ucap salah satu dokter sebelum Victoria masuk ke dalam.

Tak peduli dengan kata-kata yang di berikan, Victoria segera masuk dan melihat Sella masih terpejam, namun dengan kondisi lebih pucat dari biasanya.

"Sayang, ini Mommy, tolong bertahanlah, ini Mommy sayang" ucapnya.

Hening, tak ada jawaban, hanya beberapa gerakan tangan yang membuat Victoria terkejut, lalu segera melihat wajah putrinya.

"Sella, kamu mendengar Mommy kan?"

Ada setetes air mata jatuh dari sudut mata Sella, seolah ungkapan rasa sedih dan sakit yang tak bisa diucapkan dengan kata-kata, sementara tangannya tiba-tiba menggenggam lebih kuat lagi, Victoria seketika menangis.

"Sella?" ucapnya lirih, mengerti sesuatu yang tak di bicarakan, ungkapan hati yang seolah jelas terbaca dan Victoria mengangguk pelan.

"Mommy mengikhlaskan, asal kau tidak menderita lagi sayang" gumamnya lirih dengan bibir bergetar dan air mata yang tak henti keluar.

Ada senyuman dari bibir Sella, sebelum akhirnya melepaskan genggamannya, disusul dengan nafas terakhirnya.

"Sella!!" Victoria menjerit.

*

*

Di sebuah Apartemen, Victoria kini berada, seolah hidup tanpa jiwa, merenung dan menatap keluar jendela, mengingat satu-satunya orang yang masih dipercaya tidak mengkhianati nya, yaitu anaknya_Sella.

Hingga bel pintu berbunyi, Victoria segera beranjak dengan wajah kusut yang tak pernah di perhatikan lagi olehnya.

"Paket!"

"Makasih" ucap Victoria, tangannya menerima begitu saja, namun tidak pikirannya yang masih bertanya-tanya akan isinya.

Perlahan di buka, dan sangat mengejutkan, disana ada foto-foto dan semua berkas kepemilikan asetnya, dan yang hampir saja membuat Victoria roboh, tertera nama Gracia sebagai pemilik barunya.

"Di-dia membeli semua aset yang aku jual?, uang dari mana?" ucapnya lirih, setelah duduk di pinggiran tempat tidur sebelum dirinya bisa saja terjatuh.

Kembali di bukanya sebuah surat, menyatakan disana kiriman dari agensi swasta yang pernah di sewanya, mengatakan semua data yang dikirimkan adalah penebus rasa bersalah karena tak menemukan titik terang penyelidikan akan kasus anaknya yang akhirnya telah tiada.

Dan hal berikutnya yang ada di dalam map sangat mengejutkan, ada foto beberapa transaksi di mana pengalihan uang pribadi sang suami ke rekening Gracia.

Murka dan marah, saat ini itulah yang dirasakan oleh Victoria, hingga dengan segera beranjak dari tempatnya, membawa semua bukti untuk di tanyakan langsung ke wanita yang harus bertanggung jawab.

Seperti tak punya ketakutan lagi akan maut yang bisa saja menjemput, Victoria melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, perjalanan yang cukup jauh dia tempuh, hingga akhirnya sampai di sebuah Apartemen mewah.

Tangannya menggedor pintu apartemen setelah beberapa kali, menekan tombol panggilan namun tak ada jawaban, keahlian lama pun digunakan, Victoria terlanjur murka, dan tak peduli akan resikonya masuk hunian orang dengan paksa.

Akhirnya pintu pun dapat terbuka dengan mudah, Victoria masuk begitu saja dengan dada yang sudah bergemuruh, emosi yang sudah memuncak.

Langkahnya bahkan pantang mundur saat terdengar lenguhan suara-suara percintaan mulai menyambangi telinganya, jeritan dan erangan suara Gracia bahkan sangat terdengar jelas oleh Victoria.

Dan benar sekali, pintu kamar yang masih terbuka lebar kini di dapati, disana Gracia dengan tubuh polosnya sedang beraksi, menunggangi dan memacu laki-laki yang berada di bawahnya saat ini.

Mata Victoria melebar seketika, terkejut luar biasa, saat melihat dengan siapa Gracia melakukan adegan me-sumnya, pemilik tubuh te-lanjang yang begitu Victoria kenali selama ini.

Sekuat hati, Victoria berdiri di ambang pintu dan semakin mendekati, dengan tangan bergetar berteriak kencang_

"Dasar Binatang!"

"VIC!?"

Bersambung.

Siapakah laki-laki itu?, Yuk komen, like Vote dan tonton iklannya.