kisah cinta dua anak manusia yang tumbuh bersama sejak kecil, tapi karena suatu hal yang akhirnya membuat mereka berpisah.
kisah tentang seorang Elio pewaris tunggal keluarga konglomerat dengan seorang gadis bernama Aurora yang hidupnya penuh teka teki dan misterius.
bisakah elio membawa kembali gadis tercintanya untuk bisa selalu bersama dengannya?
ikuti kisah mereka, dan jangan lupa tinggalkan jejak untuk terus menyemangati author....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Sejak kejadian Calista yang menantang Hilda disekolah, dirumahnya Calista hampir setiap hari mendapatkan perlakuan kasar dari Hilda dan mamanya, sang nenek bahkan hanya diam menyaksikan tanpa ikut membantu atau kasihan pada Calista.
sikap calista yang Berani membantah dan melawan membuat mereka semakin murka dan menjadi jadi dalam menganiaya Calista.
dan itulah yang di inginkan Calista, semakin banyak bukti kekerasan yang di tangkap kamera yang di pasang Calista memberikan ayah Delon waktu itu.
sikap mereka semakin menjadi saat calista nekat mengirim video syur Hilda dan Tika bersama pasangan mereka pada Aditama, papanya.
Aditama bahkan langsung pulang dan memarahi habis habisan Hilda dan Tika, bahkan Tika sempat membalas kata kata Aditama yang mengatainya jalang dengan kata kata dia yang tidak bertanggung jawab pada keluarga dan menuduh balik Aditama kalau dia juga punya perempuan lain di luar sana.
Calista tidak keluar kamar, dia cukup mendengarkan dari kamarnya, tapi yang membuat calista semakin Tidak paham dengan keluarga itu adalah aditama yang langsung pergi begitu saja setelah bertengkar dengan tika.
seolah tak terjadi apapun, aditama langsung pergi dan tak kembali lagi, dia bahkan tidak menyapa Calista sama sekali, dan setelah pertengkaran hebat itu Tika dan Hilda juga sama sama pergi.
Calista kira mereka diusir atau pergi selamanya dari rumah itu, tapi ternyata Calista salah, malam harinya mereka kembali dengan membawa pasangan mereka kerumah.
Calista yang hanya berada dikamar semakin dibuat cemas saat dia mendengar banyak suara laki laki dari ruang tamu, pasti Hilda dan Tika tidak hanya membawa pasangan mereka tapi beberapa laki laki lain.
ketakutan Calista semakin menjadi saat tiba tiba saja pintu kamarnya di ketuk begitu keras dari luar, dan suara Hilda terdengar memanggilnya dengan keras.
"heh anak sialan, keluar Lo, gua ada perlu sama Lo", teriak Hilda sambil menggedor pintu,
Calista tak ingin panik, dia harus berpikir apa yang harus dia lakukan, dan ya, dia harus segera menelpon Geovano.
"ha... Halo Van",
"hallo cal, kamu kenapa?",
"cepat kesini Van aku takut van, Tika dan Hilda bawa banyak cowok, aku takut van dia maksa aku keluar", ucap Calista dengan nada bergetar ketakutan,
"kamu tenang, gak usah buka pintu, aku gak jauh dari rumah kamu, aku akan segera kesana", kata Geovano menenangkan Calista.
Panggilan berakhir, tapi suara gedoran terdengar semakin keras, Hilda berusaha membuka pintu kamar Calista yang terkunci, Calista semakin ketakutan,
"buka pintunya anak sialan, gue mau ajak Lo senang senang, cepat buka pintunya", suara Hilda terdengar semakin keras diiringi gedoran pintu yang semakin keras pula,
"Lo mau main main sama gue, oke, bakal gue panggil cowok cowok itu biar bisa main di kamar Lo, gimana?",
Calista semakin ketakutan, Geovano adalah harapannya satu satunya, dan semoga saja dia segera Sampai disana.
beberapa saat suara Hilda sudah tidak lagi terdengar, pintu kamar juga tidak lagi di gedor gedor, menandakan Hilda pergi dari sana, tapi itu tidak membuat Calista tenang tapi semakin ketakutan, dia sangat takut hilda benar benar akan mengajak para lelaki itu naik keatas dan membuka paksa pintu kamarnya.
Dan benar saja, suara gedoran kembali terdengar tali kali ini ada suara laki laki yang bukan hanya 1 tapi 3, Calista menangis, sambil duduk memeluk kedua kakinya.
Bruk...bruk... Arrgghhh
"sakit sialan",
"siapa Lo lepasin gue",
Suara gaduh terdengar disertai rintihan.
"cal, buka pintunya cal, ini gue Vano",
Akhirnya, suara itu yang sejak tadi Calista tunggu, dia pun segera membuka pintu kamarnya, dan benar saja sosok Geovano berdiri didepan kamarnya bersama dengan Leon, Ferdi dan Stevan yang jelas sekali habis menghajar para lelaki tadi.
"gue takut van, gue takut hiks", tangis Calista terdengar semakin pilu di pelukan Geovano, membuat amarah Geovano semakin membara,
"tenang ya, semuanya sudah aman, aku akan bawa kamu dari sini", ucap Geovano, dia membawa Calista ke bawah,
"kaaak Va...", panggil Hilda ingin menjelaskan sesuatu,
"tutup mulut Lo perempuan jalang, najis gue dengar suara murahan Lo", bentak Geovano membuat Hilda terjingkat kaget,
"heh, jangan berani kamu bentak anak saya", hardik Tika tak terima,
"kenapa, bukan kah kata kata saya benar nyonya Tika, anak anda adalah jalang yang setiap malam tubuhnya dinikmati banyak lelaki, bukan hanya anak anda, tapi juga anda, apa perlu video mesum kalian saya sebarkan, biar hancur sekalian reputasi anda dan anak anda?", ucap menohok Geovano,
tika dan Hilda terbelalak mendengar ucapan Geovano, jadi Geovano memiliki video mereka berdua saat bersama dengan para lelaki mereka diluar sana, apakah Calista mendapat video yang dia kirim ke Aditama itu dari Geovano?
"jaga sikap kalian, kalau Tidak mau kalian semua hancur", ucap Geovano,
"diluar ada polisi, para pria itu akan masuk penjara",
Lagi lagi ucapan Geovano bagai kobaran api yang siap melahap mereka,
"kalian bisa sogok mulut lelaki bawaan kalian agar tidak menyeret nama kalian masuk penjara juga", Geovano membawa Calista keluar dari ruang itu dengan memeluknya erat, sementara ketiga temannya mengikuti sambil membawa ketiga lelaki bawaan Tika dan Hilda tadi.
Dan sejak malam itu, Calista tinggal dirumah Geovano, marah dan murka itulah reaksi keluarga Geovano, dan yang membuat mereka semakin marah adalah aditama yang bahkan tidak bisa dihubungi sama sekali, seolah dia sengaja menghindar .
"Aditama benar benar keterlaluan", ucap ayah Delon,
"lalu apa rencana papa?", tanya Geovano,
"kita lakukan rencana awal van, aditama benar benar sudah tidak peduli pada Calista", ucap ayah Delon,
"kasihan dia pa, kejadian itu benar benar membuatnya trauma",
"Tika dan Hilda Memang benar benar gila".
Keputusan ayah Delon untuk membuat acara pernikahan bohongan antara calista dan Geovano sudah bulat, ini adalah satu satunya cara untuk membuat Calista bisa keluar dari rumah itu.
Toh Aditama juga sudah Tidak peduli dan Tidak bisa dihubungi, dia bisa mengatakan kalau Aditama sudah setuju dengan pernikahan ini pada nenek Kamila.
selama tinggal dirumah Geovano, calista tidak bisa tenang, karena kamera yang dia pasang masih berada di rumah itu, dia takut kalau sampai kamera itu ketahuan dan diambil oleh tika dan Hilda, kamera itu sangat penting dan itu satu satunya bukti untuk membuat dia bisa bebas.
Hingga malam ini, dia izin keluar dengan alasan ingin bertemu teman temannya, pada bundanya geovano, dia Tidak mungkin jujur karena pasti akan dilarang, jadi dia terpaksa berbohong.
Sampai dirumahnya, dia melihat suasana nampak sepi, pasti Tika dan Hilda tidak dirumah, jadi dia memberanikan diri untuk masuk, kalau nanti ditanya dia akan bilang kalau mengambil barangnya di kamar.
Tapi sepertinya hari itu adalah hari sial untuk Calista, tika dan Hilda ada dirumah,
"akhirnya anak sialan ini pulang juga", ucap Tika,
"masih punya nyali Lo datang kerumah ini lagi", sahut Hilda,
"aku cuma mau ngambil barang aku", jawab Calista mencoba tenang, tapi serangan yang dua dapatkan dari Tika membuatnya tidak siap hingga tubuhnya terpelanting ke belakang, tamparan, pukulan, tendangan, Tika dan Hilda melakukan seperti orang kesetanan, Bahkan kata kata kasar dan sumpah serapah tak luput dari bibir mereka berdua, hingga akhirnya Calista tak berdaya dan pingsan.
Para pembantu hanya mampu melihat tanpa bisa menolong, mareka tidak ingin terkena masalah, karena tabiat Tika dan Hilda yang kasar, bisa bisa mereka juga dihajar habis habisan oleh mereka berdua.
darah segar keluar dari hidung Calista, bibirnya juga berdarah dan membengkak, setalah puas memukuli Calista, tika dan Hilda pergi begitu saja meninggalkan Calista, dan baru saat itulah tiga pembantu rumah itu bergegas menolong Calista.
Hampir 10 menit akhirnya Calista tersadar dengan tubuh sakit semua, rasanya tulang tulangnya remuk, tapi dia tidak akan menyerah, dia harus mendapatkan kamera itu dan segera pergi dari sana.
Dan setelah ini dia tidak bisa lagi tinggal dirumah Geovano, Tika dan Hilda mengancam akan menghancurkan keluarga Geovano karena sudah Berani ikut campur urusan mereka, jadi sekarang Calista harus pergi dari rumah itu.
"non, bawa motor bapak saja, maaf non bapak tidak Berani mengantar nona", ucap pak tukang kebun menatap kasihan pada Calista, dia sudah bekerja disana sejak Calista masuk rumah itu,
"apa Tidak apa apa pak?", tanya Calista,
"tidak apa apa non, itu juga motor dari pak Adi, bawa aja non, bapak masih punya milik bapak sendiri", ucap bapak tukang kebun,
"makasih pak".
Calista meninggalkan rumah bak neraka itu setelah membawa kamera serta barang barang berharga, ATM dan juga uangnya tabungannya selama ini, ponselnya tadi di banting oleh Hilda hingga rusak tak berbentuk.
Motor matic tua itu akan menjadi jalan Calista untuk pergi jauh dari sana, dan dia bertekad untuk mencari keberadaan sang ibu dijakarta.