Ketika membuka mata, Dani menemukan dirinya berada di sebuah kamar. Ia tak mengingat apapun tentang dirinya. Di sana dia bertemu dengan pria yang mengaku sebagai bosnya. Pria itu mengatakan kalau Dani merupakan personal trainer di gymnya yang diketahui juga melakukan pekerjaan p|us-p|us.
Namun semua itu tak berlangsung lama, karena ingatan Dani perlahan pulih setelah bertemu wanita yang mengetahui masa lalunya. Saat itulah Dani menggunakan keahlian hipnotisnya dan mengambil alih bisnis gym. Siapa yang menduga? Bisnis itu menjadi sukses besar saat dikelola oleh Dani.
"Layanan trainer-trainer di gym 24 luar biasa. Pokoknya bikin lemas dan banjir lendir. Eh, maksudnya lendir keringat. Hehe..." ucap salah satu tante langganan gym 24.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11 - Bersembunyi
Karena sudah ditugaskan untuk jadi pengawal Lexy, Deva, Rani dan Tegar harus mengawasi gadis itu selama 24 jam. Sekarang mereka sedang berada di dalam mobil. Menunggu Lexy pulang sekolah.
"Pekerjaan seperti ini sangat tidak cocok denganku. Ini sangat membosankan," keluh Tegar sambil menghisap rokoknya sesekali.
"Aku mengakuinya. Jujur saja, aku kesal sekali saat terpilih oleh Lexy. Aku lebih suka bekerja di ruang komputer," sahut Rani. Dia berhenti memainkan game di ponselnya.
Mendengar itu, Deva hanya diam. Dia memang juga tak mau terpilih jadi pengawal Lexy, namun di sisi lain dirinya butuh kesempatan ini untuk menjalankan rencananya. Deva berharap Arsya bisa ditemukan secepatnya.
Tegar dan Rani saling bertukar pandang. Keduanya lalu menatap Deva secara bersamaan. Seolah penasaran dengan pendapat Deva tentang menjadi pengawal.
"Apa?" Deva hanya menanggapi begitu, dengan ekspresi bingungnya.
"Apa kau senang dipilih jadi pengawal?" tukas Tegar.
"Mungkin. Aku malah senang kerjanya bisa sesantai ini. Aku bisa beristirahat lebih banyak dari biasanya," tanggap Deva.
"Terserah deh," balas Rani.
"Harusnya kau saja yang jadi pengawal Lexy. Aku lebih suka kerjaan yang sering nonjok orang," ucap Tegar.
Deva mendengus kasar. Dia, Tegar, dan Rani menunggu berjam-jam di mobil. Sampai akhirnya Lexy pulang dari sekolah. Gadis itu membuka pintu mobil depan dengan raut wajah cemberut.
"Kalian berdua keluar dari mobil!" perintah Lexy.
"Loh, kenapa, Non?" tanya Rani.
"Pakai nanya segala lagi. Aku bilang keluar ya keluar!" desak Lexy.
Rani dan Tegar lantas bergegas keluar dari mobil. Deva yang merasa tidak disuruh berinisiatif ingin bertanya, tetapi baru dirinya mengangakan mulut, Lexy berucap lebih dulu.
"Kau tetap di mobil!" ujar gadis itu.
Deva mengangguk. Dia hanya bisa melihat apa yang terjadi di luar. Lexy terlihat memarahi Tegar dan Rani.
Setelah bicara, Lexy masuk ke dalam mobil. Ia duduk di kursi depan. "Kau duduk di depan! Kau yang menyetir!" titahnya.
"Baik, Non!" Deva bergegas pindah duduk ke kursi kemudi. Dari sana dia bisa melihat kepergian Tegar dan Rani. "Apa kita akan menunggu Tegar dan Rani dulu?" tanyanya.
"Enak aja! Kita pergi tanpa mereka. Dan mulai sekarang mereka bukan pengawalku lagi!" ungkap Lexy.
Deva terkejut mendengarnya. Dia sebenarnya penasaran dengan alasannya, namun dirinya memilih tidak bertanya. Meski tidak begitu dekat dengan Lexy, semua orang di Kalajengking Hitam tahu betapa menjengkelkan dan labilnya seorang Lexy.
Deva menjalankan mobilnya. Kini hanya dia dan Lexy berduaan. Deva berusaha tenang sebisa mungkin.
Di sisi lain, Dani sedang mengawasi Wandi diam-diam. Ia melihat lelaki itu sedang bersantai dengan anak buahnya di kolam renang.
Dani memanfaatkan kelengahan Wandi untuk masuk ke ruang kerja lelaki tersebut. Dia mencoba menemukan sesuatu terkait masa lalunya.
Setelah mencari dengan hati-hati, Dani menemukan berkas berisi identitas semua trainer yang bekerja di gym. Di sana terdapat nama asli semua orang, termasuk Dani sendiri.
Lewat berkas itu, Dani bisa mendapatkan bukti. Ia terpikir ingin membawanya ke kantor polisi. Namun bersamaan dengan itu, terdengar suara langkah kaki yang mendekat. Buru-buru Dani bersembunyi ke bawah meja.
Tak lama kemudian pintu terbuka. Wandi selaku pemilik ruangan masuk. Ia terdengar bicara melalui telepon dengan seseorang.
"Oke, Mbak Polwan. Apa yang nggak buatmu. Kebetulan aku punya yang baru. Aku yakin Mbak pasti suka," kata Wandi.
Kening Dani mengernyit. Dia merasa kecewa, karena sepertinya polisi tidak akan membantunya.
walaupun dia anak dari musuh besarnya tapi Laluna sudah punya anak dari Dani.
semoga nanti bisa bersatu dengan Dani .
bahagia bersama anak mereka
jangan-jangan nanti Lexy juga hamil...