Fang Hua Yi merupakan seorang wanita sebatang kara yang hanya bekerja sebagai pemburu terbaik di Biro penangkapan siluman, hantu dan iblis yang bernama BingBai.
Berniat memanfaatkan pesta pendirian Kekaisaran Xian Yu untuk menjebak pria yang dicintainya secara diam-diam. Rupanya jebakan itu malah mengenai dirinya sendiri, hingga membuatnya menghabiskan malam panas bersama dengan pria yang tidak dia kenal sampai menumbuhkan dua kehidupan lain di dalam perutnya.
13 tahun kemudian, Fang Hua Yi memutuskan kembali bergabung dengan Biro dengan membawa kedua putra kembarnya. Namun, siapa sangka rahasia besar satu persatu mulai terkuak.
Tidak hanya tentang siapa ayah dari kedua putra kembarnya. Akan tetapi, juga menguak tentang identitas Hua Yi yang sesungguhnya yang berakhir menjadi rebutan dari lima penguasa alam sekaligus.
Siapakah identitas Hua Yi sebenarnya?
Apakah sebuah rahasia besar akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 02. Rencana Menjebak
“Kenapa? Bukankah selama ini kau juga tidak menyukai siapapun? Lalu kenapa kau menolak untuk menikah dengan seorang putri perdana menteri yang cantik sepertiku ini?”
Terlihat jelas raut wajah tidak terima Zhu Lian Jia atas penolakan yang dilakukan oleh Ran Qin Feng. Tentu saja, seorang wanita terhormat memberanikan diri menyatakan cintanya dihadapan banyak orang tapi malah berakhir dengan penolakan. Tidak hanya melukai harga dirinya sebagai wanita terhormat, tetapi juga nama baik keluarganya.
“Maafkan aku, Nona Zhu! Namun, aku benar-benar tidak bisa menerima perasaanmu dan …”
Ran Qing Feng segera menjelaskan beberapa alasan yang membuatnya harus menolak pernyataan cinta tersebut. Sementara itu, rekan-rekannya mulai bergosip yang tidak-tidak. Apalagi melihat posisi Hua Yi yang saat itu sudah begitu dekat dengan mereka.
“Hai, lihatlah Ran Qin Feng! Dia sungguh pria tidak tahu diuntung. Bagaimana bisa dia menolak seorang putri perdana menteri yang cantik seperti Nona Zhu Lian Jia. Dia pasti sudah tidak waras.” Teman-teman dan para warga pun mulai berbisik dibelakang tentang penolakan Qin Feng.
“Iya, benar! Mungkin dirumahnya tidak ada kaca kali atau mungkin matanya sudah buta. Atau otaknya sudah tidak berfungsi lagi,” sahut temannya yang lain.
“Eeeh … Bukankah Fang Hua Yi selama ini diam-diam memperhatikan Ran Qin Feng. Jangan-jangan dia juga menyukainya?”
“Mana mungkin? Hua Yi seharusnya sadar diri kalau dia jelas tidak pantas. Seorang putri Perdana Menteri yang cantik seperti Nona Zhu saja ditolak mentah-mentah. Apalagi wanita seperti Hua Yi,”
“Benar juga! Dibandingkan pun sangat tidak layak!”
Perkataan yang berisi perbandingan antara putri perdana menteri dengan dirinya terus Hua Yi dengar di tengah banyaknya orang yang berada di sana. Hua Yi hanya bisa terdiam, sadar diri bahwa semua yang dikatakan orang-orang tentang dirinya memang benar.
Akan tetapi, hati kecilnya jelas tidak terima dengan sikap orang-orang yang terus membandingkan dirinya dengan putri perdana menteri itu. Karena pada dasarnya semua orang terlahir dengan membawa takdirnya masing-masing yang jelas berbeda satu sama lain, bahkan anak kembar pun akan memiliki nasib yang berbeda.
“Menyebalkan!” Hua Yi hanya bisa berdecak kesal mendengar semua itu,
“Sejak lahir kami jelas sudah berbeda, lalu kenapa kalian terus memperbandingkan kami berdua. Tidak ‘kah kalian berpikir akan hal itu? Dasar orang-orang bodoh berotak udang,” gumam Hua Yi yang hanya bisa menelan kepedihan hatinya.
“Tapi tunggu … Bagaimana kalau pada akhirnya Ran Qin Feng memilihku? Bukankah itu artinya aku lebih unggul dari putri Perdana menteri itu. Jika dia menolaknya secara sadar, maka aku akan membuatnya menerimaku secara tidak sadar.” Sebuah ide cemerlang terlintas begitu saja di benak Hua Yi.
Hua Yi yang tidak tahan lagi melihat kejadian itu dan mendengar perkataan orang-orang disekitarnya, lantas memilih diam memendam perasaan sakit di dalam hatinya dan sebuah ide yang kini memenuhi kepalanya dan akan segera dia jalankan malam itu juga.
Dengan penuh percaya diri Hua Yi menghampiri rekan-rekannya dan berkata, “Ayo, kita bersenang-senang malam ini. Aku yang akan traktir kalian semua minum malam ini.”
“Woah … Kau yakin akan mentraktir kami semua?” Salah satu temannya bertanya untuk memastikan.
“Tentu saja! Kalian boleh pesan minuman sepuasnya.” Hua Yi menjawab dengan penuh keyakinan.
“Bagaimana kalau kita ke Penginapan Ai Yan saja? Disana lebih meriah dan sedang ada penari dari Negeri seberang yang melakukan perjalanan ke sini,” usul rekannya yang lain.
“Baiklah! Bagaimana Hua Yi, kau tidak akan menelan ludahmu sendiri, bukan?” rekannya kembali memastikan.
“Tentu saja! Ayo, kita pergi sekarang.” Hua Yi menyanggupi dengan ragu, “Sudahlah, yang terpenting aku bisa menciptakan suasananya lebih dulu. Begitu aku berhasil menjebak Qin Feng untuk tidur denganku, maka aku akan memintanya untuk membayar semuanya. Bukankah ini terdengar seperti sekali gayung dua tiga pulau terlampaui.” Sambungnya dalam hati.
Mereka pun langsung bergegas berpindah lokasi. Ran Qin Feng rupanya diam-diam memperhatikan Hua Yi tanpa disadari siapapun. Dia jelas ikut, mengingat dia adalah bagian dari anggota kelompok juga.
Tentunya, setelah dia memberikan penjelasan dan juga pengertian kepada putri Perdana Menteri itu. Hingga akhirnya mereka tiba disebuah penginapan bernama Ai Yan yang cukup terkenal dengan banyak hiburan dan juga minuman yang enak.
...****************...
Tanpa ragu, Hua Yi dan rekan-rekannya langsung masuk kedalam dan memesan banyak arak dengan uang selama ini sudah payah dia kumpulkan.
Awalnya Hua Yi berniat memasukan obat perangsang pada minuman yang akan dia berikan kepada Ran Qin Feng, tapi siapa sangka rekan-rekannya malah terus memaksanya untuk minum. Hua Yi akhirnya terus meneguk arak yang diberikan rekan-rekannya sampai dirinya benar-benar sangat mabuk.
“Argh … Sialan! Mereka pikir … Mereka siapa, Hah?”
Hua Yi sudah mulai kehilangan kesadarannya karena sudah terlalu banyak arak yang telah diminumnya. Alhasil, dia mulai mengoceh tidak jelas bersama rekan-rekannya yang juga sudah mabuk berat sepertinya.
“Dasar putri perdana menteri sialan! Wanita tengik! Kotoran anjing! Sampah masyarakat.”
Umpatan dan cacian terus Hua Yi lontarkan karena sudah sangat mabuk, tapi masih saja terus meminum araknya sembari melampiaskan kemarahannya pada putri sang Perdana Menteri yang mendahuluinya.
“Hahaha … Sudah aku katakan sejak awal, Hua Yi itu diam-diam menyukai Qin Feng!” Rekannya yang lain merasa menang karena tebakannya memang benar bahwa Hua Yi menyukai Qin Feng.
Ran Qin Feng yang masih berada di sana, tentu hanya bisa tersenyum menanggapi ledekan dari rekan-rekannya. Ditambah Hua Yi yang terus mengungkapkan segala isi hatinya tanpa sadar karena pengaruh minuman yang sudah membuatnya sangat mabuk.
“Aku yang menyukainya sejak awal! Aku yang berada di sisinya setiap hari, tapi mengapa aku merasa tidak pantas untuknya. Seorang putri Perdana Menteri yang sangat cantik saja tidak bisa mendapatkan hatinya, apalagi wanita rendahan sepertiku.” Lanjutnya lantas tertunduk lesu seakan ingin menyerah.
“Tidak bisa! Apa salahnya wanita sepertiku? Meskipun bukan putri perdana menteri dan hanya anggota Biro, tapi aku tetap seorang wanita cantik yang berhak mendapatkan pria hebat di dunia ini bahkan raja sekalipun bisa aku dapatkan jika aku mau.”
Detik berikutnya Hua Yi menolak keras untuk menyerah dan semakin mengoceh tidak jelas karena efek minuman keras yang dia minum.
“Benar, Hua Yi! Kau tidak kalah cantik darinya. Kau tenang saja, kami akan mendukungmu,” ujar rekannya.
“Sudah, jangan membuatnya minum lagi. Hua Yi sudah sangat mabuk sekarang.” Ran Qin Feng segera menghentikan rekannya yang ingin menuangkan arak lagi pada gelas Hua Yi.
“Tuan Ran, Perdana menteri Zhu ingin bertemu anda. Silakan ikuti saya.”
Bersambung ….
tapi janji jangan syok ya kalo dah tau kebenarannya