Di tindas dan di hujat dengan tuduhan yang tidak nyata, membuat Errina Devina, sosok istri yang penurut berubah menjadi istri yang pemberontak.
Pernikahan yang mereka bina selama enam tahun harus kandas karena pihak ketiga. Azka Rayanza awalnya sosok suami yang bertanggung jawab, tetapi semua kandas setelah kematian sang papa.
Tidak terima dengan tuduhan keluarga suami yang mengatakan jika dia telah berselingkuh, maka Erinna memutuskan untuk menjadikan tuduhan keluarga suaminya menjadi nyata.
"Ibu tuduh aku selingkuh di balik penghianatan putra ibu. Maka! jangan salahkan aku menjadikan tuduhan itu menjadi nyata."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TKS 02
Erinna menata makanan yang telah dia masak di atas meja. Rambutnya diikat dengan asal, di ikuti dengan daster usang dan wajah lelah, membuat penampilannya sedikit menyedihkan. Dia memperhatikan hidangan di atas meja makan itu dengan teliti, takut ada yang kurang, setelah memastikan semuanya telah tersedia, Erinna langsung bersiap ke kamar untuk membersihkan diri.
Namun, baru saja dia ingin membuka pintu, dia melihat Azka, suaminya memasuki rumah dengan sangat lesu, sepertinya pria itu sangat kelelahan. Walaupun Erinna tidak tau kemana perginya suaminya setelah acara pemakaman semalam, bahkan suaminya itu tidak memberitahunya sama sekali. Akan tetapi, dia terlihat biasa saja dan tidak ingin mencaritahu kemana suaminya itu pergi.
"Mas, kamu sudah pulang?" tanya Erinna mengurungkan niatnya untuk mandi dan mendekati sang suami yang duduk bersandar di sofa.
"Em!" tidak ada jawaban, yang ada hanya deheman kecil tanpa menatap ke arahnya.
Erinna hanya membuang napasnya pelan lalu berjongkok di depan suaminya itu, dia melepaskan sepatu Azka dengan begitu hati-hati dan menyimpan sepatu itu di tempatnya. Tanpa menunggu perintah, dia langsung menuju kamar dan menyiapkan perlengkapan mandi suaminya itu. Air hangat dan juga pakaian langsung tertata di atas kasur.
Setelah memastikan semuanya telah siap, dia kembali ke dapur untuk menyiapkan teh hangat. Saat melewati ruang makan, dia menatap Amrita dan juga Aruna telah duduk santai di meja makan sambil menikmati makanan yang telah dia masak.
Padahal dia belum mencicipi masakannya itu sedikitpun, tetapi mertua dan juga adik iparnya itu telah menyantap makanan itu tanpa menunggu dirinya dan juga Azka. Dia hanya bisa memegahi perut yang sudah berbunyi, sambil kembali melanjutkan langkahnya.
"Kak! Kakak mau ke dapur ya?" tanya Aruna tanpa menoleh sedikitpun, dia terus menyantap makanannya sambil menonton drakor dari ponsel.
"Ia! Kakakmu sudah pulang. Jadi kakak mau buat teh kesukaannya," ucap Erinna tersenyum hangat.
''Kalau begitu sekalian buatkan jus tomat untuk Aruna ya, Kak. Jangan pakai gula, pakai madu satu sendok teh aja." Aruna kini mengalihkan pandangannya menatap Erinna dengan hangat, tidak lupa dengan senyuman kecil yang melingkar di wajahnya.
"Sekalian buatkan jus antioksidan untuk ibu ya,'' ucap Amrita ikut tersenyum kecil.
''Baik, Bu, Aruna." Erinna hanya mengangguk kecil lalu menuju ke dapur.
Dia menyiapkan jus untuk adik dan juga ibu mertuanya itu terlebih dahulu lalu menyiapkan teh hangat untuk Azka. Setelah semuanya selesai, dia membawa jus dan teh itu mengunakan nampan. Dia melihat ibu mertua, adik ipar dan juga suaminya telah sarapan bersama di meja makan. Pandangannya malah tertuju pada Aruna yang menikmati buah sambil menonton drakor kesukaannya itu, tidak ada sedikitpun niat adik iparnya itu membantu, padahal dia sudah mengerjakan semua pekerjaan rumah dari pagi buta.
Azka juga terlihat santai menikmati makanannya. Ya, tentu dengan pelayanan Amrita, wanita itu melayani putranya dengan begitu baik. Mulai dari mengisi nasi dan juga lauk pauk, sampai menuangkan air putih ke gelas. Memang Azka adalah putra kesayangan Amrita, dia selalu mengutamakan putranya itu dalam hal apapun. Memang Amrita hanya memiliki dua anak, yaitu Azka dan Aruna, jadi tidak heran jika dia sangat memanjakan kedua anaknya itu.
"Terima kasih, Kak," ucap Aruna tersenyum manja saat menerima jus yang dia minta, Erinna hanya tersenyum kecil menanggapi sang adik iparnya itu. Di ikuti dengan tatapan datar oleh Azka yang menatap kelakuan adiknya.
"Karena papa sudah ngak ada lagi, maka Ibu dan Aruna akan tinggal di sini bersama kita. Aku harap kamu bisa mengerti," ucap Azka tiba-tiba membuka suara sambil menatap istrinya itu dengan datar, seperti tidak ingin ada kata penolakan.
"Ia, Mas!" Erinna hanya bisa mengangguk patuh tanpa ada penolakan sedikitpun.
Sebagai seorang istri, tentu Erinna tau bagaimana posisinya. Dia tidak berhak ikut campur dalam urusan keluarga suami. jika itu yang diinginkan Azka, maka dia harus mengikutinya, walaupun sebenarnya ada yang mengganjal di hati kecilnya.
Sebenarnya pikiran Erinna langsung kacau mendengar ucapan Azka. Jika ibu mertua dan juga adik iparnya tinggal bersama mereka, pasti pengeluaran akan semakin banyak. Denis juga terus mengeluh sakit, bagaimana caranya dia mengatur uang untuk membawa putranya itu ke Dokter kalau begini? Dengan uang bulan yang jauh dari kata cukup yang di berikan Azka setiap bulannya.
''Karena Ibu dan Aruna tingal di sini, kamu dan Denis sudah punya teman. Jadi, aku akan jarang pulang. Aku harus cari kerja tambahan untuk memenuhi kebutuhan kita. Kamu tau sendiri 'kan bagaimana kondisi keuangan kita saat ini? Di tambah lagi utang kita untuk membayar pengobatan papa kemarin,'' jelas Azka panjang lebar.
"Ia, Mas!" Erinna hanya bisa mengangguk patuh tanpa ada kata bantahan sedikitpun.
"Ya sudah! Kamu mandi sana. Penampilanmu sangat dekil, bikin sakit mata," ucap Azka sinis melihat penampilan Erinna.
Erinna langsung menunduk sambil menatap kaki kusam dan juga daster usang yang ia kenakan. Di tambah lagi dengan rambut yang kusam dan juga wajah yang tidak pernah di olesi perawatan, membuat penampilannya menjadi sangat tidak enak di pandang. Perlahan dia menatap Aruna yang telah wangi dengan pakaian bagus dan juga lisptik yang menghiasi bibirnya, sangat berbeda dengan dirinya.
''Baik, Mas." Erinna langsung menunduk lalu melangkahkan kakinya meninggalkan keluarga itu. Ada rasa sesak di hatinya mendengar ucapan sang suami, akan tetapi dia tidak mampu untuk mengungkapkannya.
"Kerjanya hanya di rumah, tetapi memperhatikan penampilan saja tidak bisa. Apa kurang uang pemberianku selama ini, dasar istri tidak becus."
Bersambung......
si Azka serakah kamu sakit hati merasa dikhianati terus gimana dengan Erina sendiri saat kamu bilang mau nikah lagi perasaanmu sekarang gak bedanya dengan apa yang Erina rasakan cowok begooooo ... gemes 😬😬
tapi ternyata semua di luar ekspektasi 😜😜