Alfa adalah anak miskin yang sering di bully oleh teman SMA-nya. Bukan inginnya menjadi anak miskin, tapi takdir yang menentukannya. Sang ayah duluan di jemput oleh sang Maha Kuasa, dan saat ini Ibunya sakit parah. Ia bingung mencari uang di mana untuk pengobatan ibunya. Sebelum ia mendapatkan uang, ibunya meninggal dunia. Saat pemakaman ibunya, ia mendapat Sebuah sistem Keberkahan di makam ibunya. Dan tentu saja Sistem mengubah hidupnya menjadi lebih baik.
Yang penasaran dengan kisahnya yuk simak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2 Mendapatkan Sistem
"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya bapak itu dengan suara yang lembut, sambil memeriksa luka-luka di wajah Alfa. Alfa mengangguk, walaupun masih merasakan sakit, ia berusaha untuk tersenyum.
"Terima kasih, pak," Kata Alfa dengan suara pelan, sambil menatap bapak itu dengan mata yang berterima kasih.
Bapak itu tersenyum dan membantu Alfa untuk berjalan menuju tempat yang lebih aman.
Bapak itu merasa kasihan, ia memberikan minum kepada Alfa yang masih terlihat kesakitan. Setelah merasa tenaganya kembali muncul, Alfa berpamitan untuk pulang.
"Terima kasih banyak Pak, atas bantuannya. Kalau begitu saya pamit dulu," kata Alfa dengan suara pelan menahan sakit.
"Mau bapak antar?" tawar bapak itu, merasa kasihan dengan keadaan Alfa yang masih terlihat babak belur. Ia merasa kasihan Alfa berjalan sendirian dalam keadaan seperti itu.
"Tidak usah Pak, terima kasih banyak," kata Alfa menolaknya dengan lembut, sambil tersenyum sedikit.
Ia tidak mau menyusahkan bapak itu setelah membantunya. "Saya bisa jalan sendiri, Pak," tambahnya, sambil memegang botol minuman yang diberikan oleh bapak itu.
Bapak itu mengangguk, walaupun masih terlihat khawatir. "Baiklah, kalau begitu hati-hati di jalan, dan jangan lupa untuk membersihkan luka-luka itu," kata bapak itu, sambil menatap Alfa dengan mata yang penuh perhatian.
Alfa mengangguk dan tersenyum sedikit, sebelum berbalik dan berjalan pulang. Bapak itu menatapnya hingga Alfa hilang dari pandangan, sebelum berbalik dan berjalan ke arah yang berlawanan.
Di perjalanan, tidak ada yang peduli padanya sekali pun wajahnya penuh dengan luka. Mereka yang melihat Alfa dengan perasaan curiga dan takut, bisa jadi ia di pukul karena ketahuan mencuri. Orang-orang berlalu-lalang, tidak ada yang memperhatikan keadaan Alfa yang memprihatinkan.
Perjalanan yang memakan waktu lama itu, akhirnya ia pun sampai di rumah. Ia membuka pintu. Saat masuk ke dalam rumah, ia melihat ibunya yang masih terbaring di atas kasur lusuh itu. Alfa merasa sedihnya dan bersalah, melihat ibunya yang sakit dan lemah.
Alfa mengelap wajahnya dengan ujung bajunya, ia tak mau jika ibunya melihat wajahnya yang penuh luka itu. Itu akan membuat ibunya bertambah khawatir, apa lagi ibunya sedang sakit keras. Setelah mengelaknya ia pun mendekati ibunya.
"Ibu, aku sudah pulang," kata Alfa dengan suara yang lembut, sambil mendekati ibunya. Ia berharap jika ibunya tidak melihat luka di wajahnya itu.
"Ibu, Ibu," panggil Alfa dengan lembut, sambil mendekati ibunya yang terbaring di atas kasur.
Tapi Alfa melihat wajah ibunya pucat, ia menjadi sangat khawatir. "Ibu, ibu!" panggil Alfa, tapi ibunya tidak menyahut, membuat Alfa semakin panik.
"Ibu! Ibu!" panggil Alfa sambil memegang tangan ibunya. Tangan ibunya terasa dingin, tidak seperti biasanya. Alfa merasa ada yang sesuatu, dan ia mulai merasa takut. "Ibu, ibu!" panggil Alfa, detak jantungnya semakin cepat, ia merasa ada yang aneh pada ibunya itu.
Alfa meletakkan telinganya di dada ibunya untuk mendengar detak jantungnya, tapi ia tak mendengarnya. Ia pun memeriksa nadi di pergelangan tangan dan leher ibunya, tapi tidak ada denyutan lagi. Alfa merasa seperti terkejut, ia tidak percaya apa yang sedang terjadi. "Tidak, tidak mungkin!" Kata Alfa, sambil mengguncang-guncangkan tubuh ibunya. "Ibu, bangun! Ibu, jangan tinggalkan aku!" Panggil Alfa, sambil menangis.
"Ibu! Ibuuuuuuuuuuuuuuuuu!" teriak Alfa merasa seperti orang kehilangan, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia hanya bisa menangis dan memanggil nama ibunya, berharap bahwa ibunya akan bangun dan menjawab panggilannya. Ia memeluk ibunya dengan erat. Tapi, ibunya tetap diam, tidak bergerak, tidak bernapas. Alfa merasa seperti telah kehilangan satu-satunya orang yang paling ia cintai di dunia ini.
...*******...
Hujan rintik-rintik jatuh ke bumi, Alfa masih berlutut di makam ibunya, yang datang menemani peristirahatan terakhir ibunya hanya beberapa orang saja.
Alfa merebahkan tubuhnya di atas tanah basah itu, seolah-olah ia ingin ikut ibunya masuk ke dalam kuburan itu. Rasanya semangat hidupnya sudah tak ada lagi, untuk apa dia bertahan jika orang yang ia pertahankan sudah pergi untuk selamanya.
"Ibu... ibu kenapa pergi, apa ibu tidak sayang dengan ku lagi?" Kata Alfa sambil terisak, mengenggam tanah makam itu dengan lemah.
"Jika aku tahu begini, aku lebih baik putus sekolah sejak lama, biar aku di rumah merawat mu. Aku salah karena meninggalkan ibu dan memilih bersekolah. Harusnya aku tidak mendengarkan perkataan ibu untuk datang ke sekolah," tambahnya, sambil menangis tersedu-sedu.
Alfa merasa seperti telah kehilangan satu-satunya orang yang paling ia cintai di dunia ini. Ia tidak tahu bagaimana harus hidup tanpa ibunya.
Ia merasa telah ditinggalkan sendirian di dunia yang keras ini. Hujan terus jatuh, membasahi tanah makam dan tubuh Alfa, tapi ia tidak peduli. Ia hanya ingin menangis dan meratapi kepergian ibunya.
Satu persatu pun orang-orang pergi dari makam tersebut untuk kembali ke rumah, meninggalkan Alfa yang masih duduk di samping makam ibunya.
Alfa seperti tak memiliki semangat hidup lagi, seolah-olah semangatnya sudah terkubur bersama ibunya di dalam tanah.
Tiba-tiba saja, sebuah cahaya lembut masuk ke dalam tubuhnya.
Ting!
Suara keras terdengar di telinga Alfa, dan anehnya ada cahaya yang masuk ke dalam tubuhnya. Alfa merasa ada perubahan dalam dirinya, seperti ada energi baru yang mengalir ke dalam tubuhnya.
Alfa menoleh ke sekeliling, mencoba mencari keberadaan suara dan cahaya tersebut. Tapi, tidak ada apa pun yang terlihat. Cahaya itu hanya dirasakan oleh ia sendiri, dan ia terlihat kebingungan. Apakah ini pertanda baik, atau pertanda buruk?
Alfa mencoba untuk berdiri, dan ia merasa ada kekuatan baru dalam tubuhnya. Ia menatap makam ibunya, dan tiba-tiba saja, ia merasa ada yang aneh pada perubahan dalam tubuhnya.
Ting!
[Selamat datang di sistem canggih, selamat Anda adalah orang terpilih oleh sistem]
Alfa kaget, karena ia mendengar suara yang entah dari mana, dan suara itu membuatnya merasa bertambah bingung. "Apa ini?" tanya Alfa dengan suara yang sedikit gemetar ketakutan.
Ia melihat sekeliling, tetapi tidak ada siapa pun di sekitarnya. Suara itu seperti datang dari dalam kepalanya. Alfa merasa sedikit takut, tetapi juga penasaran tentang apa yang sedang terjadi.
[Silakan tunggu, sistem sedang memproses data Anda...]
"Aaaaa!" Teriak Alfa panik hingga ia terjatuh di samping malam ibunya saking kagetnya. "A-apa ini?!"
[Ting tong]
Loading...
Menemukan Tuan...
Memindai...
Pengenalan Tuan...
Memproses....
Selesai...
Mengscan tubuh Tuan...
Selesai.
Nama: Alfa Manila Rekaya Almond
Umur: 17 tahun.
Pekerjaan: pelajar.
Jenis kelamin: Pria.
Status: Anak yatim piatu
Memproses...
Selesai.
WELLCOME
[Selamat datang di system teknologi canggih, System keberuntungan. Anda akan menjadi Tuan dari system ini, Anda mendapatkan kekuatan dan kejayaan. System akan membantu Anda menjadi orang sukses]
"Me-menjadi orang sukses? Sukses seperti apa?" tanya Alfa sedikit takut, ia berputar-putar memandang ke langit untuk mencari keberadaan sistem tersebut. Ia tidak bisa melihat apa pun, tetapi suara itu seperti ada di dekatnya, tapi ia tidak bisa melihatnya.
[Menjadi orang sukses di masa depan, menjadi orang yang memiliki kekuasaan, membangun usaha sendiri dan menjadi orang yang terkenal di dunia]