Paula adalah anak seorang Count yang sudah jatuh, di ambang kebangkrutan keluarganya, dia dijodohkan untuk menikahi seorang Duke.
"Aku menikahimu agar aku dijauhkan dari para wanita yang menganggu. Tahu batasanmu!"
Setelah berkali-kali disakiti oleh ucapannya, Paula masih mau bertahan untuk menyelamatkan wajah orang tuanya hingga Mereka menghabiskan malam bersama dan Paula hamil.
"Wanita murahan sepertimu mengaku hamil anakku?"
Sampai akhir pun Paula masih saja disakiti.
Lalu bagaimana nasib Paula selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Peri Bumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Setelah dijemput oleh Delta, Paula dibawa ke sebuah ruangan istirahat.
"Apa yang para gadis itu bicarakan?"
Paula yang mengira kalau Delta adalah orang yang cuek dan tak perduli dengan apa yang dia lakukan ternyata salah.
"Ingat, jangan membuat bahan gosip yang tidak di inginkan!"
Paula akhirnya tahu bahwa Delta sangat perduli dengan Citra dan pamornya.
"Saya tahu tempat dan tidak akan bertindak di luar kendali."
Berkali-kali Paula di injak harga dirinya, tapi dia hanya bisa meneguhkan hatinya.
Setelah percakapan singkat itu, Sang Duke berlalu pergi meninggalkannya tanpa sedikit pun menoleh ke belakang. Paula hanya melihat suaminya itu pergi sampai punggungnya menghilang di balik pintu.
Paula menjatuhkan dirinya ke sofa, gaun penggantinya berat dan pengap. Dia bahkan belum makan seharian ini dan hanya minum untuk menghilangkan dahaganya.
Perayaan itu segera berakhir, Paula yang sekarang menjadi Duchess diatas kertas itu pun segera memasuki mansion mewah milik Sang Duke .
Bagi Paula, pernikahan pertamanya sangat berkesan. Meski tanpa ciuman seperti pernikahan pada umumnya, juga tanpa sahabat terjadinya dan juga tanpa persiapan matang sesuai keinginannya. Tetap saja pernikahan pertamanya ini terlalu berkesan.
Pernikahan kontrak ini akan selamanya dia ingat.
Di kamar pengantin yang sudah disiapkan oleh para pelayan. Paula dilayani dengan baik, dia mandi dan diberi wewenang. Baju yang diberikan juga kamisol tipis dan transparan memperlihatkan lekuk tubuhnya. Paula malu karena harus berpakaian begini untuk menggoda suaminya.
Bukankah ini hanya pernikahan kontrak?
Sampai di kamar, disana sudah ada Delta yang menikmati segelas anggur merah yang berharga.
"Kau mau minum?" tawarnya.
Paula menganggukkan kepalanya.
Suaranya terlalu canggung bagi keduanya.
"Apa kau berniat menggodaku?"
"Uhuk..." Paula tersedak anggur manis itu, tapi berkat omongannya Delta yang menohok, hidung dan tenggorokannya terasa panas.
Delta jelas memindai tubuh Paula yang hanya memakai kamisol tipis.
Paula tidak nyaman, terlebih udara malam itu juga lumayan dingin.
"Saya hanya memakai apa yang sudah disiapkan," Paula menyangkal omongan Delta.
"Huh..." Delta tersenyum sinis.
Delta kemudian berdiri dan menghampiri Paula. Melihat Delta mendekat Paula panik, tapi dia menyembunyikannya dengan baik.
Delta mengambil beberapa helai rambut Paula dan menciumnya. Paula bergidik ngeri.
"Seperti yang sudah kuduga. Pelayan dirumah tahu seleraku," senyumnya menyeringai.
Ini adalah malam pertamanya, jadi seharusnya wajar jika pasangan yang baru menikah melakukan hubungan romantis. Tapi bagi Paula pernikahan ini hanya kontrak dan tidak seharusnya ada skinship yang berlebihan.
Paula ingin melawan, tapi dia tahu persis, orang seperti apa Delta itu. Semakin Paula melawan, semakin Delta akan menginjak harga dirinya. Jadi Dia diam saja.
Delta lalu berdiri dan membuang rambut Paula yang tadi dia ambil. Seakan sudah kehilangan minatnya.
"Aku akan tidur di kasur, terserah kau mau tidur dimana!"
Pernyataan Delta membuat Paula lega. Dia menduga, akan tetap jadi perawan sampai 5 tahun kedepan.
Delta naik ke atas ranjang dan membuang jubah yang menutupi badannya. Dia tidur dengan bertelanjang dada dan dengan menggunakan celana pendek saja.
Melihat pemandangan itu, Paula langsung membalikkan badan karena malu. Pipinya terbakar dan bersemu merah. Seumur hidup dia belum pernah melihat badan laki laki bertelanjang dada. Ini adalah kali pertamanya.
Berbeda dengan Paula yang malu, Delta justru bertindak acuh tak acuh seakan kebiasaan itu bukanlah masalah.
Paula masih memilih duduk di sofa untuk menenangkan diri.
Mungkin karena lelah, Delta langsung tertidur. Melihat Delta yang sudah tertidur, Paula berani mendekati ranjang ukuran besar tersebut. Ranjang itu bisa muat 4 orang dewasa, tapi Paula tidak mau tidur seranjang dengan Delta yang bertelanjang dada. Baginya itu sangat berbahaya. Jadi Paula hanya mengambil bantal dan lanjut tidur di sofa.
Malam semakin dingin, Paula yang mengenakan kamisol tipis itu semakin menggigil. Hanya ada satu selimut yang disediakan oleh pelayan. Paula teringat jubah tidur Delta yang diletakkan sembarangan, jadi Paula mengambil jubah itu untuk dikenakan menjadi selimutnya.
Setelah mendapatkan selimut tipis itu, Paula segera tertidur.
Di pagi harinya, ada suara keras yang membangunkan Paula.
"Bangun...!" suara itu cukup keras sehingga membuatnya kaget dan langsung duduk. Kepalanya pusing karena bangun dengan kaget dan langsung duduk.
Delta langsung menarik jubahnya yang digunakan Paula untuk selimut. Dia menggunakan jubahnya dengan wajah kesal.
"Maaf..." kata Paula yang langsung sadar dengan tindakan Delta.
Beruntung Delta tak mengatakan sepatah kata pun dan langsung melangkah keluar. Saat sampai dipintu, Delta berhenti melangkah, "Lain kali tidur saja di kasur. Aku juga tidak bernafsu melakukan hubungan intim denganmu!"
Paula masih terdiam sejenak, Delta tak memperhatikan wajah Paula karena dia berkata tanpa melihat Paula. Tak lama pintu terbuka dan Delta pergi. Pintu itu dibiarkan sedikit terbuka, Delta enggan menutup kembali. Paula melangkah ke depan untuk menutup pintu.
Setelah pintu tertutup, dia ambruk lemas. Badannya merosot ke lantai yang dingin. Matanya lalu turun ke bawah memandangi badannya. Rasa percaya dirinya menurun drastis. Dia berpikir, Mungkin dia memang tidak menarik.
Dia ingin menangis, tapi air matanya susah kering. Hatinya sakit tapi tidak bisa protes.
Dia segera berdiri dan memanggil pelayan untuk bersiap siap. Hari ini adalah hari pertamanya menjadi Duchess Grovan.
Pelayan yang melayani Paula banyak diam, mereka juga bertanya sekenanya seperti aroma apa yang Paula suka saat mandi, parfum yang Paula suka dan lain sebagainya.
Tapi semua itu juga percuma karena saat Paula menjawab, pelayan itu akan berkata, "Kalau Duke suka aroma lavender yang menenangkan," Jadi pada akhirnya, Paula tetap mandi dengan aroma lavender atau aroma lainnya yang disuka Duke pun dengan parfum, semua sesuai selera Duke. Bukan Paula.
Tugas Paula adalah menjadi istri pajangan, dia tak boleh bersuara atau mengemukakan pendapat . Dia dibungkam dan dijadikan boneka Duke selama 5 tahun.
Paula yang tadinya sudah percaya diri akan bertahan selama 5 tahun itu pun kini menciut. Kalau hari pertama saja dia tidak dihargai para pelayan, maka selanjutnya dia juga tidak akan dihargai. Paula cukup tahu akan hal itu.
Baju yang disiapkan juga sesuai selera Duke, sedikit glamor tapi berkelas. Baju itu cukup berat dipakai untuk sehari hari . Setelah selesai berdandan, Paula dipandu untuk menuju ruang makan.
Sekali lagi Paula menegakkan badannya. Paula tidak mau terlihat lemah di hadapan orang asing yang baru dia temui . Dia tahu, kalau yang bisa melindungi dirinya hanya dia sendiri.
Setelah sampai dimeja makan, Paula menyapa suaminya dengan tersenyum ramah, "Selamat pagi Yang Mulia..."
Delta juga tersenyum ramah menyanbutnya, drama rumah tangganya baru saja dimulai, perannya adalah menjadi istri yang baik dimata semua orang.
Masih berlanjut atau sudah tamat?? Authornya 😁😁
Udah naik 2 Kg pas sakit Turun 3 Kg,kan Ngeselin 🤦🏿
Orang Miskin hanya bisa Gigit jari kalo di Hina,jadi udah ga Aneh lagi Miskin selalu Salah di mata Hukum mana pun 😓.