 
                            seorang sena baru mengetahui kalau dia adalah hanya anak angkat dari seorang kiyai, ia diasuh dalam lingkungan pondok sejak usianya tiga tahun, setelah dewasa dan mendapatkan gelar sarjananya ia malah mendapatkan tugas dari sang kiyai untuk kembali pada orang tua kandungnya yang wajahnya saja sena lupa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imam Setianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 10
Pagi hari jam 4 sena sudah berangkat ke mushola, ia mengumandangkan adzan yang terdengar begitu merdu.
"Yang adzan siapa pak, suaranya enak banget di dengar?" Tanya mamak saat baru keluar dari kamar mandi.
"Itu anakmu mak, si sena yang adzan!" Jawab bapak lalu masuk ke kamar mandi untuk ber wudhu.
"Subhanallah, Alhamdulillah ya Allah, sudah menganugrahkan pada kami anak anak yang sholeh sholehah, semoga anak anakku menjadi orang yang terus berbakti pada orang tua dan gurunya, semoga kelak jadi orang yang diteladani dan berguna bagi sekitarnya, aamiin!" Ucap mamak mendoakan anak anaknya lalu membangunkan utari, abimanyu dan galih untuk sholat.
Setelah wudhu bapak mengajak abimanyu untuk ke mushola, sedangkan utari sholat dengan mamak di rumah, sedangkan galih masih tertidur karena saat dibangunkan mamak tadi dia hanya pindah posisi.
Di mushola suasana tak seperti biasanya, jamaah yang datang hampir memenuhi mushola, orang orang yang kemarin malas untuk sholat subuh di mushola kini berdatangan, sebabnya adalah penasaran dengan orang yang melantunkan adzan yang begitu indah.
Setelah sholat subuh sena bareng bapak dan abimanyu pulang, sampai di rumah mamak sedang memasak nasi dan utari sedang menyapu teras rumah, sedangkan galih sedang duduk sambil minum susu yang sena belikan tadi malam.
"Wih adiknya mas sena memang cantik dan rajin!" Ucap sena sambil mengelus kepala utari yang sedang menyapu teras, sedangkan utari hanya tersenyum mendengar pujian dari kakaknya, bagi tari ini pertama kalinya ia di puji.
"Galih juga rajin mas!" Saut galih yang sedang duduk di kursi teras.
"Wah, benarkah, tapi kenapa tadi ga ikut sholat subuh?" Ucap sena mendekati adik bungsunya dan mengelus kepala galih juga.
"He he he.... ngantuk mas!" Jawab galih sambil memperlihatkan deretan giginya yang rapih.
"Besok mamas yang bangunin ya, di jamin ga ngantuk!?" Ucap sena yang kini duduk di sebelah galih, sedangkan bapak dan abi serta tari sudah masuk ke dalam.
"Siap!" Jawab galih masih menikmati susu kotaknya.
"Kopinya mas!" Ucap tari menyuguhkan kopi di meja teras.
"Terimakasih dek, kamu mau berangkat sekolah?" Tanya sena melihat utari sudah memakai seragam sekolahnya.
"Iya mas, takut telat!" Jawab tari sambil mengikat tali sepatunya, kemudian abi juga keluar sudah dengan seragam sekolahnya.
"Memang jauh sekolahnya, kan ini baru jam enam!?" Ujar sena.
"Kalu buat jalan pas mas, sampai sekolahan jam tujuh kurang," jawab utari.
"Kalau kamu bi?" Tanya sena pada abimanyu.
"Jalan ke jalur angkot sama naik angkot sampai sekolahan pas jam 7 mas," jawab abimanyu.
"Tunggu sebentar, mamas yang antar kalian ke sekolah!" Ucap sena lalu masuk untuk ambil jaket dan dompetnya.
"Galih mau ikut ga?" Tanya sena saat sudah kembali keteras siap mengantar tari dan abi sekolah.
"Ikut mas!" Jawab galih lalu menghampiri sena yang sudah di atas bespanya.
Mereka berangkat dengan tari berdiri di dek depan vespa sedangkan galih di belakang di apit abimanyu.
Tujuan pertama adalah sekolahan utari yang terletak di samping balai desa dan jaraknya memang lumayan jauh dari rumah.
"Ini buat jajan tari, kalau ada temannya yang ga punya uang buat jajan di kasih ya!" Ucap sena sambil memberikan uang 20 ribu pada tari.
"Iya mas, terimakasih!" Jawab tari lalu menyalami dan mencium punggung tangan sena dan abi dan menyalami galih.
Setelah mengantar tari sena melanjutkan perjalananya mengantar abimanyu yang sekolah di SMK, letaknya di pusat kota dan memang jauh dari rumah.
Saat sampai di pertigaan jalan kota sedang ada operasi patuh zebra, sena dengan tenang tetap melajukan vespanya.
"Mas ada operasian!" Ucap abi berbisik pada sena.
"Iya mamas tahu, kamu tenang saja!" Jawab sena.
Dan seketika sena di hentikan oleh seorag petugas polisi dan di suruh menepikan vespanya.
"Selamat pagi pak, maaf mengganggu perjalanannya, boleh lihat surat surat kendaraanya!?" Ucap petugas setelah sena menhentikan vespanya dan mematikan mesinnya.
"Selamat pagi juga pak, sangat boleh sekali!" Jawab sena lalu membuka helm yang ia kenakan dan mengambil dompet di saku jaketnya.
"Gus sena!?" Ucap petugas saat melihat sim dan surat kendaraan yang di berikan oleh sena.
"Bukan gus, tapi sena aja!" Ucap sena.
"Ah benar njenengan kang sena, gimana kabar kang, saya burhan dulu mondok di pondok abah farid dari smp sampai lulus sma!?" Ucap petugas yang bernama burhan dan ternyata alumni pondok pesantren abah farid.
"Ooh kang burhan yang asalnya kota J, sekarang dinas di sini kang?" Tanya sena balik.
"Iya kang, dinas pertama langsung di sini, ini kang sena kok disini dan mau kemana?" Tanya burhan.
Mau antar adik sekolah, kita ceritanya nanti saja kang, aku antar adikku dulu, kita tukeran nomer WA, nanti kita lanjut ngobrolnya!" Ucap sena pada burhan.
Setelah bertukar nomer WA sena melanjutkan perjalanan mengantar abimanyu sekolah.
"Ini buat jaja dan ongkos pulang nanti bi!" Ucap sena memberi uang 50 ribu pada abimanyu.
"Terimakasih mas, abi sekolah dulu!" Ucap abi lalu menyalami sena dengan takzim.
Usai mengantar abi sena langsung pulang, sebab ia hanya berpamitan hanya mengantar sekolah adik adiknya.
Sampai rumah bapak sedang duduk di teras sendirian.
"Bapak ga kerja?" Tanya sena setelah ikut duduk bapaknya di teras, sedangkan galih masuk rumah untuk mandi sama mamak.
"Sudah satu minggu bapak ga kerja sen, proyek yang di desa sebelah sudah selesai, jadi nunggu ada proyek lagi," jawab bapak.
"Kalau gitu kerja di proyeknya sena aja pak, bikin kandang bebek!" Ujar sena.
"Kamu jadi bikin kandang bebeknya?" Tanya bapak.
"Insya Allah jadi pak, sekarang kita ukur dulu lahanya sama belanja material, besok jadi bisa langsung di kerjakan, bapak ada meteran!?" Jawab sena lalu mengajak bapaknya mengukur lahan kosong samping kanan rumah mereka.
"Ada, sebentar bapak ambil, tapi kamu sarapan dulu, tinggal kamu yang belum sarapan, mamakmu masak nasi goreng tadi!" Ucap bapak lalu masuk ke rumah.
"Siap pak!: jawab sena mengikuti bapaknya masuk ke rumah.
"Sarapan dulu le, tinggal kamu yang belum tuh bareng galih!" Ucap mamak yang sedang mencuci baju di sumur dekat dapur dan melihat sena masuk ke dapur.
"Iya mak, ini sena mau sarapan!" Jawab sena lalu mengambil satu piring nasi goreng dari wajan lalu kembali ke depan tv duduk di samping galih yang juga sedang sarapan.
Sedangkan bapak langsung pergi ke pekarangan samping rumah dengan membawa cangkul dan meteran.
setelah sarapan sena menyusul bapaknya di kebon samping rumah, sampai di sana bapaknya sedang membersihkan rumput liar yang tumbuh lebat memenuhi kebon.
"tadi bapak udah ukur dari belakang sini sampai jalan ada 15 meter, kalau dari batas tembok rumah ke batas yang di sana 20 meter sen!" ucap bapak setelah sena mendekat.
"sena gambar dulu model kandangnya pak, nanti baru kita beli material!" jawab sena lalu masuk rumah untuk mengambil laptopnya.
 
                     
                     
                     
                    