NovelToon NovelToon
Pawang Dokter Impoten

Pawang Dokter Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:18.1k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Dokter Arslan Erdem Mahardika, pria tampan dan cerdas berusia 33 tahun, memiliki segalanya kecuali satu hal yaitu kepercayaan diri untuk menikah.

Bukan karena dia playboy atau belum siap berkomitmen, tapi karena sebuah rahasia yang ia bongkar sendiri kepada setiap perempuan yang dijodohkan dengannya yaitu ia impoten.

Setiap kencan buta berakhir bencana.
Setiap perjodohan berubah jadi kegagalan.

Tanpa cinta, tanpa ekspektasi, dan tanpa rasa malu, Tari Nayaka dipertemukan dengan Arslan. Alih-alih ilfeel, Tari justru penasaran. Bukannya lari setelah tahu kelemahan Arslan, dia malah menantang balik sang dokter yang terlalu kaku dan pesimis soal cinta.

“Kalau impoten doang, bisa diobatin, Bang. Yang susah itu, pria yang terlalu takut jatuh cinta,” ucap Tari, santai.

Yang awalnya hanya pengganti kakaknya, Tari justru jadi pawang paling ampuh bagi Arslan pawang hati, pawang ego, bahkan mungkin pawang rasa putus asanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 7. Cinta Sepihak

Seseorang menarik tangan Nayaka dengan kasar, tepat ketika mereka baru saja menyelesaikan pembayaran di kasir.

“Arggh!!” serunya kaget.

Tanpa pikir panjang, tubuhnya langsung bergerak. Tangan penyerang dipelintir ke belakang, dan kakinya menginjak bagian sepatu si penarik dengan kekuatan penuh. Suara kursi bergeser dan dentingan sendok jatuh terdengar bersamaan. Beberapa pengunjung spontan menoleh.

Pria itu meringis, mencoba menjaga keseimbangan sambil mengangkat kedua tangan tanda menyerah.

“Gila, Nay! Lo kenapa?” seru Kiara yang langsung mendekat.

Tangan Nayaka masih menggenggam kuat sebelum akhirnya melepaskan.

Saat pria itu menegakkan badan dan wajahnya terlihat jelas, napas Nayaka langsung naik turun. Rahangnya mengeras.

“Javas?” ucapnya dingin.

Cowok berambut pirang kecokelatan itu berdiri dengan ekspresi rumit.antara menyesal dan malu. Javas Smith. Pria blasteran Inggris-Indonesia yang sejak dulu nempel kayak bayangan, tapi selalu ditolak halus oleh Nayaka.

“Aku cuma pengen bicara,” katanya pelan.

“Bicara? Lo narik gue kayak maling! Itu bukan bicara, itu namanya drama,” Nayaka membalas sengit.

“Gue cuma kaget,” ucap Javas terbata.

“Apa benar lo mau nikah? Sama orang lain? Tanpa bilang apa-apa?”

Kiara berdiri di belakang Nayaka, menyilangkan tangan sambil berbisik ke Raymeer, “Eh tuh orang siapa sih? Kayak keluar dari sinetron.”

“Javas, gue bukan milik lo. Gue nggak punya kewajiban buat laporan hidup,” ucap Nayaka tegas, matanya menatap lurus.

“Aku tahu aku bukan siapa-siapa,” katanya, suaranya mulai naik. “Tapi kamu tega, Nay. Aku nunggu kamu bertahun-tahun, dari zaman kita masih di kampus. Lo tahu itu!”

“Dan lo juga tahu dari awal gue nggak pernah janji apa-apa,” imbuh Nayaka cepat. “Lo cuma asik sendiri. Mikir semuanya bisa terjadi karena lo sabar. Padahal gue nggak pernah minta ditunggu.”

Odelia menyela sambil menyodorkan tisu, “Mbak waiter, kalau bisa usir deh, ini udah kayak FTV. Ganggu orang makan.”

Raymeer ngakak pelan, “Kayak gini nih alasan gue nggak suka nonton sinetron lokal. Kebanyakan tarik-tarikan tangan.”

Javas menunduk, napasnya berat. Tapi sorot matanya tetap tertuju ke Nayaka.

“Apa cowok itu bisa bahagiain kamu? Yang katanya dokter, dingin, perfeksionis, bahkan nggak punya hati?” tanyanya setengah berteriak.

Pertanyaan itu membuat udara di sekitar meja makan mendadak berat.

Nayaka tersenyum tipis. “Lo nggak kenal dia. Dan lo juga nggak kenal gue yang sekarang. Jadi stop main korban. Dunia nggak muter di sekitar lo doang.”

Kiara menepuk bahu Nayaka. “Udah yuk. Daripada makin norak mending cabut.”

Nayaka melangkah pergi tanpa menoleh lagi. Tapi sebelum benar-benar keluar dari restoran ia sempat berkata pelan.

“Terima kasih udah pernah suka sama gue. Tapi rasa suka yang nuntut balasan tanpa diminta itu bukan cinta. Itu ego.”

Javas terdiam. Tidak bergerak. Bahkan ketika semua pengunjung mulai kembali ke urusan masing-masing, ia masih terpaku.

Malam itu, yang jadi saksi bukan cuma cahaya lampu gantung di langit-langit restoran, tapi juga harga diri seorang pria yang akhirnya harus belajar berhenti berharap.

Javas masih berdiri di tempat yang sama, sorot matanya penuh bara. Nafasnya memburu, wajahnya memerah, bukan hanya karena malu tapi juga karena harga dirinya terinjak-injak. Ia tak peduli lagi pada orang-orang yang menatap, tak peduli pada Kiara, Odelia, bahkan Raymeer yang sudah berdiri siap menarik Nayaka pergi.

Dengan suara lantang dan nada nyaris bergetar, Javas berteriak,

“Aku akan melakukan apapun untuk membatalkan dan menggagalkan rencana pernikahanmu, Tari Nayaka Ghazali!” serunya nyaris tak terkendali.

Ruangan mendadak sunyi lagi. Dentingan alat makan seolah berhenti. Beberapa pengunjung menahan napas. Kiara menoleh cepat, refleks berdiri lebih tegak. Odelia mendesis pelan. Raymeer mengangkat alis tinggi.

Langkah Nayaka terhenti tepat di depan pintu. Ia membalik badan perlahan. Rambut panjangnya yang digulung tinggi ikut berputar bersamaan.

Wajahnya tenang, tapi matanya penuh api. Ia berjalan mendekat, menghampiri Javas yang kini berdiri sendirian di tengah tatapan penuh simpati, risih dan penasaran.

Dengan dagu terangkat, Nayaka mendekat hanya beberapa langkah dari pria itu, lalu membuka suara dengan nada yang nyaris terlalu tenang untuk situasi panas seperti itu.

“Lo yakin?” ujarnya santai.

“Yakin mau ngelakuin apa aja?” lanjutnya sambil menatap langsung ke mata Javas.

Javas tak menjawab. Ia hanya menatap balik, keras kepala masih mendominasi raut wajahnya.

“Oke, berarti lo siap jadi badut,” imbuh Nayaka sambil mengangguk pelan.

“Soalnya cuma orang yang nggak punya arah hidup yang rela buang waktu ngurusin urusan orang.”

Javas mengepalkan tangan rahangnya mengeras.

“Lo nggak tahu apa-apa, Nay,” gumamnya dengan suara berat.

“Gue nggak ngelakuin ini buat jadi badut gue cuma capek terus-menerus dianggap nggak penting.”

Tatapannya goyah, tapi suaranya tetap tegas.

“Gue peduli, dan ternyata itu salah.”

Diam sejenak.

“Lo pikir gue mau begini? Enggak. Tapi kadang satu-satunya cara buat ngerasa hidup, ya dengan ikut campur dalam hidup orang lain karena hidup sendiri pun kayaknya nggak pernah cukup berarti.”

Beberapa orang tertawa kecil, tapi cepat menutup mulut. Kiara sampai menutup wajah dengan tangan. Odelia menoleh ke arah lain, pura-pura minum air. Raymeer sudah angkat ponsel, merekam diam-diam dari bawah meja.

Nayaka melipat tangan di dada, tatapannya menukik tajam.

“Lo mau gagalin pernikahan gue? Silakan. Tapi ingat, semakin keras lo nyoba, makin gampang gue buktiin kalau gue emang milih orang yang tepat, bukan orang yang terjebak masa lalu,” katanya tajam.

“Lo pikir cinta itu kompetisi? Gue bukan hadiah, Jav. Dan lo, sayangnya, bukan pemenangnya.”

Javas terlihat terpukul. Bibirnya membuka, tapi tak ada kata yang keluar. Matanya berkaca-kaca, tapi terlalu gengsi untuk menangis. Ia menunduk sejenak, lalu memalingkan wajah.

Nayaka tak menunggu reaksi lebih jauh. Ia membalikkan badan, melangkah keluar dari restoran dengan kepala tegak.

Kiara dan Odelia cepat menyusul, Raymeer menyimpan ponselnya dan ikut keluar sambil menggumam, “Gue bakal upload ini ke grup, sumpah moment-nya terlalu sinematik.”

Di luar restoran, angin malam menyambut. Nayaka menarik napas dalam, seolah membuang beban yang menempel di bahunya.

“Laki-laki yang perlu ngancam buat dapetin perempuan, itu artinya dia udah kalah sebelum mulai,” gumamnya pada diri sendiri, tapi Kiara mendengarnya.

“Gue doain pernikahan lo lancar, Nay. Tapi kalo nanti lo pengen orang yang ngehajar Javas buat lo, gue daftar nomor satu,” ucap Kiara sambil menepuk bahunya.

Nayaka tersenyum kecil, lalu menatap langit malam Jakarta yang penuh lampu.

Karena malam itu bukan akhir dari drama itu baru awal dari keputusan besar yang harus dia jaga dengan sepenuh hati.

Nayaka baru saja melambaikan tangan ke Kiara yang masuk ke ojek online saat mobilnya diparkir di pinggir jalan.

Odelia dan Raymeer sudah pergi lebih dulu, menyisakan dirinya yang masih menyusun napas dan sisa amarah. Tangannya meraba tas kecil sambil mencari kunci mobil, ketika sebuah suara muncul begitu saja dari belakang.

“Kamu diminta mamaku ke rumah. Sekarang juga.” ucap seseorang dengan nada tegas dan datar.

Langkah Nayaka berhenti seketika. Napasnya tertahan. Tubuhnya menegang sebelum perlahan menoleh, menatap si pemilik suara.

1
Midah Zaenudien
semngat berkarya jgn bt cerita x stuk2 d tempat x
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: siap kakak... kedepannya akan muncul konflik
total 1 replies
Ummi Sulastri Berliana Tobing
lagi donk 🥰🥰
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: insha Allah besok kakak sekitar jam 12 WITA sudah update
total 1 replies
Lukman Suyanto
lanjuttt
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: insha Allah, besok makasih banyak masih setia baca
total 1 replies
Lukman Suyanto
lanjutt
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: insha Allah besok kakak 🙏🏻🥰
total 1 replies
Sholikhah Sholikhah
wong mantune Bu Retno juga orang biasa gitu kok gak ngaca. tolong dong kirim kaca ke Bu Retno
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: irinya Segede gabang kak 🤭
total 1 replies
Sholikhah Sholikhah
yah nyindir nih, yg bisanya hanya baca dan like 😄😄😄😄
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭🤣🙏🏻
total 1 replies
Eva Karmita
Naya tersengat belut listrik nya pak dokter 🤣🤣🤣💓💓
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hahaha mati dong 🤣
total 1 replies
Daeng
sangat menghibur
Yani
pwngantin baru oiii pengantin baruu.. yikes sapa dluan yg dpt bonusan malam pertama.. 😁😁
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: semuanya dapat yang gede dan panjang 😂🤭
total 1 replies
Yani
pernikahan semua netizen ini Mah
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: mewakili yah 🤣
total 1 replies
Yani
waduh Merissa tercubit diriku ha ha haha
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hahaha 😂🤭
total 1 replies
Maulida greg Ma
hahaha segitunya
Maulida greg Ma
nggak apa-apa istri sendiri
Maulida greg Ma
nikahnya barengan semoga hamil juga barengan
Farhana
ya Allah mereka benar-benar random
Farhana
benar godaan istri luar biasa
Farhana
semoga samawa
Naila
haha kaget tapi penasaran 🤭🤣
Naila
akhirnya sah juga
Inha Khaerunnisa
Haha
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!