NovelToon NovelToon
BABYSITTER KESAYANGAN CEO

BABYSITTER KESAYANGAN CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Pengasuh / Ibu Tiri / Chicklit
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: Melon Milk

Kiandra Pravira, baru saja kembali ke Jakarta dengan hati yang hancur setelah dikhianati mantan kekasihnya yang menjalin hubungan dengan adiknya sendiri. Saat berusaha bangkit dan mencari pekerjaan, takdir membawanya bertemu dengan Axton Velasco, CEO tampan dari Velasco Group. Alih-alih menjadi sekretaris seperti yang ia lamar, Kiandra justru ditawari pekerjaan sebagai babysitter untuk putra Axton, Kenric, seorang bocah enam tahun yang keras kepala, nakal, dan penuh amarah karena kehilangan Ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melon Milk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24

Axton membawa Kiandra ke kamarnya. Dia tahu gadis itu akan protes, tapi tenaganya lebih kuat. Kiandra hanya diam, sementara tangannya digenggam erat. Axton memperhatikan pipi Kiandra yang merona setiap kali ia mendekat. Begitu masuk ke dalam kamar, Axton langsung mengunci pintu.

“Sekarang katakan padaku, ya atau tidak?” Axton melepaskan genggamannya dan menatap lurus ke mata Kiandra.

“Saya tahu Tuan baik pada saya. Tapi jawaban saya tetap tidak. Saya tidak mau pacaran dengan Tuan. Memang benar saya menyukai Tuan, tapi bukan secara romantis.”

Senyum Axton perlahan memudar. Apakah dia baru saja ditolak?

“Oh, tak terduga. Baiklah, saya akan menerima jawaban Anda.”

Kiandra tampak terkejut mendengar jawaban tenang itu.

“Benarkah, Tuan? Terima kasih… dan maaf. Perasaan ini pada Tuan pasti akan berlalu,” ucap Kiandra lirih.

“Kalau begitu, aku akan melamarmu. aku tidak akan membiarkan perasaan itu berlalu begitu saja.” Axton melangkah lebih dekat.

“I-Itu tidak masuk akal! M-Menjauh dari saya!”

Axton hanya tersenyum. Ia sudah menduga Kiandra akan menghindar setelah ini.

“Aku menyukaimu, Kiandra. Jadi, tolong… izinkan aku melamarmu.”

Kiandra terdiam, tubuhnya berhenti mundur.

“Apa?! Mungkin Tuan sedang bingung! Kenapa Tuan bisa menyukai saya?!”

Axton tersenyum lembut. Tangannya menarik pinggang Kiandra, membawanya mendekat, lalu berbisik di telinganya.

“Aku menyukaimu karena dirimu sendiri. Aku tidak bingung. Aku sudah lama menunggu jawabanmu, tapi kamu menolak. Jadi biarkan aku melamarmu saja.”

Kiandra mendorong pelan tubuh Axton, wajahnya merona merah. Begitu menggemaskan.

“Tuan Axton, Tuan tahu kan… saya baru saja putus. Saya tidak mau menerima lamaran Tuan kalau nantinya Tuan hanya jadi pelarian. Saya tidak ingin menyakiti Tuan, karena Tuan tidak pantas diperlakukan seperti itu.” Kiandra menunduk, menatap lantai.

“Aku tidak peduli. kamu bisa belajar mencintaiku. Seperti yang kamu bilang, kamu menyukaiku, meski bukan secara romantis. Aku tidak akan menyakitimu. Bolehkah aku melamarmu?”

Kiandra menggigit bibir bawahnya, membuat Axton semakin sulit menahan diri.

“Saya… tidak tahu.”

Axton tersenyum tipis.

“Meski kamu setuju atau tidak, aku tetap akan melamarmu. Dan jangan gigit bibirmu seperti itu… itu membuatku terangsang.”

Kiandra langsung memelototinya.

“Terserah Tuan! Itu keputusan Tuan! Tuan sudah dewasa! Sekarang buka pintu ini, saya mau keluar!”

Axton akhirnya membuka kunci pintu.

“Jadi kamu setuju juga? Jangan khawatir, Kiandra. aku tidak akan menyakitimu”

Kiandra tidak menjawab. Ia langsung keluar begitu pintu terbuka.

Axton sempat bertanya-tanya, kenapa tadi Kiandra tidak bisa membuka pintu padahal kuncinya ada di gagang pintu? Apakah dia bingung, atau memang tidak nyaman?

Ngomong-ngomong, Kiandra semakin cantik setiap kali ia melihatnya. Axton tahu betul apa yang dikhawatirkan gadis itu. Tapi dia tidak ingin mengakhiri perasaan ini. Untuk pertama kalinya, dia merasakan hal seperti ini.

Setelah mandi air dingin, Axton melemparkan tubuhnya ke tempat tidur. Kesibukan di Singapura membuatnya lelah, ditambah jet lag yang menyerang. Dia ingin sekali melihat Kenric, tapi putranya sudah tidur bersama Kiandra tadi. Ada sedikit rasa cemburu, tapi itu anaknya sendiri, jadi ia mencoba melupakannya.

**

Sejak hari itu, Axton jadi sangat manja padanya. Kiandra sudah memperingatkan agar jangan terlalu manja, apalagi saat jam kerja. Tapi pria itu sama sekali tidak mendengarkannya. Benar-benar seperti versi dewasa dari anaknya sendiri. Rasanya Kiandra ingin memukul keduanya sekaligus.

Hari ini Kenric ada kelas. Dan Kiandra? Dia harus berada di samping Axton. Menyebalkan sekali!

“Ini jam kerja saya, Tuan. Bisakah saya mengerjakan pekerjaan rumah yang lain?” tanya Kiandra.

Axton menatapnya dan tersenyum. Pria itu benar-benar tahu kelemahan Kiandra.

“Tidak. Mereka tidak membutuhkannya. Kenric masih di kelas, fokus saja padanya. Tetap di sini bersamaku.”

Lihat kan? Kiandra benar-benar benci hidupnya saat ini.

“Kenapa Tuan melakukan ini?” bisiknya kesal.

“Aku sedang mendekatimu, kan? Kamu tidak boleh terlalu lelah.”

Kiandra menggelengkan kepala. Dia tidak tahan lagi!

“S-Saya tidak ingat pernah menyetujuinya. Tuan hanya membuang waktu.” Kiandra menunduk, menatap rerumputan di taman.

“Aku tidak membuang waktu. Kamu penting bagiku. Jangan merendahkan dirimu sendiri.”

Kiandra menatap Axton. Anehnya, pria itu masih sibuk dengan iPad-nya. Di saat seperti ini, dia masih bisa bekerja?

“Tapi dunia ini tidak adil. Bagaimana Tuan bisa bilang saya berharga? Semua orang selalu meninggalkan saya.”

Axton berhenti men-scroll iPad-nya dan menatap Kiandra.

“Aku di sini. Kamu tidak sendirian. Aku ada di sini.”

Kiandra menggelengkan kepala. “Jangan hiraukan kata-kata saya, Tuan. Saya hanya bosan di sini.”

Saat itu, Helena lewat sambil berteriak.

“Astaga! Aku benar-benar mendukung kalian berdua!”

Kiandra langsung menutup wajah. Ya ampun! Orang-orang di sekitarnya aneh semua!

“Kamu dengar?” Kiandra melirik Axton yang justru tertawa.

“Setiap hari dia memang begitu,” jawabnya santai.

“Benarkah? Haruskah aku menaikkan gajinya?” tanya Axton, pura-pura serius.

“Astaga, Tuan Axton! Anda sudah gila!” Kiandra berteriak, lupa kalau pria itu adalah bosnya.

“Gila karenamu? Ya, aku memang gila.”

Kiandra hanya bisa menutup wajahnya lagi. Menyebalkan sekali! Bagaimana mungkin bosnya bisa semesra itu?!

Hari terasa berjalan sangat lambat. Kiandra hanya menunggu Kenric selesai kelas agar bisa terbebas dari Axton. Bahkan ketika ia ingin ke kamar mandi, Axton bersikeras ingin ikut. Pria itu benar-benar sudah rusak otaknya!

Untunglah, penyelamatnya akhirnya muncul. Kiandra melihat Kenric keluar dari pintu utama.

“Daddy! Kiandra yang jelek! Apa yang kalian lakukan berdua di sini? Sudah pacaran?”

Kadang-kadang Kiandra ingin menutup mulut bocah itu dengan lakban. Terlalu terang-terangan, tanpa filter!

“Belum. Bagaimana sekolahmu?” sahut Axton santai.

Kiandra hanya diam di samping mereka. Terserah lah. Biarkan ayah-anak itu bonding.

“Baik-baik saja. Membosankan seperti biasa,” jawab Kenric.

“Kita pergi ke taman kota. Kamu mau ke sana, kan, nak?”

Oh syukurlah! Pergilah kalian berdua. Kiandra akhirnya bisa istirahat.

“Ya! Aku suka sekali! Aku ingin mencoba sepeda di sana.”

“Baiklah. Ganti bajumu dulu,” kata Axton.

Kenric mengangguk dan berlari masuk. Kiandra ikut berdiri untuk menyusul, tapi Axton menahan tangannya.

“Ada apa, Tuan?” tanyanya heran.

“Kamu ikut dengan kami, Kiandra. Ganti bajumu. Kenric sudah bisa sendiri.”

Kiandra langsung cemberut.

“Kenapa saya ikut lagi? Pergi saja berdua. Saya tidak ingin ke taman hari ini,” protesnya.

“Dia membutuhkanku, dan aku juga membutuhkamu,” jawab Axton tenang.

“Tadi Tuan bilang sendiri, Kenric sudah besar. Tuan bisa mengurusnya sendiri! Bagaimana kalian bisa bonding kalau saya selalu ikut?” Kiandra semakin kesal.

“Aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan kalian. Jarang aku punya waktu luang.”

Kiandra menghela napas panjang. “Baiklah. Tapi saya hanya akan duduk di sana. Tidak ada mood jalan-jalan hari ini. Lepaskan tangan saya.”

Axton akhirnya melepaskan tangannya. Tapi Kiandra merasa seperti tersengat listrik setiap kali pria itu menyentuhnya.

Setelah memilih pakaian, Kiandra mengenakan Sweater oversize berwarna Army, dipadukan dengan Jeans dan sepatu putih. Rambutnya ia ikat. Ia juga membawa tas kecil berisi ponsel dan dompet. Makeup-nya tipis saja, karena dia tidak suka berlebihan.

**

Begitu keluar kamar, Kiandra mendapati Kenric sudah duduk di mobil, dengan kemeja biru tua dan celana jeans tiga per empat. Sepatu karet putih melengkapi penampilannya. Bocah itu terlihat sangat lucu.

“Di mana daddy-mu?” tanya Kiandra malas.

“Katanya mau ganti baju. Kamu bad mood, Kiandra jelek?” Kenric menatap penasaran.

“Ya. Ayo pindah tempat duduk. Kamu duduk di samping daddy-mu, aku di kursi belakang.”

“Eh? Tidak, itu tempat dudukku. kamu duduk di depan.”

Kiandra mendengus. Keras kepala sekali! Ayah-anak itu memang sama.

Tak lama kemudian Axton muncul… dengan Sweater hijau army.

“Cepatlah kalian berdua!” seru Kiandra sambil langsung masuk ke kursi depan.

Ia memasang earphone, menaikkan volume musik, lalu menutup mata. Tidak ingin mendengar percakapan ayah dan anak itu. Biarkan saja mereka mengobrol.

Tiba-tiba seseorang menarik earphonenya.

“Hei! Ada apa?!” Kiandra kaget melihat wajah Axton begitu dekat dengannya.

“Pakai sabuk pengaman kalau tidak ingin mati.”

Kiandra menatap tajam, lalu buru-buru memasang sabuk pengamannya.

“Puas?” tanyanya ketus.

Axton hanya mengangguk.

Kiandra kembali memasang earphone dan menutup mata. Tapi dalam hati, ia malu sendiri. Sudah cemberut, malah dipermalukan lagi. Dan wajah Axton yang terlalu dekat barusan… membuat jantungnya berdetak tak karuan.

1
Rohana Omar
up date .....up date jgn di gantung seperti baju di jemuran athor
Melon: Update terusss ko tiap harii, 1 hari 3 bab yaa☺️
total 1 replies
kayahhh
lanjut thierr
kayahhh
rame
Anonymous
🩵
Lina ayuu
oke
Silvi
gud
Sania Anugrah
👍👍
Anonymous
lanjut 🤭
Lira
God
Diana sabila
lanjut 😍😍😍
Dewi sartika
bagus
sumiati
la jut
sumiati
bagus
erin
lanjut 😍
Asyatun 1
lanjut
Mira Hastati
bagus
Asyatun 1
lanjut
Sastri Dalila
👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!