NovelToon NovelToon
Pesona Gadis Bayaran

Pesona Gadis Bayaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:21.6k
Nilai: 5
Nama Author: Net Profit

Bagi mata yang memandang hidup Runa begitu sempurna tapi bagi yang menjalani tak seindah yamg terlihat.

Runa memilih kerja serabutan dan mempertahankan prinsipnya dari pada harus pulang dan menuruti permintaan orang tua.

"Nggak apa-apa kerja kayak gini, yang penting halal meskipun dikit. Siapa tau nanti tiba-tiba ada CEO yang nganterin ibunya berobat terus nikahin aku." Aruna Elvaretta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Net Profit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Job baru

"Apa sih kak! mama cuma bercanda." ledek mama Retno karena Qian menatapnya dengan serius.

"Tapi kalo kamu nggak keberatan sih mama udah setuju banget sama Runa." lanjutnya.

"Mama!" sela papa Teguh.

"Iya pah, mama cuma bercanda. Pada serius banget deh." ucap mama Retno, "abis dari sini mama pengen jalan-jalan. Kamu bisa temenin nggak?" lanjutnya pada Qian.

"Kalo nggak ada kerjaan yang urgent temenin mama dulu, papa ada rapat nanti jam dua jadi nggak bisa." sambung papa Teguh.

"Iya pah." jawab Qian.

Ketiganya lantas pergi meninggalkan kantor. Begitu tiba di loby Runa berpamitan karena pekerjaannya hari ini untuk menemani arisan sudah selesai. "mas Qian, tante Retno kalo gitu aku pamit pulang yah."

"Jangan dulu pulang, ikut sama tante belanja." mama Retno merangkul tangan Runa.

"Tapi tan-" Runa tak jadi menolak setelah mendapat kedipan mata dari Qian, "siap tante."

"Nah gitu dong. Kali ini jangan anggap kamu lagi kerja, anggap aja lagi main sama mama kamu sendiri yah." ucap Mama Retno.

"Iya tante." jawab Runa.

"Mama kamu pasti bangga banget yah punya anak mandiri banget, masih kuliah tapi nggak ngengsi, padahal kalo tante lihat anak-anak lain pada nongkrong sepulang kuliah." puji mama Retno.

Runa hanya tersenyum, "bangga? nggak tante! yang ada gue bakal dimarahin kalo ketahuan kerja kayak gini." batinnya.

Setelah mobil Qian datang, Runa segera membuka pintu depan mempersilahkan mama Retno untuk naik.

"Runa aja yang duduk di depan, tante di belakang aja."

"Duduk depan, kalo kamu ikut duduk di belakang kesannya aku nih kayak supir." ucap Qian sebelum Runa menutup pintu.

"Lah kalo mas Qian supir mah jadinya supir plus plus." kelakar Runa.

"Plus apa Runa?" timpal mama Retno dari belakang.

"Plus bos, tante." Jawab Runa.

"Kirain plus calon suami." ledek mama Retno.

"Ma!"

"Bercanda Qian." seru mama Retno, "gimana kalo sebelum jalan-jalan kita jemput adek dulu Qian? nanti dia rewel kalo tau mama jalan-jalan sama kamu tapi nggak diajak." lanjutnya.

"Wah iya tante, aku setuju. Pasti lebih seru jalan-jalannya kalo bareng adek Mayra." sambung Runa.

Qian melirik Runa dan mamanya bergantian, dengan pasrah ia memutar arah menuju sekolah Mayra, "siap-siap dikacangin lagi." batin Qian.

Prediksi Qian tak meleset, alih-alih menemani mama Retno belanja kini malah Mayra yang lebih mendominasi. Sampai di mall adiknya langsung menggandeng Runa dan membawa gadis itu ke toko pernak pernik yang terkahir kali dikunjunginya kala membeli kado untuk teman Mayra. Mungkin bagi adiknya setiap ke mall wajib hukumnya masuk ke toko yang didominasi warna pink itu.

"Kakak temenin mama aja, adek sama kak Runa mau kesana." benar saja Mayra menunjuk toko serba pink itu.

"Iya sana." Qian berakhir mendorong troli mengikuti mamanya membeli aneka keperluan dapur.

"Jangan beli ini ma." Qian mengembalikan buah pisang yang baru saja di masukan ke troli, "kata Runa tinggi kalium, mama nggak boleh makan pisang." jelasnya.

Mama Retno kembali mengambil pisangnya dan memasukan ke troli, "yang nggak boleh makan kan cuma mama, bukan berarti serumah nggak boleh makan dong. Adek kamu suka banget sama pisang."

"Tetep nggak boleh, ma. Takutnya mama lupa." Tegas Qian yang mengembalikan lagi pisang itu ke tempatnya.

"Itu juga nggak ma!"

"Itu juga nggak boleh kayaknya tinggi kalium." kali ini Qian membuka internet dan menunjukan hasil pencariannya.

Mama Retno menatap putranya dengan sedikit kesal, ternyata di saat seperti ini Qian jadi sangat bawel segala tidak boleh. Padahal kata Runa kan boleh di tes dulu dikit terus amati perubahan kondisi badan kalo bikin sesak baru tidak boleh. Qian malah terang-terangan melarang ini itu, kalo seperti ini bisa-bisa mama Retno tak jadi membeli apa pun.

"Qian sebaiknya kamu susul adek aja sana. Mama lupa tadi nggak ngasih uang, takutnya uang adek nggak cukup." ucap mama Retno.

"Iya, ma. Tapi inget yah ma, ada makanan yang nggak boleh mama makan."

"Iya. Udah sana susul adek!"

Qian keluar dari area super market menuju toko serba pink yang tak jauh dari sana. Dari kejauhan saja ia sudah bisa melihat adiknya yang terus tertawa bersama Runa. Hal yang tak pernah ia lihat selama hampir satu tahun berhubungan dengan Sandra. Setelah putus ia baru sadar jika selama ini mantannya itu benar-benar nyaris tak pernah menaruh perhatian pada keluarganya.

"Mau beli apa sih keliatannya seru banget?" tanya Qian begitu tiba di samping Mayra. Ia melihat ke arah keranjang kecil di tangan adiknya, menurut Qian isinya unfaedah semua.

"Beli gantungan lagi? tas kamu udah penuh dek.  Mau ditaro dimana lagi coba?" Qian mengambil gantungan kunci berbentuk boneka lucu yang cukup besar. Bahkan menurut Qian benda itu tak layak dijadikan ngantungan kunci.

Mayra merebut keychain dari tangan kakaknya, "nanti adek penitiin di tas biar penuh, lucu."

"Kamu juga boleh belanja, Run. Nanti biar aku yang bayar." ucapnya pada Runa.

"Asik! ayo kak kita belanja yang banyak mumpung dibayarin." seru Mayra.

"Kakak mau bayarin Runa, adek bayar sendiri." jawab Qian, "potong uang jajan." lanjutnya.

"Bercanda nggak usah cemberut gitu." Qian mencubit pipi adiknya.

Qian mengeluarkan dompetnya dan mengambil satu kartu kemudian memberikannya pada Runa.

"Bayar pake ini nanti. Aku mau ke mama lagi, takutnya mama belanja sembarangan."

Runa mengangguk, menerima kartu itu. "Mayra aja yang pegang yah."

Qian menahan tangan Runa yang hendak memberikan kartu pada adiknya, "nggak, suka boros dia. Kamu aja yang pegang!"

Setelah Qian pergi keduanya lanjut belanja, Runa sama sekali tak membeli apa pun. Ia hanya membayar belanjaan Mayra.

"Kak Runa payah nih! Harusnya belanja aja mumpung gratis. Kakak malah nggak beli apa-apa." Mayra memamerkan paper bag besar ketika mereka tiba di rumah.

"Iya, lain kali jangan sungkan belanja aja." sambung mama Retno.

Runa tersenyum, "siap tante."

"Jangan cuma siap-siap aja tapi nggak kamu tuh." mama Retno menepuk pelan pundak Runa.

"Habisnya bingung tan mau belanja apa, belum butuh. Bukan karena nggak ada uangnya tapi kan kita harus belanja sesuai kebutuhan bukan keinginan." jelas Runa.

"Tuh dengerin, kebutuhan bukan keinginan." Qian melirik ke arah adiknya yang langsung manyun.

"Karena tugas hari ini dah selesai aku pamit pulang yah tante." ucap Runa.

"Iya, makasih yah udah nemenin tante hari ini. Pulangnya dianter Qian aja yah." jawab mama Retno, "anterin kak." lanjutnya pada Qian.

"Iya." jawab Qian, "ayo!"

"Adek ikut yah nganterin kak Runa." Mayra sudah antusias, menyimpan paper bag nya dan menyusul Runa.

"Adek temenin mama aja di rumah." mama Retno menarik tangan putrinya, "nggak peka kamu tuh." bisiknya kemudian.

"Udah berangkat aja, adek nggak jadi ikut kok." mama Retno melambaikan tangannya kemudian buru-buru menarik Mayra masuk rumah.

Berdua saja di mobil tanpa Mayra terasa sepi, "padahal adek kayaknya semangat banget mau ikut."

"Biarin lah, biar ada yang jagain mama." jawab Qian, "ini pulangnya kemana?" lanjutnya.

"Kampus Persada mas."

"Kampus? Kamu masih kuliah?" tanya Qian.

"Masih mas, nunggu wisuda bentar lagi."

"Keren. Kuliah sambil kerja. Mayra juga pengen kuliah disana, dia pasti antusias banget kalo tau kamu juga mahasiswa di kampus impiannya."

"Biasa aja mas, keren apanya orang kerja serabutan gini."

"Justru kerennya disitu. Kamu nggak kerja sama orang lain justru membuka lapangan kerja sendiri. Terus nggak gengsi juga." puji Qian.

"Gengsi sebenernya mas, cuma karena butuh yah gimana lagi." Runa terkekeh.

"Tapi tetep aja keren, jarang-jarang loh mau kerja kayak gini. Kebanyakan pasti nganggur nunggu lamaran kerjanya di terima."

"Nanti kalo udah lulus lamar ke kantor aku yah." lanjutnya.

"Dijamin diterima nggak mas?"

"Dipertimbangkan."

"Kirain langsung diterima gitu." ledek Runa, "oh iya ini kartu nya yang tadi mas. Hampir lupa." lanjutnya setelah tiba di depan kampus.

"Pegang aja. Kedepannya kan sering nganter mama, pasti banyak yang harus dibeli. Pake aja kartu itu. Sekalian buat transportasi sama jajan kamu ambil dari sana. Tenang aja buat gaji nggak dipotong, tetap aku transfer tiap harinya." jelas Qian.

"Siap. Kalo gitu aku pegang kartunya yah mas." jawab Runa.

"Jangan cuma dipegang, pake."

"Iya, makasih mas."

"Sama-sama." jawab Qian.

Keesokan harinya Qian termenung di kantor, ia mulai terganggu dengan panggilan dan chat yang terus masuk dari nomor baru. Meski sudah diblokir berulang kali tetap saja nomor baru akan terus bermunculan, dan ia tau kontak itu Sandra.

"Nggak bisa didiemin ini orang." Qian menghubungi Runa.

"Halo, Runa selesai nganter mama cuci darah bisa ke kantor nggak? Ada kerjaan baru buat kamu." ucap Qian ketika panggilannya terhubung.

"Jadi pacar aku!"

"Halo, Runa! Runa!"

Qian melihat layar ponselnya, masih terhubung tapi tak aja jawaban dari Runa.

"Gimana sih ini anak malah diem? Katanya solusi semua masalah anda." gumam Qian. Ia kemudian menuliskan pesan setelah mengakhiri panggilan.

"Selesai cuci darah langsung ke kantor. Aku tunggu!"

1
sum mia
emang sungguh kacau....
ya udh sih... nikmati aja . suruh nikah ya nikah aja.... gitu aja kok repot . emang kamu gak mau Qian nikah sama Aruna . pasti mau dong....masak gak mau...harus mau lah.... 🤭🤣🤣🤣 maksa ya .
oh ... Sandra....aduin aja ke mama Retno , sudah bisa dipastikan mama Retno bakal iya in aja . secara dia udah amat sangat cocok dengan Aruna .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Maria Kibtiyah
klw ngadu pasti tante retno seneng bgt
Rita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣aku suka pikiran mu disemogakan,skrg aku dukung Sandra ,ayo San ksh tau mm retno ma myra
Rita
nah yg cowok da baper,hmmmm aruna gmn kmu???
Rita
Aruna dag dig dug ngga nih?
Rita
🤣🤣🤣lgsg praktek tanpa aba2👍
*Septi*
yah hadapi saja wkwkwkwkwk 🤭
*Septi*
🤣🤣🤣
*Septi*
nggak salah, bisa request apapun 🤣🤣🤭
*Septi*
menemani rutin yang kontrol satu bulan sekali aja melelahkan, run. apalagi seminggu 2 kali gitu
Net Profit: mama mertua
total 3 replies
Herlambang Lutvi
ga bakal kacau kok run palingan cuma heboh aja ya kan 🤣🤣🤣
👑yosha💣
gimana ya kalau tanggapan mamanya Qian, Qian beneran pacaran,🤔🤭🤭🤭
MACA
klo ketahuan malah di harapi. bnget sm keluarga qian🤭
Rita
karena kmu pantas,dan g boleh smpe lepas😁🤣
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ya sudahlah... setelah wisuda langsung lamar runa & nikah. 🤭😊🤭😊
Rita
😁😁😁😁😁👍
marie_shitie💤💤
telat km,hahaha nikmati ajh sih kan udah di atur m author
marie_shitie💤💤
hello km dah end ya,g ingat siapa duluan selingkuh dan runa itu g JD orang ke tiga km yg orang ketiga yaitu setan jalang
marie_shitie💤💤
wah KLO lapor Tante Retno dengan senang hati pasti girang bgt
Net Profit
karena aku yang nulis menurutku yah bagus🙃🙃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!