Penyihir yang menjadi Buku Sihir di kehidupan keduanya.
Di sebuah dunia sihir. Dimana Sihir sudah meraja rela, namun bukan berarti tidak ada Pendekar dan Swordman di Dunia Sihir ini.
Kisah yang menceritakan pemuda yang memiliki saudara, yang bernama Len ji dan Leon ji. Yang akan di ceritakan adalah si Leon ji nya, adek nya. Dan perpisahan mereka di awali ketika Leon di Reinkarnasi menjadi Buku Sihir! Yang dimana buku itu menyimpan sesuatu kekuatan yang besar dan jika sampulnya di buka, maka seketika Kontrak pun terjadi!.
"Baca aku!!" Kata Leon yang sangat marah karena dirinya yang di Reinkarnasi menjadi Buku. Dan ia berjanji, siapa pun yang membaca nya, akan menjadi 'Penyihir Agung'!. Inilah kisah yang menceritakan perjalanan hidup Leon sebagai Buku Sihir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karya Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Hah...." Rafael menghembuskan nafas. Tampak ia sedang berbaring di tempat tidur yang empuk. Tak lagi di tempat yang riuh dan ramai itu.
"Baik sekali para Guru disini. Padahal kau melakukan suatu kesalahan, tapi kau malah mendapatkan kamar baru~ Aku jadi ingin mencobanya"
Leon masih dalam wujud manusianya.
Mereka tengah berada di kamar baru Rafael sekarang. Riley memberikan Rafael kamar baru, sebagai gantinya, Rafael harus membantu pekerjaan Alea, itu kesepakatan yang mereka buat. Dan Rafael menyetujui nya.
Sekarang pukul 2 lewat.
Rafael benar benar lelah, ia telah melewatkan masa interogasi yang sulit. Namun semua pembicaraannya berisi pujian terhadap kekuatan Rafael dan bahwa Rafael memiliki bakat yang terpendam.
Namun itu tetap saja sulit, saat menghadapi Senior auranya benar benar berbeda. Dan lagi Rafael harus menjaga sikap.
"Apa kau masih bisa berlatih?" Leon bertanya. Ia tampak sedang duduk di tempat tidur yang empuk itu, walau ia sebenarnya tidak merasakannya, ia hanya melayang.
Leon bertanya dan berniat untuk melanjutkan Mantra yang tertunda saat pelatihan.
"Tidak usah.. Latihan bersamamu diganti saat malam hari saja~" Rafael tampak hendak ingin tidur.
Dan yang dikatakan Rafael benar, karena sejak saat ini, ia harus membantu Alea, dan itu sangat memakan waktu siang harinya. Jadi Rafael memutuskan berlatih saat malam hari saja, tepat nya saat tengah malam.
Walau ia harus diam diam, dikarenakan aturan bahwa jam 10 lah batas anak anak boleh beraktivitas.
"Yah~ Baiklah... Yang penting 1 hari itu harus ada latihan bersamaku.." Kata Leon. Ia melihat sekeliling kamar Rafael. Baginya ini hanyalah kamar murahan.
Dibandingkan saat kehidupan-nya sebelumnya, semuanya dipenuhi dengan kemewahan.
Wujud Buku Leon diletakkan di meja oleh Rafael. Ia benar benar memutuskan untuk tidur. Karena ia hanya akan berlatih saat Riley memanggilnya. Mulai sekarang kerjaannya hanya itu saja.
Namun tak lama Rafael membaringkan tubuhnya, suara ketu-an pintu terdengar dari luar. "Siapa sih?.." Ia melirik ke pintu dan bergumam. Ia belum benar benar tidur.
Leon hanya melihat saja, ia bisa menebak itu siapa.
Krieet
Rafael membuka pintu, namun ia terlihat lusuh dan letih.
Seorang anak terlihat oleh nya. Ia perempuan. Dan tebaan Leon salah total. Mereka belum pernah ketemu sebelumnya.
"Siapa?" Leon bertanya dan menuju ke Rafael. Ia tidak pernah melihat anak ini sebelumnya.
"Kau siapa? Ada perlu apa kau kemari?" Rafael bertanya. Ia tampak tidak semangat. Ia sangat terlihat kelelahan.
"Ah, aku anak tingkat Novice. Aku juga anak Murid Khusus kak Riley, sama seperti-mu" Ia tampak tersenyum. Yang sepertinya tiada niat jahat dari maksudnya.
"Wah.. Artinya ia juga berbakat seperti-mu.." Kata Leon. Ternyata bukan hanya Rafael saja yang sendiri saat berlatih nanti.
"Siapa nama mu?" Rafael merubah ekspresi-nya, ia tampak lebih sedikit bersemangat sekarang. Ia tidak akan sendiri saat kelas Riley.
"Salam kenal.. Aku Nelsi, panggil saja aku Nel!" Ia sangat bersemangat saat memperkenalkan dirinya. Dari tingkah nya, sepertinya ia sangat Extrovert dan Excited.
"Nel... Aja?" Tanya Rafael heran. Niatnya yang sebenarnya untuk menanyakan nama anak itu hanya ingin tahu nama keluarganya saja.
"Nelsi Vin" Suaranya jadi sedikit lebih berwibawa. Ia berasal dari keluarga Vin. Keluarga yang terkenal dengan kepintarannya dalam membuat alat alat sihir.
"Wah.. Sepertinya kau akan berteman baik dengan 'Anak Jenius' ini" Kata Leon. Menurutnya mereka cocok. Dan sepertinya sebaya.
"Oh.. Salam kenal.. Aku Rafael" Kata Rafael. Ia sedikit lebih bersemangat untuk berbicara, walau sedikit dingin.
"Tidak perlu.. Aku sudah tahu~ Semua tentang mu aku sudah tahu, Kak Riley yang memberi tahu ku!" Nel mengatakannya dengan sangat bersemangat. Ia berniat berteman dengan Rafael.
"Oke... kalau begitu.. Lalu, apa tujuan mu ke kamarku?" Rafael langsung menanyakan intinya. Ia ingin langsung mengetahui apa yang sebenarnya yang ingin dikatakan Nel.
"Aku dan kau disuruh untuk membantu kak Alea, sesuai kesepakatan~" Kata Nel lagi.
'Wah, ternyata bukan hanya untuk aku ya seperti nya pujian dan semua yang di katakan Riley.. Itu pasti juga diberikan kepada Nel..'
Rafael membatin. Menurutnya, semua pujian yang dikatakan Riley padanya tadi bukan dikarenakan ia tertarik. Hanya saja karena agar ia mau diajar kan oleh nya.
"Mungkin itu menurutmu.. Tapi, bagiku Riley benar benar tertarik pada mu.." Leon menyangkal. Ia sepenuhnya tidak sependapat dengan Rafael.
"Apakah aku harus berangkat sekarang?" Rafael bertanya.
"Tentu saja! Cepat lah!.. Ikuti aku!" Nel berlari lebih dulu. Ia tidak ingin berlama lama.
"T-tunggu!" Rafael berteriak. Ia juga mengikuti nya. Dan ia juga tidak lupa membawa Bukunya sebelumnya tadi.
Leon tersenyum dalam batin. Ia melihat bibit persahabatan diantara mereka. Ia dalam wujud Buku sekarang.
Anak itu, Nel. Ia memiliki rambut yang panjang. Rambutnya di ikat Kuncir Kuda. Warnanya sangat indah, warna coklat muda. Dengan sepasang mata yang memiliki warna hitam, penuh dengan kegembiraan. Dan ia memakai baju yang sama dengan Rafael. Baju anak Novice di Akademi itu.
••~••
Rafael terengah-engah. Nel sangat cepat. Stamina-nya pantas di acungkan jempol. Bahkan Rafael kalah oleh nya.
Nel sama sekali tidak terlihat kecapean. Ia langsung berdiri kokoh setelah berlari.
Di depan mereka, Gudang Buku yang sangat besar. Didalamnya akan ada banyak berbagai macam buku.
"Ayo masuk" Ajak Nel. Ia tampak lebih kalem, tidak tergesa gesa lagi.
Rafael melihatnya menaiki tangga itu, tidak terlalu tinggi. ' Apa apa-an dia? Dia sama sekali tidak capek?' Rafael bertanya dalam batin. Sembari mengatur nafas yang masih mendebar-debar.
Ia menaiki tangga itu juga. Tangga nya tidak terlalu banyak dan tidak sedikit, kecil kecil. Dan di atasnya terbangun bangunan yang sangat besar. Gudang Buku.
Krieet
Mereka membuka pintu yang sangat besar, dipenuhi dengan Mantra Mantra Sihir Kuno, dan tidak sedikit yang Leon tahu arti dari semua Mantra itu. Karena ia orang kuno yang nyasar ke zaman modern.
Pastilah ia tahu artinya.
"Hah.. Akhirnya kalian datang.." Kata Alea. Ia tampak sedang membereskan begitu banyak buku. Sangat berserakan. Ia tampak kewalahan saat membawa tumpukan tumpukan Buku itu.
"Mengapa semuanya sangat berserakan begini?" Nel bertanya. Dan benar saja, semuanya terlihat seperti tidak di urus, namun semua barang barang nya disana sangat rapi, hanya buku bukunya saja yang berserakan.
"Ini dikarenakan Tuan Rikel yang sedang mencari sebuah Buku yang katanya Buku Ajaib. Konon katanya Buku itu berada di Akademi ini, dan Buku itu bisa membuat siapa saja yang membuka sampulnya akan menjadi Penyihir Agung. Dan saat Tuan Rikel mendengar cerita itu, ia langsung membongkar semua perpustakaan. Dan ia tidak ketemu sama sekali"
Alea menjelaskan semuanya.
"Lihat... Bahkan semua rak nya kosong. Butuh berapa lama kita harus melakukan ini? Dasar Tuan Rikel tidak bertanggung jawab!.." Keluh Alea. Ia berani mengatakan itu karena disana tidak ada siapa siapa selain mereka ber-tiga.
Bukannya tidak mau memanggil para Guru yang lain ataupun asisten Akademi, tetapi karena Gudang Buku ini yang tidak boleh dimasuki oleh sembarang orang. Hanya orang yang diberi izin oleh Riley dan Rikel sajalah yang boleh masuk. Maka Rafael dan Nel lah orang nya.
Ditambah Alea, orang kepercayaan Riley.
Saat mendengar Buku yang dijelaskan Alea, Rafael dan Leon terkejut setengah mati. Leon tidak menyangka bahwa dirinya tersebar dikalangan orang orang, tapi pertanyaannya, siapa yang nyebarin?
'Mereka tahu?!' Batin Rafael. Ia mengerutkan dahinya saat mengatakannya.
"Tapi, siapa yang nyebarin tantang ku?" Leon bertanya lagi. Ia masih bertanya tanya. Padahal seharusnya tidak ada yang tahu. Ataukah, ada sebuah sejarah yang mengatakan itu? Leon hanya ngasal menebak saja.
"Rafael, kenapa kau masih berdiri disitu? Cepat lah bantu kami!.." Nel memanggilnya. Ia juga tampak mulai membereskan semua buku buku itu.
Mendengar itu, Rafael bergegas kesana, ia langsung tersadar, tidak seharusnya ia heran sekarang. Selagi tidak ada yang tahu dimana Buku itu, maka Leon aman.
"Tapi, omong omong... Kau tidak penasaran siapa yang tahu tantang aku?" Leon bertanya. Ia melayang di sekitar Rafael yang tengah membereskan buku.
'Tentu saja aku penasaran, tapi bukan saat nya aku untuk memikirkan itu, aku harus membereskan ini dahulu..'
Rafael semakin mempercepat pergerakannya.
Ini sama saja seperti pekerjaan pembantu. Lebih baik belajar bersama anak anak yang lainnya! Rafael tadinya berpikir begitu.
Tapi setelah dipikir pikir.. Bukankah ini sebuah kesempatan. Tidak sembarang orang yang di-izinkan masuk ke gudang ini. Jadi, Rafael berpikir bahwa ia harus memanfaatkan ini dan membaca isi buku buku nya, kalaupun boleh, ia minjam.
"Hey.." Panggil Rafael. Ia berbisik saat memanggilnya. Nel tepat disebelahnya. Dan seketika ia menoleh.
"Ada apa?.." Ia juga bertanya dengan suara yang berbisik. Mereka harus begitu, agar tidak ketahuan, walau Alea jauh dari mereka.
"Kau tidak berniat untuk membaca isi buku buku ini? Tadi Alea tidak melarang kita begitu kan?" Rafael berniat untuk melakukannya bersama Nel.
Nel mengerutkan dahinya. Tentu saja. Itu sebuah perkataan yang hanya keluar dari mulut anak anak yang nakal. Nel tidak menyangka bahwa Rafael berpikir begitu.
"Kau tahu kan? Tidak sembarang orang yang bisa masuk kesini.." Rafael berusaha untuk merayunya.
Dan Nel yang mendengarnya membuat alis nya lebih turun lagi. Namun yang dikatakan Rafael tidak sepenuhnya di tolak Nel. Sedikit demi sedikit ia juga berpikir hal yang sama seperti apa yang dipikirkan Rafael.
Lalu ia meletakkan setumpuk buku yang ada di tangannya ke rak. Ia tampak mengacungkan jempol nya, menandakan ia setuju dengan itu.
Melihat itu, tentu saja Rafael senang. Dan tanpa basa-basi, mereka mengambil buku yang sedari tadi mereka lirik untuk dibuka. Buku yang mereka tertarik dengan isinya.
Nel mengambil sebuah buku yang berjudul, 'Chronicle Sang Raja II', dan Rafael mengambil buku yang berjudul 'Sejarah Terciptanya Sihir Hitam' .
Bukan tanpa alasan mereka mengambil buku yang hanya tentang sejarah, itu sebenarnya dikarenakan rak yang mereka tempati sekarang adalah rak yang dimana satu rak nya berisi buku tantang sejarah.
Dalam satu baris rak beda-beda genrenya. Dan sayang nya Rafael sedang berada di rak genre sejarah.
Tapi, tidak buruk juga, Sejarah Terciptanya Sihir Hitam.. Sepertinya juga menarik untuk dibaca oleh Rafael dan Leon.
Mereka berdua duduk di sana. Mengambil posisi ternyaman mereka. Secara diam diam.
"Wah.. Hebat juga seleramu.." Kata Leon ia duduk di samping Rafael, ia juga ingin membacanya.
Rafael membukanya. Buku nya sangat tebal, mungkin kira kira 200 halaman, bahkan lebih seperti nya, karena ini tentang sejarah.