"Kau mengundang suami sah mu untuk menyaksikan istrinya dinikahi pria lain? lelucon apa yang sedang kau buat?. Dirimu, tubuhmu, bagian terdalam mu, hanya milikku. Ariana Raj Wallace." (Caesar Castillo Grayson).
Hawaii, tempat indah yang menghantarkan Ariana pada kehidupan baru. Ia mengalami kejadian apes yang membuatnya mendadak jadi istri seorang pria asing bernama Caesar selama 21 hari.
Setelah semuanya selesai, Ariana pergi tanpa memikirkan bahwa dirinya masih seorang istri dari seorang Caesar. Seiring berjalannya waktu, keduanya dipertemukan kembali. namun status pernikahannya harus disembunyikan.
.
.
Penasaran?
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>>
Note: Dilarang mencomot karya orang/plagiasi, silahkan keluar dengan aman!.
HAPPY READING^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31
Malam pukul 22.45.
Kediaman keluarga Raj.
Ariana dan Lucas tiba di mansion, keduanya telah kembali setelah menyelesaikan acara penting dengan baik. Terlihat Belen dan Liam belum tidur, mereka menoleh saat kedua anaknya pulang.
Belen yang sudah mengetahui hasil konferensi dari siaran televisi, ia langsung berlari kecil memeluk kedua anaknya dengan erat. "Mommy selalu bangga dengan kalian, tapi tetap saja jika mendapat posisi emas dalam kolaborasi ini ya mommy senang."
"Mom leher ku.." Ariana kesusahan karena sesak. Belen tak tanggung-tanggung memeluk keduanya sekaligus.
Di ciumnya pipi Lucas dan Ariana bergantian.
Lucas hanya bisa pasrah.. Walaupun ia sudah memiliki seorang anak, tetap saja di hadapan ibunya ia tetap anak laki-lakinya yang akan selalu dianggap anak kecil.
Setelah selesai dengan pelukan sang mama, mereka duduk di ruang keluarga itu. Terlihat Liam menatap kedua anaknya bergantian, tidak jauh berbeda dengan Belen ia juga yang percaya dengan keduanya tentu merasa bangga.
Setelah peresmian konferensi itu, sahamnya melejit akan pengaruh kolaborasi yang terjalin.
Namun, di samping itu banyak sekali yang harus ia pastikan dan diskusikan dengan anaknya. Lucas yang peka sorot mata daddy-nya langsung paham, kedatangannya ke rumah itu untuk membicarakan hal tersebut juga.
"Sangat tak terduga, proyek yang dinanti oleh hampir seluruh instansi, adalah milik keluarga Grayson." Ujar Liam terasa tenang namun menikam.
Ariana yang mendengar itu cukup tegang, tentu ia tahu maksud daddy-nya adalah keluarga Caesar.
"Ya, dan aku tak bermaksud membohongi mu dad. Karena dari awal semuanya cukup dirahasiakan untuk kelancaran proyek, hingga pada akhirnya semua terlihat jelas." Ungkap Lucas. Satu sisi ia merasa puas dengan pencapaiannya, namun di sisi lain hatinya merasa cukup kalut juga. Karena tentu dua keluarga yang seharusnya tak saling memiliki hubungan itu, kini malah terlibat kerjasama.
Liam tak langsung menjawab seolah banyak keputusan yang sudah ia siapkan dalam pikirannya.
Belen yang merasa was-was segera meraih tangan suaminya. "Jangan ada lagi perseteruan.. Anak-anak hanya menjalankan kerjasama tanpa menjalin hubungan pertemanan."
"Dari pihak keluarga mereka juga, aku rasa begitu. Terutama putra tunggal mereka, Caesar... Ia terlihat tidak tertarik bahkan menatap tajam putri kita saat konferensi tadi." Lanjut Belen yang merasa cukup berat dan resah sekaligus. Masalah keluarga mereka sepertinya membuat keturunan masing-masing saling mengintimidasi juga.
Mendengar nama Caesar disebut, Ariana menelan saliva nya dengan susah payah. Ia benar-benar berada dalam posisi yang berbahaya, selangkah saja salah bertindak habislah sudah.
Liam menghela nafas berat. "Ya, kuharap begitu.. Kerjasama tetap kerjasama tidak ada hal lain lagi.. Dan kau Lucas, walaupun di masa lalu cukup memiliki hubungan pertemanan baik dengan putra Grayson.. Daddy harap setelah bertemu kembali dengannya kau bisa profesional, hanya urusan pekerjaan saja!."
Hatinya tak terima dan kebencian itu kembali menjalar.. Di pikirkan berapa kali pun, Liam merasa ada kejanggalan. Sejak bertahun-tahun baik perusahaannya ataupun perusahaan Gabriel, mereka tidak akan melibatkan kerjasama di sana. Tetapi sekarang? Perusahaan nya malah masuk kandidat dan terpilih dalam kolaborasi.
Banyak sekali tentunya pertanyaan dalam benak Liam.
Namun karena proyek ini sangat dinanti, Liam tidak mungkin egois jika anak-anaknya mampu menjaga batasan.
"Jangan khawatir.." Hanya itu yang Lucas katakan. Ia harus bijak agar semuanya terkendali.
"Ariana." Ujar Liam beralih menatap putrinya.
Wanita cantik itu terlihat cukup terkejut dengan senyum yang dipaksa merekah. "Ya, dad?."
"Kau yang akan sering melakukan banyak pertemuan dengannya.. Daddy rasa kau tahu apa maksud perkataan ini." Tegas Liam penuh penekanan, ia tahu Ariana sangat asing dengan keluarga Grayson beda dengan Lucas. "Jadi, jangan merusak kepercayaan daddy.."
Terasa sangat menampar bagi Ariana, namun ia berusaha bersikap baik-baik saja. "Baiklah.."
Untuk saat ini Ariana jangan sampai berulah, ia yang dulu tak mengindahkan aturan itu kini malah penasaran dan bertanya-tanya.. Mungkin karena perasaannya yang terhubung dengan Caesar, maka celah itu seolah terbuka kembali.
"Ariana.." Timpal Belen menatap penuh selidik putrinya saat menyadari sesuatu.
"Ya?."
"Apa bibirmu baik-baik saja? Kenapa terlihat bengkak seperti itu!?."
Mendengar pertanyaan mommy nya, tangan Ariana meremas baju. Sepertinya bekas ulah Caesar benar-benar terlihat jelas.
"Ah ini.. Tadi aku kejedot mom." Bohongnya cukup panik.
"Semuanya??." Timpal Belen. "Itu seperti digigit bukan kejedot." Belen memperhatikan bentuknya yang tentu berbeda.
Liam dan Lucas beralih menatap tajam Ariana, wanita itu semakin tak karuan namun Ariana berusaha tetap tenang.
"Entahlah.. Sepertinya kejedot semuanya mom."
"Kau ini.. Lain kali hati-hati, sebentar lagi hari pernikahan mu diselenggarakan." Ujar Belen yang tak mau putrinya kenapa-napa.
Ariana mengangguk saja mengiyakan.
"Oh iya, tadi sore Diego datang ke sini. Karena kau sedang sibuk di gedung kenegaraan, maka besok ia akan kembali lagi." Lanjut Belen memberitahukan.
Mendengar nama itu di sebut, mata Ariana melirik Lucas yang juga menatapnya, terlihat rahang kakaknya itu mengeras. Lucas telah tahu semuanya, dan ia sangat muak mendengar nama Diego.
Namun karena kesepakatannya dengan Ariana, Lucas harus lebih bersabar untuk tetap diam merencanakan semua.
Setelah mengobrol dan menghabiskan waktu dengan keluarga, Ariana melangkah masuk kamarnya.. Hari ini banyak kejadian yang cukup membuat jantungnya berdetak tak karuan.
Wanita cantik itu duduk di depan cermin besar, menatap pantulan diri dengan seksama. Pantas saja Belen bertanya, rupanya bibir ranum Ariana terlihat cukup bengkak dengan dihiasi bekas gigitan kecil yang samar.
Pertemuan mereka sangat tak terduga, hati Ariana merasa terobati akan semuanya termasuk kerinduan. Namun di sisi lain ia khawatir juga.
Ariana melepas kancing kemeja nya satu persatu.. Sedetik kemudian ia tertegun dengan penampilan nya.
"Caesar, kau..."
Wajah cantik itu merona, menahan perasaan yang tak karuan. Sebelum keduanya berpisah, Caesar menyentuhnya.. Mencumbu setiap inci manisnya yang candu.. Hingga tanpa sadar Caesar meninggalkan bekas kepemilikan pada leher dan permukaan dadanya yang indah.
Kerinduan dan dorongan itu membuatnya hilang kendali dan akhirnya terbitlah maha karya itu.
Jika saja Ariana tak menahannya mungkin gedung kenegaraan sudah menjadi saksi..
Membayangkan apa yang telah mereka lakukan di sana, Ariana menutup wajah cantiknya menenggelamkan diri di kasur. Walaupun tidak sampai melakukannya, tetap saja yang tadi itu cukup membuat keduanya hampir keluar batas hingga nyaris lupa diri.
Nafas yang beradu.. Sentuhan yang melenakan.. Dan sorot mata yang menenggelamkan itu..
Ariana benar-benar telah tenggelam dibuatnya. Ia tahu itu sangat berbahaya, namun ada sisi lain dari dirinya yang menginginkan terseret lebih dalam, bersama sang pelaku yang telah mengacaukan semua.
"Apa yang sedang ia lakukan?.." Lirihnya tiba-tiba.. Sorot matanya berat seolah menanti.
Ariana menepuk-nepuk pipinya.. Kenapa semakin tak tertahan? Apa karena jaraknya yang kini terasa dekat? Atau karena kerinduan itu?.
Sepertinya ia harus melakukan sesuatu agar hatinya terasa sedikit tenang. Jemari Ariana meraba-raba sprei, ia mengerutkan kening saat tak menemukan sesuatu. "Tunggu, dimana handphone ku?.."
Sementara itu...
Liam dan Lucas yang sedang membicarakan hal penting, seketika fokusnya teralihkan saat mendengar dering handphone yang bunyinya tak jauh dari posisi mereka berada.
Rupanya handphone Ariana yang tertinggal..
Karena kemungkinan Ariana sedang membersihkan diri, Lucas memilih memberitahunya nanti. Ia meraih handphone adiknya itu untuk mengetahui siapa yang menghubungi.
Sedetik kemudian sorot mata Lucas berubah, urat pada keningnya terlihat mengambang, saat mengetahui siapa nama kontak yang menghubungi adiknya.
"Ada apa Lucas?." Ujar Liam penuh selidik.
"Husband!??..."
aku jabanin dah..rebahan doang, baca ceritamu
semangat thor aku menanti sekali asal muasal permasalahan yg buat 2keluarga jdi bermusuhan thor,,
ditunggu up ny thor,, semungutttt🤗
mau d tunggu sampe tamat, tapi penasaran pengen baca.