NovelToon NovelToon
Gadis Dibalik Koma

Gadis Dibalik Koma

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sci-Fi / Misteri / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Caca4851c

Sinopsis:
Tertidur itu enak dan nyaman hingga dapat menjadi kebiasaan yang menyenangkan bagi banyak orang, namun jika tertidur berhari-hari dan hanya sekali dalam sebulan terbangun apakah ini yang disebut menyenangkan atau mungkin penderitaan..

Sungguh diluar nalar dan hampir mustahil ada, tapi memang dialami sendiri oleh Tiara semenjak kecelakaan yang menewaskan Ibu dan Saudaranya itu terjadi. Tidak tanggung-tanggung sang ayah membawanya berobat ke segala penjuru Negeri demi kesembuhannya, namun tidak kunjung membuahkan hasil yang bagus. Lantas bagaimanakah ia dalam menjalani kehidupan sehari-harinya yang kini bahkan sudah menginjak usia 16 tahun.

Hingga pertemuannya dengan kedua teman misterius yang perlahan tanpa sadar membuatnya perlahan pulih. Selain itu, tidak disangka-sangkanya justru kedua teman misterius itu juga menyimpan teka-teki perihal kecelakaan yang menewaskan ibu dan saudaranya 3 tahun yang lalu.
Kira-kira rahasia apa yang tersimpan..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca4851c, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 10

Hampir setiap harinya Andi mengunjungi Tiara dengan dalih mengantarkan makanan dan barang-barang Revaldi yang lain ke Rumah Sakit.

"Makanan lagi?" 

Revaldi menatap Pemuda yang ada di depan pintu itu dengan alis sebelah yang terangkat, pasalnya Ia baru saja keluar bersama Amy untuk sarapan bersama tadi pagi. Sedangkan Si Pemuda yang ditatapnya hanya tersenyum canggung dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Iyah, ummm...Karena Tuan Revaldi akhir-akhir ini lebih sering menghabiskan waktu untuk kerja dan menemani Nona Ara, sehingga Ibu sangat mengkhawatirkan kesehatan Tuan dan membawakan ini", ujar Andi mengarang sebuah alasan yang dirasanya lebih tepat.

"Yah..baiklah, taruh di situ", dengus Revaldi dengan pasrah.

Andi pun meletakkan beberapa kotak makan di atas brangkas yang berada di Samping ranjang Tiara. Sekilas Ia menyempatkan diri untuk melirik Tiara yang masih tertidur pulas di sampingnya.

'Nona cantik, cepatlah bangun', pekiknya dalam hati.

Sementara itu beberapa orang yang menggunakan jas putih dengan sebuah stetoskop yang tergantung di lehernya itu bergegas memasuki sebuah Ruangan khusus yang di dalamnya terdapat berbagai macam alat medis.

Di dalam ruangan itu duduk dua orang yang tengah sibuk membahas suatu hal, yangmana beberapa kali mereka menengok ke arah sebuah monitor pendiagnosa penyakit.

"Permisi Dr. Ramses, Dr. emy", seru Mereka berlima serentak.

Sedangkan dua orang yang tadinya fokus berdiskusi itu lantas menoleh ke arah pintu secara bersamaan.

"Oh, kalian sudah datang. Sorry..Saya tidak menyadarinya", sambut seorang Lelaki paruh baya yang bersurai pirang di sebelah Emy itu.

"Ya, tidak masalah Dok", seru seorang Pria tambun berkacamata yang berada di antara beberapa orang berjas putih.

"Baiklah, kalian silahkan duduk lebih dulu", seru Pria paruh baya yang dipanggil Dr. Ramses.

Begitu lima orang yang barusan masuk itu duduk di deretan kursi melingkar yang ada di tengah-tengah ruangan. Amy dengan sigap membawa beberapa dokumen yang sempat Ia bahas bersama Dr. Ramses sedari tadi ke atas meja.

"Ini Pak kepala", ujar Emy sembari mengulurkan selembar catatan yang diambilnya dari tumpukan dokumen yang barusan dibawanya kepada Dr. Ramses.

Dr. Ramses meraih catatan yang merupakan hasil diagnosa itu, dan mengamatinya sejenak. Sementara itu Para Dokter yang lain mengambil masing-masing lembaran dari dokumen yang ada di depannya.

" Setelah beberapa tahun berlalu, kini Kita mendapatkan suatu permasalahan baru yang mungkin agak sulit untuk Kita pecahkan", seru Ramses membuka meeting kali ini.

"Karena ini berasal dari Pasien yang Dr. Emy tangani, maka Saya persilahkan Dia untuk menjelaskannya lebih dulu", imbuh Ramses mempersilahkan Emy bicara.

"Baik, Terima kasih Dr. Ramses dan juga kalian semua yang bersedia membantu Saya kali ini", sambut Emy memulai pembicaraan.

"Silahkan Dr. Emy", seru seorang Dokter Perempuan dengan tubuh cekingnya yang diketahui bernama Çansu itu kepada Emy. Lantas Emy pun mengangguk sembari tersenyum ramah.

"Permasalahan ini terjadi pada seorang Pasien Perempuan yang masih belia setelah adanya tragedi kecelakaan tiga tahun yang lalu", jelas Emy sedangkan yang lainnya masih setia mendengarkannya sembari sesekali melihat dokumen yang dipegangi.

" Sebab dari Kecelakaan itu sendiri tidak diketahui oleh Para Medis maupun Polisi setempat, Namun dari catatan diagnosa sebelumnya yang ada di Indonesia menyatakan Bahwa Pasien inisial T ini mengidap amnesia parsial setelahnya karena trauma dari kecelakaan", seru Amy menjelaskan.

"Hemm..,itu yang paling sering terjadi pada Korban kecelakaan", timpal seorang Dokter laki-laki yang usianya terpaut lebih tua sedikit dari Ramses.

"Ternyata tidak hanya mengidap amnesia, selang 2 bulanan Ia terbangun dari koma Ia masih menjalani kehidupan normalnya hingga sebulan kemudian lebih tepatnya di pagi harinya Ia tetap tertidur pulas", lanjut Emy menjelaskan.

"Berbagai cara dilakukan oleh Para medis setempat saat itu tetap tidak membuahkan hasil hingga Dia awalnya dinyatakan kembali koma, namun tanpa diprediksi dan dengan sendirinya Dia kembali terbangun di bulan berikutnya", jelas Emy semakin serius.

Tampak beberapa Dokter yang duduk di situ pun saling melempar pandang dengan suatu ekspresi yang sulit untuk dimengerti.

"Dia kembali melakukan aktifitas kesehariannya dengan normal, namun tanpa disangka-sangkanya di hari ke-lima sejak Ia terbangun, Ia kembali tertidur dalam jangja waktu lamanya. Hal ini terus berulang kali terjadi hingga saat ini", imbuh Emy dengan raut sedih.

"Oke, dari sini bagaimana menurut kalian?", seru Dr. Ramses mengalihkan pembicaraan.

"Sleeping beauty sindrom", sahut seorang Dokter laki-laki yang paling muda di antara Mereka itu dengan cepat.

"Ya, Saya pun sepemikiran dengannya", seru seorang Dokter laki-laki bertubuh jangkung yang usianya telah menginjak kepala empat itu. Sementara tiga orang Dokter lainnya masih termenung dalam pemikirannya masing-masing.

"Kasus sleeping beauty sindrom pada umumnya hanya terjadi pada penderita bergender laki-laki saja, apakah dalam hal ini terdapat pelintasan?", seru Dr. Çansu mempertimbangkan.

"Nah, itu juga yang sedari kemarin membuat Saya bimbang memikirkannya sendiri...oleh karena itu Saya mohon bantuan dan kerja samanya dari Anda sekalian", ujar Dr. Emy dengan penuh harap.

...*** ...

Malam ini terasa begitu sunyi dengan udara yang semakin dingin pula. Bintang-bintang maupun rembulan tampak enggan unjuk diri lantaran tertutupi awan mendung.

Beberapa Bodyguard masih juga berjaga-jaga di luar ruangan Tiara seperti tanpa kenal lelah. Sementara itu, di dalam ruangan nampak Revaldi yang duduk termenung sembari menggenggam tangan mungil Putri semata wayangnya.

Tidak hanya Revaldi saja yang ada di dalam ruangan itu, Andi yang sejak beberapa menit yang lalu telah sampai kini nampak berkutik menata kotak-kotak makanan yang telah kosong dan memasukkannya ke dalam ransel yang dibawanya.

Tiba-tiba saja, langit yang tadinya biasa saja dalam sekejab mengeluarkan amukannya. Hujan turun begitu deras bagai diguyur air dari atas, disertai dengan petir yang mulai bersahut-sahutan.

Bahkan Revaldi yang sedari tadi tenggelam dalam lamunannya pun juga terlonjak karena suara petir yang terlihat begitu dekat dari tempatnya berada.

Dengan segenap kesadaran yang telah utuh, Revaldi berjalan ke luar kamar dan didapatinya para Bodyguard-nya yang tampak sibuk berbenah khawatir terkena hujan karena posisi Ruangan ini yang berada di bangunan paling samping yangmana menghadap langsung ke arah taman.

"Kalian semua masuk saja ke dalam ruangan sebelah karena hujan malam ini nampaknya agak lama", ujar Revaldi kepada para Bodyguard-nya itu.

"Tapi Tuan..ba-", seru salah satu bodyguard-nya yang terpotong oleh tatapan dingin Revaldi.

"Tidak ada penolakan, Saya juga akan baik-baik saja di dalam ruangan bersama Andi", titah mutlak Revaldi.

Sedangkan Andi yang tampak tenang beres-beres tersontak kaget tatkala namanya disebut oleh Revaldi.

'Apa Aku tidak salah dengar barusan?', pekiknya dalam hati.

Belum sempat Ia memikirkannya, Revaldi melangkah masuk dan duduk di kursinya tadi seraya menatapnya tanpa ekspresi. Andi yang ditelisik begitu menjadi salah tingkah dan terkesan gaguk.

"Kau", seru Revaldi tiba-tiba. Lantas saja membuat Andi gelagapan dan langsung berpaling menatap Revaldi.

"Saya", tunjuk Andi pada dirinya.

"Ya, Kau. Hujan nampak semakin deras apalagi cuaca akhir-akhir ini tidak menentu. Jadi, malam ini Kau istirahat di sini saja", seru Revaldi yang masih tetap dengan ekspresi dinginnya.

1
Zainuri Zaira
andi sllu menghilangkan jgn sengaja biar ara celaka
Zainuri Zaira
bingung bacax
Caca4851c
Terimakasih/Smile//Pray/
Iolanthe
Happy banget!
🔍conan
Gemesin banget nih!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!