Setelah melewati pernikahan selama empat tahun, semia kebahagiaan seakan sirna hanya karena belum bisa menghadirkan buah hati yang diidamkan oleh keluarga besar mereka. Terutama keluarga besar suaminya Jayandru Kertanegara
Ditambah lagi kesibukan mereka berdua yang makin menggila, pernikahan yang dulunya penuh cinta bisa terasa hampa.
Belum lagi keinginan Mama Jayandru yang menginginkan mantan kekasih Jayandru yang dulu menjadi istri putranya.
"Dia bisa memberikan Dru, anak, Nara. Keluarga Dru butuh pewaris."
**semoga suka, ya**
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan Jayandru
Jayandru berbalik pergi. Laparnya hilang. Anehnya dia merasa hatinya hancur. Padahal mereka sudah berpisah selama bertahun tahun.
"Mam, aku harus kembali ke kampus," pamitnya dengan hati kosong. Setelah dari restoran favoritnya, Jayandru malah balik ke ruang rawat inap maminya.
Hanya dua hari dia bisa menemani maminya di Jakarta. Jadwal sidangnya sudah keluar.
"Sebentar banget, Dru." Maminya tampak berat melepas kepergiannya.
"Setelah selesai aku akan langsung pulang," janji Dru.
"Ya, Dru. Jangan lama lama. Cepat selesaikan, ya. Mami yakin kamu akan cepat lulusnya," ucap maminya
"Makasih, mam."
Tapi tubuhnya ambruk begitu tiba di apartemen setelah kelelahan di penerbangan panjangnya.
"Dru," kaget Monica ketika melihat laki laki itu. Dia sudah menunggu kedatangan laki laki itu. Sudah dua hari dia bolak balik ke apartemen Jayandru, tapi laki laki itu masih belum pulang juga.
Sekarang saat dia menunggu laki laki itu menampakkan dirinya.
Awalnya gembirra melihat Jayandru, tapi langsung berubah cemas ketika melihat laki laki idamannya itu terhuyung huyung hampir jatuh.
"Dengan susah payah Monica membawa Jayandru hingga ke depan pintu kamarnya.
"Mana kunci access kamar kamu?"
Jayandru merogoh saku di balik jasnya. Masih dengan sempoyongan, dia menempelkan kunci access tersebut di gagang pintu kamarnya.
Pintu terbuka.
"Kamu pulanglah," usir Jayandru, tapi lagi lagi dia hampir jatuh.
"Gimana mau pulang, kamu aja sempoyongan begini," bantah Monica sambil memapah tubuh Jayandru ke dalam apartemennya
Kemudian membawa Jayandru ke kamarnya. Setelah membaringkan tubuh Jayandru ke atas tempat tidur, Monica mengatur nafasnya yang tadi tersengal.
"Kamu sakit." Monica merasa suhu tubuh Dru tinggi.
"Aku akan panggil dokter."
Jayandru ngga menyahut. Dia memejamkan mata. Bayangan Nara dengan laki laki di restoran favoritnya muncul lagi. Dia menggeram tanpa sadar.
Nara, batinnya memanggil.
*
*
*
Jayandru benar benar kembali setelah lulus. Tapi kesibukannya membuat dia ngga sempat mencari keberadaan Nara. Selain mengurus perusahaan keluarga, dia juga terpilih sebagai anggota dewan.
Monica masih selalu berusaha mendekatinya. Hingga pertengkaran mereka terjadi cukup hebat.
PLAK
Monica menangis.
"Jadi hubungan kita ini apa?" tanyanya terisak.
"Hubungan apa?" Tubuhnya ngga bergeming. Tetap berdiri kokoh di depan Monica.
Wajah Monica memucat.
"Hanya physical touch saja, kan? Aku pikir kamu melakukannya karena kita hanya ingin melakukannya. Nggak lebih," jawab Jayandru datar.
"Tapi aku mencintaimu, Dru."
Jayandru tersenyum miring. Dia mengambil beberapa lembar foto di dalam laci mejanya. Kemudian menghamburkannya di depan Monica yang tergugu.
Gadis itu berjongkok memungutnya dengan tangan gemetar.
Foto fotonya bersama laki laki lain yang memujanya. Hanya kissing dan pelukan. Monica tidak melakukan hal yang lebih dari itu.
"Apa yang kita lakukan sama seperti yang kamu lakukan dengan mereka," ucap Jayandru dingin.
"Mereka hanya teman."
"Begitu juga kita."
"Dru....." Air mata Monica mengalir deras.
"Sejujurnya dua tahun ini aku pernah berpikir untuk melupakan Nara demi kamu. Monica. Tapi saat aku meminta seseorang menyelidiki kamu, aku kecewa."
Monica ngga bisa menyembunyikan keterkejutannya. Harusnya pengakuan Jayandru menjadi sangat spesial untuknya yang sudah lama ingin mendengarnya.
"Memang kita berada di luar negeri. Tapi maaf, bagiku seorang perempuan tetap harus bisa menjaga dirinya dengan sangat baik. Kalian terlalu berharga." Jayandru terdiam. Saking berharganya dulu waktu berpacaran dengan Nara, dia hanya tiga kali mencium bibirnya. Ngga lebih.
"Jadi kamu akan mengejar Nara lagi?"
Jayandru menggelengkan kepalanya.
"Mungkin dia sudah menikah."
"Apakah aku tidak bisa berharap lagi dengan kamu? Aku janji akan berubah," mohon Monica.
Jayandru menggeleng tegas.
"Hatiku sudah ngga bisa lagi kompromi, Monica."
Malamnya maminya menginterogasinya saat mereka sedang makan malam.
"Dru, kalian berpisah?"
"Pisah dengan siapa, mam?"
Maminya menghembuskan nafas dengan raut wajah sangat kesal. Sementara papinya tetap tenang menikmati ayam bakarnya.
"Monica," sentak maminya kesal.
Jayandru tersenyum santai. Dia pun menyuapkan potongan ayam bakarnya, mengunyah pelan dan menelannya.
Maminya menunggu jawabannya dengan perasaan tidak sabar.
"Kita hanya teman."
TRING.
Pisau kecil dan garpunya terlepas dari tangan maminya, bertabrakan dengan piringnya.
"Teman? Setelah bertahun tahun?" Wajah maminya tampak kesal.
"Iya, mam. Kami hanya teman."
Maminya menghembuskan nafas dengan kesal lagi.
"Kamu mau nyari yang seperti apa lagi?"
Jayandru ngga menjawab.
"Jangan bilang kamu mau balikan dengan Nara," kecam mami Adel dengan sorot mata tajam.
Papinya sampai menegakkan tubuhnya ketika mendengar nama Nara yang disebut.
"Aku malah belum pernah ketemu Nara lagi, mam."
Maminya melepaskan hembusan nafas lelahnya.
"Mami lebih suka kamu bersama Monica."
"Sudahlah. Kalo memang nanti Dru bersama Nara, biarkan saja. Nara gadis yang baik," lerai papinya.
Dia akan mendukung siapa pun pilihan putrinya. Apalagi kalo itu Nara.
"Nara tidak setara dengan kita. Kalo Monica, keluarganya akan mendukung bisnis keluarga kita," ujar istrinya tegas, ngga mau dibantah.
Hening. Tidak ada yang berbicara lagi. Maminya selalu dominan. Mungkin karena itu papinya kerap berselingkuh.
"Rapat dewan hari ini bagaimana?" tanya Arga Kertanegara-papinya, mencari topik pembicaraan yang lain.
"Seperti biasa."
"Kamu pasti makin sibuk sekarang," ucap papinya merasa kasian. Periode ini beliau juga terpilih.
"Iya, pi."
"Jaga kesehatan dengan baik."
Jayandru hanya mengangguk kali ini.
*
*
*
Jayandru bertemu Nara ketika dia rapat bersama lembaga bumn tempat Nara bekerja.
Mereka sama sama terpaku. Jayandru spontan melirik jari manis Nara. Masih kosong.
Dia menjadi lega.
"Apa kabar?" Jayandru mengulurkan tangan setelah acara rapat selesai.
"Baik." Nara menyambut uluran tangan itu. Wajahnya merona ketika Jayandru mengeratkan genggamannya.
Pertemuan pertama yang menjadi titik balik hubungan mereka.
Monica menikahi rekan bisnisnya. Maminya menatapnya kecewa. Jayandru sudah memutuskan membangun hubungannya lagi dengan Nara.
"Mau menikah denganku?"
Nara mengangguk.
Mereka melalui hari hari bahagia, hingga menginjak tahun keempat.
Anak yang belum juga kunjung hadir membuat pernikahan mereka goyah. Ditambah kehadiran Monica.
Sikap Nara yang selalu menghindar dan selalu sibuk--termasuk dirinya membuat pernikahan jadi dingin.
Parahnya dia kembali terjebak dengan Monica. Maminya juga mendukungnya kembali dengan Monica.
Dia mencintai Nara tapi tidak bisa melindungi istrinya dari permintaan sengit maminya. Anak.
Bisa ga sih kak Author Monica di culik Andi di bawa pergi yg jauh ke segitiga Bermuda kek, lagian Andi sama Monica juga masih suami istri,
bikin juga Adel jantungnya kumat, stroke, biar mulutnya menyon ga bisa ngomong lagi.
Kasihan Nara tertekan karena punya Mertua GILA PARAH
waspada Jayandru, Andy mengincar istrimu
kasih nara thor jahat sekali mami dru huhuhu
nanti sangat menyesal klo kehilangan nara..
kan yg salah monica sendiri menolak ndru ..
mama adel mau nggak ya kira2 punya madu..papanha ndru nikah lagi🤔