NovelToon NovelToon
Dear Alvin

Dear Alvin

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Murid Genius / Keluarga / Bad Boy
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fantastic World Story

"Heh, anak sialan! Pergi kamu dari

rumah ini. Keluar!! Gak sudi aku

nampungmu lagi!!" usir Bu Elanor.

membuat Alvin yang sedang melamun

segera terperanjat.

"Berhenti bicara yang tidak-tidak

Ela!!" hardik pak Rohman.

"Kamu pilih aku dan anak anak yang

keluar apa anak sialanmu ini yang keluar

pak!?" teriak Bu Elanor membuat pak Rohman terkejut.

Beliau tak pernah berfikir akan

dihadapkan pada situasi se rumit ini.

"Alvin yang akan keluar pak buk"

ucap Alvin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fantastic World Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7 Rokok

Pagi-pagi sekali Alvin sudah

bangun, usai sholat subuh, ia pun bersiap

untuk mengambil sampah.

Hanya berpamitan pada pak Rohman,

sebab ibu dan adik adiknya masih terlelap.

Hari ini hari pertamanya bekerja. Alvin

terlihat begitu semangat.

Dengan mengenakan seragam dan

sepatu yang telah diberikan oleh Abah

maliki kemarin, Alvin memulai

pekerjaannya, hari masih cukup gelap,

Alvin mulai mengambil sampah dari RT

yang paling pojok.

Tiap rumah ia singgahi, hingga ketika

matahari mulai terlihat, Alvin segera

menyudahi aktivitas. Ia pun segera

mengumpulkan sampah tersebut ke TPA

yang ada.

"Hmmm lumayan, sudah 4 RT, nanti

sore sisa 3 RT lagi" gumamnya saat kembali

menarik gerobak sampahnya ke rumah.

Sesampainya di rumah, Alvin segera

mandi. Meski tadi ia sudah mandi, tetap

saja setelah bekerja rasanya keringat

membuat tubuhnya menjadi lengket.

"Darimana aja kamu Vin?! Pagi-pagi

udah keluyuran, mana pulang-pulang bau

banget lagi" sapa Bu Eleanor sebelum Alvin

benar-benar masuk ke kamar mandi.

Namun belum sempat menjawab, Bu

Eleanor sudah berlalu, beliau memang talk

berniat bertanya dengan benar, Bu Eleanor

hanya ingin mengejek Alvin di depan

pak Rohman.

Alvin pun memilih tak

menghiraukannya. la segera mandi, sebab

jam sudah menunjukkan pukul enam

lebih seperempat. Usai menyelesaikan

ritual mandinya, Alvin pun keluar dengan sudah memakai seragam sekolah.

"Makan dulu le" ajak pak Rohman.

Alvin pun mengangguk dan segera

mendekat ke arah sang bapak, dimana pak

Rohman sedang sarapan juga.

"Eh, mulai hari ini Alvin gak usah

sarapan, biar puasa aja, nanti aja

makannya pas buka. Kan udah gak ngasih

uang, jadi makannya sehari sekali aja"

tolak Ibu Tirinya, membuat Alvin

mengurungkan niatnya untuk mengambil

nasi.

"Sudah makan aja le" ucap sang bapak

sembari menyelesaikan makannya.

"Eh jangan! Nanti Dina dan Rafi makan

apa? Itu tadi ibu masak nasinya udah ibu

kurangi loh pak" ujar Ibu tirinya membuat

Alvin segera berdiri.

Sementara pak Rohman langsung emosi.

"Keterlaluan kamu El! Kalau kamu

bertingkah begini, mulai hari ini jatah

harian kamu cuma separuh dari biasanya!"

ujar pak Rohman penuh emosi.

"Eh gak bisa gitu dong pak" jawab Bu

Eleanor dengan rasa khawatir.

"Alvin anak kita, teganya kamu tak

mau memberinya sarapan. Jadi gak ada

yang bisa di tolerir lagi, ini uang belanja

hari ini" kata pak Rohman seraya

memberikan selembar uang 50 ribuan

untuk Bu Eleanor.

"Pak jangan gini dong pak!" ucap Bu

Eleanor tak terima.

"Alvin, kamu makan aja dulu, ayo

makan aja gpp nak" ajak Bu Eleanor begitu

Alvin mendekat hendak berpamitan

untuk berangkat sekolah.

"Maaf buk, Alvin sudah mau telat"

jawab Alvin seraya meraih tangan Bu

Eleanor dan pak Rohman secara bergantian untuk berpamitan.

"Alvin berangkat dulu pak, buk.

Assalamualaikum" ucap Alvin

kemudian berlalu.

Sementara Bu Eleanor dan pak Rohman

tampak terlibat pertengkaran.

Alvin tak ingin ambil pusing, ia

ingin menikmati waktu bersantainya

dengan benar. Mengayuh sepeda yang di

perolehnya dari haji Maliki, bisa

mengurangi sedikit sakit hatinya karena

ucapan sang ibu.

Sebelum sampai di sekolah, Alvin

menyempatkan diri mampir ke warung

pinggir jalan dekat sekolah, perut yang

biasanya kuat, kini terasa lapar, Alvin

sadar tubuhnya pasti lelah dan butuh

asupan, usai ia gunakan untuk bekerja

tadi.

Nasi bungkus seharga lima ribu, dan

sebuah aqua gelas menjadi menu sarapan Alvin kali ini, sedikit lebih mewah

daripada biasanya saat sarapan di rumah.

Karena terkadang jika berada di rumah,

Alvin hanya kebagian nasi dan sayur

saja.

Beruntung beberapa waktu yang lalu,

ia tak memberikan uang yang diberikan

oleh mama Alex pada ibunya, sehingga

bisa ia pakai saat dirinya butuh seperti ini.

Tak sampai 5 menit ritual sarapan pagi

Alvin telah usai, sekolah yang sudah di

depan mata seolah melambai-lambai padanya

***

"Bulan depan, waktu olimpiade

berlangsung dan seperti komitmen

sekolah ini sebelumnya, bahwa para siswa

penerima beasiswa diwajibkan mengikuti

lomba tersebut, dan sangat kami harapkan

untuk mnenang. Sedangkan untuk siswa

yang lain, nanti kalian akan diadalkan

seleksi tersendir, untuk menjadi pasangan para siswa beasiswa" sebagian isi upacara

bendera hari ini. Membuat Alvin hanya

bisa menghela nafas.

Upacara berakhir, Alvin dan

seluruh murid yang ada pun segera masuk

ke dalam kelas masing-masing.

"Hari ini kita ada seleksi untuk yang

akan berangkat lomba ya" ucap wali kelas

begitu masuk ke dalam kelas, seraya

membawa setumpuk lembaran.

"Baik Bu" jawab seluruh siswa di kelas

Alvin.

"Murid beasiswa di kelas ini wajib

mengikuti lomba ini, melihat nilai rapot

kalian saat SMP, sudah di tentukan bawa

Alvin akan mewakili cabang fisika,

sedangkan Mingyu cabang kimia, untuk

pasangan kalian akan diumumkan nanti,

karena kemungkinan pasangan lomba

kalian berasal dari kelas lain" sambung

wali kelas tersebut.

"Iya Bu" jawab Alvin dan Mingyu

hampir bersamaan.

"Kalau begitu Alvin dan Mingyu

silahkan tunggu diluar, karena teman

sekelas kalian akan menjalani tes seleksi"

perintah wali kelas membuat Alvin dan

Mingyu segera keluar.

"Aneh gak sih Vin, kenapa kita gak di

seleksi juga ya" ucap Mingyu sembari

berjalan bersama Alvin.

"Ya kan kita emang wajib ikut Ming"

jawab Alvin.

"Yah maksudku kenapa untuk kita

sudah di tentukan gitu loh, padahal kan

nilai fisika, kimia dan matematikaku

semuanya di angka 9, faktor apa yang bikin

mereka milih aku di kimia dan kamu di

fisika gitu loh" ujar Mingyu.

"Yah, gak tau Ming, udah lah kita

terima aja. Nanti kalau ada yang aneh-

aneh baru kita protes, apapun itu mau kimia, fisika, matematika pasti gampang

kan, jangan bilang kamu lemah!" sahut

Alvin.

"Enak aja, gini-gini otakku lancar

kalau soal begituan vin" jawab Mingyu.

"Eh kita mau kemana ini Ming?" tanya

Alvin.

"Hehe ke belakang gudang aja vin,

lagian kita kan diminta keluar kelas. Gak

disuruh ngapa ngapain lagi, jadi jam ini

kita bebas" jawab Mingyu cengengesan.

"Ngapain ke belakang gudang?" tanya

Alvin polos. Namun tetap berjalan

mengikuti Mingyu yang telah berjalan

lebih dulu.

"Rokok Vin, biar gak sepet" ucap

Mingyu yang sudah duduk terlebih

dahulu, seraya menawari Alvin

sebungkus rokok yang ia bawa.

"Hmmm, gpp nih?" Tanya Alvin melihat kanan kiri memastikan tak ada yang melihat, maupun cctv yang

terpasang.

"Gpp aman, aku udah pernah

ngerokok disini. Eh kamu mau gak?

Biasanya anak baik-baik gak mau nih"

tanya Mingyu, yang terdengar seperti

ejekan di telinga Alvin.

"Yakali anak-anak di dalem itu,

kumpulanku dari lulus SD udah orang

jalanan Ming, dari mereka aku jadi tahu

nikmatnya beginian" jawab Alvin

sembari menyulut rokok pemberian

Mingyu.

"Nah gitu dong keren" ucap Mingyu.

Sebagai anak yang sudah mengenal

bekerja keras sejak kecil, Alvin tentu

tahu sedikit banyaknya bagaimana cara

mereka bergaul.

Yang mengherankan baginya justru

ketika seorang Mingyu, teman yang

terlihat baik-baik saja dan seperti tak mungkin menjadi

penikmat nikotin, nyatanya justru

memberinya barang tersebut.

Kenyamanan menikmati waktu dan

rokok yang dirasakan oleh Alvin dan

Mingyu, tak berlangsung lama, sebab saat

ini mulai terdengar langkah kaki yang

mendekat ke arah mereka.

Membuat Mingyu secara reflek

membuang Putung rokok dan

menginjaknya, Alvin pun mengikuti apa

yang dilakukan oleh Mingyu. Keduanya

tampak saling tatap dan merasa khawatir.

1
ラマSkuy
thor nama karakter utamanya sebenernya siapa sih thor kok kadang namanya ganti ganti dari Alvin terus Bintang?
ラマSkuy: oh boleh di spill kah thor di PF mana? hehehe
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!