Berniat memberi kejutan, Bella menemukan tunangannya melamar wanita lain, bahkan saat dia akan menghampiri pria itu, keluarga pria itu malah menariknya pergi dan mengusirnya dari rumah.
Bella tak terima, dia dibilang wanita rendah, yang berharap keuntungan dari jabatan tinggi Vero. Padahal yang membuat Vero bisa bekerja di tempat itu adalah Bella.
Merasa kesal, diperlakukan seperti itu, bahkan Vero memutuskan hubungan pertunangannya hanya dengan sebuah pesan.
Bella pergi ke sebuah klub malam, dia mabuk dan menarik seorang pria yang dikiranya penghibur di klub malam itu.
Padahal, pria itu adalah kakak dari wanita yang merebut tunangannya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Sulit Dinasehati
Bella hanya bisa menangis, dia berusaha meminta maaf pada ayahnya juga pasti tidak mudah bagi ayahnya memaafkannya.
Bahkan Panji masuk begitu saja ke dalam rumah. Pria itu tampak sangat kecewa, bahkan langsung masuk begitu saja ke dalam kamarnya.
Bella berdiri di depan pintu kamar ayahnya itu. Menunggu sang ayah keluar untuk minta maaf lagi. Dia juga menyesalinya. Mabukk memang membuat semuanya menjadi kacau.
"Non..."
Bibi Tina yang melihat Bella terus menangis dan begitu di depan pintu merasa kasihan. Seluruh pelayan di rumah ini, bahkan penjaga rumah juga tahu bagaimana hubungan ayah dan anak itu. Tidak ada yang lebih harmonis selain ayah dan anak itu.
Sejak ibunya Bella meninggal. Keduanya benar-benar sosok yang saling menguatkan dan saling mendukung satu sama lain. Tidak ada pernah ada pertengkaran, tidak pernah ada tangisan. Layaknya ayah dan anak yang sempurna. Karena memang mereka hanya memiliki satu sama lain.
Saat ini keduanya terlihat terlihat masalah yang begitu pekik. Bahkan membuat Panji enggan bicara pada anaknya itu. Dan sang anak juga terlihat begitu menyesal. Membuat bibi Tina dan yang lain merasa ikut sedih.
Disapa oleh bibi Tina, Bella bahkan tidak beranjak sedikit pun dari tempatnya berdiri. Juga tidak menunjukkan kalau dia akan menoleh ke arah bibi Tina. Kepalanya hanya menunduk, penuh dengan penyesalan yang sebenarnya juga membuatnya sangat sedih.
"Tuan sedang marah non. Mungkin tuan butuh menenangkan diri sebentar. Tuan sangat menyayangi nona, Tuan tidak mungkin tidak memaafkan nona saat tuan nanti sudah lebih tenang"
Ucapan bibi Tina itu terdengar sangat masuk akal. Tidak ada yang lebih disayangi oleh Panji Darmajaya di dunia ini selain Bella. Hanya saja, saat ini pria itu sedang sangat kecewa. Pria itu terluka, mungkin juga cemburu. Karena putrinya akan membagi kasih sayang yang awalnya hanya untuknya sepenuhnya pada pria lain.
Bibi Tina berpikir seperti itu. Nanti, kalau Panji sudah tenang. Dan sudah bisa memahami situasi ini. Mungkin Panji akan bicara dengan Bella tanpa amarah dan emosional.
Tapi tetap saja, bagi Bella yang saat ini sedang sangat terluka. Sedang merasa sangat sendirian. Dan ingin menjadikan ayahnya satu-satunya sandarannya. Melihat ayahnya kecewa padanya seperti itu, bagi Bella juga merupakan pukulan berat.
Dia tidak mau beranjak dari sana. Lebih baik baginya ayahnya marah. Ayahnya melemparkan sesuatu ke arahnya, meski itu tidak pernah di lakukan oleh Panji. Daripada ayahnya mendiamkannya. Itu sangat membuat Bella sedih. Rasa sedihnya sudah bertumpuk-tumpuk saat ini. Dia benar-benar tidak ingin beranjak dari tempatnya.
Sadar kalau ucapannya tidak akan di dengarkan Bella. Bibi Tina tidak lagi bicara. Namun, dia juga tidak meninggalkan Bella. Bibi Tina tetap setia menunggu di tempat itu. Kalau-kalau Bella butuh apa-apa.
Tak lama berselang, setelah melakukan konferensi pers dan mengatakan alasan Ethan menikah dengan Bella. Dan mereka tidak memberitahu pernikahan itu ke publik. Ethan segera menyusul Bella ke rumah Panji Darmajaya.
Sementara di rumah Paman dan bibinya. Elena sedang mengadu pada keduanya tentang apa yang terjadi di kantor tadi, lebih tepatnya di halaman perusahaan tadi.
Ketiganya juga sudah melihat tayangan konferensi pers di televisi. Elena sengaja mengatakan segala hal buruk tentang Bella pada paman dan bibinya. Supaya mereka menegur kakaknya itu, dan tidak menyetujui pernikahan diam-diam itu.
Di konferensi pers itu, Ethan mengatakan kalau dia sengaja menjerat Bella dalam sebuah pernikahan. Karena memang sudah la menyukai Bella. Dia tidak mau melewatkan Bella, dan dia kembali ke kota C ini memang untuk mengejar Bella.
Kemudian takdir membawa Bella padanya pada hari pertama dia tiba di kota ini. Dia bertemu Bella, dan mengajak Bella menikah dengan sedikit trik. Ethan bahkan mengatakan semua itu. Dengan sedikit trik yang memang dia lakukan secara sengaja, dan dia mengakuinya.
"Semua itu pasti bohong bibi, paman. Wanita itu sudah meracuni pikiran kakak. Dia sudah mempengaruhi kakak. Selama ini, kakak sangat menyayangiku, tidak pernah marah padaku. Apalagi memukulku. Tapi, dia tadi memukulku di depan semua orang. Aku tidak terima paman, bibi. Kalian harus bantu aku. Wanita itu bukan wanita baik-baik. Tunangannya saja meninggal dia, keluarga tunangannya juga mengatakan kalau dia bukan wanita baik. Dia itu sengaja merayu kakak, karena kakak adalah Presdir perusahaan besar. Dia itu mata duitan!"
Banyak hal buruk yang dikatakan oleh Elena tentang Bella pada paman dan bibinya. Elena sangat berharap, paman dan bibinya punya pandangan yang sama dengannya. Sampai benar-benar membenci Bella dan pada akhirnya tidak menyetujui pernikahan Ethan dan Bella.
Namun mendengar semua kata-kata buruk Elena itu. Louisa, bibi Elena dan Ethan tidak menunjukkan ekspresi yang berlebihan. Wajahnya masih sama seperti saat Elena datang dan merajuk padanya.
"Kamu sudah selesai bicara?" tanya Louisa pada Elena.
Elena mendengus kesal dan mengangguk. Bibinya biasanya memang selalu mengawali semua perkataannya seperti itu.
"Sekarang biar bibi yang bicara, kamu janji jangan menyela ya!" kata Louisa lagi.
Suaminya Alex hanya mengangguk perlahan dan menepuk punggung tangan Louisa. Sepertinya dua orang suami istri yang merawat Ethan dah Elena setelah kedua orang tuanya meninggal itu memang punya pemikiran yang sama.
"Usia kakakmu sekarang 28 tahun. Ayah dan ibu kalian meninggal sejak usianya 21 tahun. Sejak saat itu dia mengambil semua tanggung jawab dari kedua orang tuamu di pundaknya. Dia banyak mengambil pekerjaan paruh waktu untuk bisa lulus kuliah. Dia bekerja di luar negeri, menitipkan kamu pada kami. Tanpa kami mengeluarkan biaya sepeserpun dari uang kami. Hidup kamu selama 8 tahun ini, adalah kerja keras kakakmu. Lalu 3 tahun yang lalu, kakakmu bahkan bisa membangun sendiri sebuah perusahaan, mengencangkannya. Membeli banyak perusahaan baru. Semua itu dia lakukan untukmu. Semua rekening tabungannya, paman dan bibi tahu. Dari ke-7 tabungan yang dia miliki, 5 atas namamu. Artinya dia benar-benar menjalankan tugasnya sebagai seorang kakak padamu. Tapi, apakah satu kali saja kamu pernah berpikir untuk menjalankan tugas sebagai seorang adik untuk Ethan? pernahkah Elena?" tanya Louisa.
Mata Louisa berkaca-kaca saat dia mengatakan itu pada Elena. Dan Elena terdiam.
"Wanita itu, Bella Darmajaya. Wanita yang namanya tertulis di tembok yang tertutup lukisanmu di kamar kakakmu yang ada di rumah bibi. Wanita itu, adalah wanita yang dia cintai, Elena. Sekarang kamu mengatakan semua hal buruk tentang wanita itu. Apa menurutmu kakakmu tidak akan sedih mendengar semua ini?"
Elena semakin terdiam.
"Kakak tidak pernah mengatakan..."
"Dia memang tidak pernah mengatakan!" sela Louisa, "Tapi apa kamu sebagai adik pernah bertanya?" tanya Louisa lagi.
"Elena, kasih sayang Ethan untuk kamu. Siapa yang bisa meragukannya? bahkan dia selalu memberikan semua yang kamu inginkan tanpa kamu perlu bicara dua kali. Tapi wanita itu, Bella adalah cintanya. Paman dan bibi pernah bertemu dengannya. Dia wanita yang baik, jangan katakan dia hanya berpura-pura. Karena kami bertemu dengannya 5 tahun yang lalu. Sebelum Ethan menjadi pengusaha sukses. Dia adalah wanita yang sering datang ke panti asuhan, menyumbang tanpa menyebutkan namanya. Dia wanita yang baik. Justru kalau ada orang yang mengatakan padamu, dia bukan wanita yang baik. Paman rasa, orang itu yang tidak baik!" tambah Alex, paman Ethan dan Elena.
"Elena, setidaknya jangan tentang pernikahan kakakmu" kata Louisa meraih tangan Elena.
"Tidak!" Elena berdiri dan menepis tangan bibinya, "pasti kakak yang minta kalian bicara seperti ini kan? aku tidak akan menerimanya sebagai kakak iparku. Tidak akan pernah!" kata Elena yang berlari ke luar rumah.
***
Bersambung...
trims kak sehat sukses terus dlm berkaryanya🙏💐
happy ending😍