NovelToon NovelToon
Bukan Kamu, Bukan Dia

Bukan Kamu, Bukan Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Oksy_K

Luka Vania belum tuntas dari cinta pertama yang tak terbalas, lalu datang Rayhan—sang primadona kampus, dengan pernyataan yang mengejutkan dan dengan sadar memberi kehangatan yang dulu sempat dia rasakan. Namun, semua itu penuh kepalsuan. Untuk kedua kalinya, Vania mendapatkan lara di atas luka yang masih bernanah.

Apakah lukanya akan sembuh atau justru mati rasa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oksy_K, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Balkon

Di dalam kamar yang bernuansa monokrom, aroma maskulin dan harumnya kopi bercampur menjadi satu. Dindingnya penuh dengan poster-poster band terkenal yang mulai memudar serta berbagai medali akademik tertata rapi dalam rak.

Di satu sisi, ada beberapa petunjuk-petunjuk tentang masa depannya yang mulai di bangun. Tumpukan buku pelajaran kuliah yang tebal, laptop di meja belajar yang terbuka, dan beberapa lembar kertas tugas berceceran.

Tubuh tegap Rayhan bersandar di kursi, tangannya membuka sebuah buku, namun matanya memerhatikan gerak-gerik rumah di sebelah kamarnya. Di mana jaraknya sekitar sepuluh meter, terpisah dengan taman belakang dan tembok sebagai pembatasnya. Rumah yang tak lain adalah tetangga belakangnya yang baru—Vania.

“Keluar ah, cari udara segar,” ucapnya pada dirinya sendiri yang terdengar seperti sebuah alasan.

Rayhan menggeser pintu kaca, udara dingin dan aroma tanah basah menyapanya segera. Di hadapannya terbentang taman belakang milik bundanya yang bersisian dengan taman milik Vania, tampak remang, hanya diterangi beberapa lampu taman yang berkelip redup.

Sebenarnya, Rayhan jarang keluar ke balkon saat malam hari. Baginya, suasana gelap terasa menyeramkan. Tanpa banyak orang tahu, di balik perawakannya yang tinggi tegap dengan bahu lebar yang terkesan gagah, nyalinya justru ciut jika berhadapan dengan hal-hal berbau horor. Sekedar menonton film horor bersama satu RT penuh pun ia akan menjadi orang pertama yang menutup mata.

“Gue berani! Gue di rumah sendiri!” serunya berusaha meyakinkan diri.

Ia duduk di balkon, tangannya sibuk membolak-balik halaman buku, dengan matanya sesekali melirik ruangan di seberang rumah. Ingin memastikan, apakah benar Vania adalah tetangganya.

Pintu ruangan itu bergeser, dan seorang gadis muncul dari celahnya, mengenakan kaos oversize dan celana hot pants. Rambut yang di cepol asal-asalan sukses menonjolkan leher jenjang dan tulang selangkanya yang indah. Melihat itu, Rayhan sontak pura-pura fokus pada buku di tangannya

Namun, tak berselang lama, pintu itu kembali tertutup dengan keras.

Rayhan mengipas-ngipas lehernya, dengan senyum menggulung. “Tiba-tiba banget udaranya jadi panas,” celetuknya.

Tengkuk dan telinganya mendadak memerah, bahkan panasnya sampai menjalar ke dada. Rayhan mengusap tengkuk dan rambutnya dengan gelisah. Bayangan Vania dengan kaos longgar dan celana super pendek itu terus berkelebat di benaknya. Penampilannya yang sangat berbeda dengan Vania yang biasa ia lihat di luar.

“Gila! gue harus segera masuk sebelum dikira mesum!” gerutunya, lantas bergegas masuk ke dalam.

Rayhan melempar bukunya asal, lalu berjongkok berharap deru di dadanya ikut turun. Ia menangkup mulutnya dan bergumam, “Sialan! Dia sengaja mau goda gue apa emang sehariannya di rumah kaya gitu?”

Ia pikir, Vania mungkin berusaha membalasnya karena tadi sore sempat melihatnya bertelanjang dada. Jika iya, Vania sukses membuatnya tergoda. Padahal bukan kali pertamanya ia melihat wanita berpakaian minim. Tapi kali ini rasanya berbeda.

“Rayhan! Liat earphone gue gak?” pekik Elma yang sudah berada di ambang pintu. Tanpa mengetuk terlebih dahulu.

“Kak! Ketuk pintu!” teriak Rayhan yang terkejut dengan kemunculan Elma di saat hatinya masih tak karuan.

“Ngapain lo?” tanya Elma melihat posisi Rayhan yang masih berjongkok.

“Kecipirit?” sambungnya dengan wajah mengejek, dan menutup hidungnya.

Mata Rayhan membelalak, kaget dengan tuduhan Elma yang tidak mendasar.

“Nggak lah! Ngaco lo kalo nuduh! Ngapain sih masuk-masuk! Keluar sana!" usirnya dengan nada tinggi, perkataaan Elma berhasil membuatnya kesal.

“Iya lagian lo ngapain jongkok begitu?”

“Terserah gue lah mau jongkok kek, kayang kek, bahkan terbang, itu bukan urusan lo!”

“Terus lo liat earphone gue gak?” tanya Elma masih dengan tangan yang menutup hidung.

“Nggak tau! Udah keluar sana!” serunya dan mengunci pintu sebelum Elma memanggil kembarannya—Elsa.

“Bunda! Elsa! Ini Rayhan kecipirit di kamar! Hahaha,” seru Elma dengan tawanya yang menggema di luar pintu. Membuat Rayhan mengatakan sumpah serapahnya untuk Elma.

Namun, siapa sangka, kedatangan Elma yang mengesalkan membuat desiran aneh di dadanya kembali mereda.

Sedangkan di dalam kamar Vania, ia merebahkan diri di atas kasur, menarik selimut sampai menutupi kepalanya. Di balik selimut, ia merutuki dirinya yang bodoh. Berani-beraninya ia keluar dengan pakaian yang minim dan melupakan kemungkinan Rayhan melihatnya. Rasa malu dan kesal beradu menjadi satu. Kini ia bertanya-tanya, apakah ia mampu menatap wajah pria itu lagi.

“Kenapa sih dia harus di balkon? Biasanya juga pintu itu selalu tertutup rapat.” Keluhnya.

“Lo nggak liat, kan? Awas aja kalo lo sampai liat, lo mampus!” serunya di balik selimut.

Pagi harinya, lengkap dengan sepatu dan pakaian lari, Rayhan joging di sekitar rumah Vania. Sekedar membuat pertemuan yang tidak sengaja jika Vania keluar berangkat kampus atau sekedar membuang sampah.

Terdengar kegaduhan dari dalam, suara Vania dan wanita lain saling bersahutan. Vania keluar dengan wajah panik dan bibir mungilnya yang terus mengomel.

“Vania telat, Ma! Masa gak mau nganterin sih?” ujar Vania kesal. Tangannya sibuk menggulung lengan kemejanya yang terlihat kebesaran.

“Kamu yang kesiangan kenapa marah ke mama. Udah sana pesen ojek online aja. Mama juga masuk pagi hari ini, nggak keburu.” Sekar memasukkan dua roti coklat dan sebotol minuman untuk Vania yang belum sempat sarapan.

“Lama nunggu ojeknya nyampe sini, Vania udah ketinggal kereta ini!” serunya dengan panik.

Saat keluar gerbang, Vania melihat Rayhan sudah di depan rumahnya. Ekpsresi Rayhan pura-pura terkejut, namun Vania bingung harus menanggapi apa, mengingat kejadian memalukan semalam.

“Hai, Vania. Mau berangkat?” tanya Rayhan basa-basi. Di balas anggukan kecil oleh Vania.

“Siapa? Temen kampus?” tanya sekar, takjub melihat ada pemuda tampan yang sehat dan bugar di depan rumahnya.

“Kenalin Tante, saya Rayhan. Temen Kampusnya Vania. Rumah saya di belakang rumah Tante.” Sapa Rayhan sembari menyalami Sekar.

“Kamu gak kuliah?” tanya sekar lagi.

“Jadwal kelas saya nanti siang, Tan.”

“Kalau gak keberatan, mau anterin anak tante gak? Tante gak bisa anterin soalnya.” Ucap Sekar yang membuat senyum Rayhan mengembang.

“Mama! Gak usah! Vania naik ojek aja.” Tolak Vania, ia tak ingin terjebak berduaan lagi dengan Rayhan.

“Udah nurut aja, kamu telat yang ada kalo nolak. Rayhan mau kan nganterin Vania?” ujar Sekar yang di balas anggukan Rayhan yang semangat.

“Mau banget Tante, saya ambil motor dulu bentar.” Kata Rayhan dan berlari menuju rumahnya.

“Tuh, langsung dapet tumpangan, kan. Udah kamu tunggu aja, mama mau siap-siap berangkat kerja.” Sekar meninggalkan Vania yang sudah mengembungkan pipinya karena kesal.

Tak lama Rayhan datang menghampiri dengan motor sportnya, Vania menatap motor itu dengan nanar. Rayhan turun, lalu memasangkan helm pada Vania. Membuatnya mematung, perlakuan manis Rayhan mengingatkannya pada seseorang di masa lalu. Seseorang yang dulu sering mengantar jemputnya ke sekolah.

“Ayo, naik. Kita berangkat sekarang.” Ujar Rayhan.

Mereka pun melaju dalam diam, melupakan rumor yang akan terjadi jika mereka datang bersama.

.

.

.

1
Royati II
iya bang iya
Royati II
apa sih nih org ganggu mulu/Panic/
Oksy_K: Cassie: Aku kn calon pacarnya kak Ray/CoolGuy/
total 1 replies
Royati II
jangan galak-galak om
Royati II
ayo van, jangan lari di tempat Mulu, kejar balik
Oksy_K: /Determined//Determined//Determined//Determined/
total 1 replies
Royati II
lah malah tanya 😂
Oksy_K: emang gtu, denial mulu
total 1 replies
Oksy_K
/Heart//Heart//Heart/
Via Aeviii
Hai aku mampir kk ...🤗
Bagus k, saya suka yg temanya sekolahan gini. jadi kangen masa” skolah 😄
Oksy_K: ayo nostalgia bersama~~
total 1 replies
Jemiiima__
masa kalah sma bocil, ga dongg
Oksy_K: harus dilawan/Determined/
total 1 replies
Jemiiima__
cakep bgt kan ray /Facepalm/
Oksy_K: beutipuuuuullllll
total 1 replies
Jemiiima__
gada yg ga pantes semuanya perlu waktu, cuma waktumu dipercepat saja 😅
Jemiiima__
anjay dibahas wkwkw
Oksy_K
/Panic//Panic/
Oksy_K
padahal udh mau lupa/Grievance/
Oksy_K
/Applaud//Applaud//Applaud/
Jemiiima__
diateh bukannya msh bocil gak sih /Facepalm/
Jemiiima__
pake diingetin lg wkkw
Jemiiima__
oo tidak bisa, disaat seperti hari bergerak lebih cepat dr otak wkwkkw
Jemiiima__
yah gajadiii udh nunggu tdnya eh hahaha
Oksy_K: eaaakkk kena prank wkwk
total 1 replies
Royati II
inget ya, jangan berdua nanti ketiganya setan. nah, si Ali ini setannya/Curse//Curse/
Oksy_K: wkwk iya juga
total 1 replies
Jemiiima__
BOLEH BOLEH SOK LAH!
aww gemes ih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!