NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Teman Serumah

Terjerat Cinta Teman Serumah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Cahaya Tulip

Kinara Kinanti seorang perantau yang bekerja sebagai tim redaksi di sebuah kantor Berita di Kota Jayra. Ia lahir dari keluarga menengah yang hidup sederhana. Di jayra, ia tinggal disebuah rumah sewa dengan sahabatnya sejak kuliah yang juga bekerja sebagai seorang model pendatang baru, Sheila Andini. Kinara sosok yang tangguh karena menjadi tulang punggung keluarga semenjak ayahnya sakit. Ia harus membiayai pendidikan adik bungsunya Jery yang masih duduk dibangku SMA. Saat bekerja di kantor ia sering mewawancarai tokoh pengusaha muda karena ia harus mengisi segmen Bincang Bisnis di kolom berita onlinenya. saat itulah ia bertemu dengan Aldo Nugraha, seorang Pengusaha yang juga ketua komunitas pengusaha muda di kota Jayra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahaya Tulip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Reaksi Tetangga

Keesokkan harinya ..

Jam di dinding menunjukkan pukul 06.00. Aldo keluar dari kamar dengan stelan olahraga bersiap untuk joging. Ia mengunci pintu lalu melakukan pemanasan di depan pagar rumah. Meski hari Minggu, orang tua yang biasa bangun di pagi hari sudah mulai beraktifitas. Beberapa ibu-ibu yang hendak ke pasar merasa asing saat melihat Aldo. "Bu itu warga baru? Kok belum pernah lihat," bisik seorang ibu pada istri tertua. "Iya, saya juga belum pernah lihat," jawabnya. "Kita tanya yuk Bu, kok tinggal di rumah sewa mb Sheila ya?" ujar yang lain. Mereka menghampiri Aldo.

"Selamat pagi Bu," sapa aldo. Mereka mengangguk, "Mas saya baru lihat. Tinggal di sini?" tanya istri tetua. "Oh iya bu, saya baru pindah kemarin lusa," jawab Aldo sopan. "Ooh, terus mba Sheila dan mb Kinaranya pindah kemana?" tanya ibu itu lagi. "Sheila pindah ke apartemen, mba Kinara masih disini," jawab aldo. Ibu-ibu itu mulai berbisik-bisik. "Maksudnya gimana mas? Mas keluarganya mb Kinara?" aldo baru teringat kalau mereka tinggal bersama tapi tidak saling kenal sebelumnya . "Oh iya Bu kerabat jauh." Ibu-ibu itu berbisik-bisik lagi. "Oh gitu, nanti jangan lupa lapor ya ke rumah tetua sama mb Kinara," nasihat istri tetua. "Oh iya bu rencana baru hari ini. Kebetulan kemarin masih benahi barang." Aldo khawatir dikira tidak mau lapor. Istri tetua itu mengangguk mengerti.

"Masnya sudah punya pacar? Saya ada anak gadis dirumah, saya kenalin ya sapa tahu jodoh," istri tetua nampak sungkan dan tersipu. "Oh maaf Bu, saya sebenarnya sudah punya tunangan. Jadi tidak bisa kenalan dengan putri ibu," jawab Aldo. "Ooh gitu, sayang ya padahal masnya ganteng cocok sama anak saya," ujar istri tetua lagi kecewa. "Terima kasih ya Bu. Mohon maaf sebelumnya," sahut aldo. "Ga apa mas, kami permisi ya." Ibu-ibu itu lalu pergi. Aldo menarik nafas lega.

Aldo mulai berkeliling disekitar perumahan, sekaligus melihat-lihat. Daerah itu termasuk kawasan yang jarang ia datangi. Setiap berpapasan dengan orang tua, ia akan menyapa dengan santun. Itu sudah terbiasa sejak ia kecil, meski tidak kenal menyapa orang tua itu adalah sopan santun dan tata krama dasar. Sepanjang jalan perumahan tak sedikit yang sedang berolahraga. Dengan gaya dinginnya. Aldo tidak menyapa yang muda. Beberapa gadis yang juga sedang joging pasti berbisik setiap berpapasan dengan Aldo. Ia tetap dingin dan menatap lurus ke jalan.

60 menit kemudian ia akhirnya kembali ke rumah. Tubuhnya yang penuh keringat melakukan pendinginan di teras rumah. Ia masuk ke dalam, tapi rumah masih sepi. "Kinara belum bangun juga?" gumamnya, tapi ia maklum karena Kinara begadang mengejar pekerjaannya yang tertunda kemarin. Aldo mengambil botol air minum dari kulkas. "Aaah..Mandi dulu deh." Aldo masuk ke kamarnya mengambil handuk. Ia menjemur bajunya yang basah di balkon samping.

15 menit berlalu, Aldo keluar bertelanjang dada dengan handuk menutupi bagian bawahnya. Tepat saat itu Kinara juga menggeliat didepan pintu kamar, baru saja terbangun. Aldo tak tahu Kinara berdiri didepan kamar dan masuk dengan santai ke kamarnya. Melihat Aldo berpenampilan seperti itu, Kinara spontan teriak. "Aaaah..Aldo kenapa cuma handukan?" Aldo yang terkejut dengan teriakan Kinara spontan berbalik dan memegang handuknya yang hampir lepas. "Ya ampun ga usah pake teriak juga. Aku sampe kaget, hampir lepas handukku," omel Aldo. "Lagian kenapa begitu, aku juga kaget. Buruan ke kamar," sahut Kinara. Kinara menutup matanya dengan satu tangan, tangan satunya mengibas mengusir Aldo untuk bergegas ke kamar. "Bruk," suara pintu kamar ditutup.

Kinara ke dapur setelah mengintip Aldo sudah tidak terlihat. Ia memeriksa stock sayur di kulkas. Biasanya saat weekend Kinara akan masak bersama dengan Sheila. Kali ini, dia akan tetap memasak sendiri, lumayan bisa menghemat. Ia mengeluarkan semua stock lalu berpikir cocok dimasak apa. Ia membuka penanak, melihat tidak ada nasi ia mengambil beras dan mencucinya untuk memasak nasi.

Kegesitannya seperti ibu rumah tangga yang sudah terbiasa didapur. Aldo keluar dari kamar, lalu menata kue Pao yang ia beli saat perjalanan kembali ke rumah. "Kin, pagi ini kita ke rumah tetua yuk?Aku tadi diingatkan istri tetua waktu mau joging tadi," cerita Aldo sambil menggeser piring berisi Kue Pao mendekati Kinara. Kinara mengangguk," Terima kasih," sahut nya sambil mengambil sebiji Pao. "Jam 11 aja mungkin ya, ibunya bilang apa lagi?" Aldo terdiam, "Tadi sempat curiga kenapa kita tinggal bareng jadi aku spontan bilang kita kerabat jauh." Aldo merasa agak bersalah tapi mau bagaimana lagi. Dia khawatir juga diusir warga.

Kinara mengangguk, ia tidak masalah karena tadinya juga berpikir seperti itu, "Terus?". "Terus dia tanya aku punya pacar apa belum jadi aku bilang punya, dia mau kenalin anak gadisnya ke aku." Kinara tertawa, "Oh betul itu Tetua memang punya anak gadis, cantik loh namanya Sulis. Pasti nanti kalau ke sana, dia yang disuruh antar minumannya ke ruang tamu," goda Kinara. "Memangnya secantik apa?" Kinara diam nampak berpikir, "emmm.. Kurang lebih kayak artis tapi tanpa riasan dan oplas wajah. Nanti kamu lihat aja sendiri. Dia kembang perumahan, rebutan pemuda-pemuda disini. Kayaknya kamu juga bakal tertarik," jelas kinara.

"Kalau dibandingkan kamu lebih cantik mana?" Kinara terdiam lagi. 'Apa maksud pertanyaan nya?' benaknya. "Cantikan aku, tapi banyakan dia." Kinara tertawa. "Aneh," sahut Aldo sambil menggelengkan kepala. Saat perempuan lain sibuk memuji diri sendiri, Kinara malah memuji orang lain. "Aldo, aku masakin sayur tapi kamu yang beli lauk ya. Cuma ada telur nih." minta Kinara. "Ya telur kan lauk juga, protein," sahut Aldo. "Ya kurang nendang lah proteinnya. Beli ayam segar aja 1/2 kg. Cukuplah buat sehari makan," rengek Kinara.

"Beli dimana?" Aldo sebenarnya sedang asik menonton tv, "Itu depan gapura perumahan kalau minggu pagi gini disana jadi pasar dadakan. Buruan, nanti habis." Kinara memaksa layaknya menyuruh suaminya sendiri. "Haduuuh lagi asik nonton juga," keluh Aldo. Ia berjalan ke kamar mengambil dompet keluar dari rumah. Motornya melaju menuju pasar dadakan yang dimaksud Kinara. Ia memarkirkan disamping pos satpam dan berjalan kaki keluar gapura perumahan.

Saat memilih ayam, Aldo tak tahu dia jadi pusat perhatian ibu-ibu disana. Beberapa gadis yang ikut belanja juga merasa terkesima dengan wajah Aldo. "Yang mana mas?" tanya bapak si penjual ayam segar. "Yang ini aja pak, beli 1/2 kg y pak." Si bapak mengangguk lalu mulai memotong ayamnya. "Masnya orang baru ya? Baru lihat saya," ujar si bapak. "Oh iya pak baru beberapa hari pindah" jawab Aldo. "Pengantin baru kayaknya ya? pasti disuruh istrinya" Aldo tercengang. "Oh iya pak" jawabnya asal. Ia malas menjelaskan karena dia pikir bapak itu hanya berjualan, bukan warga perumahan.

Setelah membayar, Aldo bergegas pergi. Menghindari pertanyaan berikutnya. Ia mengambil motornya dan mengucapkan terima kasih pada pak security. Dengan langkah gontai ia masuk ke dalam rumah, "Nih ayamnya, aku request di panggang ya." Kinara melongok, 'Mentang-mentang dia yang beli,' keluh Kinara dalam hati. "Kita ga punya panggangan, kalau mau tetap dipanggang kamu cari daun pisang dulu," omel Kinara. "Ya sudah digoreng aja tapi tirisnya pake tisu ya. Biar minyaknya hilang," sahut Aldo. "Cerewet banget sih," celoteh Kinara.

Aldo melempar kunci motor di bufet TV. lalu duduk dengan santai sambil nonton TV. "Kamu kenal sama yang jual ayam?" tanya Aldo tiba -tiba. "Kenal, kan cuma bapak itu yang jualan ayam. Namanya pak Jay, dia warga perumahan juga," ujar Kinara sambil membersihkan ayam di wastafel. " Ha?! Gawaatt!!" Aldo menepuk jidatnya sendiri.

1
Dilys
Terpesona
Cahaya Tulip: terimakasih..mohon dukungan nya☺️
total 1 replies
Hikaru Ichijyo
Alur yang menarik
Cahaya Tulip: terima kasih mohon dukungan nya/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!