NovelToon NovelToon
Bayangan Di Balik Gerbang

Bayangan Di Balik Gerbang

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Mengubah Takdir / Akademi Sihir / Keluarga / Kontras Takdir
Popularitas:881
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Di dunia Eldoria, sihir adalah fondasi peradaban. Setiap penyihir dilahirkan dengan elemen—api, air, tanah, angin, cahaya, atau bayangan. Namun, sihir bayangan dianggap kutukan: kekuatan yang hanya membawa kehancuran.

Kael, seorang anak yatim piatu, tiba di Akademi Sihir Eldoria tanpa ingatan jelas tentang masa lalunya. Sejak awal, ia dicap berbeda. Bayangan selalu mengikuti langkahnya, dan bisikan aneh terus bergema di dalam kepalanya. Murid lain menghindarinya, bahkan beberapa guru curiga bahwa ia adalah pertanda bencana.

Satu-satunya yang percaya padanya hanyalah Lyra, gadis dengan sihir cahaya. Bersama-sama, mereka berusaha menyingkap misteri kekuatan Kael. Namun ketika Gong Eldur berdentum dari utara—suara kuno yang konon membuka gerbang antara dunia manusia dan dunia kegelapan—hidup Kael berubah selamanya.

Dikirim ke Pegunungan Drakthar bersama tiga rekannya, Kael menemukan bahwa dentuman itu membangkitkan Voidspawn, makhluk-makhluk kegelapan yang seharusnya telah lenyap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 – Jejak di Balik Kabut

Kabut tebal menggantung rendah di lembah. Langkah Kael terasa berat saat ia dan rombongannya menapaki jalan setapak yang jarang digunakan. Suara hutan nyaris lenyap, hanya terdengar desir angin yang menusuk dingin dan bunyi langkah kaki di tanah basah.

“Tempat ini… terasa salah,” gumam Elira, matanya menyapu pepohonan yang berlumut. Ia merapatkan jubahnya, seakan hawa dingin itu berasal bukan dari alam, melainkan sesuatu yang lebih gelap.

Soren menghela napas keras. “Kau selalu bilang begitu setiap kali kita melewati tempat yang sepi.”

Tapi nada suaranya terdengar lebih seperti menutupi rasa gelisah sendiri.

Lyra, yang berjalan di samping Kael, menggenggam kalung kristalnya erat-erat. Cahaya samar terpancar, menepis sebagian kabut di sekitar mereka. “Tidak, Elira benar. Ada sesuatu di sini. Rasanya… seperti diawasi.”

Kael menahan napas. Sejak memasuki lembah ini, ia mendengar bisikan samar yang berbeda dari biasanya. Umbra… tapi kali ini bukan hanya dari dalam dirinya.

“Mereka menunggu. Mereka lapar…” suara itu berdesis, nyaris menempel di telinganya.

“Diam,” Kael berbisik pelan, tanpa sadar.

Lyra menoleh. “Apa kau bicara padaku?”

Kael terdiam, matanya terpaku ke dalam kabut. Ada bayangan yang bergerak—cepat, melintas di antara pohon.

Tiba-tiba, jeritan melengking pecah, bukan dari manusia, melainkan makhluk asing. Dari kabut itu, muncul sosok-sosok hitam menyerupai serigala, tapi matanya kosong, hanya cahaya ungu berkilat. Giginya panjang, meneteskan lendir hitam yang berasap.

“Voidspawn…” Elira berbisik, wajahnya pucat.

Soren langsung menghunus pedangnya. “Akhirnya ada sesuatu yang nyata untuk dipukul.” Api menyala dari bilah pedangnya, membakar udara dingin.

Makhluk-makhluk itu melolong, lalu menyerbu.

Kael merasakan tubuhnya kaku. Bayangan dalam dirinya bergetar, seolah senang melihat makhluk-makhluk ini. “Mereka saudara kami… lepaskan aku, dan kau akan melihat betapa mudahnya menghabisi mereka.”

Kael menggertakkan gigi. “Tidak… aku bukan boneka!”

Namun makhluk pertama melompat ke arahnya, gigi siap merobek tenggorokan. Refleks, Kael mengangkat tangannya. Bayangan menyembur dari lengannya, membentuk perisai hitam pekat yang menangkis serangan. Tubuh monster itu terpental keras, menabrak pohon hingga hancur menjadi kabut hitam.

“Kael… kau…” Lyra menatapnya dengan mata terbelalak.

Tapi Kael tidak sempat menjawab. Empat Voidspawn lain sudah mengepung mereka.

Elira menutup mata, lalu melantunkan mantra. Angin berputar, membentuk pusaran yang menghalau dua makhluk. Lyra memancarkan cahaya dari kristalnya, melukai satu lagi. Soren menebas habis sisanya dengan api yang membara.

Namun serangan demi serangan tidak berhenti. Dari balik kabut, puluhan mata ungu mulai bermunculan.

“Kita harus pergi sekarang!” teriak Elira.

Soren menggeleng keras. “Tidak! Kalau kita lari, mereka akan terus memburu sampai habis!”

Kael merasakan tekanan dalam dadanya semakin berat. Umbra terus berbisik, makin keras, makin menuntut. “Izinkan aku… lepaskan aku… hanya aku yang bisa melindungi mereka semua…”

Tangannya bergetar. Bayangan sudah mulai merembes tanpa ia sadari.

“Kael!” Lyra berteriak, matanya penuh cemas. “Jangan biarkan dia menguasaimu!!”

Tapi Kael tahu… jika ia tidak melakukan sesuatu, mereka semua akan binasa.

Dan di tengah kabut itu, muncul sosok yang lebih besar, berwujud kabut pekat dengan tanduk hitam mencuat—pemimpin Voidspawn. Matanya menatap lurus pada Kael, seolah mengenalnya.

Bisikan Umbra berubah menjadi tawa. “Akhirnya… waktunya dimulaii.”

--- Next bab aeryndor > Kael dan teman-temannya melawan pemimpin Voidspawn. Kael hampir kehilangan kendali saat Umbra mengambil alih.

1
Anonymous
😍
Sang_Imajinasi: siap jangan lupa supportnya
total 1 replies
Anonymous
lanjut thor
Sang_Imajinasi: siap jangan lupa support
total 1 replies
Anonymous
lanjut
Sang_Imajinasi: siap jangan lupa supportnya
total 1 replies
Ardi
bagus
Sang_Imajinasi: terimakasih jangan lupa supportnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!