Ziora Tasya Olyne adalah anak yatim piatu, dan sekarang dia tinggal bersama neneknya di kontrakan...
"Nenek, Ziora sudah siap untuk men.... " ucapan Ziora terhenti saat melihat tangannya neneknya yang penuh dengan darah.
Ziora pun berlari mendekati neneknya dan dia sangat khawatir, Ziora juga menyayangi neneknya seperti orang tuanya yang sudah tiada.
"Nek, kenapa tangan nenek banyak darah?" tanya Ziora.
"Ini hanya pewarna makanan, Ziora." jawab nenek Maya.
Uhuk!
Tiba-tiba saja nenek Maya berbatuk, dan setetes darah segar menodai bibirnya yang keriput.
"Nek, kita pergi ke rumah sakit sekarang." ucap Ziora berkaca-kaca.
"Ziora, nenek tidak apa apa." jawab nenek Maya berusaha tidak membuat Ziora khawatir.
"Aku mohon nek, Ziora tidak mau kehilangan nenek... hiks." ucap Ziora di selak tangisnya.
Tok! Tok! Tok!
-------------------------------
SETIAP AUTHOR YANG MENULIS NOVEL PENYEMANGAT MEREKA HANYA DUKUNGAN KALIAN... JADI SEMOGA KALIAN MENYUKAI JUGA NOVEL INI...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Lena, berhentilah memasang wajah sedih seperti itu." ucap bunda Serli.
"Baiklah bunda." jawab Lena.
Mereka pun berbincang bincang dan tertawa puas begitu Ziora yang langsung akrab dengan keluarga Elvano.
...----------------...
Skip 5 tahun kemudian terlihat Ziora baru saja sampai di depan sekolah tk dan dia pun langsung keluar dari mobil, dia pun melihat putranya yang sedang bermain dengan sahabatnya. Nama putranya adalah Davino Arza Zevandra, sekarang Ziora sudah mengubah namanya yaitu Giselle Zevandra Isadora. Dia mengubah namanya, agar pria yang merenggut kesuciannya tidak dapat mengenalnya.
Gisel pun berjalan mendekati putranya yang sedang asik bermain.
"Vino." panggil Gisel.
Vino pun menoleh ke belakang dan dia pun melihat ibunya, Vino pun berlari mendekati Gisel.
"Ibu, kapan aku bisa bertemu dengan bibi Ayyana?" tanya Vino.
"Hem... Nanti siang kita akan berangkat ke Indonesia, apa kamu punya sesuatu untuk di berikan sama bibi kamu dan begitu paman Revan, nenek dan kakek?" tanya Gisel.
"Tentu ada, Vino sudah menyiapkannya bersama bibi Lena." jawab Vino.
"Kapan kamu menyiapkannya?" tanya Gisel.
"Hem... Saat ibu sangat sibuk, jadi Vino mengajak bibi Lena." jawab Vino.
"Ya sudah, ayo kita pulang." ucap Gisel dan tersenyum.
"Iya ibu, Vino juga sudah lapar." jawab Vino.
Gisel pun hanya tersenyum cengengesan, mereka pun berjalan menuju ke mobil.
...----------------...
Sesampai di depan mansion, terlihat Vino pun keluar dari mobil dan berjalan masuk ke mansion. Sedangkan Gisel yang melihat putranya.
"Semoga saja putraku akan aman saat kami sampai di Indonesia." batin Gisel.
Dret! Dret! Dret!
Tiba tiba saja ponsel Gisel berbunyi dan dia pun melihat jika Ayyana menelponnya, Sambungan telpon pun terhubung.
"Ziora.... Eh maksudnya Gisel, kami sudah menunggu kalian berdua di bandara." ucap Ayyana di seberang telpon.
"Ini baru jam 11 siang dan 15 menit lagi saya dan Vino berangkat ke bandara." jawab Gisel.
"Kami terlalu bersemangat bertemu denganmu begitu pria kecil dingin itu." jawab Ayyana di seberang telpon.
"Tapi keberangkatan pesawat masih lama dan kami akan sampai besok pagi jam 8." ucap Gisel.
"Oh iya... Kami terlalu bersemangat sampai lupa jam, ya sudah kami akan pulang. Ingat jika besok pagi kamu sudah sampai, telpon saya." jawab Ayyana di seberang telpon.
"Baiklah, kalian semua hati hati di perjalan pulang." ucap Gisel.
"Iya, kalau gitu aku matikan." jawab Ayyana.
Tak!
Gisel pun berjalan masuk ke mansion, di saat Gisel baru saja masuk ke mansion, dia melihat kado yang begitu banyak.
Gisel pun melihat Vino yang sedang bersama Lena, ayah Jovan begitu pun bunda Serli.
"Vino, ini kado untuk siapa?" tanya Gisel.
"Untuk bibi Ayyana, paman Revan, kakek dan nenek." jawab Vino.
"Tapi.... Ini terlalu banyak Vino." jawab Gisel cengengesan.
"Kata bibi Lena, jika banyak kado akan di anggap jadi anak yang baik." jawab Vino.
"Bu-bukan saya..."
Ucapan Lena pun terjeda, sebab Vino menatap tajam ke arahnya.
"Huhuhu.... Kenapa anak ini sangat tajam melihat saya, dia anak yang ganteng tapi dia juga seram." batin Lena.
"I-iya kak, saya yang mengatakan jika banyak kado akan jadi anak yang baik." ucap Lena tersenyum paksa.
"Tapi kado sebanyak ini tidak bisa di bawa ke Indonesia." ucap Gisel yang melihat kado yang ada di hadapannya.
Bersambung....
...----------------...
Dukungan kalian adalah penyemangat untuk setiap author yang menulis novel....
Tinggalkan jejak kalian🙏
➩ LIKE
➩ KOMENTAR
➩ VOTE
➩ SUBSCRIBE
➩BANTU FOLLOW JUGA YAA
kalau di anime 😭🤣