NovelToon NovelToon
Transmigrasi Calon Ibu Muda

Transmigrasi Calon Ibu Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Sistem
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Q Lembayun

Tamara adalah seorang wanita muda yang independen dan mandiri. Ia bisa hidup bahagia dan kaya tanpa dukungan seorang laki-laki. Ia juga membenci anak-anak karena menurutnya mereka merepotkan dan rewel.
akan tetapi takdir membuatnya harus mencicipi kehidupan yang paling ia benci yaitu bertransmigrasi menjadi seorang ibu muda dari anak yang bernasib malang...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Q Lembayun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjemput Tamara

Hari ini Dharma turun dari pesawat sambil membawa foto keluarga besar Vin. Ia berdoa sepanjang jalan bahwa apa yang dikatakan komandannya adalah sebuah kebohongan belaka. Ia berharap setelah sampai ke kota ini, ia bisa bertemu dengan Tamara dan menjemput wanita itu untuk pulang ke rumah dinas.

Beruntung ia memiliki petunjuk tentang keberadaan Tamara di kota ini, karena kalau tidak ia mungkin akan mencari Tamara ke seluruh penjuru dunia.

Vin adalah seorang tentara khusus dengan prestasi gemilang. Selama misi paling berbahaya, mereka selalu menghadapi keadaan hidup dan mati. Ia ingat bahwa Vin beberapa kali menolongnya dari ambang kematian. Hal tersebut membuat orang-orang menganggap Vin sebagai idola dan panutan. Akan tetapi setelah lama bermain-main dengan bahaya, Vin akhirnya terkena batunya juga. Vin dikabarkan meninggal tanpa jasad yang tersisa dan dikuburkan hanya dengan batu nisan saja. Semua orang bersedih dan yang paling menderita adalah Tamara dan anaknya.

Sekarang keadaan telah berbalik, Vin ternyata masih hidup dan Tamara telah menghilang. Sekarang tugasnya untuk membawa kembali istri sahabatnya itu dan hal tersebut telah berhasil membuatnya mimpi buruk selama berhari-hari. Ia tak bisa membayangkan bagaimana jika ia bertemu Tamara dalam keadaan dimana Tamara telah menjadi istri orang lain.

"Semoga saja kakak ipar belum menikah. Tapi kalau sudah maka aku akan dengan senang hati membiayai  proses perceraiannya. Lagi pula laki-laki itu jika tetap bersama Tamara mungkin hanya tinggal nama saja. Aku tidak yakin Vin akan melepaskannya hidup-hidup."

Vin bukanlah orang baik yang akan melakukan banyak hal atas dasar amal ataupun beribadah. Dia adalah orang yang kejam dan penuh dengan perhitungan. Beruntung laki-laki seperti itu bergabung dengan pemerintahan, karena kalau tidak mungkin Vin akan menjadi seorang penjahat dengan tingkat kriminal yang begitu mengerikan. Akan tetapi kali ini ada kemungkinan besar bahwa mimpi buruk di mana Vin menjadi seorang penjahat akan benar-benar terjadi.

Di saat Dharma bergelut dengan pikiran buruknya, saat itu juga suara handphonenya berdering. Dharma yang sedang dalam suasana hati yang buruk pun langsung mengangkat telpon dengan wajah yang kesal. Ia ingin mengomel dan melampiaskan amarahnya, akan tetapi sebelum suaranya keluar, Dharma mendengar suara di telpon mirip dengan orang yang paling ia hindari saat ini.

"Kenapa kamu baru mengaktifkan handphone? Aku sudah menelpon puluhan kali tapi tidak ada respon darimu. Kamu dimana sekarang?"

Vin berasal dari kesatuan tentara selama bertahun-tahun sehingga gaya bicaranya pun terpengaruh menjadi begitu tegas berat dan mengintimidasi. Hal tersebut telah berhasil membuat keringat Dharma yang sempat mengering pun mengalir kembali. Kakinya menjadi lebih dingin dan tangannya menjadi sedikit bergetar. Hal tersebut membuatnya sulit menjawab pertanyaan Vin saat ini dan itu berhasil membuat Vin menjadi tidak sabar.

"Kenapa kamu diam saja? Aku dengar kamu bersama Tamara saat ini. Dimana dia, aku ingin berbicara dengannya."

Saat mendengar hal itu, Dharma merasa kakinya menjadi lemah. Tapi entah kenapa otaknya semakin lancar dalam berfikir, Dharma merasa bahwa untuk pertama kalinya ia menyadari bahwa ia sangat pintar. Dalam waktu yang begitu singkat, ia pun langsung memberanikan diri untuk menolak permintaan Vin.

"... Ka-kamu tidak boleh bicara dengannya." ucap Dharma tergagap.

"Kenapa kamu mengatur ku? Aku mau bicara dengan istriku, apakah aku perlu izin darimu? Kau sudah bosan hidup, kau mau aku mematahkan tulang rahangmu?!" ucap Vin kesal.

Brakk!!!

Dharma langsung berlutut karena takut. Walaupun saat ini Vin tak ada di depannya, tapi ia bisa membayangkan bagaimana Vin akan mematahkan rahang di masa depan. Bukan hanya rahang, Dharma yakin tulang rusuknya juga akan patah juga.

"Bu-bukan a-aku yang tidak mau..."

"Maksudmu Tamara tidak ingin berbicara denganku?"

"Ya! Yahh, begitu. Kakak ipar se-sedang tidak ingin berbicara denganmu."

Mendengar hal itu suara telpon hening untuk sejenak dan itu membuat Dharma bernafas lebih lancar dari sebelumnya, walaupun masih sedikit tersendat-sendat. Akan tetapi suara telepon yang hening itu hanya berlangsung beberapa saat, suara Vin pun terdengar lagi namun lebih lembut dari sebelumnya.

"... Apakah Tamara marah padaku?"

"Mu-mungkin."

Setelah itu suara nafas Vin terdengar sedikit frustasi. Laki-laki itu begitu mencintai istrinya. Kelemahan Vin yang paling besar terletak pada sang istri dan itu membuat Vin melakukan banyak hal yang tak pernah dilakukannya pada orang lain. Vin akan bersikap begitu lembut perhatian dan memanjakan dan itu hanya tertuju pada satu orang saja yaitu Tamara. Jadi saat ia mendengar bahwa Tamara sedang marah padanya ia pun merasa linglung untuk sesaat.

"Katakan pada istriku, aku akan pulang dengan cepat. Jangan marah terlalu lama, itu tidak baik untuk kesehatannya. Setelah aku pulang, dia bisa melampiaskan amarahnya dengan cara apapun. Istriku sangat suka berbelanja, belikan semua barang yang dia inginkan. Bila perlu habiskan semua tabungan yang ada, aku ingin dia dalam keadaan tenang selama aku disini. Katakan padanya aku pasti pulang dalam beberapa hari. Aku tidak akan membuatnya menunggu lagi dan kejadian ini akan menjadi kejadian terakhir dimasa depan."

Mendengar pernyataan Vin, Dharma pun kembali terdiam. Ia sudah tau bahwa Vin sangat mencintai istrinya, tapi Dharma baru pertama kali mendengar bagaimana cara Vin membujuk istrinya dengan sangat lembut. Bahkan ketika Vin hanya menitipkan pesan untuk sang istri melalui dirinya, Vin masih menggunakan kalimat yang begitu lembut.

"Aku akan membelikan banyak barang untuk kakak ipar, kamu tenang saja. Kamu hanya perlu cepat pulang agar kakak ipar tidak terlalu marah."

Setelah itu telpon pun dimatikan, Vin hanya mampu menelpon kali ini saja mengingat ia sekarang masih berada di tempat yang berbahaya. Sedangkan Dharma memilih untuk langsung pergi mencari Tamara. Ia tak punya waktu untuk beristirahat di hotel, dalam waktu beberapa hari Vin akan kembali dan Tamara harus segera ditemukan. Ia akan memulai dengan mencari Tamara di rumah sakit yang ada di seluruh kota. Ia tidak akan menyia-nyiakan waktu lagi.

Tamara pernah masuk rumah sakit karena pendarahan dan itu terjadi beberapa waktu yang lalu. Bisa jadi Tamara saat ini masih ada di rumah sakit, atau sudah pulang. Akan tetapi Dharma bisa mendapatkan data terkait alamat rumahnya. Selain itu ia juga berencana untuk membeli banyak barang yang disukai oleh wanita itu, ia akan membujuk kakak iparnya dengan barang-barang cantik sesuai dengan apa yang di interuksikan oleh Vin sebelumnya. Ia yakin bahwa Tamara pasti telah melewati banyak hal, apalagi saat ini Tamara dalam keadaan mengandung. Dharma tak boleh melakukan kesalahan kali ini, cukup dengan kesalahan karena membiarkan Tamara pergi. Kali ini ia akan menjemput Tamara untuk kembali dan bersatu dengan Vin sekali lagi.

1
Travel Diaryska
up, semangat author ✨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!