NovelToon NovelToon
Membawa Pergi Benih Presdir

Membawa Pergi Benih Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Single Mom
Popularitas:193.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Bilqies

Kau adalah wanita simpananku, selamanya akan tetap seperti itu. Jangan harap ada cinta di antara kita, atau hubungan kita berakhir detik ini juga! Alfredo Hanscout Smith

Aku mencintaimu, Alfred. Tak bisakah kau membuka hatimu sedikit untukku? Davina Oliver

Mampukah Davina menaklukkan sosok Alfred yang begitu dingin dan alergi dengan seorang wanita? Ataukah cintanya akan kandas dan memilih pergi untuk merahasiakan suatu hal dari Alfred.

Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Bukan Bonekamu

"Terserah anda percaya atau tidak, yang penting saya tidak melakukan hal itu. Dan saya berani bersumpah tak ada sedikitpun niatan untuk mengkhianati Tuan Alfred."

"Saya Tahu betul Tuan Alfred tak menyukai itu, jadi untuk apa saya melakukan hal yang membuatnya marah. Semua sudah terlambat, Tuan Alfred telah merencanakan semuanya dengan baik untuk menyingkirkan saya dari hidupnya. Saya terima segala tuduhan Tuan Alfred, tapi jangan menyesal bila suatu saat kebenaran akan terungkap," lanjut Davina kemudian beranjak dari duduknya.

Damar pun terhenyak mendengar ucapan Davina. Memang benar bahwa Alfred tak menyuruhnya untuk menyelidiki perihal scandal Davina dengan Fahri. Tapi, bukankah beberapa foto itu sudah jelas mengarah pada Davina yang telah berselingkuh dengan Fahri? Tiba-tiba rasa gelisah menyergap ke dalam hatinya.

"Pembicaraan kita cukup sampai disini Tuan. Saya sudah menandatangani berkas yang anda butuhkan. Terimakasih, Tuan." Secepat kilat Davina keluar dari ruangan Damar.

Sementara kedua netra Damar masih menatap lurus kepergian Davina. Mendadak ada rasa mengganjal yang menyeruak dalam hatinya. Apa mungkin yang Davina katakan itu benar adanya?

Disisi lain Davina terus memutar otaknya, memikirkan cara untuk pergi sejauh mungkin tanpa di ketahui oleh siapapun. Dia harus cermat melakukan ini semua hingga Alfred tak menyadari kepergiannya.

"Kamu tenang sayang, Mommy berjanji akan selalu melindungi mu, Nak. Mommy tidak akan biarkan Daddy mu melenyapkan mu," gumam Davina sembari mengelus lembut perutnya.

🌷🌷🌷

Tepat pukul 4 sore semua karyawan telah pulang ke rumah masing-masing. Begitu juga dengan Davina yang saat ini berjalan keluar meninggalkan gedung pencakar langit itu. Tak lama Davina pun sampai di mansion milik Alfred, dia segera membereskan barang-barangnya yang di butuhkan untuk pergi. Beberapa menit kemudian terdengarlah suara bariton yang cukup familiar di indra pendengarannya.

"Apa yang kau lakukan Davina?" tanya Alfred berjalan menghampiri Davina dengan sorot mata iblis.

"Indra pengelihatan mu masih jelas bukan? Aku sedang membereskan barang-barangku. Bukannya kau telah membuang ku? Lalu untuk apa kau masih bertanya. Ingat Alfred kontrak di antara kita sudah berakhir. Perjanjian kita sudah usai, itu artinya antara kau dan aku sudah tak memiliki hubungan apapun. Aku bukan siapa-siapa mu lagi Alfred!" jawab Davina sembari menahan tangis.

Sungguh hatinya begitu sakit mengingat ucapan Alfred perihal foto tak jelas itu. Sekeras mungkin Davina berusaha menghindar dari Alfred, dia tak berani menoleh ke belakang karena takut air matanya di lihat oleh Alfred. Lelaki dingin itu tidak menyukai perempuan penuh drama. Oleh karena itu selama tiga tahun ini Davina tak berani meneteskan air matanya.

Semua yang Davina lakukan sama sekali tak berarti bagi Alfred. Hanya sekedar foto yang tidak jelas asal usulnya membuat Alfred semudah itu memutuskan hubungan mereka. Walaupun sebatas simpanan saja tapi diam-diam Davina telah memiliki perasaan pada Alfred. Sungguh rasanya berat sekali meninggalkan lelaki yang selama ini telah mengisi hidupnya.

"Berani sekali kau berkata seperti itu, hah? Siapa yang mengizinkanmu pergi begitu saja? Ingat Davina tak semudah itu kau pergi dari sini. Kau harus menjalani pemeriksaan kehamilan terlebih dahulu baru kau boleh pergi," tegas Alfred dengan sorot mata menyala. Terlihat jelas kilatan amarah yang terpancar di dalam sana.

"Sekali lagi aku peringatkan padamu Davina. Aku tak ingin meninggalkan jejak apapun di tubuhmu. Jadi, buanglah jauh-jauh impianmu itu. Jangan harap kau bisa pergi dengan mudah dari hidupku!" lanjut Alfred dengan berapi-api. Secepat kilat lelaki itu mengambil alih koper yang ada di atas ranjang. Kemudian dia melempar koper itu ke sembarang arah, tampak semua pakaian keluar dari dalam koper dan tercecer di atas lantai.

Detik itu juga tangis Davina pecah, wanita itu sudah tak sanggup menghadapi masalah yang datang silih berganti. Kehamilannya pun mempengaruhi hormon yang membuat hormon dalam tubuhnya semakin tak menentu. Sungguh dia begitu benci dirinya yang terlalu lemah pada Alfred. Namun hal itu tak akan membuat Davina goyah, dia tetap dengan tekadnya untuk pergi dari hidup Alfred.

"Lalu? Apa aku harus berdiam diri disini menunggu hasil pemeriksaan itu, iya? Tidak Alfred! Aku bukan bonekamu lagi yang seenak jidat kau memerintah ku ini itu! Dan bila aku hamil, lalu kau mau apa?" tantang Davina berusaha tegar di hadapan Alfred. Dia tak ingin di pandang lemah oleh lelaki arogan itu.

Cukup sudah penderitaannya selama tiga tahun ini yang terus mengalah pada Alfred. Dia berusaha jadi simpanan Alfred sebaik mungkin dan melayani lelaki itu kapanpun Alfred mau. Tak kenal waktu bila Alfred menginginkannya, maka dengan segera dia akan memuaskan hasrat lelaki itu. Tak peduli jika Davina lelah, dia tetap melakukan tugasnya dengan baik sebagai wanita simpanan.

Namun hal itu tak cukup menggetarkan hati Alfred. Lelaki itu tetap saja menutup perasaannya dan tak ingin ada keterikatan dengan Davina.

"Berapa kali aku katakan padamu, aku tidak ingin ada cinta di antara kita! Sampai kapanpun tidak akan ada pernikahan dalam hubungan ini. Apa kau amnesia, hah?" Dengan suara petirnya Alfred kembali mengingatkan Davina perihal perjanjian tiga tahun silam.

"Dan kau tahu apa itu artinya? Itu berarti aku sama sekali tak menginginkan anak yang lahir dari rahimmu. Ingat baik-baik Davina, aku membayar mu hanya untuk menyalurkan hasratku saja, tak lebih," ucap Alfred membuat hati Davina kembali teriris bak sebuah belati yang menusuk jantungnya.

"Tak kusangka kau begitu tega padaku, Alfred. Aku pikir kebersamaan kita selama tiga tahun ini bisa mengubah pola pikirmu. Dimana kau bisa membuka hatimu untukku dan kita akan hidup bersama menjalani sisa hidup kita seperti ucapanmu kala itu. Kau masih ingat dengan kata-katamu bukan?" Davina menatap sendu Alfred dengan buliran kristal yang meluruh membasahi pipinya.

Ya, dulu Alfred pernah mengatakan jika ingin melewati sisa hidupnya bersama Davina. Tapi bodohnya Davina yang semudah itu mempercayai segala ucapan lelaki itu padanya. Namun, sedikitpun tak pernah terbesit dalam benaknya bila Alfred tetap pada pendiriannya. Lelaki itu tetap tidak menginginkan cinta bahkan anak dari Davina. Alfred hanya menginginkan Davina sebagai pemuas ranjangnya saja, tak lebih dari itu.

"Kenapa kau diam? Apa kau lupa dengan kata-katamu sendiri?"

"Ternyata dugaanku salah, kau tetaplah Alfred yang begitu egois, tempramen, dan juga dingin. Kau lelaki yang tak punya perasaan Alfred!" lanjut Davina menatap tajam Alfred yang hanya berdiam diri dengan bibir terkatup rapat.

"Aku tidak lupa, Davina. Aku masih mengingatnya! Aku mengatakan itu ketika kamu menjadi perempuan setia di sampingku, bukan malah mengkhianatiku selingkuh dengan Fahri yang kau tahu bahwa dia adalah sepupuku sendiri."

"Kini aku sudah tahu kebusukan mu selama ini, dan aku tak bisa hidup dengan wanita yang telah menja*akan tubuhnya pada orang lain. Lebih baik kau mengaku saja Davina, kau telah mengkhianatiku dan berhubungan dengan Fahri di belakangku bukan? Jawab aku Davina!"

.

.

.

🌷Bersambung🌷

1
Tien Fitri
bagus tidak ribet mudah di pahami makna ceritanya.
Siti Zaid
Author..semoga davina baik2 saja ya..harap rancangan mereka utk menjebak davina gagal..kerana insting suaminya makanya menyusul davina disekolah anak mereka..
ora
Percuma kamu jawab Davina. Toh dia akan tetap keras kepala sama pendiriannya dan tetep bilang kamu nggak pantes untuk Alferd.

Nggak usah buang-buang tenaga. Alferd pasti bakal nolongin kamu di waktu yang tepat ....
mbok Darmi
nikmati dulu kemenangan mu yg hanya sebentar jgn remehkan kemarahan alfred dan jangan sampai kamu nyesel nangis darah saat alfred menangkap mu, kamu terlalu terobsesi dgn alfred bukannya menganggap kakak tapi kamu menginginkan lebih dan tdk ada yg boleh memiliki alfred
mbok Darmi
wah alfred pasti ngereog ini tau davina diculik udah alfred ngga usah dikasih ampun semua yg terlibat bunuh saja tanpa jejak
ora
Jeremi ... habis kamu di tangan Alferd/Angry//Angry/
mbok Darmi
wah kak Bilqies bikin teka teki siapa sebenarnya yg ingin menghancurkan davina dan siapa pria yg ingin menculik davina
Nurminah
please ya Thor selesaikan secepatnya perihal pelakor dan pebinor males sudah liatnya
Siti Zaid
Author lanjut.
ora
Ampun deh ... kenapa nggak ada yang kapok mau memberantaki rumah tangga Davina dan Alferd. Padahal mereka tahu konsekuensi apa yang diterima kalau berani menganggu ketentraman Al ...
mbok Darmi
voni ketemuan sama dirga atau dirga dan sepupu lucknut nya bikin ulah lagi wah... ngga kapok juga padahal sdh di ultimatum sama alfred berani berulah keluarga nya dibuang dan dicoret dari daftar keluarga smith
Kaizy celine
Akhirnya anak yg jadi korban bullying
Kaizy celine
Yah gimana yaa semua orang udah terlanjur tau klo memang davina hamil dluan
Kaizy celine
Ternyata suhuu ....
Kaizy celine
Lanjuttt
partini
paling salah Alfred lah
Kaizy celine
PD banget ...
Kaizy celine
Fans rahasia alfred ... ngelunjak
Nurminah
mati
ora
Malah tambah merendahkan Davina ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!