Salah Ranjang

Di kantor...

Victor nampak di sibukan dengan pekerjaannya. Statusnya yang menjadi direktur pelaksana, membuatnya selalu bertanggung jawab dan memastikan bahwa semuanya harus berjalan lancar.

"Ck, tahu rapatnya di undur, aku tidak akan berangkat sepagi ini." Gumamnya, menggerutu pelan.

Sejak tadi Victor nampak tidak fokus. Ia teringat di mana terjadinya pertengkaran antara ia dan juga sang isteri, Ziva. Victor nampak menunjukan rasa penyesalannya karena sudah membatalkan perjalanan bulan madunya dengan Ziva.

"Huft.. Aku harus minta maaf dengan benar padanya."

Saat itu juga, Victor merogoh ponselnya mencoba untuk menelepon sang isteri. Mau bagaimana pun, ia ingin meminta maaf dengan benar.

Setelah memastikan teleponnya di angkat, dengan cepat Victor menyapa sang isteri. "Halo, sayang..?"

"Ah, ya.. A-ada apa?"

"Apa kamu sudah makan? Aku ingin meminta maaf soal tadi, aku benar-benar menyesal karena sudah membentakmu." Ujarnya.

"Ya, tidak papa, aku- Ahhh.."

Victor terkejut saat mendengar suara aneh dari sang isteri, ia pun mengerutkan dahinya dan penasaran akan suara tersebut.

"Sayang, ada apa? Apa kau sedang sakit?" Tanyanya, sembari memasang raut wajah yang cemas.

"Tidak- Ahhh... A-aku baik-baik saja."

"Tapi--"

Ceklek

Tiba-tiba pintu ruangan Victor terbuka. Ia pun dengan cepat langsung menoleh ke asal suara dan melihat siapa yang masuk.

"Maaf pak, saya sudah mengetuk pintunya sejak tadi, tapi bapak tidak ada respon, maaf jika saya lancang masuk!" Ucapnya, menunduk.

Seseorang yang masuk ke dalam ruangan tersebut yang tak lain adalah seorang karyawan, Victor langsung mematikan ponselnya dan menyimpannya di atas meja.

"Ada apa?"

"Itu.. Klien yang akan melakukan meeting dengan perusahaan kita, mereka sudah datang pak."

Victor memasang wajah terkejutnya, ia pun beranjak dari duduknya dan langsung melangkahkan kakinya.

"Mari, jangan sampai perusahaan kita membuat mereka kecewa!"

Setelah itu...

Di ruang meeting.

Ceklek

"Maaf, membuat kalian menunggu!"  Ucap Victor, membungkuk sekilas.

"Tidak papa, kami juga baru saja tiba." Sahutnya, dengan ramah.

Perusahaan yang bekerja sama dengan Victor yang tak lain adalah perusahaan dari luar negeri, yaitu M group asal australia.

Pemilik perusahaan itu di dirikan oleh seorang wanita, yakni Mara Kristina. Mara sendiri berasal dari indonesia, namun ia merantau ke negara australia dan berakhir sukses di negara orang.

"Bisakah kita mulai meetingnya?" Sahut seseorang, sebut saja sekretaris pihak M group

Victor mengangguk pelan sebelum menjawab. "Ya."

Rapat pun akhirnya di mulai. Mereka membahas kerjasama lalu membahas keuntungan dan lain-lain. Namun ada satu yang membuat Victor penasaran, ia tak melihat sang pemilik perusahaan bergabung dalam meeting ini.

"Maaf saya menyela, apa presdir kalian tidak ikut?" Tanya Victor, menatap sekeliling.

"Bu presdir sedang menuju kesini, beliau sedikit terlambat karena ada keperluan dulu."

Mendengar jawabannya, Victor hanya mengangguk pelan, ia paham dan tak mempermasalahkan itu. Kemudian ia pun lanjut kembali dan membahas berkas meeting.

Ceklek

Tiba-tiba pintu pun terbuka. Semua yang ada di dalam pun seketika menoleh ke asal suara.

Muncul lah seseorang dari balik pintu, seorang wanita paruh baya dengan pakaian yang serba hitam, simple namun elegan.

"Maaf semuanya, saya datang terlambat."

Degh

Entah apa yang membuat Victor tiba-tiba mematung saat mendengar suara tersebut. Ia bahkan menatap seseorang tersebut dengan tatapan intens.

"Saya Mara, selaku presiden direktur dan pendiri M Group."

*****

Nanti lanjut lagi, author lagi sibuk sebentar!🏃🏻‍♀️