Istri Pengganti

Sesampainya di tempat acara, sudah ada beberapa teman arisan Mama Leticia.

"Loh Jeng Leticia, gak bilang kalau ikut tau gitu kan tadi saya bawa anak saya," ucap Bu Fitri.

"Kenapa memangnya, Jeng?" tanya Mama Leticia.

"Ya, tau gitu kan saya bawa anak saya Jeng biar akrab sama calon mertua gitu," ucap Bu Fitri dan yang lainnya pun tertawa mendengarnya.

"Haduh, gak bisa tuh Jeng," ucap Mama Leticia.

"Ini siapa Jeng? Sepupu Jeng ya?" tanya Bu Clara.

"Bukan, kenalin ini Alin istrinya Axel," ucap Mama Leticia.

Semua orang yang ada di sana tentunya terkejut dengan apa yang mereka dengar, "Jeng gak bercanda kan? kalau Jeng bercanda. Candaan Jeng gak lucu sama sekali," ucap Bu Fitri.

"Loh saya gak bercanda, Axel emang udah nikah dan ini istrinya Axel," ucap Mama Leticia.

"Tunggu deh Jeng, kayaknya saya gak asing sama istrinya Axel," ucap Bu Mitha.

"Maksudnya?" tanya Mama Leticia.

"Dia ini yang pembantu di rumahnya Jeng Leticia kan," ucap Bu Clara.

"Oh iya, saya inget waktu arisan di rumahnya Jeng Leticia kan dia yang bawain minuman," ucap Bu Mitha.

"Pasti Jeng Leticia bawa pembantunya Jeng Leticia biar Axel gak di minta sama ibu-ibu yang lain kan," ucap Bu Clara.

"Saya gak pernah ya punya rencana kayak gitu, memang Alin ini pembantu di rumah saya dulu. Tapi, sekarang Alin itu istrinya Axel anak saya," ucap mama Leticia.

"Masa Axel yang ganteng, kaya, pinter dan sempurna kayak gitu nikahnya sama pembantu sih Jeng. Gak cocok lah," ucap Bu Clara.

"Iya bener, lagian kan setau saya dulu Axel punya pacar model kan ya. Kalau gak salah namanya Nadia, mendingan sama Nadia deh Jeng soalnya Nadia gak kebanting sama statusnya Axel. Kalau yang ini kan kebanting banget Jeng, pembantu nikah sama Majikan," ucap Bu Mitha.

"Iya Jeng, kayak Axel gak bisa cari istri aja, kalau gak sama anak saya deh Jeng yang lebih baik dari istrinya Axel ini," ucap Bu Fitri.

"Jaga ya ucapan kalian, menantu saya itu menantu terbaik. Saya tidak pernah mempermasalahkan apa status menantu saya sebelumnya," ucap Mama Leticia yang emosi karena ucapan Ibu-ibu tersebut.

"Tapi, Jeng apa yang dibilang ibu-ibu itu emang bener," ucap Bu Clara.

"Memangnya kalian Tuhan bisa menghakimi orang, udah ah saya males kalau kayak gini. Ayo sayang kita pergi aja," ucap Mama Leticia dan menarik pelan tangan Alin.

Alin pun hanya mengikuti apa yang diinginkan Mama Leticia, walaupun sebenarnya ia cukup sakit hati dengan ucapan Ibu-ibu tersebut. Tapi, memang apa yang dikatakan mereka benar adanya.

"Udah ya jangan dipikirkan apa yang tadi di bilang ibu-ibu arisan, mereka itu cuma mulut besar aja," ucap Mama Leticia.

"Iya, Ma," jawab Alin.

'Kenapa Nyonya baik banget sama aku? Padahal aku cuma pengantin pengganti Tuan Axel. Harusnya Nyonya memperlakukan aku kayak dulu aja,' ucap Alin dalam hati.

"Kita ke mall aja yuk," ajak Mama Leticia.

"Terserah Mama aja kalau Alin," ucap Alin.

Mereka pun memutuskan untuk pergi ke pusat perbelanjaan yang begitu terkenal di kota tersebut. Sesampainya di pusat perbelanjaan, Mama Leticia dan Alin menuju salah satu toko sepatu yang menjadi langganan Mama Leticia.

"Silahkan Nyonya, di toko kami ada model baru yang tentunya edisi terbatas," ucap salah satu pelayan.

"Boleh, saya mau lihat," ucap Mama Leticia.

Alin hanya mengikuti langkah Mama Leticia, meskipun sebenarnya ia cukup lelah lantaran Mama Leticia terus berkeliling toko tersebut.

"Ini, Nyonya koleksi terbatas kami," ucap pelayan tersebut.

"Bagus, sayang coba kamu pakai heels nya pasti bagus," ucap Mama Leticia.

"Eh, gak usah Ma, Alin gak terlalu suka pakai heels soalnya," ucap Alin.

"Udah kamu pakai, anggap aja ini hadiah dari Mama buat kamu," ucap Mama Leticia.

Mau tidak mau Alin pun memakai heels tersebut dan memang terlihat cantik pada kaki Alin.

"Kan bagus, Mbak saya mau ambil itu lagi ya dengan warna yang sama cuma ukuran yang sama," ucap Mama Leticia.

"Baik, Nyonya," jawabnya.

Setelah dari toko sepatu, Alin dan Mama Leticia menuju restoran bintang lima yang ada di pusat perbelanjaan tersebut.

"Mas, saya pesan menu biasanya ya," ucap Mama Leticia.

"Baik, Nyonya," ucap pelayan restoran tersebut.

Mama Leticia memang bisa dibilang pelanggan tetap restoran tersebut bahkan Mama Leticia memiliki kartu nama koki di restoran tersebut yang tidak sembarang orang bisa mendapatkannya.

"Ini itu restoran ter-enak yang pernah Mama datangi, pokoknya kamu harus coba pasta disini, kamu pasti bakal ketagihan," ucap Mama Leticia.

"I-iya, Ma," jawab Alin.

.

Disisi lain, Axel yang berada di kantor pun merasa pusing dengan masalah yang dibuat oleh pegawainya.

"Bukannya saya sudah bilang untuk saling semua dokumen pengeluaran yang dilakukan, tapi ini kenapa gak ada salinannya sama sekali?" tanya Axel.

"Maaf, Tuan. Saya diperintah Nona Nadia untuk tidak menyalinnya dengan alasan Tuan Axel yang memintanya," ucap pegawai tersebut.

"Terus kamu percaya tanpa konfirmasi ke saya," ucap Axel.

"Maaf, Tuan," ucapnya.

"Kamu pulang aja, saya muak lihat wajahmu," ucap Axel dengan membanting dokumen yang diberikan pegawai tersebut.

"Tuan, tolong jangan pecat saya. Saya benar-benar menyesal karena tidak mengkonfirmasi semuanya pada Tuan Axel," ucapnya.

"Untuk saat ini, kamu keluar aja nanti biar saya yang bicarakan masalah ini dengan Tuan Axel," ucap Radit sekertaris Axel.

Radit sendiri sudah bekerja sebagai sekretaris Axel sejak berdirinya perusahaan tersebut hingga saat ini. Radit benar-benar berterimakasih karena Axel mau membawa dirinya sebagai sekretaris lantaran sejak lulus kuliah Radit kesulitan mencari pekerjaan karena ia tidak memiliki orang dalam agar bisa masuk ke perusahaan ternama.

Meskipun saat di rekrut, perusahaan Axel belum berkembang. Tapi, secara perlahan perusahaan Axel mampu menembus kancah internasional bahkan bisa mengalahkan beberapa perusahaan yang sudah sukses sejak lama.

"Maaf Tuan kalau saya lancang, tapi untuk saat ini saya rasa Tuan tidak bisa memecat Roby karena dia yang paling tau bagaimana sistem keuangan di perusahaan, lagipula ini bukan sepenuhnya kesalahan Roby," ucap Radit.

"Urus semuanya, saya tidak mau tau pokoknya dalam waktu dekat ini harus ada salinannya," ucap Axel.

"Baik, Tuan. Akan saya usahakan, kalau begitu saya permisi," ucap Radit dan diangguki Axel.

Setelah kepergian Radit, Axel pun menghela napas. "Gara-gara Nadia, perusahaan gue hampir bangkrut, dia gak tanggung-tanggung ya manfaatin gue," gumam Axel.

Saat tengah memejamkan matanya tiba-tiba ponselnya bergetar pertanda pesan masuk, Axel pun segera membuka ponselnya dan melihat pesan Mama Leticia dimana Mama Leticia mengirimkan foto Alin yang tengah menggunakan heels.

Kamu ganti loh ya.

^^^Iya, nanti Axel ganti dua kali lipat.^^^

Axel pun tersenyum melihat pesan Mama Leticia dan melihat foto Alin lalu kembali bekerja.

.

.

.

Tbc.