NovelToon NovelToon
CINTA YANG TERSEMBUNYI

CINTA YANG TERSEMBUNYI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua / Cinta setelah menikah
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Three Flowers

Pertemuan pertama Alana dengan Randy terjadi secara kebetulan, dimana Alana langsung terpesona dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Tak disangka - sangka, ternyata Randy adalah pemuda yang dijodohkan dengannya oleh nenek mereka berdua karena persahabatan. Namun saat Randy mengajak Alana berbicara empat mata, pemuda itu mengakui bahwa ia telah memiliki seorang kekasih, dan ia bersedia menikahi Alana hanya karena tak ingin mengecewakan neneknya. Pada akhirnya Alana pun terjebak dalam pernikahan yang semu, yang membuatnya harus menyembunyikan cintanya di balik kisah asmara Randy dan kekasihnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Three Flowers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PENGAKUAN

    Pagi itu seperti yang dijanjikan, Randy datang dengan setelan kaos krem dan celana cargo berwarna hitam, tampak sangat ceria dan energik. Di bibirnya selalu terukir senyuman yang mampu membuat siapapun lawan jenisnya akan terpikat. Alana juga mengenakan kaos dengan warna sage pastel, nampak sangat lembut dipadu dengan celana training berwarna putih. Rambutnya diikat ekor kuda, menampakkan leher jenjangnya yang indah. Sementara itu dari dalam rumah, nenek Mira memandang kedua pasangan yang akan bersiap lari pagi itu dengan penuh kekaguman dan perasaan bangga, mereka tampak sangat serasi, batinnya.

              “Wah, segar sekali penampilanmu pagi ini, “ puji Randy pada Alana. Alana tertawa dan menyahut, “Kamu juga beda, tampak lebih muda dengan baju itu..” Lalu mereka tertawa bersama sambil berlari – lari kecil untuk mengelilingi desa. Beberapa orang yang berada di depan rumahnya dan melihat mereka berdua tampak terpesona dengan sosok pemuda di samping Alana. Alana menyapa mereka satu per satu. Ia memang gadis yang ramah, semua tetangganya menyukainya. Beberapa pemuda desa yang ditemui tampak cemburu pada Randy, melihat Randy dari atas ke bawah dan tidak begitu ramah saat Alana dan Randy menyapa mereka. Begitupun dengan beberapa wanita muda, mereka memandang keduanya dengan tatapan iri, meskipun ada juga yang berdehem dehem menggoda Alana dan tampak sangat senang melihat teman mereka bersama seorang pemuda yang sangat mempesona. Beberapa meminta Alana untuk berhenti dan mengenalkan Randy. Alana pun memperkenalkannya sebagai cucu nenek Ranita. Banyak yang berkomentar bahwa nenek Ranita memang cantik, pantas saja cucunya setampan ini. Seperti biasa, respon Randy hanya tertawa kecil dan berpamitan dengan sopan.

              “Bagaimana, kamu pasti capek berkali – kali aku perkenalkan dengan warga desa ini. Maaf yaa..” ujar Alana saat mereka berhenti di tepi padang rumput yang luas, sambil duduk dengan kaki selonjor untuk beristirahat. Randy mengikutinya dan duduk di sebelahnya.

              “Tidak, justru aku senang bisa dikenalkan kepada mereka semua, karena aku juga akan menjadi bagian dari desa ini. Nenekku kan ingin kembali menetap di sini setelah memutuskan untuk berhenti mengurus perusahaan..” sahut Randy.

              “Syukurlah kalau begitu, di desa ini penduduknya ramah – ramah. Kamu tidak perlu khawatir kesepian kalau tinggal di sini. Kalau bertemu mereka, jangan lupa menyapa, ya..” ujar Alana lagi.

              “Siap, nona ramah..” sahut Randy sambil tertawa dan melanjutkan berkata, “oiya, tadi kulihat ada beberapa pemuda yang memandangku dengan tatapan aneh, sepertinya mereka cemburu kamu jalan sama aku. Jangan – jangan ada mantan kekasih kamu..”

              “Oh, tidak… mereka semua teman,” potong Alana cepat.

              “Tapi sepertinya gadis di sebelahku ini bunga desa..” gurau Randy.

              “Bunga desa apa, tidak ada bunga desa di sini. Semuanya akrab dan berteman, tidak ada yang berbeda,” sahut Alana sambil tertawa renyah. Randy menatapnya dengan seksama, namun Alana selalu menunduk dan memainkan rumput di depannya, tidak berani membalas tatapan itu. Gadis ini murni, polos.. batin Randy. Tidak heran nenek menjodohkannya dengan aku. Tidak memandang perbedaan status sosial, harta dan pendidikan, tapi nenek begitu yakin ingin menjadikannya sebagai cucu menantu karena ketulusannya. Wajahnya cantik dan hatinya tampak lembut, tanpa sadar Randy berbicara sendiri di dalam hatinya, menilai sosok wanita muda di sampingnya.

              Alana yang lama – lama merasa canggung ditatap terus oleh Randy, kini mengangkat kepalanya dan menoleh pada Randy, “kenapa?” tanyanya. Randy tersadar dari lamunannya dan dengan cepat menjawab, “tidak apa-apa, heran saja melihat kamu.”

              “Heran? Apa ada yang aneh denganku?” tanya Alana.

              “Sepintas aku berpikir apakah kamu siap dengan perjodohan ini, padahal mungkin saja ada pria yang kamu sukai di desa ini, atau di luar sana..” sahut Randy. Alana terdiam, ia tidak menyangka Randy akan dengan cepat mengungkit soal perjodohan itu. Otaknya berpikir keras, apa maksudnya menanyakan soal pria lain secara tiba – tiba. Tapi ia spontan bertanya balik kepada Randy, “Kenapa kamu berpikir seperti itu? Apakah justru kamu yang punya wanita lain yang kamu sukai?” Randy terdiam, tidak menduga Alana akan dengan cepat menanyakan hal itu. Alana tertegun, perasaannya tiba – tiba menjadi tidak enak. Biasanya Randy selalu bersikap tenang, ramah dan sopan. Baru kali ini ia melihat ekspresi yang lain dari wajah pemuda itu.

              “Jujurlah, Randy.. Masalah perjodohan bukanlah masalah yang kecil, ini masih permulaan..” desak Alana. Randy tidak menyangka si polos ini ternyata bisa menunjukkan karakter yang tegas. Ia tampak seperti seseorang yang sangat waspada dan berhati – hati, bukan sekedar pasrah seperti yang ia lihat sejak pertama bertemu.

              “Baiklah, Alana.. Aku ingin menceritakan sesuatu padamu, tapi bukan di tempat ini. Ayo kit acari sarapan dulu..” jawab Randy sambil berdiri dan mengulurkan tangannya pada Alana untuk membantunya berdiri. Alana teringat saat ia terjatuh dan Randy berusaha menolongnya. Meski hatinya diliputi rasa penasaran dan kegalauan, ia tetap menyambut tangan Randy.

              “Kamu bisa bercerita sambil jalan, bukan..” Alana Kembali mendesak Randy untuk segera bercerita. Kali ini Randy kembali dengan ekspresi seperti yang biasa ia kenal, tertawa kecil dan tenang, “tidak Alana, ceritanya panjang. Aku merasa tidak nyaman untuk berbicara di sini. Kita bicara sambil minum minuman segar dan cari sarapan yang enak, ya..”

    Alana mengangguk, ia menurut karena menghormati Randy. Tidak lama kemudian, mereka tiba di tempat Randy memarkir mobilnya, tak jauh dari rumah Alana. Alana mengikutinya, masuk ke dalam mobil dan sejurus kemudian mobil itu berjalan ke arah perbatasan desa dengan kota. Ada sebuah café yang cukup mewah di sana. Randy ternyata telah memesan tempat yang cukup privasi, agak jauh dari meja jamuan yang lain. Dua gelas jus jeruk dan cake krim keju coklat telah siap disajikan sebagai makanan pembuka. Lezat sekali, batin Alana sambil menikmati kue dan minumannya.

              “Ayo bercerita,” ujar Alana sambil mengunyah kuenya, matanya mengisyaratkan memberi semangat pada Randy dengan ceria. Randy membalasnya dengan senyuman ceria juga. Ia merasa Alana telah membuka suasana yang nyaman untuknya bercerita, seolah mereka telah lama saling mengenal dan bisa menjadi tempat berkeluh kesah.

              “Baiklah Alana.. “ ujar Randy memulai ceritanya,” Jadi sebenarnya aku sudah mempunyai kekasih, tapi nenek tidak merestuinya.” Randy bercerita singkat.

    Ucapan Randy barusan bagaikan suara petir menggema di telinga Alana. Hatinya terasa sakit dan kecewa, walaupun ia sebenarnya juga sudah memperkirakan hal ini sejak awal dijodohkan. Jadi Alana mencoba bersikap tenang dan hanya mengangkat alisnya, “lalu?” tanyanya.

              “Aku mengikuti perjodohan ini karena tidak ingin mengecewakan nenekku.” lanjut Randy. Kali ini wajahnya menjadi serius dan menatap Alana dengan penasaran, “Bagaimana menurutmu, Alana? Apakah kamu juga merasakan hal yang sama, mengikuti perjodohan ini karena ingin menuruti keinginan nenekmu?”

Alana mengangguk pelan dan tersenyum kecil, “tentu saja, Randy. Kita juga baru bertemu dan berkenalan, bukan? Sebelumnya aku hanya pasrah dengan jodoh yang disiapkan nenek padaku, tapi aku yakin orang itu baik karena nenek Ranita juga baik. Itu saja. Jadi sekarang bagaimana Randy? Apakah kamu akan mundur dari perjodohan ini?”

              “Alana, itu sangat sulit buatku.. aku tidak mau mengecewakan nenek, tapi aku juga tidak bisa membuat kekasihku patah hati.. Dia tidak bersalah dalam hal ini. Aku sudah pernah meminta putus dari dia, tapi dia tidak mau. Dia sangat frustasi, jujur saja aku juga tidak tega..jadi saat ini aku masih jalan dengannya. Tapi nenek tentu saja mengira aku telah putus dengannya,” ujar Randy pasrah. Kali ini ekspresi wajahnya tampak sangat berpikir keras. Itu ungkapan hatinya yang sesungguhnya.

Alana terdiam, terbayang wajah neneknya yang akan kecewa jika ia meminta mundur dari perjodohan ini. Tetapi ia juga tidak mau menjadi duri dalam hubungan Randy dengan kekasihnya. Sekarang, apa yang harus aku lakukan? Tanya Alana dalam hatinya.

              “Alana, maafkan aku karena harus mengatakan ini,” ucap Randy. Alana meminum jus jeruknya, kini rasanya tidak semanis saat awal ia meminumnya tadi. Entah karena esnya yang memang telah mencair atau karena suasana hatinya yang begitu buruk saat ini.

              “Tidak apa – apa, Randy.. ,terimakasih sudah jujur sejak awal, ini bukan salahmu,” sahut Alana kalem. Randy menghela nafas panjang.

              “Randy, aku akan mengatakannya pada nenek..” ujar Alana tegas, “aku akan mengatakan pada nenek bahwa aku tidak bisa menjalani pernikahan dengan seseorang yang belum selesai dengan masa lalunya. Tapi aku tidak akan mengatakan pada nenek bahwa kamu masih jalan dengannya”

              “Bagaimana jika nenekmu tetap memaksa? “ tanya Randy, “kalau nenekku sudah jelas  akan terus memaksa, Alana. Aku sudah tahu betul karakternya.”

Tiba – tiba seorang pelayan datang membawa sarapan daging sapi panggang yang aromanya sangat mengundang selera, menghentikan obrolan mereka. Setelah selesai menyajikan, pelayan itu segera pergi. Randy mempersilahkan Alana menyantap makanan itu. Alana menurut dan mereka belum melanjutkan pembicaraan itu lagi. Sambil menyantap makanannya, Alana dan Randy sibuk dengan pikirannya masing – masing, memikirkan resiko atau kemungkinan apa yang terjadi jika Alana mengatakan keadaan ini pada neneknya.

              “Hmm.. ini lezat sekali, Randy..” Alana berusaha mencairkan suasana. Randy mengangkat alisnya, menyahut dengan antusias, “iya, ini memang enak sekali, karena itu aku mengajakmu kemari. Ayo habiskan, Alana..” Randy menambahkan daging ke atas piring Alana dengan penuh semangat. Alana tertawa, “hey.. aku tidak bisa makan sebanyak itu, Randy..sudah, cukup..” ujarnya sambil menghentikan tangan Randy yang hendak menambahkan daging lagi ke piring Alana. Mereka lalu tertawa dengan sangat riang, seolah tidak ada pembicaraan yang rumit tadi. Andai saja Randy belum memiliki kekasih, ini sangat Indah dan menyenangkan, batin Alana getir. Namun ia tetap tersenyum manis pada Randy tanpa menampakkan sedikitpun kekecewaannya pada pemuda itu. Demikian juga dengan Randy, ia sangat menjadi nyaman dengan sikap Alana yang begitu bersahabat. Jika kita tidak berjodoh, mungkin kita bisa tetap bersahabat, batin Randy.

              “Jangan khawatir, aku akan bicara baik – baik pada nenek,” ujar Alana saat Randy mengantarnya pulang. Randy mengangguk meski dalam hatinya masih terasa resah. Mungkin jika nenek Mira yang memberi pengertian pada nenek Ranita, perjodohan ini bisa dibatalkan tanpa masalah, pikir Randy berusaha tetap positive thinking. Atau kemungkinan terburuknya, jika perjodohan ini tetap berlanjut, kedua nenek akan memberi kami waktu untuk memulai hubungan pelan – pelan dengan masa pengenalan lebih lama dan melupakan masa lalu. Di saat itu, aku bisa tetap jalan dengan Delia meski secara sembunyi – sembunyi, batin pemuda itu sambil melajukan mobilnya meninggalkan rumah Alana.

1
Siswanto Sun
Alur ceritanya rapi...kisahnya bergulir tertata.. membuat pembaca ingin terus mengetahui kisah selanjutnya... berharap happy ending tuk semua tokohnya kecuali tuk tokoh jahatnya tentunya
manda atha
lanjutt plss
Maria Luisa
Aku geram banget sama si antagonis di cerita ini, tapi itu membuatku ga bisa berhenti baca!
Vanne Mcguire
Gila seru!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!