“Mama, dadan Luci atit, nda bita tatan ladi. Luci nda tuat..."
"Luci alus tatan, nda ucah bitala dulu. Abang Lui nda tuat liat Luci nanis,” mohon Rhui berusaha menenangkan adik kembarnya yang tengah melawan penyakit mematikan.
_____
Terasingkan dari keluarganya, Azayrea Jane terpaksa menghadapi takdir yang pahit. Ia harus menikah dengan Azelio Sayersz, pimpinan Liu Tech, untuk menggantikan posisi sepupunya, Emira, yang sedang koma. Meski telah mencintai Azelio selama 15 tahun, Rea sadar bahwa hati pria itu sepenuhnya milik Emira.
Setelah menanggung penderitaan batin selama bertahun-tahun, Rea memutuskan untuk pergi. Ia menata kembali hidupnya dan menemukan kebahagiaan dalam kehadiran dua anaknya, Ruchia dan Rhui. Sayangnya, kebahagiaan itu runtuh saat Ruchia didiagnosis leukemia akut. Keterbatasan fisik Rhui membuatnya tidak bisa menjadi pendonor bagi adiknya. Dalam upaya terakhirnya, Rea kembali menemui pria yang pernah mencampakkannya lima tahun lalu, Azelio Sayersz. Namun, Azelio kini lebih dingin dari sebelumnya.
"Aku akan melakukan apa pun agar putriku selamat," pinta Rea, dengan hati yang hancur.
"Berikan jantungmu, dan aku akan menyelamatkannya.”
Dalam dilema yang mengiris jiwa, Azayrea harus membuat pilihan terberat: mengorbankan hidupnya untuk putrinya, atau kehilangan satu-satunya alasan untuknya hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22. AIR MATA RHUI
Jeremy masih berada di rumah sakit. Pria muda itu terlihat sabar mendengarkan setiap celotehan Ruchia tentang mimpi-mimpi indahnya. Di tengah kisah itu, tiba-tiba darah segar kembali mengalir dari hidung Ruchia.
Rhui segera mendesak Jeremy agar memanggilkan dokter. Setelah dokter datang dan memberikan penanganan, mereka bertiga keluar dari kamar rawat.
Jeremy dan dua bocah kembar itu duduk di kursi tunggu yang dingin dan sepi. Waktu telah menunjukkan pukul 10 pagi. Sudah saatnya Jeremy membawa pulang Rexan sebelum Mama Azura di rumah diliputi kecemasan. Namun, sebelum itu, Jeremy merasa harus menggali informasi mendasar tentang siapa orang tua kandung Rhui dan Ruchia.
“Hai, apa kamu tahu siapa nama Ayah dan Ibumu?” tanya Jeremy perlahan, nadanya halus, berusaha memancing Rhui untuk bicara.
“Mama Leja,” jawab Rhui, matanya yang gelap menatap Jeremy tanpa rasa curiga.
“Mama Reza?” tebak Jeremy, berusaha mengartikan bunyi cadel itu.
“Butan, tapi Mama Leja.”
“Baiklah, nama asli Ibumu siapa?” tanya Jeremy, merasa semakin bingung dengan panggilan yang tak lazim itu.
“Lupa,” jawab Rhui sambil menggeleng keras.
“Kalau Papamu?”
“Nda tau.”
“Mengapa tidak tahu?”
“Nda pelna liat, Lui nda tau.”
Jeremy mengembuskan napas panjang. Pikirannya berputar.
Jika dia tidak mengetahui Ayahnya, mungkinkah dia adalah buah dari hubungan gelap yang ditutupi?
Tiba-tiba, Rhui menarik-narik kerah lengan baju Jeremy. Jeremy meliriknya, bingung.
“Ada apa?” tanya Jeremy. Sementara itu, Rexan asyik memainkan ponselnya sendiri. Bocah itu tersenyum puas karena telah berhasil mengambil foto Rhui dan Ruchia secara diam-diam. Ia ingin memamerkannya pada Kakek dan Neneknya, menunjukkan bahwa ia sudah mempunyai teman.
“Paman, toleh pinjam poncel na bental?” mohon Rhui.
“Untuk apa?”
“Mau telepon Mama Lui.”
Jeremy mengeluarkan ponselnya. Namun, sebelum ia sempat menyerahkannya, Rexan lebih dulu menawarkan teleponnya. Rhui menolak, sebab ia hanya berniat menyalin kontak Jeremy.
Rexan cemberut, membiarkan Rhui menggunakan ponsel Jeremy. Sontak, ketika Rhui menyalakan layar, ia terpaku pada wallpaper yang terpampang.
“Mengapa hanya dilihat saja?” tanya Jeremy, bingung dengan ekspresi Rhui.
“Paman, Kakak ini tantik tekali. Paman tama dia hubunganna apa?” tanya Rhui, menunjuk foto seorang wanita yang sangat mirip dengan Ibunya.
“Kakak ini, dia adalah Kakak Ipar saya, istri pertama Ayahnya Rexan. Namanya Azayrea Jane.”
Duar!
Perkataan Jeremy bagai sambaran petir yang menggelegar. Rexan terkejut, ia baru menyadari Ayahnya pernah beristri sebelumnya, dan wajah wanita itu mirip sekali dengan Ibu Rhui. Rhui pun terkejut, karena nama wanita itu terdengar serupa dengan nama Ibunya yang sudah ia ingat kembali.
“Talo gitu, dia Ibu tilina Lejan?” tanya Rexan, menunjuk foto Rea.
“Ya, dia Ibu tirimu. Tapi dia sudah pergi lima tahun yang lalu.”
“Napa Ibu tilina Lejan pelgi?” tanya Rexan.
“Itu karena dia tidak bahagia bersama Ayahmu.”
Rexan manggut-manggut kemudian ia tersentak melihat perubahan ekspresi Rhui yang masam. Kemarahan, kekecewaan, dan kesedihan yang mendalam memancar dari mata bocah itu. Tatapannya menjadi berbeda dan lebih dingin dari sebelumnya.
“Lui, tamu nda papa?” tanya Rexan, segera pindah duduk di sebelah Rhui. Ia hendak menyentuh bahu Rhui, tetapi Rhui menepisnya.
“Pelgi…” pinta Rhui berbisik, suaranya sarat kepedihan, membuat Rexan terkejut dan heran.
“Tamu napa, Lui?” tanya Rexan dengan suara lembut. Sekali lagi ia ingin memegang bahu Rhui yang bergetar. Tetapi Rhui kembali menepisnya, bahkan mendorongnya dengan kuat. Rexan nyaris jatuh, untung Jeremy sigap menahannya.
Tindakan Rhui tentu saja membuat Jeremy marah. Namun, belum sempat Jeremy bicara, Rhui dengan cepat berlari meninggalkan mereka. Jeremy sempat melihat air mata Rhui jatuh berderai.
srmoga saja fia mau, wlu pyn marah dan kesal pada kelakuan papa ny
tapi ingin menyelsmat kan putri ny darimaut
maka ny dia marsh sambil ngebrak meja 😁😁😁
songong juga nech si Ron2.
henti kan kegilaan mu Rhui, utk memberi pelajaran dan menghancue kan perusahaan ayah mu
jika bukan Luna dan Celina...
Emira hafis baik, dia tdk akan mauenikah dengan mu, katena ituenyakiti jati afik ny Rea.
paham kamu..
kokblom keliatan.
jarus kuat. pergi lah sejauh mungkin, dan utup indentitas mu, agar yak afa yg bisa menemu kan mu Rea.
biar kita lihat, sampai do mana sifat angkuh nu ny si Azeluo
sama2 farah mafia